Bab 10 Anak Harus Mengikuti Margaku
by Josh Vid
08:01,Dec 14,2023
“Siapa yang memberitahumu kalau aku kemari untuk mendapatkan kontrak pernikahan?”Peter Lin mencibir.
Snow Su mengangkat bahunya, "Jika kamu tidak ingin menikah, kamu bisa mencari tempat untuk bersembunyi. Tapi karena kamu bersikeras untuk datang, maka selain kontrak itu, di keluarga Su kami tidak ada hal yang bisa kamu peroleh."
Satu kalimatnya ini membuat Peter Lin terdiam.
Melihat Peter Lin terdiam, Snow Su tersenyum bangga, "Tidak ada yang bisa kamu katakan lagi kan, kalau begitu tunggu saja, Kenya akan segera datang!"
"Akan segera datang?"
Peter Lin melebarkan matanya, dia di telepon tadi tidak mengatakan kalau Kenya Su juga akan datang!
Snow Su mengangguk, "Iya, aku sudah menggantikanmu mengajaknya ngedate, coba menjalin hubungan dulu saja."
Peter Lin hendak berlari, tetapi melihat mata Snow Su yang mengancamnya lagi.
Sial, demi kontrak pernikahannya ini, dia hanya bisa menahannya!
Mengikuti arah yang ditunjuk Snow Su, Peter Lin masuk ke sebuah restoran western.
Beberapa menit kemudian, dua wanita membuka pintu dan masuk.
Salah satunya bertubuh tinggi langsing, mengenakan pakaian olahraga ketat, dan sosok bangganya terlihat jelas.
Sedangkan wanita di sebelahnya, pipinya terlihat sedikit gempal juga ada dua lesung pipit.
Itu tidak membuatnya terlihat gemuk, malah membuatnya terlihat sedikit lebih imut.
Wanita tinggi datang langsung ke arah Peter Lin, “Apakah kamu pria partner kencan buta yang diatur oleh kakakku?”
Kencan buta?
Peter Lin tercengang, mungkinkah Snow Su tidak memberi tahu adiknya kalau mereka dari kecil telah memiliki kontrak pertunangan?
Ya sejujurnya Snow Su memang tidak mengatakan apa-apa, dia takut adiknya Kenya Su akan menolak, jadi dia hanya mengatakan kalau Peter Lin adalah pilihan untuk menjadi partner kencan butanya.
Peter Lin tersenyum dalam hatinya, baiklah kalau begini akan lebih mudah ditangani!
Lagipula Kenya Su tidak tahu tentang pertunangan itu, jadi dia dengan alami akan berpura-pura menjadi partner kencan buta yang menjijikkan juga menyebalkan.
Selama Kenya Su mengatakan kalau dirinya tidak menyukainya, maka tidak peduli seberapa keras Snow Su berusaha, pada akhirnya dia tidak bisa memaksakan apapun.
Begitu saatnya tiba, sekalipun Snow Su tidak ingin memutuskan kontrak pernikahannya itu juga sudah bukan di ranahnya.
Memikirkan hal ini, Peter Lin langsung bertindak dan berkata sembarangan, "Kalau kamu adalah Kenya, maka partnermu itu benar aku."
Melihat sikap Peter Lin ini wanita itu sedikit mengernyit, tetapi dia masih duduk dan berkata, "Halo, aku Kenya, dan ini sahabatku Melinda Cao."
Kenya Su cukup sopan, tapi Melinda Cao tidak.
Dia memandang Peter Lin dari atas ke bawah, matanya penuh rasa jijik, "Heh Kenya, kakakmu ini tidak salah kah, masa partner kencan buta seperti ini yang diperkenalkan padamu?"
Melinda Cao melirik Peter Lin: "Peter Lin, ‘kan? Tidak peduli bagaimana kamu menipu kak Snow, tapi aku akan memberi tahumu dengan jelas kalau kamu dan Kenya tidak cocok!"
“Apa yang cocok dan apa yang tidak cocok?”
Peter Lin bertanya secara retoris.
"Huh," Melinda Cao tersenyum menghina, "Kamu tahu kan power keluarga Kenya, standar hidupnya melebihi apa yang dapat kamu bayangkan."
Peter Lin mengangguk, "Benar katamu, tapi setelah menikah nanti beberapa hal ini aku bisa mengubahnya."
"Abalon dan teripang aku bisa memakannya. Mobil mewah pun punya roda empat. Mau sebesar apa pun vilanya, itu hanya punya satu tempat tidur."
“Tapi mari kita buat kesepakatan dulu. Bahkan jika sekalipun aku menikah dan berada di level yang lebih rendah, anakku nanti tetap harus memakai margaku!”
Melinda Cao tercengang saat melihat Peter Lin yang ekspresi wajahnya begitu serius, pria ini bahkan sudah berfantasi tentang kehidupan setelah menikah, apakah dia sakit jiwa?
Kenya Su yang dari tadi berusaha untuk tetap tersenyum, wajah cantiknya menjadi sangat marah setelah mendengar tentang anak.
Peter Lin sendiri sangat gembira, jangan tahan, keluarkan lah, sekarang juga tolak aku!
Siram air, ya, siram air langsung ke wajahku dan suruh aku keluar! Tapi sayang sekali, Kenya Su pada akhirnya masih menahan segalanya, "Tuan Lin benar-benar luar biasa dan sangat lucu."
Ini bukan karena dia baik hati, tapi karena kakaknya sebelumnya sudah menjelaskannya secara spesifik sebelum dia datang ke sini.
Tidak peduli apa yang terjadi, dia tidak bisa pergi begitu saja, kalau tidak dia akan kehilangan uang sakunya.
Sekarang Kenya Su telah meninggalkan rumah, dia bergantung sepenuhnya pada kakaknya untuk mendapatkan dukungan finansial, jadi pada akhirnya dia hanya bisa patuh dan menurut pada kakaknya.
Jika disesuaikan dengan kepribadiannya sebelumnya, dia pasti sudah akan menyiram air ke kepala Peter Lin dan pergi dari sana.
Kenya Su mengangkat tangannya, "Pelayan, mau pesan."
“Baik Bu, mohon tunggu sebentar.”
Seorang pelayan berjas dan berdasi segera datang dengan buku menu.
Kenya Su melambaikan tangannya dan dengan familiar berkata, "Dua steak, satu salad buah, dan dua gelas lemon."
Mendengar ini, Peter Lin berkata dengan malu-malu, "Um...tolong pesankan aku sepotong steak, oh tidak, dua potong, aku sedikit lapar."
Kenya Su memutar matanya, "Ya sudah kedua steak itu untukmu saja, kami berdua sedang diet."
"Terima kasih, terima kasih."
Peter Lin menyentuh hidungnya dan tersenyum canggung.
Steak disajikan dengan cepat, dan Peter Lin berkata dengan sopan, "Tolong bawakan aku sumpit. Aku tidak terbiasa menggunakan pisau dan garpu."
Tiba-tiba terdengar dengusan dingin dari belakangnya, "Menggunakan sumpit untuk makan makanan Western sungguh memalukan orang China kita!"
Pada saat ini, seorang pemuda berjas rapi berjalan mendekat dengan ekspresi arogan.
Namanya Seno Ma, dan dia adalah rekan Kenya Su, dia sudah lama mengejar Kenya Su, tapi Kenya Su sama sekali tidak menghiraukannya.
Melihat orang udik seperti Peter Lin bisa makan bersama Kenya Su, Seno Ma jelas menjadi semakin kesal.
Jadi ketika dia mendengar Peter Lin meminta sumpit, dia tidak sabar untuk datang dan ingin mengambil kesempatan untuk mempermalukan Peter Lin.
Peter Lin mengerutkan kening dan meletakkan sumpitnya: "Jika kamu tidak membutuhkan mulutmu, kamu dapat menyumbangkannya daripada meludah sembarangan di sini!"
Mendengar kata-kata seperti itu, Kenya Su dan Melinda Cao tidak bisa menahan diri untuk menutup mulut dan tertawa.
Seno Ma sendiri jelas menjadi marah, “Vulgar, sangat vulgar! Merupakan etiket mulia Barat untuk menggunakan pisau dan garpu saat makan makanan Western. Aku mempunyai niat baik untuk mengingatkanmu, tetapi kamu malah tidak tahu diri dan malah menghinaku?"
Mendengar itu Peter Lin meliriknya dan berkata perlahan, "Sumpit panjangnya tujuh inci enam titik, yang melambangkan tujuh emosi dan enam keinginan manusia."
"Sumpit mempunyai satu ujung bulat dan satu ujung persegi. Lingkaran melambangkan langit dan persegi melambangkan bumi, ini melambangkan langit bulat dan bumi. Dan inilah pemahaman orang China tentang segala sesuatu yang ada di dunia."
“Ketika seseorang memegang sumpit, ibu jari dan jari telunjuk di atas, jari manis dan kelingking di bawah, dan jari tengah di tengah. Inilah lambang tiga talenta langit, bumi, dan manusia. Ini adalah pemahaman dunia oleh nenek moyang kita di China."
Setelah selesai berbicara, Peter Lin dengan tenang menatap ke arah Seno Ma dan berkata, "Makan awalnya adalah hal yang biasa, dan tidak ada perbedaan antara tinggi dan rendah dalam alat apa pun yang kamu gunakan, tetapi bagi orang sepertimu yang memuja benda asing, itu adalah yang paling menyedihkan dan rendahan!"
Setiap kata sangat berharga dan memiliki pengaruh yang kuat!
Seluruh isi restoran Western yang pada awalnya sunyi kemudian riuh dengan bunyi tepuk tangan meriah!
Seorang pria paruh baya berdiri lebih dulu, "Bagus sekali!"
Seorang pria tua juga mengangguk dengan gemetar, "Ya, anak muda, kamu hari ini telah memberi kami semua pelajaran yang berharga!"
Ada juga seorang wanita berpakaian modis yang memandang Peter Lin dengan kagum, "Ya Tuhan, bahkan sepasang sumpit pun sangat istimewa. Budaya China kita benar-benar sudah tua dan memiliki makna yang dalam!"
Setelah mengatakan itu, wanita itu menyentuh pacarnya di sebelahnya: "Pria yang tahu banyak hal itu sangat menawan. Kamu harus belajar lebih banyak!"
Anak laki-laki itu menggaruk kepalanya karena malu dan tidak berani berbicara.
Peter Lin sendiri berdiri sambil tersenyum berkata, "Maaf menarik perhatian orang-orang, aku juga tidak sedang memamerkan pengetahuanku. Aku hanya merasa kita lahir dan besar di China, jadi kita harus selalu mengingat identitas kita, bangga dengan negara dan bangsa kita. Dengan begitu kita tidak mengubur tradisi kita semakin dalam!”
"Benar!"
"Aku orang China dan aku bangga!"
Seluruh restoran berada dalam kegembiraan, bahkan rasa jijik di mata Kenya Su jadi memudar.
Snow Su mengangkat bahunya, "Jika kamu tidak ingin menikah, kamu bisa mencari tempat untuk bersembunyi. Tapi karena kamu bersikeras untuk datang, maka selain kontrak itu, di keluarga Su kami tidak ada hal yang bisa kamu peroleh."
Satu kalimatnya ini membuat Peter Lin terdiam.
Melihat Peter Lin terdiam, Snow Su tersenyum bangga, "Tidak ada yang bisa kamu katakan lagi kan, kalau begitu tunggu saja, Kenya akan segera datang!"
"Akan segera datang?"
Peter Lin melebarkan matanya, dia di telepon tadi tidak mengatakan kalau Kenya Su juga akan datang!
Snow Su mengangguk, "Iya, aku sudah menggantikanmu mengajaknya ngedate, coba menjalin hubungan dulu saja."
Peter Lin hendak berlari, tetapi melihat mata Snow Su yang mengancamnya lagi.
Sial, demi kontrak pernikahannya ini, dia hanya bisa menahannya!
Mengikuti arah yang ditunjuk Snow Su, Peter Lin masuk ke sebuah restoran western.
Beberapa menit kemudian, dua wanita membuka pintu dan masuk.
Salah satunya bertubuh tinggi langsing, mengenakan pakaian olahraga ketat, dan sosok bangganya terlihat jelas.
Sedangkan wanita di sebelahnya, pipinya terlihat sedikit gempal juga ada dua lesung pipit.
Itu tidak membuatnya terlihat gemuk, malah membuatnya terlihat sedikit lebih imut.
Wanita tinggi datang langsung ke arah Peter Lin, “Apakah kamu pria partner kencan buta yang diatur oleh kakakku?”
Kencan buta?
Peter Lin tercengang, mungkinkah Snow Su tidak memberi tahu adiknya kalau mereka dari kecil telah memiliki kontrak pertunangan?
Ya sejujurnya Snow Su memang tidak mengatakan apa-apa, dia takut adiknya Kenya Su akan menolak, jadi dia hanya mengatakan kalau Peter Lin adalah pilihan untuk menjadi partner kencan butanya.
Peter Lin tersenyum dalam hatinya, baiklah kalau begini akan lebih mudah ditangani!
Lagipula Kenya Su tidak tahu tentang pertunangan itu, jadi dia dengan alami akan berpura-pura menjadi partner kencan buta yang menjijikkan juga menyebalkan.
Selama Kenya Su mengatakan kalau dirinya tidak menyukainya, maka tidak peduli seberapa keras Snow Su berusaha, pada akhirnya dia tidak bisa memaksakan apapun.
Begitu saatnya tiba, sekalipun Snow Su tidak ingin memutuskan kontrak pernikahannya itu juga sudah bukan di ranahnya.
Memikirkan hal ini, Peter Lin langsung bertindak dan berkata sembarangan, "Kalau kamu adalah Kenya, maka partnermu itu benar aku."
Melihat sikap Peter Lin ini wanita itu sedikit mengernyit, tetapi dia masih duduk dan berkata, "Halo, aku Kenya, dan ini sahabatku Melinda Cao."
Kenya Su cukup sopan, tapi Melinda Cao tidak.
Dia memandang Peter Lin dari atas ke bawah, matanya penuh rasa jijik, "Heh Kenya, kakakmu ini tidak salah kah, masa partner kencan buta seperti ini yang diperkenalkan padamu?"
Melinda Cao melirik Peter Lin: "Peter Lin, ‘kan? Tidak peduli bagaimana kamu menipu kak Snow, tapi aku akan memberi tahumu dengan jelas kalau kamu dan Kenya tidak cocok!"
“Apa yang cocok dan apa yang tidak cocok?”
Peter Lin bertanya secara retoris.
"Huh," Melinda Cao tersenyum menghina, "Kamu tahu kan power keluarga Kenya, standar hidupnya melebihi apa yang dapat kamu bayangkan."
Peter Lin mengangguk, "Benar katamu, tapi setelah menikah nanti beberapa hal ini aku bisa mengubahnya."
"Abalon dan teripang aku bisa memakannya. Mobil mewah pun punya roda empat. Mau sebesar apa pun vilanya, itu hanya punya satu tempat tidur."
“Tapi mari kita buat kesepakatan dulu. Bahkan jika sekalipun aku menikah dan berada di level yang lebih rendah, anakku nanti tetap harus memakai margaku!”
Melinda Cao tercengang saat melihat Peter Lin yang ekspresi wajahnya begitu serius, pria ini bahkan sudah berfantasi tentang kehidupan setelah menikah, apakah dia sakit jiwa?
Kenya Su yang dari tadi berusaha untuk tetap tersenyum, wajah cantiknya menjadi sangat marah setelah mendengar tentang anak.
Peter Lin sendiri sangat gembira, jangan tahan, keluarkan lah, sekarang juga tolak aku!
Siram air, ya, siram air langsung ke wajahku dan suruh aku keluar! Tapi sayang sekali, Kenya Su pada akhirnya masih menahan segalanya, "Tuan Lin benar-benar luar biasa dan sangat lucu."
Ini bukan karena dia baik hati, tapi karena kakaknya sebelumnya sudah menjelaskannya secara spesifik sebelum dia datang ke sini.
Tidak peduli apa yang terjadi, dia tidak bisa pergi begitu saja, kalau tidak dia akan kehilangan uang sakunya.
Sekarang Kenya Su telah meninggalkan rumah, dia bergantung sepenuhnya pada kakaknya untuk mendapatkan dukungan finansial, jadi pada akhirnya dia hanya bisa patuh dan menurut pada kakaknya.
Jika disesuaikan dengan kepribadiannya sebelumnya, dia pasti sudah akan menyiram air ke kepala Peter Lin dan pergi dari sana.
Kenya Su mengangkat tangannya, "Pelayan, mau pesan."
“Baik Bu, mohon tunggu sebentar.”
Seorang pelayan berjas dan berdasi segera datang dengan buku menu.
Kenya Su melambaikan tangannya dan dengan familiar berkata, "Dua steak, satu salad buah, dan dua gelas lemon."
Mendengar ini, Peter Lin berkata dengan malu-malu, "Um...tolong pesankan aku sepotong steak, oh tidak, dua potong, aku sedikit lapar."
Kenya Su memutar matanya, "Ya sudah kedua steak itu untukmu saja, kami berdua sedang diet."
"Terima kasih, terima kasih."
Peter Lin menyentuh hidungnya dan tersenyum canggung.
Steak disajikan dengan cepat, dan Peter Lin berkata dengan sopan, "Tolong bawakan aku sumpit. Aku tidak terbiasa menggunakan pisau dan garpu."
Tiba-tiba terdengar dengusan dingin dari belakangnya, "Menggunakan sumpit untuk makan makanan Western sungguh memalukan orang China kita!"
Pada saat ini, seorang pemuda berjas rapi berjalan mendekat dengan ekspresi arogan.
Namanya Seno Ma, dan dia adalah rekan Kenya Su, dia sudah lama mengejar Kenya Su, tapi Kenya Su sama sekali tidak menghiraukannya.
Melihat orang udik seperti Peter Lin bisa makan bersama Kenya Su, Seno Ma jelas menjadi semakin kesal.
Jadi ketika dia mendengar Peter Lin meminta sumpit, dia tidak sabar untuk datang dan ingin mengambil kesempatan untuk mempermalukan Peter Lin.
Peter Lin mengerutkan kening dan meletakkan sumpitnya: "Jika kamu tidak membutuhkan mulutmu, kamu dapat menyumbangkannya daripada meludah sembarangan di sini!"
Mendengar kata-kata seperti itu, Kenya Su dan Melinda Cao tidak bisa menahan diri untuk menutup mulut dan tertawa.
Seno Ma sendiri jelas menjadi marah, “Vulgar, sangat vulgar! Merupakan etiket mulia Barat untuk menggunakan pisau dan garpu saat makan makanan Western. Aku mempunyai niat baik untuk mengingatkanmu, tetapi kamu malah tidak tahu diri dan malah menghinaku?"
Mendengar itu Peter Lin meliriknya dan berkata perlahan, "Sumpit panjangnya tujuh inci enam titik, yang melambangkan tujuh emosi dan enam keinginan manusia."
"Sumpit mempunyai satu ujung bulat dan satu ujung persegi. Lingkaran melambangkan langit dan persegi melambangkan bumi, ini melambangkan langit bulat dan bumi. Dan inilah pemahaman orang China tentang segala sesuatu yang ada di dunia."
“Ketika seseorang memegang sumpit, ibu jari dan jari telunjuk di atas, jari manis dan kelingking di bawah, dan jari tengah di tengah. Inilah lambang tiga talenta langit, bumi, dan manusia. Ini adalah pemahaman dunia oleh nenek moyang kita di China."
Setelah selesai berbicara, Peter Lin dengan tenang menatap ke arah Seno Ma dan berkata, "Makan awalnya adalah hal yang biasa, dan tidak ada perbedaan antara tinggi dan rendah dalam alat apa pun yang kamu gunakan, tetapi bagi orang sepertimu yang memuja benda asing, itu adalah yang paling menyedihkan dan rendahan!"
Setiap kata sangat berharga dan memiliki pengaruh yang kuat!
Seluruh isi restoran Western yang pada awalnya sunyi kemudian riuh dengan bunyi tepuk tangan meriah!
Seorang pria paruh baya berdiri lebih dulu, "Bagus sekali!"
Seorang pria tua juga mengangguk dengan gemetar, "Ya, anak muda, kamu hari ini telah memberi kami semua pelajaran yang berharga!"
Ada juga seorang wanita berpakaian modis yang memandang Peter Lin dengan kagum, "Ya Tuhan, bahkan sepasang sumpit pun sangat istimewa. Budaya China kita benar-benar sudah tua dan memiliki makna yang dalam!"
Setelah mengatakan itu, wanita itu menyentuh pacarnya di sebelahnya: "Pria yang tahu banyak hal itu sangat menawan. Kamu harus belajar lebih banyak!"
Anak laki-laki itu menggaruk kepalanya karena malu dan tidak berani berbicara.
Peter Lin sendiri berdiri sambil tersenyum berkata, "Maaf menarik perhatian orang-orang, aku juga tidak sedang memamerkan pengetahuanku. Aku hanya merasa kita lahir dan besar di China, jadi kita harus selalu mengingat identitas kita, bangga dengan negara dan bangsa kita. Dengan begitu kita tidak mengubur tradisi kita semakin dalam!”
"Benar!"
"Aku orang China dan aku bangga!"
Seluruh restoran berada dalam kegembiraan, bahkan rasa jijik di mata Kenya Su jadi memudar.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved