chapter 4 Kagum
by Howie
22:09,Dec 07,2023
Willian tidak menyangka bisa bertemu dengan Sonia di tempat ini.
Tapi wajar saja sahabat Sandra itu muncul di tempat seperti ini, mereka sama-sama berasal dari keluarga konglomerat.
"Aku di sini untuk ..."
Sebelum Willian menyelesaikan perkataannya, Sonia melihat pakaian Willian dan langsung berkata, "Cukup! Kamu datang ke sini untuk mengantar makanan, 'kan? Aku ingatkan, ya! Kamu sudah membuat sahabatku hamil! Awas saja kalau kamu tidak mau bertanggungjawab!"
"Apa? Dia sudah menggugurkan kandungannya! Untuk apa aku masih harus bertanggungjawanb!" Willian mulai tidak sabar.
Sonia yang mendengarnya langsung marah, dia menarik kerah baju Willian dan berkata, "Siapa bilang?Sandra ingin melahirkan bayinya!"
Astaga!
Ternyata Sandra tidak menggugurkan kandungannya?!
Sonia semakin kesal setelah melihat ekspresi Willian.
Dia menginjakkan ujung sepatu hak tingginya pada Willian, tapi laki-laki itu bisa menghindarinya dengan gesit.
"Arrgghh!!!"
Kaki Sonia terasa sakit.
Dia menatap Willian dengan tajam dan berkata, "Urusan kita belum selesai!"
Sonia pun pergi. Willian melihat pinggul proporsional wanita itu, pantatnya juga bulat dan montok. Saat berjalan, pantatnya bergoyang ke kiri dan kanan, terlihat sangat seksi.
Sayang sekali kata-katanya sangat kasar.
Willian teringat dengan perkataan Sonia, ternyata Sandra tidak menggugurkan kandungannya.
Dia lantas kembali ke lokasi acara.
Sutarjo mengutus sekretaris seksi bernama Leony Liu untuk menemani Willian.
Willian memakai masker dan menunjuk beberapa orang yang datang belakangan. "Siapa dia?"
Leony membenarkan kacamatanya sambil menunjuk kepalanya sendiri dan berkata, "Dia putra orang terkaya di Kota Jola, namanya Lucky Qin. Dia adalah saingan bisnis kita malam ini."
Mata Willian berbinar.
Bukankah Sandra akan dinikahkan dengan tuan muda Keluarga Qin yang berengsek dan gendut itu?
Bahkan hari ini Willian juga mendengar bahwa Keluarga Qin ingin mendapatkan proyek distrik baru tersebut dan bekerja sama dengan Keluarga Su sekaligus membantu keluarga itu dari kebangkrutan?
Jika Willian memenangkan proyek tersebut, bukankah Keluarga Qin dan Keluarga Su tidak bisa bekerja sama dan Sandra tidak perlu menikah dengan tuan muda Keluarga Qin?
Jika dirinya diam-diam membantu Keluarga Su, mereka tidak perlu merasa berutang budi padanya, 'kan?
Willian mempunyai perasaan aneh pada Sandra, mungkin dia tidak rela jika wanita secantik itu menikah dengan laki-laki yang mirip babi!
Itulah yang ada di pikiran Willian.
Setelah acara penyambutan selesai, persaingan pun akan segera dimulai.
Tanpa didiuga, Lucky langsung berdiri dan melihat sekeliling, kemudian berkata, "Hadirin sekalian, Keluarga Qin akan mengambil proyek di distrik baru. Jika ada yang berani bersaing dengan keluargaku, kalian akan tahu akibatnya!"
Selesai berbicara, Lucky melihat sekeliling dengan tatapan mengancam. Dia benar-benar terlihat seperti orang yang paling berkuasa di ruangan itu.
Tidak ada yang berani berbicara, Lucky melipat tangannya di depan dada dengan bangga.
"Kami akan membeli proyek di distrik baru senilai 1 triliun!" kata Lucky.
Pada saat ini sebuah suara tiba-tiba terdengar.
"Dua triliun!"
Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Willian.
"Siapa dia? Beraninya bersaing dengan Keluarga Qin! Apa dia sudah bosan hidup?"
"Sepertinya dia bukan berasal dari kota ini."
"Pantas saja dia berani melawan Keluarga Qin!"
"Pasti Keluarga Qin tidak akan membiarkannya begitu saja!"
Para tamu mulai berdebat.
Lucky berdiri dan menatap Willian dengan marah, kemudian berkata, "Kamu sengaja mencari masalah?"
"Siapa yang menawarkan harga tertinggi, maka dialah pemenangnya. Bukankah begitu?"
"Apa kamu tidak dengar kalau Keluarga Qin akan membeli proyek ini?"
"Dengar, memang apa hubungannya denganku?"
Para tamu mulai menghela napas, mereke bertanya-tanya siapa sebenarnya Willian. Beraninya dia melawan Keluarga Qin!
Ekspresi Lucky berubah, dia berkata, "Tiga triliun!"
Willian berkata dengan ekspresi dingin. "Setiap orang hanya bia menawar harga sebanyak satu kali, bagaimana bisa satu orang menawarkan harga berkali-kali?"
Lucky menunjuk Willian dengan galak.
"Aku yang berkuasa di Kota Jola ini! Aku akan membelinya dengan harga tiga triliun! Keluarga Qin yang akan memenangkan proyek ini!"
Willian mengangkat papan harga dan berkata, "Kalau begitu aku akan membelinya dengan harga empat triliun!"
Lucky menggebrak meja. "Hei, apa kamu mau bersaing dengan keluargaku? Kamu sudah bosan hidup rupanya!"
Willian duduk sambil menyilangkan kaki, kemudian berkata, "Memangnya seberapa hebat keluargamu?"
Para tamu mulai ketakutan.
Sebenarnya siapa orang itu?
Beraninya bersaing dengan keluarga terkaya di Kota Jola!
Lucky bergegas menuju Willian dan meraih bahunya. "Aku akan membelinya dengan harga lima triliun, Keluarga Qin adalah penguasa di kota ini! Kalau kamu sudah bisan hidup, terus saja naikkan harganya!"
Willian sama sekali tidak takut, dia hanya tersenyum sinis dan berkata, "Enam triliun!"
Para tamu mulai heboh.
Lucky meraih kerah baju Willian dan menepuk-nepuk pipinya, kemudian berkata, "Aku akan memasukkanmu ke blender dan menumbukmu sampai hancur!"
Willian menyeringai. Dia lantas memukul kepala Lucky dan memukulkan kursi ke tubuh laki-laki gendut itu tanpa ampun.
Dia tidak mau berbasa-basi lagi.
Setelah melempar kursi yang dipegangnya, Willian mengorek telinganya dan bertanya, "Siapa yang merasa tidak terima?"
Tidak ada seorang pun yang menjawab.
Willian lantas menyerahkan selembar kartu bank pada Leony.
Sekretaris seksi itu segera memberikan kartu itu kepada panitia.
Para tamu kembali heboh.
Lucky yang kepalanya berlumur darah itu menutupi kepalanya dan berkata dengan galak kepada anak buahnya. "Selidiki dia! Aku harus memberinya pelajaran!"
Willian masuk ke ruangan khusus yang ditempati Sutarjo.
Dia menyerahkan urusannya pada Leony.
Di dalam ruangan.
Sonia mengusap pergelangan kakinya sambil terus mengutuk Willian di dalam hati.
"Kakek, siapa orang penting yang Kakek katakan itu?"
Sutarjo meminum tehnya dan berkata, "Aku tidak bisa memberitahumu. Jika dia datang, jaga bicaramu, jangan sampai membuatnya marah."
Sonia merasa tidak terima, bagaimanapun juga Keluarga Lin adalah keluarga kaya misterius di Kota Jola, wajar saja kalau Sonia bersifat sombong. Tapi sekarang keluarga mereka harus bersikap rendah hati pada seseorang yang belum pernah dirinya temui. Sonia penasaran, siapa sebenarnya orang itu!
Seseorang masuk ke ruangan itu dan berkata, "Tuan, persaingan sudah selesai."
Sutarjo mengangguk.
"Apa proyeknya dimenangkan oleh Keluarga Qin?" tanya Sandra.
"Bukan."
"Apa?" Sonia tercengang.
"Pemenangnya buka Keluarga Qin, tapi orang lain."
"Apa? Siapa yang berani melawan Keluarga Qin?"
"Dialah orang yang harus kutemui," jawab Sutarjo.
"Tunggu! Kalau Keluarga Qin gagal memenangkan proyek, itu berarti mereka tidak bisa bekerja sama dengan Keluarga Su? Aku harus segera memberitahukannya pada Sandra!"
Sonia menelepon Sandra dan berkata pada kakeknya. "Kakek, aku mau menelepon Sandra dulu di luar. Kalau orang itu sudah datang, kabari aku."
Sutarjo mengangguk.
Baru saja keluar dari ruangan kakeknya, Sonia tidak sengaja bertabrakan dengan Willian.
Willian sedang menelepon Pak Tua.
Mereka saling bertatapan.
"Kamu buta? Dasar kurir tengik!"
Selesai berbicara, Sonia langsung pergi.
Willian menutup teleponnya dan masuk ke ruangan Sutarjo.
Sutarjo segera menyambutnya. "Tuan Muda!"
Willian menunjuk ke arah pintu dan bertanya, "Siapa gadis tadi?"
"Dia cucuku, namanya Sonia Lin. Dia sangat mengagumi Ada dan ingin bertemu dengan Anda."
Tapi wajar saja sahabat Sandra itu muncul di tempat seperti ini, mereka sama-sama berasal dari keluarga konglomerat.
"Aku di sini untuk ..."
Sebelum Willian menyelesaikan perkataannya, Sonia melihat pakaian Willian dan langsung berkata, "Cukup! Kamu datang ke sini untuk mengantar makanan, 'kan? Aku ingatkan, ya! Kamu sudah membuat sahabatku hamil! Awas saja kalau kamu tidak mau bertanggungjawab!"
"Apa? Dia sudah menggugurkan kandungannya! Untuk apa aku masih harus bertanggungjawanb!" Willian mulai tidak sabar.
Sonia yang mendengarnya langsung marah, dia menarik kerah baju Willian dan berkata, "Siapa bilang?Sandra ingin melahirkan bayinya!"
Astaga!
Ternyata Sandra tidak menggugurkan kandungannya?!
Sonia semakin kesal setelah melihat ekspresi Willian.
Dia menginjakkan ujung sepatu hak tingginya pada Willian, tapi laki-laki itu bisa menghindarinya dengan gesit.
"Arrgghh!!!"
Kaki Sonia terasa sakit.
Dia menatap Willian dengan tajam dan berkata, "Urusan kita belum selesai!"
Sonia pun pergi. Willian melihat pinggul proporsional wanita itu, pantatnya juga bulat dan montok. Saat berjalan, pantatnya bergoyang ke kiri dan kanan, terlihat sangat seksi.
Sayang sekali kata-katanya sangat kasar.
Willian teringat dengan perkataan Sonia, ternyata Sandra tidak menggugurkan kandungannya.
Dia lantas kembali ke lokasi acara.
Sutarjo mengutus sekretaris seksi bernama Leony Liu untuk menemani Willian.
Willian memakai masker dan menunjuk beberapa orang yang datang belakangan. "Siapa dia?"
Leony membenarkan kacamatanya sambil menunjuk kepalanya sendiri dan berkata, "Dia putra orang terkaya di Kota Jola, namanya Lucky Qin. Dia adalah saingan bisnis kita malam ini."
Mata Willian berbinar.
Bukankah Sandra akan dinikahkan dengan tuan muda Keluarga Qin yang berengsek dan gendut itu?
Bahkan hari ini Willian juga mendengar bahwa Keluarga Qin ingin mendapatkan proyek distrik baru tersebut dan bekerja sama dengan Keluarga Su sekaligus membantu keluarga itu dari kebangkrutan?
Jika Willian memenangkan proyek tersebut, bukankah Keluarga Qin dan Keluarga Su tidak bisa bekerja sama dan Sandra tidak perlu menikah dengan tuan muda Keluarga Qin?
Jika dirinya diam-diam membantu Keluarga Su, mereka tidak perlu merasa berutang budi padanya, 'kan?
Willian mempunyai perasaan aneh pada Sandra, mungkin dia tidak rela jika wanita secantik itu menikah dengan laki-laki yang mirip babi!
Itulah yang ada di pikiran Willian.
Setelah acara penyambutan selesai, persaingan pun akan segera dimulai.
Tanpa didiuga, Lucky langsung berdiri dan melihat sekeliling, kemudian berkata, "Hadirin sekalian, Keluarga Qin akan mengambil proyek di distrik baru. Jika ada yang berani bersaing dengan keluargaku, kalian akan tahu akibatnya!"
Selesai berbicara, Lucky melihat sekeliling dengan tatapan mengancam. Dia benar-benar terlihat seperti orang yang paling berkuasa di ruangan itu.
Tidak ada yang berani berbicara, Lucky melipat tangannya di depan dada dengan bangga.
"Kami akan membeli proyek di distrik baru senilai 1 triliun!" kata Lucky.
Pada saat ini sebuah suara tiba-tiba terdengar.
"Dua triliun!"
Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Willian.
"Siapa dia? Beraninya bersaing dengan Keluarga Qin! Apa dia sudah bosan hidup?"
"Sepertinya dia bukan berasal dari kota ini."
"Pantas saja dia berani melawan Keluarga Qin!"
"Pasti Keluarga Qin tidak akan membiarkannya begitu saja!"
Para tamu mulai berdebat.
Lucky berdiri dan menatap Willian dengan marah, kemudian berkata, "Kamu sengaja mencari masalah?"
"Siapa yang menawarkan harga tertinggi, maka dialah pemenangnya. Bukankah begitu?"
"Apa kamu tidak dengar kalau Keluarga Qin akan membeli proyek ini?"
"Dengar, memang apa hubungannya denganku?"
Para tamu mulai menghela napas, mereke bertanya-tanya siapa sebenarnya Willian. Beraninya dia melawan Keluarga Qin!
Ekspresi Lucky berubah, dia berkata, "Tiga triliun!"
Willian berkata dengan ekspresi dingin. "Setiap orang hanya bia menawar harga sebanyak satu kali, bagaimana bisa satu orang menawarkan harga berkali-kali?"
Lucky menunjuk Willian dengan galak.
"Aku yang berkuasa di Kota Jola ini! Aku akan membelinya dengan harga tiga triliun! Keluarga Qin yang akan memenangkan proyek ini!"
Willian mengangkat papan harga dan berkata, "Kalau begitu aku akan membelinya dengan harga empat triliun!"
Lucky menggebrak meja. "Hei, apa kamu mau bersaing dengan keluargaku? Kamu sudah bosan hidup rupanya!"
Willian duduk sambil menyilangkan kaki, kemudian berkata, "Memangnya seberapa hebat keluargamu?"
Para tamu mulai ketakutan.
Sebenarnya siapa orang itu?
Beraninya bersaing dengan keluarga terkaya di Kota Jola!
Lucky bergegas menuju Willian dan meraih bahunya. "Aku akan membelinya dengan harga lima triliun, Keluarga Qin adalah penguasa di kota ini! Kalau kamu sudah bisan hidup, terus saja naikkan harganya!"
Willian sama sekali tidak takut, dia hanya tersenyum sinis dan berkata, "Enam triliun!"
Para tamu mulai heboh.
Lucky meraih kerah baju Willian dan menepuk-nepuk pipinya, kemudian berkata, "Aku akan memasukkanmu ke blender dan menumbukmu sampai hancur!"
Willian menyeringai. Dia lantas memukul kepala Lucky dan memukulkan kursi ke tubuh laki-laki gendut itu tanpa ampun.
Dia tidak mau berbasa-basi lagi.
Setelah melempar kursi yang dipegangnya, Willian mengorek telinganya dan bertanya, "Siapa yang merasa tidak terima?"
Tidak ada seorang pun yang menjawab.
Willian lantas menyerahkan selembar kartu bank pada Leony.
Sekretaris seksi itu segera memberikan kartu itu kepada panitia.
Para tamu kembali heboh.
Lucky yang kepalanya berlumur darah itu menutupi kepalanya dan berkata dengan galak kepada anak buahnya. "Selidiki dia! Aku harus memberinya pelajaran!"
Willian masuk ke ruangan khusus yang ditempati Sutarjo.
Dia menyerahkan urusannya pada Leony.
Di dalam ruangan.
Sonia mengusap pergelangan kakinya sambil terus mengutuk Willian di dalam hati.
"Kakek, siapa orang penting yang Kakek katakan itu?"
Sutarjo meminum tehnya dan berkata, "Aku tidak bisa memberitahumu. Jika dia datang, jaga bicaramu, jangan sampai membuatnya marah."
Sonia merasa tidak terima, bagaimanapun juga Keluarga Lin adalah keluarga kaya misterius di Kota Jola, wajar saja kalau Sonia bersifat sombong. Tapi sekarang keluarga mereka harus bersikap rendah hati pada seseorang yang belum pernah dirinya temui. Sonia penasaran, siapa sebenarnya orang itu!
Seseorang masuk ke ruangan itu dan berkata, "Tuan, persaingan sudah selesai."
Sutarjo mengangguk.
"Apa proyeknya dimenangkan oleh Keluarga Qin?" tanya Sandra.
"Bukan."
"Apa?" Sonia tercengang.
"Pemenangnya buka Keluarga Qin, tapi orang lain."
"Apa? Siapa yang berani melawan Keluarga Qin?"
"Dialah orang yang harus kutemui," jawab Sutarjo.
"Tunggu! Kalau Keluarga Qin gagal memenangkan proyek, itu berarti mereka tidak bisa bekerja sama dengan Keluarga Su? Aku harus segera memberitahukannya pada Sandra!"
Sonia menelepon Sandra dan berkata pada kakeknya. "Kakek, aku mau menelepon Sandra dulu di luar. Kalau orang itu sudah datang, kabari aku."
Sutarjo mengangguk.
Baru saja keluar dari ruangan kakeknya, Sonia tidak sengaja bertabrakan dengan Willian.
Willian sedang menelepon Pak Tua.
Mereka saling bertatapan.
"Kamu buta? Dasar kurir tengik!"
Selesai berbicara, Sonia langsung pergi.
Willian menutup teleponnya dan masuk ke ruangan Sutarjo.
Sutarjo segera menyambutnya. "Tuan Muda!"
Willian menunjuk ke arah pintu dan bertanya, "Siapa gadis tadi?"
"Dia cucuku, namanya Sonia Lin. Dia sangat mengagumi Ada dan ingin bertemu dengan Anda."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved