Bab 2 Tahu Membalas Kebaikan

by Josh Vid 08:01,Dec 14,2023
Wanita cantik itu ternyata memerlukan bantuannya?!

Meski tidak mengerti apa alasannya, tetapi Peter Lin masih paham prinsip membalas kebaikan dengan kebaikan.

Dia langsung menegakkan punggungnya dan berdiri tegap di hadapan wanita cantik itu.

Karena jarak yang begitu dekat, Peter Lin bisa merasakan tubuh si cantik itu dalam keadaan tegang.

Setelah langkah kaki di luar berangsur-angsur menghilang, baru tubuhnya menjadi lebih rileks.

Beberapa menit kemudian, wanita cantik itu menarik napas dalam-dalam dan tersenyum pada Peter Lin, "Terima kasih, yang ini anggap saja aku traktir."

Melihat wanita cantik itu berjalan keluar sendirian, bos supermarket seketika sadar, "Ternyata sedang bersembunyi toh. Pantas saja, lagi pula orang sepertimu gimana mungkin bisa punya pacar?"

Peter Lin mengerucutkan bibirnya dan melihat belakang punggung wanita itu.

Tunggu saja, begitu dia selesai membatalkan kontrak pernikahannya, dia pasti akan mencari wanita yang seperti ini!

Sebelum pergi, Peter Lin juga melirik bos supermarket dari atas sampai bawah, "Kak, setiap mendung dan hujan, bahumu pasti terasa sakit seperti ditusuk jarum, ‘kan?"

Mendengar itu wajah bos supermarket langsung berubah, "Kok kamu bisa tahu?"

Peter Lin tersenyum percaya diri, "Aku juga tahu kalau kamu menebak itu radang sendi dan melakukan pengobatan khusus radang, tetapi keadaannya juga tidak kunjung membaik!"

Mendengar itu, bos supermarket langsung menarik pakaian Peter Lin dan berkata, "Kamu masih berani memata-mataiku, bosan hidup ya kamu?"

Sementara Peter Lin langsung memiliki ekspresi gelap di wajahnya, "Eh kak, ini pertama kalinya kita bertemu loh, di mana aku bisa memata-mataimu?"

“Aku beritahu deh, yang kamu derita bukanlah radang sendi, melainkan aliran darah yang buruk akibat tersumbatnya pembuluh darah di leher.”

Tepat ketika Peter Lin ingin melanjutkan perkataannya, dia tiba-tiba mengerutkan kening.

Beberapa pria berbadan kekar berjalan melewati supermarket, dengan wajah galak dan daging gempal di sekujur tubuh mereka.

Sepertinya mereka pergi ke arah di mana wanita cantik tadi pergi.

“1 ekor ayam sutra, 5 gram Cistanche deserticola, 3 gram kulit jeruk, 70 gram buah Gorgon, dan 3 iris jahe.”

"Ikuti saja resep ini, 2 hari sekali, dalam setengah bulan hasilnya akan terlihat!"

Setelah meninggalkan kata-kata tersebut, Peter Lin segera keluar dan buru-buru mengejar mereka.

Jalan tak berapa lama, Peter Lin dari jauh melihat wanita jangkung cantik tadi.

Dia membawa tas kulit kecil dan separuh tubuhnya sudah duduk di dalam mobil.

Dan beberapa langkah di belakang wanita cantik itu adalah sekelompok pria berbadan kekar tadi!

Melihat orang-orang itu ingin mengambil tindakan, Peter Lin langsung berteriak sekuat tenaga, "Hei, masih ada aku loh, tunggu sebentar!"

Raungan ini mengejutkan beberapa orang kekar dan membuat mereka terdiam kaku untuk beberapa saat.

Sembari memanfaatkan kebengongan mereka, Peter Lin melewatinya dan masuk ke dalam mobil.

Setelah menutup pintu mobil, Peter Lin tampak cemas, "Cepat, lajukan mobilnya!"

Wanita yang duduk di kursi penumpang depan segera menoleh dengan waspada.

Wanita itu terlihat mengenakan pakaian profesional, rambut pendek sebahu, penampilan bersih dan rapi, serta wajah yang cantik.

Melihat Peter Lin yang tiba-tiba muncul, gadis itu dengan cepat melindungi si wanita cantik, "Siapa kamu? Cepat keluar dari mobil, atau aku akan memanggil polisi!"

Pada saat ini, orang-orang berbadan kekar juga bereaksi dan mendekati mobil itu selangkah demi selangkah.

Melihat ke kaca spion, wajah wanita cantik jangkung itu berubah, dan dia dengan cepat berkata, "Sonia, jalan dulu saja!"

"Baik, Bos Ye!"

Supir langsung menginjak pedal gas dan mobil melaju pergi meninggalkan tempat itu.

Menyisakan beberapa orang berbadan kekar yang berdiri di sana dengan marah.

Begitu mereka keluar dari jalanan sana, wanita yang duduk di kursi penumpang depan berbalik lagi, "Katakan padaku, siapa kamu sebenarnya?"

Sebelum Peter Lin mengeluarkan suara, wanita cantik itu langsung berkata, "Ku lihat kamu tadi sengaja berteriak karena melihat sekelompok orang itu,
‘kan?"

"Benar. Bos Ye ini ternyata memang sangat pintar."

Ujar Peter Lin menyanjungnya.

Wanita yang di duduk di kursi depan tercengang, "Kamu kok bisa tahu marga bos kami Ye?"

Venia Ye tersenyum tak berdaya, "Sonia, sepertinya kamu deh yang barusan memberitahunya?"

Teringat kalau dirinya yang baru saja memanggil bos Ye, Sonia Song pun mengangkat bahunya dengan tidak enak.

Pada saat ini, Peter Lin tiba-tiba menggerakkan telinganya dan wajahnya tiba-tiba menoleh ke samping.

Di luar jendela, jalanan tampak damai.

Namun Peter Lin berkata dengan ekspresi serius, "Belok kiri!"

Venia Ye mengangguk sedikit, dan supir segera mengencangkan cengkeramannya pada kemudi dan berbelok ke kiri!

Belokan yang tiba-tiba membuat badan mobil bergetar, lalu melaju ke arah kiri depan!

Tepat ketika Venia Ye hendak membuka mulutnya, terlihat sebuah truk melaju keluar secara diagonal dari depan dan akan menabrak mereka!

Beng!

Untung saja karena sudah diingatkan oleh Peter Lin untuk berbelok, truk pick-up yang semula akan menabrak mereka justru meleset dari mobil Venia Ye.

Namun karena kehilangan kendali, mobil Venia Ye terpaksa berhenti di pinggir jalan.

“Bos Ye, kamu baik-baik saja, ‘kan?”

Sonia Song segera menoleh.

Venia Ye menggelengkan kepalanya, tapi matanya penuh kejutan.

Barusan tadi jelas tidak ada pergerakan di luar sama sekali, Peter Lin bagaimana bisa tahu kalau ada mobil?

Tiba-tiba, Sonia Song berteriak, "Bos Ye, gawat! Orang-orang itu ada di sini lagi!"

Pintu truk pick-up terbuka, dan itu adalah orang-orang berbadan kekar tadi!

Salah satu dari mereka langsung menghampiri dan membuka pintu mobil, "Bos Ye, apakah kamu ingin turun sendiri, atau perlu aku datang untuk membantumu?"

Supirnya sudah gemetar ketakutan, dan wajah Sonia Song juga menjadi pucat.

Hanya Venia Ye yang tampak tenang dan berkata perlahan, "Ayo, keluar dari mobil, ini siang bolong, mereka juga tidak akan berani melakukan apa pun."

Pemimpin dari orang-orang tersebut mengangguk, "Bos Ye benar. Kami semua adalah orang-orang yang beradab. Selama kalian berdiri di sini dengan patuh, akan ku pastikan kalau kalian akan sehat dan aman."

Sonia Song menjadi semakin cemas, "Tetapi Bos Ye, urusan ini sangat penting bagi kita. Jika kita masih membiarkan Ray menghentikan ini lagi, maka..."

Pada saat ini, teriakan tiba-tiba datang dari luar, "Ah!"

Semua orang menoleh lalu melihat dan menemukan seorang lelaki berbadan kekar tergeletak di tanah, di sebelahnya adalah Peter Lin yang terlihat begitu polos.

"Heh bocah, apa yang kamu lakukan!"

Wajah pemimpin itu berubah.

Peter Lin mengangkat bahunya, "Aku cuma membantunya merilekskan bahunya. Siapa yang tahu kalau dia ternyata begitu lemah dan tak bertenaga."

"Sialan, serang dia, patahkan kakinya!"

Begitu bos memberi perintah, kedua bawahan di sana mengepalkan tangan mereka dan bergegas menuju Peter Lin.

Peter Lin melangkah maju, mengulurkan tangan kiri dan kanannya secara bersamaan, dan langsung menekan perut mereka.

Itu terlihat seperti tekanan biasa, namun kedua orang itu langsung terjatuh ke tanah sambil memegangi perut dan berteriak kesakitan.

Pemimpin yang melihat ini juga menyadari ada yang tidak beres, "Sialan, apa yang kamu lakukan?"

Peter Lin tersenyum, "Ini titik akupuntur Qihai. Dengan memberi pijatan secara teratur akan berdampak baik bagi kesehatanmu. Apakah kamu ingin mencobanya juga?"

Sang pemimpin itu terlihat sangat galak, "Berhenti bicara omong kosong, aku akan menguji dulu seberapa kerasnya kepalamu!"

Begitu dia selesai berbicara, dia mengeluarkan batang besi dari pinggangnya dan memukul kepala Peter Lin!

Venia Ye tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, "Hati-hati!"

Namun detik berikutnya, lengan pria itu berhenti di udara.

Peter Lin mengulurkan dua jari dan menjepit pergelangan tangannya erat-erat, mencegahnya bergerak.

Sebelum pria itu sempat bereaksi, tinju Peter Lin telah diayunkan dan mengenai bagian dalam lengan pria itu.

Beng!

Terdengar suara teredam dan batang besi itu terjatuh.

Pria yang tampak galak tadi menjadi pucat dan berjongkok kesakitan.

Peter Lin mengangkat bahunya, "Aku akan mengajarimu trik lain. Ini disebut Titik Tianquan. Pukulan yang parah akan menyebabkan rasa sakit dan mati rasa di lengan, dan rasa sakit tersebut akan menyebabkan hilangnya intuisi."

Dalam sekejap mata, semua orang berbadan kekar itu sudah dihabisi oleh Peter Lin.

Sonia Song terlihat sangat gembira, "Aku tidak menyangka kamu memiliki kemampuan seperti itu, Bos Ye, ayo cepat masuk ke mobil, sekarang pergi masih sempat!"

“Ayo kamu ikut juga, kita keluar dari sini dulu.”

Venia Ye mengambil inisiatif dan mengundang Peter Lin untuk ikut bersama mereka.

Di dalam mobil, Venia Ye pun bertanya, "Kamu tinggal di mana? Nanti aku akan meminta supir untuk mengantarmu pulang."

Peter Lin menggaruk kepalanya, "Ini pertama kalinya aku datang ke Lintown, aku masih belum menemukan tempat tinggal. Bisakah kamu mengantarku ke daerah Terrace?"

Mendengar tempat ini, Sonia Song lantas mengerutkan bibirnya, "Tidak tertebak loh, kamu ternyata tahu perumahan elit ini?"

Peter Lin menyeringai, "Aku tidak tahu sih, tapi tunanganku tinggal di sana."

Kali ini, tidak hanya Sonia Song yang terkejut, bahkan Venia Ye pun sedikit terkejut.

“Orang seperti kamu ternyata sudah punya tunangan?”

Sonia Song tidak mempercayainya.

Peter Lin mengangguk, "Ya, tapi setelahnya tidak akan menjadi tunanganku lagi. Karena aku pergi menemuinya kali ini untuk memutuskan pertunangan dengannya."

Kata-katanya ini langsung membuat otak Sonia Song membeku.

Dia tampak terkejut, "Tunggu sebentar, biarkan aku mencernanya. Maksudmu, kamu memiliki tunangan yang tinggal di daerah paling elit di Lintown, dan sekarang kamu ingin mencarinya untuk memutuskan pertunangan?!"

Peter Lin mengangguk, "Ya benar, kira-kira seperti itu maksudnya."

Sonia Song memasang ekspresi membeku di wajahnya, "Kalau ku bilang, otakmu ini sepertinya konslet karena perkelahian tadi ya?"

Ya Sonia Song tidak mempercayai pernyataan ini.

Tapi Venia Ye sudah mengeluarkan suara, dan mereka kebetulan sedang dalam perjalanan, jadi mereka akhirnya mengantar Peter Lin ke Terrace terlebih dahulu.

Sebelum turun dari mobil, Venia Ye tiba-tiba bertanya, "Siapa namamu?"

Peter Lin tersenyum sambil memperlihatkan gigi putihnya, "Peter Lin."

Dalam perjalanan kembali ke perusahaan, Sonia Song dengan penasaran bertanya, "Bos Ye, tunangan yang kamu dengar sebelumnya, apakah marganya juga Lin?"

Venia Ye tidak menjawab, tapi ada sorot rumit yang muncul di matanya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250