Bab 13 Semuanya Korban

by Josh Vid 08:01,Dec 14,2023
Pluk!

Kenya Su terjatuh di tempat tidur, yang tersisa hanya gumaman tanpa sadar.

Peter Lin berdiri tersenyum, matanya terlihat jernih, "Mau minum bersamaku, bisa mati kamu!"

Kenya Su sudah terjatuh di tempat tidur, karena mabuk, dia sudah membuka kancing bajunya sendiri sebelum Peter Lin bisa melakukan apa pun.

Melalui celah yang lebar, pemandangan menawan di dalamnya terlihat begitu jelas.

Namun Peter Lin masih tidak puas dengan hal tersebut.

Dia mencibir dan berkata, "Bukankah kamu ingin tidur denganku? Baik, aku akan memuaskanmu hari ini!"

Karena kamu ingin berakting, maka tentu saja kita harus melakukannya dengan lengkap.

Meskipun penampilan Kenya Su sekarang acak-acakan, tapi di tubuhnya masih mengenakan pakaian.

Peter Lin menghela napas, "Aih, barusan main game itu mau menyuruhmu melepas pakaianmu sendiri. Aku tidak menyangka kamu begitu licik. Sekarang jadi aku yang dapat keuntungannya."

Bersama itu, Peter Lin mulai membuka setiap kancing baju Kenya Su.

Tentu saja, Peter Lin mengakui kalau dirinya bukanlah seorang pria sejati, namun dia juga tidak akan menggunakan kesemptan di balik kesempitan.

Terus terang, dia tipe orang yang akan memperlakukan sesuatu sama seperti yang orang tersebut lakukan padanya.

Meski menurut ide Kenya Su ini, pada akhirnya keluarga Su akan memutus perjanjian pernikahannya dan dia bisa mendapatkan perjanjian itu.

Namun jika Kenya Su benar-benar melakukan itu, maka Peter Lin akan menjadi sosok bajingan yang dibenci bahkan bisa dihajar oleh semua orang.

Ya segala sesuatunya harus berada di genggaman tangannya!

Dengan pemikiran ini, Peter Lin mulai melepas pakaian Kenya Su.

Beberapa menit kemudian, melihat Kenya Su hanya mengenakan celana dalam, Peter Lin pun merasakan sensasi terbakar di perut bagian bawahnya.

Sosok gadis ini sama seperti kepribadiannya, seksi, panas dan tidak terkendali!

Terlebih lagi, tidak ada sedikit pun lemak berlebih di tubuhnya, dan lekuk tubuhnya yang memikat seperti gunung dan sungai yang bergulung-gulung.

Yang lebih kelewatannya lagi adalah kulitnya yang seputih salju dan begitu lembut seolah-olah itu bisa mengeluarkan air dari dalamnya.

“Putri dari keluarga kaya ini apakah setiap harinya pergi mandi susu?”

Peter Lin menelan ludahnya, lagipula dia masih seorang pemuda yang berusia dua puluhan, dan sedang berada di puncak masa mudanya.

Setelah melafalkan mantra meditasi beberapa kali di benaknya, Peter Lin akhirnya menjadi tenang.

Dia menegakkan tubuh Kenya Su dan menutupinya dengan selimut.

Agar realistis, Peter Lin sengaja menggigit jarinya dan memeras darah yang menetes ke tempat tidur.

Peter Lin baru mau masuk ke balik selimut tapi dia tiba-tiba memikirkan sesuatu.

Dia berdiri dengan cepat dan bergegas turun.

Di bilik bawah, Melinda Cao dan yang lainnya masih mabuk terhuyung-huyung.

Dia mengangkat Melinda Cao dengan satu tangan dan pria berkemeja kotak-kotak dengan tangan lainnya.

Barusan anak ini yang memblokir Melinda Cao mencegahnya untuk minum, Peter Lin tahu kalau dia tertarik pada Melinda Cao!

“Jangan bilang aku tidak membantumu. Coba kamu lihat di mana lagi kamu bisa menemukan hal menguntungkan seperti ini?”

Peter Lin tersenyum dan menyatukan kedua orang itu.

Pipi ke pipi, mulut ke mulut, sedekat yang dia mau.

Tentu saja Peter Lin tak lupa mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto.

Setelah melakukan semua ini, Peter Lin kembali ke kamar.

Berbaring di tempat tidur, di samping Kenya Su, Peter Lin mencium wanginya dan tertidur lelap.

Keesokan harinya, dengan sinar matahari menyinari wajahnya, Kenya Su merasa mulutnya kering dan sedikit sakit kepala.

Dirinya sendiri...Di mana ini?

Tadi malam...Apa yang terjadi?

Kenya Su hanya samar-samar ingat kalau dia membawa Peter Lin ke kamar, tapi siapa yang tahu kalau pria ini bangun lagi!

Untuk membuat Peter Lin mabuk, mereka berdua memulai babak baru minum di kamar.

Sepertinya...Ada permainan dimana yang kalah harus melepas bajunya?

Memikirkan hal ini, mata Su Bing tiba-tiba membelalak, lalu dia menundukkan kepalanya untuk melihat tubuhnya.

Telanjang? !

Dia langsung terbangun dan segera meraih ke samping, berusaha mencari ponselnya. Kali ini saat dia menyentuhnya, dia tidak dapat menemukan ponselnya, tetapi merasakan banyak otot yang kuat!

Kenya Su benar-benar bingung, apa yang sebenarnya terjadi? !

Mungkinkah dia semalam yang mabuk terpikat dan menjatuhkan dirinya ke jurang ini?

Saat ini, samping telinga Kenya Su tiba-tiba mendengar jeritan!

Peter Lin duduk dengan teriakannya, menutupi tubuhnya dengan selimut, dan menunjuk ke arah Kenya Su dengan ekspresi terkejut.

"Kamu...Apa yang kamu lakukan padaku tadi malam?!"

Kenya Su rasanya hanya ingin menamparnya sampai mati. Kamu seorang pria dewasa, apakah ini kata-kata yang harus kamu ucapkan?!

Namun suara Peter Lin benar-benar membuat Kenya Su merasa tidak berdaya.

“Kamu… apa maksudmu? Apa yang kamu teriakkan?”

Peter Lin tampak kesal, "Jika kamu menyukaiku, kamu bisa mengatakannya secara langsung, tidak perlu menggunakan cara ini."

Baru pada saat ini Kenya Su bereaksi.

Dia dengan wajah dingin memarahinya, "Menyingkir kamu, di mana pakaianku? Berikan itu padaku!"

Dan saat sedang berpakaian, Kenya Su tiba-tiba terkejut, wajahnya menjadi semakin jelek.

Ternyata ada noda darah di seprai kasur mereka!

Sekarang sekalipun dia ingin menipu dirinya sendiri, tapi untuk detik ini sudah tidak bisa.

“Ahhhh! Kamu bajingan, aku akan membunuhmu! "

10 menit berikutnya, Kenya Su terus mengoceh dan memarahi Peter Lin seperti orang gila.

Dia memang suka minum dan bermain, dia memang riang dan memakai pakaian seksi dengan berani.

Namun nyatanya, semua itu lebih seperti bentuk pemberontakannya setelah menahan segalanya dari kecil.

Kenya Su sebenarnya sangat konservatif, terutama dalam hal pria dan wanita.

Menurutnya, keperawaanan sama seperti barang berharga yang harus disimpan dalam pernikahan dan diberikan kepada orang yang paling dicintainya.

Walaupun Peter Lin ini memiliki penampilan yang lumayan, apalagi badannya tidak bisa disimpulkan dengan kata-kata...

Cuih! Cuih! Cuih!

Kenya Su diam-diam mengutuk dirinya sendiri, apa yang dia pikirkan, orang ini adalah pria busuk yang baru saja mengambil tubuhnya!

Sampai suara Kenya Su serak karena berteriak, dia yang masih marah akhirnya berhenti.

Tapi matanya masih dingin, seperti pisau, ingin membuat lubang yang tak terhitung jumlahnya di tubuh Peter Lin.

Peter Lin menghela napas, "Sudah, sudah, sudah begini. Tidak ada gunanya kamu marah lagi."

“Siapa yang menyuruh kalian terus menuangkan anggur untukku kemarin? Sekarang bagus, semua orang mabuk sampai lupa ingatan.”

Saat ini, Peter Lin berpura-pura sedih, "Sebenarnya kita sama-sama korban, bagaimana kalau kita habiskan sisa hidup begini saja?"

Mendengar itu Kenya Su memutar matanya karena marah, "Menyingkir kamu, kamu sungguh tidak tahu malu, kamu masih bisa mengatakan kalau kamu korban?!"

Peter Lin terkekeh, "Bagaimana kalau kamu istirahat, aku pergi dulu. Setelah beberapa hari ke depan aku akan pergi ke rumahmu untuk melamarmu."

Kenya Su langsung menatapnya tajam, "Kalau kamu berani pergi ke rumahku maka aku akan mematahkan kakimu! Peter ku beritahu padamu ya, masalah hari ini tidak ada yang boleh membahasnya, kamu simpan semuanya ke dalam perutmu."

"Jika ada orang ketiga yang mengetahuinya, maka aku akan...Aku akan mengebirimu!"

Bahkan Peter Lin yang tidak takut apapun, pada saat ini tidak bisa menahan rasa gemetarnya.

Gadis kecil ini sungguh bengis!

Namun sikap Kenya Su saat ini juga mengejutkan Peter Lin.

Menurut tebakannya, Kenya Su seharusnya marah besar setelah kesalahpahaman itu dan bergegas pulang untuk mengadu.

Hanya dengan cara inilah dia dapat mengakhiri perjanjian pernikahannya dengan Kenya Su.

Tapi sekarang sepertinya Kenya Su ingin menyembunyikannya dan tidak memberitahu siapa pun?

Kalau begitu, bukankah usahanya akan sia-sia?

Lupakan saja, melihat sorot mata Kenya Su yang ingin membunuh manusia, Peter Lin tidak berani tinggal lebih lama lagi, jadi dia sebaiknya pergi dulu dari sana!

Bagaimanapun, sekarang aib Kenya Su ada di tangannya, jika usahanya tidak berhasil, dia bisa mendapatkan perjanjian itu dengan mengancamnya.

Melihat kepergian Peter Lin, mata Kenya Su langsung dipenuhi dengan kebencian, rasa jijik juga sedikit kerumitan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250