chapter 11 kamu masih muda

by Howie 22:09,Dec 07,2023
Kedua orang itu tubuhnya melekat bersama seperti dalam keaadaan sedang berpelukan.

Nafas panas yang keluar dari hidung Sonny berakhir berhembus ke arah dada Willian.

Dengan pelahan mulai timbul rasa panas dan gatal.

Begitu juga dengan sebaliknya nafas Willian mengembus ke arah wajah Sonny, dan hal itu membuat detak jantung Sonny pelahan mulai berdebar kencang.

Sonny masih mengenakan pakaian tidur renda yang berwarna ungu yang terlihat lumayan transparan, dengan sosok anggunnya itu membuat orang yang melihat pun dapat bergairah.

Sesaat setelah itu, Sonny mendadak mengkerutkan keningnya dengan menundukkan kepalanya.

Willian membuang wajahnya, lalu mengangkat tangannya dengan malu berkata, "Bagaimanapun, dia adalah seorang pemuda!"

Sonny langsung paham dengan yang dimaksud, “Kamu tidak tahu malu!”

Terdengar suara langkah kaki yang begitu berantakan menurunin tangga, tidak terdengar seperti suara seorang pembunuh.

Willian menahan Sonny dari belakangnya, "Kamu diam disini dan jangan bergerak. Aku akan turun untuk melihat."

Begitu turun kebawah, langsung terlihat segelombongan anak muda dengan sombong berjalan menuju ke sini.

Pimpinannya adalah seorang pria Scar Face dengan mengenakan kalung rantai emas yang besar.

"Kak, bukankah orang bodoh ini seorang Delivery? Bagaimana dia bisa datang ke tempat ini?" tanya seorang pria kribo yang sedang makan es loli.

Scar Face melihat sekitarnya lalu berkata, "Kemungkinan besar datang untuk mencuri sesuatu."

Willian dengan perlahan turun ke bawah.

Scar Face langsung menyadari hal ini.

Setelah beberapa orang saling berhadapan.

Willian meletakkan pistol di belakang punggungnya, "Semuanya, ada apa ini?"

Scar Face menyentuh kepalanya sembari tersenyum pada Willian, "Hei bodoh, kami adalah orang-orang Saudara Qin. Aku kira seharusnya kamu sudah tau untuk apa kami datang ke sini, bukan?"

"Saudara Qin? Saudara Qin yang mana?" Willian sesaat tidak bereaksi.

Seorang pria bertubuh besar kribo memegang es loli di mulutnya dan berjalan mengampirinya dengan menggoyangkan penisnya tiga kali sekaligus, "Habert Qin!"

Willian langsung paham dengan tujuan mereka datang kesini.

Rekan penulisnya adalah Habert Qin, si sampah yang ingin balas dendam.

“Ada masalah apa mencariku?” Willian tahu dan bertanya dengan sengaja.

Scar Face mengelus-eluskan kepalanya sembari berkata, "Sandra adalah wanita dari pihak Saudara Qin kami. Berengsek, kamu telah meniduri wanita Saudara Qin. Kamu masih bisa bertanya ada masalah apa?"

"Persetan! Bermain sebagai kakak ipar! " Kepala besar yang memegang es loli itu langsung menendang kursi hingga hancur terbelah menjadi dua dan menghampiri Willian.

Willian tertawa dan berkata, "Bukankah hal ini tidak bisa salahkan aku. Jika ingin menyalahkan, salahkanlah Saudara Qin kalian karena dia yang seperti sampah."

"Persetan! Ingin bermain sebagai kakak ipar?

Pria besar itu mendekat lalu mendorong keras Willian.

Scar Face sembari menjilat gusinya dan berkata, "Hei bodoh, sudah sampai sini kamu masih bisa keras kepala. Saudara-saudara, sekarang patahkan kaki si bodoh ini terlebih dahulu! Lalu bawa dia ke depan Saudara Qin. Saudara Qin bilang kalau dia akan membuat orang si bodoh ini berlutut di tanah untuk menyaksikan Saudara Qin bermain dengan Sandra!

Lakukan! "

Scar Face memberi perintah.

Sejumlah orang langsung bergegas bertindak.

Willian mengangkat tangannya seperti memberi isyarat.

Di kedua lengannya timbul Otot-otot yang bergulit seperti naga, dan jari tangan Willian jadi terlihat seperti kait, dengan menghabisi semuanya.

Saat itu, dia langsung menghabisi orang itu bahkan sampai pakaian nya robek ke kulitnya.

Kulitnya terkupas sampai badannya penuh dengan berlumuran darah. Semua orang yang ada di belakang terkejut melihatnya sampai tidak ada yang berani melangkah maju.

Wajah Scar Face menjadi suram, "Ternyata dia seorang pendekar. Kepala besar! Maju lawan dia!"

"Persetan! ternyata dia bisa kung fu! " kepala besar memegang es loli di mulutnya lalu melompat kecil di tempat sebagai bentuk pemanasan ringan.

Menghabisinya dengan Tendangan jitu.

Tanpa berkata apa pun, Willian melawannya dengan pukulan lincah yang sama.

ah!

Suara teriakan.

kepala besar merasa dia seperti menendang batang besi, dan dia mengelus-elus kakinya sembari berguling kesakitan di tanah.

“Kalian semua pecundang, minggir kalian dan biar aku saja yang melawannya!” Scar Face meringankan otot pundaknya, mengkretek lehernya, lalu bangkit dengan satu lutut.

Tubuh Willian terlihat tenggelam, dan dia menekan lututnya dengan satu tangan.

Diikuti dengan pukulan sikut lengan.

Pukulan Scar Face jatuh tepat pada dadanya.

Scar Face langsung melompat ke belakang pertanda mundur.

Setelah sampai di tanah, emosi Scar Face memuncak tidak sungkan-sungkan langsung mengambil belati benda tajam yang di belakangnya.

Wajahnya terlihat sangat emosional.

"Aku tidak dapat membunuhmu!"

Scar Face dengan segera akan menerkamnya.

Tetapi mendadak terdengar suara jeritan Sonny yang muncul dari arah atas.

Raut wajah pada Willian berubah dan dia melangkah maju untuk menghampiri suara tersebut.

Scar Face berpikir bahwa Willian sedang ketakutan, "Cepat! Bunuh dia!"

Sekelompok orang langsung mematuhi perintahnya dan segera menyusul mereka.

Begitu Willian sampai, dia melihat bahwa Sonny telah disandra oleh seorang pria yang berkulit hitam di belakang punggungnya dan mencekik lehernya. Senapan hitam telah diarahkan ke kepala Sonny.

Raut pada wajah Sonny berubah menjadi pucat.

Lalu senapan orang itu berpindah arah ke Willian.

Sonny berteriak dengan keras, "Willian, cepat kamu lari!"

Pria kulit hitam yang kuat itu dengan tidak ragu menembaki Willian.

Willian menghindari tembakannya dengan berguling di tempat dan disaat yang sama ia juga mengambil pistolnya untuk menembaki pria kulit hitam yang kuat itu.

Pria kulit hitam yang kuat itu menahan Sonny yang berada dihadapannya dengan mengunakan satu tangannya sebagai bentuk tameng untuk melindunginya dari serangan Willian.

Mereka berdua satu sama lain saling menghindari dan tembak menembak.

Hal ini membuat dinding tembok menjadi banyak yang berlubang.

Barang-barang seperti vas bunga, bingkai kaca, dan berbagai barang lain pun semuanya hancur berkeping-keping karena pertikaian mereka.

Scar Face, yang awalnya mengikuti Willian untuk menghabisinya pun menjadi sangat ketakutan sampai dia sendiri gemetar saat melihat pertikaian sengit ini. Membuatnya kehilangan pijakan lalu terjatuh.

Kembali lagi, Willian dan pria itu tetap saling melakukan perlawanan satu sama lain.

Seluruh peluru yang mereka gunakan sudah habis terpakai.

Dari mereka berdua tidak ada yang terkena serangan satu sama lain.

Musuhnya sangat cerdik, ia menggunakan Sonny untuk menjadi tamengnya, jika tidak dari awal Willian bisa langsung menembak tepat di kepalanya.

Saat lawan ingin mengganti magasinnya.

Willian langsung mengambil kesempatan ini untuk melembarkan pistolnya.

Sonny yang terkena lemparan pistolnya, langsung menundukkan kesakitan, hal ini membuat adanya peluang pria kuat itu terlihat.

Dengan adanya moment ini, Willian memanfaatkannya dengan memecahkan vas yang berada di tangannya dengan satu pukulan, lalu mengambil potongannya lalu melemparkannya.

Pecahan vas itu melukai arteri karotis orang hitam itu dan membuatnya berakhir dengan keadaan tidak bernyawa.

Darahnya terus mengalir keluar.

Pupil pada mata pria kulit hitam itu semakin membesar.

Tubuh bongsornya langsung roboh dalam sekejap.

Willian memopang Sonny untuk berdiri dengan mengajukan pertanyaan, "Kamu baik-baik saja?"

Sonny dengan pelan-pelan kembali fokus, dan dia terjatuh ke pelukan Willian, tubuhnya terus bergetar tak terkendali.

Willian menepuk lembut punggung Sonny sambil berkata, “Tidak apa-apa, semua sudah berlalu.”

Untungnya, Sonny berasal dari keluarga yang cukup besar dan sudah paham akan dunia. Jadi dia akan pulih kembali.

Sonny menatap dalam Willian, Terlihat kalau saat ini Willian berbeda dengan yang sebelumnya. Jika bukan karena si Delivery hari ini, kemungkin dia 100% akan mati.

Sangat berterima kasih.

Willian memungut pistolnya dari lantai, mengisinya dan berjalan menghampiri Scar Face.

Scar Face terlihat sangat ketakutan hingga membuatnya mengambil melangkah mundur, tetapi saat dia ingin bangkit berdiri, tetapi karene kakinya tidak bertenaga dan dia kembali jatuh ke lantai.

Dia kira dia sendiri adalah orang yang paling jahat.

Tanpa diduga, dia tidak seberapa dibanding dengan Willian.

Pistol yang berwarna hitam ini diarahkan ke tengah-tengah alis Scar Face.

Scar Face begitu ketakutan membuatnya langsung berlutut di lantai, "Kak, kak, dengarkan aku!"

Willian dengan santai menyalakan seputung rokok untuk merokok dan berkata, "Ku berikan waktu tiga detik untuk kalimat terakhirmu

tiga! "

Keringat mengalir deras dari dahi Scar Face.

Saking takutnya ia sampai lmelemah dan memilah-milah sekam.

"Kak, aku dari Klub Black Dragon."

“Dua!” Mata Willian tetap terlihat tenang.

"Kak! Kamu masih muda! Jangan mengambil jalan kejahatan!" teriak Scar Face.

"satu!"

Scar Face kembali berteriak dengan berkata, "Kak! Habert sedang pergi mencari Sandra. Jika kamu tidak segera pergi, maka Sandra akan ditiduri oleh Habert!"

Bang!

Willian langsung mengarahakn pistolnya lalu menembak lutut Scar Face.

Scar Face berguling-guling di tanah karena merasakan sakit yang luar biasa.

Willian menginjak keras Scar Face dan berlari ke bawah.

"Hei! Mau pergi kemana?" teriak Sonny.

"Mencari Sandra."

"Kalau begitu aku..." di tengah kalimat, Sonny mengertakkan giginya lalu kembali melanjutkan kalimatnya, "Kalau begitu cepat pergi!"

Willian pergi tanpa menoleh melihat ke belakang.

Sonny menemukan ponselnya dan menelepon, "Kakek...Aku telah diserang."

Saat di rumah Sandra.

Sandra, yang baru saja kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu, tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu.

Dikira bahwa Willian lah yang telah kembali.

Tanpa diduga, ketika dia membuka pintu, dia menemukan itu adalah Habert.

Habert menggosok jemari jarinya yang pendek dan gemuk, dengan wajah galak dan mata penuh tatapan nafsu, dengan rakusnya melirik tubuh Sandra, dan berkata "Jalang! Aku tidak akan membunuhmu hari ini jika tidak melakukannya!"

Habert gemuk bagaikan babi bergegas menghampiri Sandra.

Sandra terus menerus menolaknya.

Namun, dia hanyalah seorang wanita lemah yang tidak akan menang melawan Habert.

Habert tertawa terbahak-bahak dan merobek pakaian Sandra dengan kedua tangannya, "Pelacur! Berhentilah berteriak, aku sudah mengirim orang untuk menangkap orang yang Delivery itu. Aku akan bermain denganmu sampai mati di depannya nanti!"

Sandra tampak terlihat begitu putus asa.

Bang!

Pintunya ditendang sampai terbang ke udara.

Habert sangat ketakutan hingga tubuhnya yang gemuk gemetar. Ketika dia menoleh, dia melihat Willian mendobrak pintu dengan ekspresi begitu menyeramkan di wajahnya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

290