Bab 17 Bangun Tidur Langsung Menghilang

by Josh Vid 08:01,Dec 14,2023
Venia Ye langsung menggelengkan kepalanya, "Aku tidak pernah mendengar nama itu!"

Peter Lin lantas mengangkat bahunya, "Baik lah, aku bisa lanjut menjadi pengawalmu, tapi kapan aku cabut dari profesi ini waktunya tidak pasti ya."

"Baik, kapan kamu tidak ingin bekerja lagi kamu bisa memberitahuku lebih awal."

Mendengar itu Peter Lin menambahkan, "Tapi ke depannya aku mungkin akan lebih sering keluar. Ku harap Bos Ye bisa menerima hal ini."

"Itu tidak masalah."

Venia Ye mengerti Peter Lin pasti pergi untuk mencarinya.

Dia jelas-jelas berdiri di depan Peter Lin, tapi Peter Lin masih berusaha keras untuk menemukannya.

Ini cukup menarik.

Memikirkannya Venia Ye tidak bisa menahan senyum.

“Bos Ye, mengapa kamu tersenyum?”

Peter Lin tampak tidak mengerti.

Venia Ye langaung melambaikan tangannya, "Tidak apa-apa. Orang yang kamu cari namanya Meggy Ye kan? Tenang saja, aku akan membantumu memperhatikan nama ini."

"Terima kasih, terima kasih!"

Melihat ekspresi bersyukur serta berterima kasih Peter Lin, Venia Ye menjadi semakin geli.

Dan Sonia Song mendengus dingin, "Tidak bekerja tapi bisa menerima gaji, hidupmu benar-benar beruntung! Sudah, sudah, Bos Ye masih harus bekerja, kamu cepatlah pergi dari sini!"

Bersamaan kata-katanya itu, dia mendorong Peter Lin keluar tanpa menunggu Peter Lin bisa mengatakan kata-katanya.

Karena sekarang sudah tidak terikat, Peter Lin bisa pergi keluar dari perusahaan dan mencari tahu informasi yang dia butuhkan.

Di beberapa hari berikutnya, Peter Lin sibuk pergi mencari kemana-mana, dia bahkan banyak memprint kertas iklan kecil.

Sayangnya, tidak ada hasil apa-apa.

Pagi ini, Peter Lin bangun dari rumah sewaannya.

Setelah membereskan Mark Li, dia pun pindah dari rumah Venia Ye.

Karena lagi pula, tidak nyaman bagi seorang pria dan wanita hidup bersama dalam waktu yang lama.

Selain itu, Venia Ye bersikap baik padanya, dan dia tentu tidak bisa menimbulkan masalah untuk Venia Ye.

Tepat ketika Peter Lin hendak keluar dan mencari tentang Meggy Ye lagi, Snow Su tiba-tiba meneleponnya.

“Hei, apa yang terjadi padamu? Kenapa tidak ada pergerakan sama sekali akhir-akhir ini?”

Dalam hati Peter Lin tersenyum pahit, dia bukannya tidak ingin mencari Kenya Su, tapi dia tidak berani.

Sekarang Kenya Su mengira kalau dia yang telah mengambil keperawanannya.

Jika Peter Lin mencarinya sekarang, apakah mungkin dia mendapatkan perlakuan yang baik?

"Aku beritahu kamu ya, aku dengar si Daniel Yan akhir-akhir ini gila-gilaan mengejar Kenya, posisimu saat ini sedikit dalam bahaya!"

Peter Lin mengerutkan keningnya "Daniel Yan?"

Snow Su mendengus dingin, "Dia adalah anak kedua dari keluarga Yan yang ingin menikah dengan anak dari keluarga Su ini."

“Meskipun Kenya tidak menyukainya, tapi jika kamu tidak mengambil tindakan, maka hasilnya akan sulit ditebak!”

"Sungguh?!"

Mendengar suara Peter Lin, Snow Su langsung mengerutkan kening, "Kok aku merasa kamu malah terlihat lebih senang?"

Tentu saja Peter Lin senang, jika Kenya Su benar-benar menerima Daniel Yan, maka keluarga Su harus mengakhiri perjanjian pernikahan dengannya.

Ini juga salah satu cara, tapi jika ini tidak berhasil, dia bisa diam-diam membantu keluarga Yan.

Peter Lin dengan cepat bertanya, "Kenya akhir-akhir ini sibuk tidak?"

"Aku sudah menanyakan perihal ini untukmu. Rumah sakit mereka mengadakan acara olahraga dua hari ini. Kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan dirimu."

Untuk menggalang semangat pegawai juga sebagai jawaban atas panggilan dari atasan.

Rumah Sakit di setiap tahun akan mengadakan acara olahraga khusus pegawai.

Bagi generasi tua, mereka cukup berolahraga lalu akan mendapatkan hadiah gratis.

Untuk para dokter dan perawat muda mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan bakat mereka, atau mungkin mereka yang jomblo bisa saling jatuh cinta pada pandangan pertama di acara ini.

Jarang dari mereka yang biasanya bisa melepas jas putih, tapi para pria saat ini terlihat bekerja keras di lapangan dan keringat mereka seperti air hujan yang turun dengan deras.

Sementara para wanita mengenakan pakaian favorit mereka untuk menghibur para pria yang mereka sukai.

Saat ini, sekelompok orang sedang duduk-duduk di lapangan basket rumah sakit.

Tentu saja ada Kenya Su dan Melinda Cao di antara mereka.

“Kenya, ada apa denganmu akhir-akhir ini? Kulihat wajahmu selalu muram.”

Melinda Cao menyenggol Kenya Su. Jika keadaan saat ini ditempatkan di masa lalu, Kenya Su pasti sudah akan merasa senang.

Ya yang paling dia suka adalah menonton pria tampan bermain basket.

Tapi sekarang, dia bahkan tidak mengangkat kepalanya, dan pikirannya sudah melayang entah ke mana.

Kenya Su membuka mulutnya, tapi pada akhirnya dia hanya bisa menghela napas.

Dia seperti ini karena apa lagi, tentu saja, karena malam bersama Peter Lin hari itu!

Meskipun kejadiannya telah terjadi beberapa hari yang lalu, tapi dia masih belum bisa menerima kalau dia telah ditiduri oleh pria busuk itu!

Dan yang membuatnya semakin kesal adalah dia tidak bisa memberitahu siapa pun tentang hal ini, bahkan kepada sahabatnya sendiri.

Dia yang sangat kesal beberapa hari terakhir ini rasanya seperti bisa membuat penyakit di tubuhnya.

Lalu yang lebih menjengkelkan lagi adalah Peter Lin sialan ini menghilang beberapa hari terakhir, tidak menunjukkan wajahnya sama sekali!

Mengepalkan tangan kecilnya, Kenya Su bergumam dengan marah, "Dasar bajingan, kamu Peter Lin busuk, setelah meniduriku kamu menghilang begitu saja. Apa maksudmu?!"

“Keadaan saat ini sedang baik-baik saja, kenapa kamu malah menyebut Peter Lin?”

Tanya Melinda Cao dengan ragu.

Lalu Kenya Su dengan kesal berkata, "Jangan menyebut nama ini di depanku!"

Pada saat ini, suara yang terdengar seperti tertawa tetapi bukan tertawa terdengar di belakangnya.

“Coba kulihat, siapa yang berani memprovokasi Nona Su kita hingga menjadi begitu kesal?”

Suara yang tiba-tiba ini seketika mengejutkan Kenya Su!

Dia mengertakkan gigi dan menatap Peter Lin, "Kamu ini roh ya, kenapa langkahmu tidak mengeluarkan suara?!"

Melihat Peter Lin muncul, Melinda Cao memelototinya, "Ikut aku!"

Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu Peter Lin meresponnya dia sudah menarik pakaian Peter Lin dan berjalan keluar.

Setelah membawa Peter Lin ke sudut samping hamparan bunga, Melinda Cao pun berhenti.

Peter Lin tersenyum usil, "Kamu ini terlalu terlalu terburu-buru ya sampai membawaku ke tempat seperti ini di siang hari bolong?"

"Diam, pergi mati saja kamu!"

Melinda Cao memutar matanya, "Sudah kubilang, kamu dan Kenya itu tidak mungkin. Ke depannya jadi jangan datang mencarinya lagi!"

"Kenapa?" Peter Lin mengangkat bahunya bingung.

Melinda Cao mengerutkan bibirnya dengan jijik, "Kenya bahkan tidak memandang Daniel Yan. Menurutmu bagian dirimu mana yang bisa dibandingkan dengan Daniel Yan?"

Kenya Su tidak tertarik pada Daniel Yan?

Peter Lin mengerutkan kening, ini bukan kabar baik.

Melihat Peter Lin terdiam, Melinda Cao mengira dia takut.

"Huh, baguslah kalau kamu takut, cepat pergi dari sini!"

Peter Lin mengerutkan keningnya, gadis kecil ini, jika dia tidak memberinya pelajaran, dia pasti tidak akan tahu kalau dia bukan orang yang gampang ditindas!

Tepat ketika Melinda Cao hendak pergi, Peter Lin tiba-tiba mengulurkan tangan dan menghalangi jalan Melinda Cao.

“Kamu…Apa yang ingin kamu lakukan?”

Melinda Cao tiba-tiba panik.

Peter Lin tersenyum tipis, "Karena aku dan Kenya tidak mungkin, tiba-tiba aku merasa kamu juga cukup oke."

Satu kalimat langsung membuat wajah Melinda Cao memerah.

Namun pada saat ini, sebuah bola menghantam Peter Lin dari belakang!

Wush!

Peter Lin yang peka akan serangan langsung menghindar dan bola terbang melewati pakaiannya lalu menghantam tempat sampah di depannya!

Peng!

Sebuah lubang muncul dari tempat sampah plastik.

Kalau orang biasa yang menerima serangan ini dia pasti tidak akan bisa dengan mudah menghindari bola ini.

Jika kepalanya terkena bola itu, setidaknya itu bisa menyebabkan gegar otak yang parah!

Ini pasti serangan yang disengaja, dan serangan itu sengaja mengincar kepalanya!

Kemarahan muncul di mata Peter Lin, dia hendak melihat ke belakang, tetapi pihak itu sudah datang mencarinya lebih dulu.

"Hei, hei, dengarkan aku!"

Suara lawannya terdengar sangat arogan, "Dasar anak dusun tolol, kenapa kamu masih berdiri diam di sana? Cepat tendang bolanya ke sini!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250