chapter 1 Aku Hamil!
by Howie
22:09,Dec 07,2023
Suara ponsel membangunkan Willian Wang.
Dia melihat nomor tak dikenal di layar poselnya.
Nomor itu juga mengirimkan beberapa SMS.
"Kamu di mana?"
"Aku mengandung anakmu."
"Apa kita bisa bertemu?"
Willlian tidak menggubrisnya, kemudian mengunduh aplikasi anti penipuan.
"Jangan harap kamu bisa menipuku!"
Willian memasang seragam dan menyalakan rokoknya.
Dia berbalik dan melihat beberapa rekannya berkumpul dan membicarakan berita lokal di Kota Jola.
Willian meletakkan sebatang rokok di ujung mulutnya dan berkata, "Apa yang kalian bicarakan?"
Si Gendut menggoyangkan ponselnya dan berkata, "Nona dari Keluarga Su, salah satu keluarga kaya di Kota Jola akan menikah dengan putra orang terkaya di kota ini."
Willian mengikat tali sepatunya dan berkata, "Memangnya apa hubungannya dengan kurir sepertimu yang mendapat gaji 10 juta sebulan?"
"Nona dari Keluarga Su ini sangat cantik, sementara putra dari keluarga terkaya di kota ini sangat jelek! Tidak hanya itu, si tuan muda itu juga dikabarkan menderita sifilis. Tragis sekali nasib nona cantik itu!"
Willian melirik ponsel si Gendut, kemudian tertegun sejenak setelah melihat foto wanita itu!
"Sial!"
Willian baru saja terbangun dari tidurnya, dia masih merasa linglung dan merebut ponsel salah satu rekannya itu untuk melihat foto wanita itu dengan lebih dekat.
Si Gendut tersenyum dan berkata, "Apa Kak Willian juga merasa kasihan pada nona kaya itu?"
Willian dengan bingung sekaligus terkejut berkata, "Aku pernah tidru dengannya!"
Si Gendut merebut ponselnya kembali dan berkata, "Baiklah, Kak William! Jangan membual lagi! Waktu itu kamu berkata bahwa kamu pernah tidur dengan artis internasional, hari ini kamu berkata kalau kamu pernah meniduri putri konglomerat!"
Rekannya yang lain, Russel Zhang juga berkata dengan nada meremehkan. "Kak William memang suka membual. Waktu kita minum-minum beberapa hari lalu, dia juga berkata bahwa dirinya adalah seorang pedagang senjata internasional!"
"Kak Willian, jangan suka membual lagi! Kamu juga pernah berkata bahwa kamu adalah mafia penguasa Kota Berli, bahkan para konglomerat di Kota Berli begitu menghormatimu!" timpal si Gendut.
Mereka berdua saling memandang dan tertawa, kemudian dengan nada menghina berkata, "Kalau kamu memang sehebat itu, kenapa malah jadi pengantar makanan?!"
"Ini namanya menyembunyikan kekuatan!" sahut Willian sambil mengisap rokok.
Saat berbicara, Willian mengingat kejadian yang belum lama ini dirinya alami.
Beberapa hari lalu, Willian baru saja kembali dari luar negeri dan mengadakan pesta minum-minum di sebuah hotel bersama teman-temannya. Keesokan harinya saat Willian terbangun dari tidurnya, sesosok wanita cantik sedang tidur pulas di sebelahnya.
Siapa sangka kalau wanita cantik itu ternyata adalah putri dari Keluarga Su yang kaya raya.
Willian masih mengingat adegan erotis malam itu dengan jelas.
Akan tetapi setelah malam itu, Sandra tidak mau mengakui Willian dan tidak mau berkomunikasi dengannya lagi.
Willian mengeluarkan baterai koreknya.
Setelah 10 tahun lebih tidak pulang ke negara asalnya, Willian sudah menjadi penguasa mafia bawah tanah!
Dia juga menjadi penguasa Kota Brave yang mampu mengumpulkan semua penjahat dari seluruh dunia.
Awalnya dia pulang karena ingin member laporan pada Pak Tua, tapi laki-laki tua itu berkata bahwa aura iblis di tubuh Willian masih terlalu kuat dan memintanya untuk menyamar menjadi rakyat biasa agar aura iblisnya hilang.
Oleh karena itu Willian memilih untuk bekerja sebagai kurir pengantar makanan.
"Padahal wajahku juga sama jeleknya dengan anak orang terkaya di Kota Jola, kenapa nasibku berbeda jauh dengannya?!" keluh si Gendut.
Willian memasang baterai baru di koreknya.
"Anggap saja kamu lahir dari rahim yang salah!" ejek Willian.
"Kak Willian, memang apa bedanya kamu denganku? Kita 'kan sama-sama kurir?!"
Russel meliriknya dan berkata, "Hei, gendut! Apa maksudmu? Kak Willian 'kan mafia internasional yang pernah meniduri putri konglomerat! Kita ini tidak sebanding dengannya!"
"Kalau cuma membual, aku juga bisa! Aku pernah tidur dengan Beyonce, tahu!" Si Gendut tak mau kalah.
Willian tidak menggubris mereka dan pergi ke kamar mandi sambil mengangkat celananya.
Russel melihat ke luar jendela dan melihat sebuah Maserati yang parkir di depan kantor mereka.
Sesosok wanita cantik keluar dari mobil mewah itu.
Dia mengenakan kemeja putih berenda, rok pendek ketat yang membalut pinggangnya yang ramping dan bokongnya yang semok. Dia mengenakan sepatu hak tinggi dan kaki jenjangnya dibungkus stoking hitam.
Kulitnya putih dan mulus, wajahnya cantik alami tanpa riasan tebal. Ditambah lagi dia mengenakan kacamata tanpa bingkai yang menambah pesonanya.
"Alamak!" Russel menelan ludah dan membelalakkan matanya.
Si Gendut yang penasaran juga melihat ke luar jendela dan menatap wanita itu dengan kagum.
Setelah melihat wanita itu dengan jelas, si Gendut merasa familier. Dia lantas melihat ponselnya dan menyadari bahwa wanita yang sedang berjalan masuk menuju kantor mereka itu sama persis dengan wanita cantik yang baru saja dirinya lihat di berita lokal.
Dia merasa heran, kenapa nona kaya sekelas Sandra bisa datang ke kantor mereka?
Sandra berjalan masuk dengan suara sepatu hak tingginya yang terdengar jelas.
Russel menggosok-gosokkan telapak tangannya dan dengan ramah berkata, "Halo, Nona! Ada yang bisa kami bantu?"
"Apa Willian Wang ada di sini?" tanya Sandra tanpa basa-basi.
Russel dan si Gendut tercengang, kemudian melihat ke arah kamar mandi pada saat yang bersamaan.
"A, ada! Apa Nona ada keperluan dengan teman kami?"
Sandra tidak berbicara dan hanya menatap Willian yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengangkat celananya.
Wanita itu mengerutkan kening saat melihat laki-laki yang sudah menghabiskan malam bersamanya itu ternyata adalah seorang pengantar makanan!
"Willian Wang!" teriak Sandra.
Willian yang sedang memegang rokok itu pun menoleh dan tertegun sejenak setelah melihat Sandra.
"Ada apa kamu mencariku?" tanya Willian dengan bingung.
Sandra tersipu malu saat teringat adegan erotis malam itu.
Hari itu Sandra tahu bahwa dirinya akan dijadikan "tumbal" pernikahan bisnis. Dia lantas pergi minum-minum dengan teman-temannya sampai mabuk dan akhirnya tidak sengaja masuk ke kamar Willian. Adegan erotis itu pun terjadi.
Dalam beberapa hari terakhir, menstruasinya tidak kunjung datang. Sandra lantas membeli alat tes kehamilan dan kecurigaannya akhirnya terjawab.
Dia pun merasa panik dan menghubungi pihak hotel untuk menanyakan informasi tentang Willian.
"Kenapa kamu tidak menjawab teleponku?" tanya Sandra.
Russel dan si Gendut tercengang, mereka menatap Willian dengan penuh rasa iri.
Willian bingung, dia lantas teringat dengan nomor asing dan SMS tentang kehamilan yang baru saja dia terima.
Dia mempunyai firasat buruk.
Ternyata dugaannya benar.
"Aku hamil," kata Sandra dengan nada bicara dingin.
Willian membuang puntung rokoknya ke tempat sampah dan berkata, "Memangnya apa hubungannya denganku?"
Sandra menghela napas pasrah, si Willian itu benar-benar tidak bisa diandalkan!
"Aku mengandung bayimu."
Willian terkejut.
Si Gendut dan Russel merasa terkejut sekaligus iri. Ternyata kali ini Willian tidak sedang membual!
Willian berpikir, jangan-jangan Sandra sedang mencari "tumbal" untuk dijadikan ayah bayi yang dikandungnya.
Kalau benar seperti itu, tentu saja Willian tidak mau bertanggungjawab!
Sebelum sempat mengutarakan kecurigaannya, Sandra tiba-tiba berkata, "Ikut aku ke rumah sakit! Sekarang juga!"
Selesai berbicara, dia berbalik badan dan masuk ke mobilnya.
Russel dan si Gendut mendorong Willian dan berkata, "Tunggu apa lagi? Sana cepat pergi!"
Willian pun masuk ke mobil Sandra dan bertanya, "Apa benar bayi itu anakku?"
"Untuk apa aku menipumu?"
"Kalau begitu, aku akan bertanggungjawab."
"Memangnya kurir sepertimu bisa bertanggungjawab seperti apa?!" sahut Sandra dengan kesal.
Dia melihat nomor tak dikenal di layar poselnya.
Nomor itu juga mengirimkan beberapa SMS.
"Kamu di mana?"
"Aku mengandung anakmu."
"Apa kita bisa bertemu?"
Willlian tidak menggubrisnya, kemudian mengunduh aplikasi anti penipuan.
"Jangan harap kamu bisa menipuku!"
Willian memasang seragam dan menyalakan rokoknya.
Dia berbalik dan melihat beberapa rekannya berkumpul dan membicarakan berita lokal di Kota Jola.
Willian meletakkan sebatang rokok di ujung mulutnya dan berkata, "Apa yang kalian bicarakan?"
Si Gendut menggoyangkan ponselnya dan berkata, "Nona dari Keluarga Su, salah satu keluarga kaya di Kota Jola akan menikah dengan putra orang terkaya di kota ini."
Willian mengikat tali sepatunya dan berkata, "Memangnya apa hubungannya dengan kurir sepertimu yang mendapat gaji 10 juta sebulan?"
"Nona dari Keluarga Su ini sangat cantik, sementara putra dari keluarga terkaya di kota ini sangat jelek! Tidak hanya itu, si tuan muda itu juga dikabarkan menderita sifilis. Tragis sekali nasib nona cantik itu!"
Willian melirik ponsel si Gendut, kemudian tertegun sejenak setelah melihat foto wanita itu!
"Sial!"
Willian baru saja terbangun dari tidurnya, dia masih merasa linglung dan merebut ponsel salah satu rekannya itu untuk melihat foto wanita itu dengan lebih dekat.
Si Gendut tersenyum dan berkata, "Apa Kak Willian juga merasa kasihan pada nona kaya itu?"
Willian dengan bingung sekaligus terkejut berkata, "Aku pernah tidru dengannya!"
Si Gendut merebut ponselnya kembali dan berkata, "Baiklah, Kak William! Jangan membual lagi! Waktu itu kamu berkata bahwa kamu pernah tidur dengan artis internasional, hari ini kamu berkata kalau kamu pernah meniduri putri konglomerat!"
Rekannya yang lain, Russel Zhang juga berkata dengan nada meremehkan. "Kak William memang suka membual. Waktu kita minum-minum beberapa hari lalu, dia juga berkata bahwa dirinya adalah seorang pedagang senjata internasional!"
"Kak Willian, jangan suka membual lagi! Kamu juga pernah berkata bahwa kamu adalah mafia penguasa Kota Berli, bahkan para konglomerat di Kota Berli begitu menghormatimu!" timpal si Gendut.
Mereka berdua saling memandang dan tertawa, kemudian dengan nada menghina berkata, "Kalau kamu memang sehebat itu, kenapa malah jadi pengantar makanan?!"
"Ini namanya menyembunyikan kekuatan!" sahut Willian sambil mengisap rokok.
Saat berbicara, Willian mengingat kejadian yang belum lama ini dirinya alami.
Beberapa hari lalu, Willian baru saja kembali dari luar negeri dan mengadakan pesta minum-minum di sebuah hotel bersama teman-temannya. Keesokan harinya saat Willian terbangun dari tidurnya, sesosok wanita cantik sedang tidur pulas di sebelahnya.
Siapa sangka kalau wanita cantik itu ternyata adalah putri dari Keluarga Su yang kaya raya.
Willian masih mengingat adegan erotis malam itu dengan jelas.
Akan tetapi setelah malam itu, Sandra tidak mau mengakui Willian dan tidak mau berkomunikasi dengannya lagi.
Willian mengeluarkan baterai koreknya.
Setelah 10 tahun lebih tidak pulang ke negara asalnya, Willian sudah menjadi penguasa mafia bawah tanah!
Dia juga menjadi penguasa Kota Brave yang mampu mengumpulkan semua penjahat dari seluruh dunia.
Awalnya dia pulang karena ingin member laporan pada Pak Tua, tapi laki-laki tua itu berkata bahwa aura iblis di tubuh Willian masih terlalu kuat dan memintanya untuk menyamar menjadi rakyat biasa agar aura iblisnya hilang.
Oleh karena itu Willian memilih untuk bekerja sebagai kurir pengantar makanan.
"Padahal wajahku juga sama jeleknya dengan anak orang terkaya di Kota Jola, kenapa nasibku berbeda jauh dengannya?!" keluh si Gendut.
Willian memasang baterai baru di koreknya.
"Anggap saja kamu lahir dari rahim yang salah!" ejek Willian.
"Kak Willian, memang apa bedanya kamu denganku? Kita 'kan sama-sama kurir?!"
Russel meliriknya dan berkata, "Hei, gendut! Apa maksudmu? Kak Willian 'kan mafia internasional yang pernah meniduri putri konglomerat! Kita ini tidak sebanding dengannya!"
"Kalau cuma membual, aku juga bisa! Aku pernah tidur dengan Beyonce, tahu!" Si Gendut tak mau kalah.
Willian tidak menggubris mereka dan pergi ke kamar mandi sambil mengangkat celananya.
Russel melihat ke luar jendela dan melihat sebuah Maserati yang parkir di depan kantor mereka.
Sesosok wanita cantik keluar dari mobil mewah itu.
Dia mengenakan kemeja putih berenda, rok pendek ketat yang membalut pinggangnya yang ramping dan bokongnya yang semok. Dia mengenakan sepatu hak tinggi dan kaki jenjangnya dibungkus stoking hitam.
Kulitnya putih dan mulus, wajahnya cantik alami tanpa riasan tebal. Ditambah lagi dia mengenakan kacamata tanpa bingkai yang menambah pesonanya.
"Alamak!" Russel menelan ludah dan membelalakkan matanya.
Si Gendut yang penasaran juga melihat ke luar jendela dan menatap wanita itu dengan kagum.
Setelah melihat wanita itu dengan jelas, si Gendut merasa familier. Dia lantas melihat ponselnya dan menyadari bahwa wanita yang sedang berjalan masuk menuju kantor mereka itu sama persis dengan wanita cantik yang baru saja dirinya lihat di berita lokal.
Dia merasa heran, kenapa nona kaya sekelas Sandra bisa datang ke kantor mereka?
Sandra berjalan masuk dengan suara sepatu hak tingginya yang terdengar jelas.
Russel menggosok-gosokkan telapak tangannya dan dengan ramah berkata, "Halo, Nona! Ada yang bisa kami bantu?"
"Apa Willian Wang ada di sini?" tanya Sandra tanpa basa-basi.
Russel dan si Gendut tercengang, kemudian melihat ke arah kamar mandi pada saat yang bersamaan.
"A, ada! Apa Nona ada keperluan dengan teman kami?"
Sandra tidak berbicara dan hanya menatap Willian yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengangkat celananya.
Wanita itu mengerutkan kening saat melihat laki-laki yang sudah menghabiskan malam bersamanya itu ternyata adalah seorang pengantar makanan!
"Willian Wang!" teriak Sandra.
Willian yang sedang memegang rokok itu pun menoleh dan tertegun sejenak setelah melihat Sandra.
"Ada apa kamu mencariku?" tanya Willian dengan bingung.
Sandra tersipu malu saat teringat adegan erotis malam itu.
Hari itu Sandra tahu bahwa dirinya akan dijadikan "tumbal" pernikahan bisnis. Dia lantas pergi minum-minum dengan teman-temannya sampai mabuk dan akhirnya tidak sengaja masuk ke kamar Willian. Adegan erotis itu pun terjadi.
Dalam beberapa hari terakhir, menstruasinya tidak kunjung datang. Sandra lantas membeli alat tes kehamilan dan kecurigaannya akhirnya terjawab.
Dia pun merasa panik dan menghubungi pihak hotel untuk menanyakan informasi tentang Willian.
"Kenapa kamu tidak menjawab teleponku?" tanya Sandra.
Russel dan si Gendut tercengang, mereka menatap Willian dengan penuh rasa iri.
Willian bingung, dia lantas teringat dengan nomor asing dan SMS tentang kehamilan yang baru saja dia terima.
Dia mempunyai firasat buruk.
Ternyata dugaannya benar.
"Aku hamil," kata Sandra dengan nada bicara dingin.
Willian membuang puntung rokoknya ke tempat sampah dan berkata, "Memangnya apa hubungannya denganku?"
Sandra menghela napas pasrah, si Willian itu benar-benar tidak bisa diandalkan!
"Aku mengandung bayimu."
Willian terkejut.
Si Gendut dan Russel merasa terkejut sekaligus iri. Ternyata kali ini Willian tidak sedang membual!
Willian berpikir, jangan-jangan Sandra sedang mencari "tumbal" untuk dijadikan ayah bayi yang dikandungnya.
Kalau benar seperti itu, tentu saja Willian tidak mau bertanggungjawab!
Sebelum sempat mengutarakan kecurigaannya, Sandra tiba-tiba berkata, "Ikut aku ke rumah sakit! Sekarang juga!"
Selesai berbicara, dia berbalik badan dan masuk ke mobilnya.
Russel dan si Gendut mendorong Willian dan berkata, "Tunggu apa lagi? Sana cepat pergi!"
Willian pun masuk ke mobil Sandra dan bertanya, "Apa benar bayi itu anakku?"
"Untuk apa aku menipumu?"
"Kalau begitu, aku akan bertanggungjawab."
"Memangnya kurir sepertimu bisa bertanggungjawab seperti apa?!" sahut Sandra dengan kesal.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved