chapter 3 Kenapa Kamu Ada Di Sini?

by Howie 22:09,Dec 07,2023
Suasana di tempat itu langsung menjadi kikuk.

Willian yang mendengarnya hanya bisa tercengang.

Hanna maju selangkah dan bertanya, "Apa katamu? Kamu berpacaran dengan kurir tengik ini?"

Awalnya Willian ingin menjelaskan, tapi dia langsung naik pitam saat Hanna menyebutnya sebagai "kurir tengik."

"Kurir tengik? Apa maksudnya?" tanya Willian dengan marah.

"Diam! Aku tidak bertanya pada orang rendahan sepertimu! Sandra, apa yang terjadi?" marah Hanna.

Sandra tersenyum masam dan berkata, "Ibu, aku hanya bercanda. Kenapa Ibu menganggapnya serius? Kakiku terkilir, kurir ini hanya ingin menolongku."

"Kamu sudah membuatku terkejut setengah mati! Kamu akan menikah dengan Tuan Muda dari Keluarga Qin. Jangan sampai kamu membuat kesalahan atau mempermalukan keluarga kita!" kata Hanna sambil menepuk dadanya.

"Iya, Bu... aku mengerti," jawab Sandra dengan pasrah.

"Sandra, aku tahu kamu pasti merasa sedih. Tapi keluarga kita bisa bangkrut jika Keluarga Qin tidak menolong kita. Selama kamu menikah dengannya, mereka akan mengambil alih proyek di distrik baru dan bekerja sama dengan keluarga kita. Dengan begitu kita akan selamat dari kebangkrutan!"

"Iya, aku tahu itu." Sandra tersenyum pahit.

Hanna melepas syalnya dan berkata, "Syukurlah kalau begitu, aku yakin kamu tidak akan memacari seorang kurir!"

"Memangnya apa yang salah dengan menjad kurir?!" Willian tidak terima.

"Jelas-jelas kalian itu rakyat jelata! Sangat tidak sebanding dengan putriku!"

Melihat pertengkaran Willian dan ibunya, Sandra berkata, "Willian, sebaiknya kamu pulang saja, terima kasih sudah menolongku."

Willian pun pergi dari rumah itu dengan jengkel.

Tidak lama kemudian, Hanna juga keluar dari kamar Sandra.

Gadis itu akhirnya duduk dan merasa lega.

Sahabatnya, Sonia memapahnya dan berkata, "Sandra, memangnya apa hubunganmu dengan kurir tadi?"

"Tidak ada."

Sonia berdiri di depan Sandra dan berkata, "Hei, kamu tidak bisa membohongiku!"

Sandra mengelus perutnya dan berkata, "Aku mengandung bayinya."

"Apa??? Jangan menipuku!" teriak Sonia dengan kaget.

"Aku tidak menipumu!"

"Apa kamu buta? Mana mungkin kamu tidur dengan kurir!"

"Aku melakukannya saat sedang mabuk berat."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan? Kamu tidak mungkin menutupinya terus, 'kan?"

"Aku akan melahirkan bayi ini."

"Kamu sudah gila!"

"Dia sudah berjanji untuk bertanggungjawab."

"Sadarlah! Kamu itu putri keluarga konglomerat! Status sosial kalian berdua sangat berbeda, seperti langit dan bumi!" seru Sonia sambil memegang wajah Sandra.

Sonia tidak habis pikir, apa sahabatnya itu tidak mempertimbangkan gengsi keluarganya? Mana mungkin Keluarga Su mau menerima menantu yang bekerja sebagai kurir!

Ditambah lagi, mana mungkin Keluarga Qin bisa menerima penghinaan yang sangat nyata ini?

Sandra mengalihkan topik pembicaraan. "Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Omong-omong, kenapa kamu pulang ke kota ini?"

"Malam ini kakekku harus menemui orang penting, aku ikut dengannya. Sandra, pikirkan matang-matang! Jangan sampai kamu mengambil keputusan yang salah!"

Mata Sandra memerah, dia merasa sangat kesal karena harus menikah dengan laki-laki yang tidak dirinya cintai. Dia ingin memberontak dan bahkan melahirkan bayi yang dikandungnya.

"Aha! Aku punya ide bagus!" seru Sonia dengan tiba-tiba.

"Ide apa?"

Sonia tersenyum licik, kemudian berkata, "Bilang saka kalau kurir itu sudah memerkosamu, Keluarga Qin pasti akan membelamu!"

...

Saat Willian keluar dari kawasan elit tersebut, dia mengacungkan jari tengah kepada satpam yang meremehkannya.

Bagaimana bisa satpam meremehkan kurir?!

Willian menyewa sepeda dan hendak kembali ke kantornya, tapi tiba-tiba sebuah Lincoln berhenti di depannya.

Seorang laki-laki tua yang beruban turun dari mobil itu dan berkata pada Willian. "Tuan Muda, silakan masuk."

Willian tidak mengenal laki-laki tua itu.

"Nama saya Sutarjo Lin, presdir Perdagangan Kowloon cabang Kota Jola. Saya akan mengantar Anda menuju tempat konverensi." Laki-laki tua itu memperkenalkan dirinya.

Willian akhirnya tahu bahwa laki-laki tua di depannya adalah orang yang dibicarakan Pak Tua.

"Silakan naik, Tuan Muda."

Sutarjo menarik pintu mobilnya dan membungkuk pada Willian dengan hormat.

Willian pun naik ke mobil tanpa basa-basi.

Dalam perjalanan, Willian menyadari bahwa mobil yang dia tumpangi tidak senang menuju tempat konverensi.

"Kita mau ke mana?" tanya Willian.

"Masih ada banyak waktu yang tersisa untuk menghadiri konferensi. Kita akan pergi ke Dragon Bay Komplek A, saya akan menyiapkan pakaian untuk Anda."

Setelah sampai di tempat tujuan, Willian menyadari bahawa vila yang dia pijak saat ini adalah vila termahal seharga 3,4 triliun yang ramai dibicarakan orang-orang. Ternyata kakek itulah pemiliknya.

"Vilamu bagus juga!" puji Willian.

Sutarjo memberikan sebuah kunci pada Willian dan berkata, "Tuan Muda, ini kunci untuk Anda."

Willian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Vila ini terlalu besar, aku tidak bisa tinggal di sini sendiri saja."

Sutarjo masih menjulurkan kunci itu dan langsung mengerti maksud Willian.

Dia tahu bahwa Willian sangat kuat, tidak ada yang bisa menandinginya di negara ini!

Bahkan para putra konglomerat di Kota Berli sangat menghormatinya dan memanggilnya "Kak Willian."

Orang lain hanya tahu bahwa Sutarjo yang berkuasa di negeri ini, tapi sebenarnya dia hanyalah bawahan Willian.

Willian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Dia tidak mengenakan pakaian yang sudah disiapkan Sutajo, melainkan memakai pakaian santai yang longgar.

Sutarjo sudah menyiapkan koki terbaik untuk menghidangkan makanan spesial bagi Willian.

Makanan lezat yang tersaji di meja makan benar-benar menggugah selera.

Setelah kenyang, mereka pun masuk ke mobil dan pergi menuju Gedung Mulia.

Pada umumnya, para tamu yang menghadiri konverensi itu adalah keluarga konglomerat di Kota Jola.

Willian tidak terlalu tertarik dengan acara semacam ini, dia menghadiri acara tersebut hanya karena permintaan dari Pak Tua.

Status sosial Sutarjo sangat tinggi, dia harus menunggu di ruangan khusus dan tidak datang ke acara tersebut.

Acara belum dimulai, Willian pergi ke toilet terlebih dulu.

Setelah keluar dari toilet, Willian melihat wanita cantik yang keluar dari toilet di sebelahnya.

Wanita itu mengikat rambut merah marunnya tinggi-tinggi, dia mengenakan dress yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi, stoking hitam dan sepatu hak tinggi berwarna merah.

Willian melambaikan tangannya untuk menarik perhatian wanita itu.

Wanita itu pun menoleh, mereka saling berpandangan.

Bukannya wanita itu adalah sahabat Sandra yang baru saja dirinya temui?

Sonia tertegun saat melihat Willian. Dia lantas bertanya, "Kamu kurir yang tadi, 'kan? Kenapa kamu bisa ada di sini?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

290