Bab 6 Part 6
by Neng Gemoy
19:43,Dec 05,2023
Tapi pada suatu saat ia berkelojotan ... lalu tubuhnya mengejang seperti ayam sekarat. Perutnya pun terangkat, nafasnya tertahan. Dan aku mengerti bahwa itu tanda - tanda perempuan yang akan mencapai orgasme.
Karena itu sengaja kutancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa mendorong dasar liang memek Tante Sharon. Mulutku digunakan untuk menyedot pentil toket kiri, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya.
Gila ... terasa sekali kedat - kedutnya liang memek Tante Sharon, disusul dengan hembusan nafasnya yang barusan tertahan selama 2-3 detik. “Hhhhhaaaaaahhhh ... ! “
Tante Sharon terpejam sesaat. Lalu kelopak matanya terbuka lagi. Menatapku dengan sorot sayu. Lalu mencium bibirku dengan hangatnya, disusul dengan ucapan lirihnya, “Terimakasih Sef. Jujur ... aku belum pernah merasakan hubungan seks yang senikmat ini, “ ucap Tante Sharon sambil mengusap - usap rambutku, “Tapi kamu belum ngecrot ya ?”
“Belum Tante. “
“Kamu minum obat kuat ?”
“Aku belum pernah minum obat yang begituan. Yang kuminum tiap hari cuma vitamin dan suplemen. Hanya untuk menjaga kesehatan aja. “
“Bagus itu. Selagi muda, jangan minum obat kuat dan sebangsanya. Karena bisa merusak nanti. Sekarang cabut dulu kontolmu Sef. “
Aku manut saja. Kutarik kontolku sampai terlepas dari liang memek Tante Sharon.
Setelah kontolku tercabut, ia mendorong dadaku agar celentang. Aku tetap patuh untuk mengikuti segala keinginan wanita itu. Celentang pasrah dengan kontol masih sangat ngaceng.
Lalu Tante Sharon menduduki selangkanganku, sehingga memeknya menghimpit kontolku. Ia mengusap - usap dada dan perutku sambil berkata, “Kamu sering olahraga ya. “
“Iya Tante, “ sahutku.
“Pantesan badanmu bagus. Perutmu juga sampai sixpack begini, “ ucapnya sambil mengangkat bokongnya dan memegang kontol ngacengku. Lalu ia mencolek - colekkan moncong kontolku ke belahan memeknya yang masih basah, licin dan hangat. Gila, cara wanita itu mencolek - colekkan memeknya ke puncak kontolku, enak sekali rasanya.
Lebih enak lagi ketika ia menurunkan pantatnya, sehingga kontolku melesak masuk ke dalam liang memeknya.
“Ooooohhhhh .... “ rintihku ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya.
“Kenapa ?” tanya Tante Sharon.
“Nggak kenapa - kenapa. Cuma terasa enak sekali Tante. “
Tante Sharon tersenyum. “Emangnya memekku masih enak ?”
“Sa ... sangat enak Tante ... “
“Enak mana dengan memek saudara sepupumu ?”
“Jauh enakan punya Tante ... !” sahutku spontan. Padahal seingatku memek Lilis juga tak kalah enak. Apalagi kalau mengingat bahwa pada waktu pertama kalinya merasakan enaknya bersetubuh, ya dengan Lilis itu. Di usia yang masih sangat muda.
Tapi Tante Sharon tampak senang mendengar jawabanku barusan. Ia tersenyum manis sambil berkata, “Kontolmu juga enak sekali Sef. “
Lalu ia mulai menaik turunkan bokongnya, sehingga kontolku pun mulai dibesot - besot oleh liang memeknya. Awalnya ayunan bokong Tante Sharon perlahan - lahan. Makin lama ayunan pantatnya makin mantap. Ketika pantatnya terangkat, kontolku nyaris terlepas dari liang memeknya. Dan ketika pantatnya diturunkan, moncong kontolku benar - benar menabrak dasar liang memeknya. Namun itu yang dikehendakinya. Bahwa moncong kontolku harus selalu mentok di dasar liang memeknya. Belakangan aku pun dikasih tahu bahwa Gspot Tante Sharon berada di sekitar dasar liang memeknya. Sehingga kalau gspot itu tidak tersentuh, ia pun tidak merasakan nikmatnya.
Tante Sharon tampak bersemangat untuk mengayun bokongnya. Sehingga hentakan selangkangannya yang “menampar - nampar” selangkanganku, menimbulkan bunyi plaaaaakhhhh ... plaaaaaakkkkhhh ... plaaaaakhhhh ... plaaaaaakkkkhhhh .... !
Sementara itu kulihat sepasang toket Tante Sharon terombang ambing, seiring dengan gerakan tubuhnya. Sehingga aku pun tak kuasa menahan diri. Maka kupegang sepasang payudara wanita tajir itu. Lalu kuremas - remas dengan lembut.
Tampaknya Tante Sharon menikmati remasanku. Ia lalu menghempaskan dadanya ke atas dadaku. Namun bokongnya tetap berayun - ayun. Tentu memeknya pun tetap aktif membesot - besot kontolku.
Aku tak mau berdiam diri seperti patung. Ketika Tante Sharon memagut bibirku ke dalam lumatannya, aku pun masih bisa menggeser - geserkan kontolku dengan arah berlawanan dengan gerakan memek Tante Sharon. Kalau memeknya ditarik mundur, aku pun menarik kontolku. Kalau memek Tante Sharon maju, aku pun mendorong penisku sampai menyentuh dasar liang memek wanita manis berkulit putih bersih itu.
Namun beberapa menit kemudian, Tante Sharon terkapar di atas perutku. Dia sudah orgasme lagi. Namun hanya beberapa detik ia terkulai lemas dalam pelukanku. Kemudian ia menggulingkan badannya jadi celentang.
“Ayo lanjutin lagi sampai ngecrot ... “ ajak Tante Sharon yang sudah celentang dengan kedua paha direnggangkan.
Aku pun merayap ke atas perut Tante Sharon sambil meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek wanita tajir itu.
Tante Sharon pun memegangi kontolku, sambil mendesakkan moncongnya ke celah memeknya. Maka dengan sekali dorong kontolku langsung amblas ke dalam liang memek Tante Sharon. “Duuuuh ... langsung menggesek g-spotku Sef ... kamu memang cowok yang luar biasa. Ayo entotin lagi sepuasmu, “ ucap Tante Sharon perlahan.
Mendengar instruksi itu aku pun mulai mengayun kontolku. Bermaju mundur di dalam liang memek Tante Sharon yang sudah becek ini.
“Memekku udah becek ya. Mau kucuci dan kukeringkan dulu ?” tanya Tante Sharon.
“Jangan Tante. Aku justru senang sekali memek yang sudah becek begini. Kan beceknya karena Tante sudah orgasme. Berarti Tante sudah puas. Hal itu malah membuat jiwaku nyaman Tante. “
“Ya udah lanjutin aja kalau gitu sih. Aku memang sudah dua kali orgasme, “ kata Tante Sharon sambil merengkuh leherku ke dalam pelukannya. Sementara aku melanjutkannya, mengentot liang memek Tante Sharon dengan tubuh mulai keringatan. Namun tubuh Tante Sharon pun sudah bersimbah keringat, membuat tubuhnya mengkilap. Dan itu sangat seksi di mataku.
Leher Tante Sharon pun sampai mengkilap oleh basahnya keringat. Namun aku justru semakin bernafsu menjilati leher jenjangnya yang harum mewangi itu. Bahkan ketiaknya yang lebih basah lagi oleh keringat, kujilati dengan lahapnya, disertai dengan sedotan kuat dan gigitan - gigitan kecil.
Sedangkan entotan kontolku sengaja digencarkan. Cepat dan terus - terusan menyundul dasar liang memek Tante Sharon.
Entah berapa lama aku mengentot Tante Sharon dalam posisi biasa lagi ini. Yang jelas keringatku sudah bercucuran. Sebagian berjatuhan di kain seprai, sebagian lagi di tubuh Tante Sharon. Lalu bercampur aduk dengan keringat Tante Sharon sendiri.
Namun pada saat itu aku pun sudah mulai “gawat”. Lendir pejuhku rasanya sudah mendekati “pintu”. Sehingga aku bertanya terengah, “Tante ... aku boleh lepasin di mana ?”
“Di dalam aja. Kamu udah mau ngecrot ?”
“Iya Tante. “
“Tahan sebentar ... sebentar aja ... aku juga udah mau lepas lagi ... biar bisa bareng lepasinnya Sef ...”
Tante Sharon mulai melenggak - lenggok. Sementara entotanku sengaja kupelankan, agar jangan ngecrot dulu.
Beberapa detik kemudian Tante Sharon berseru tertahan, “Ayo ... lepasin Sef ... !”
Spontan kupercepat entotanku, kontolku maju mundur maju mundur maju mundur dengan cepatnya. Sampai akhirnya kutancapkan sedalam mungkin, tanpa menggerakkannya lagi.
Lalu kami seperti sepasang manusia yang sedan kerasukan. Saling cengkram dengan kuatnya, saling remas dengan kuatnya.
Lalu ... mpot ... mpot ... mpot ... liang memek Tante Sharon berkedut - kedut. Pada saat yang sama kontolku pun mengejut - ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku. Creeet ... crrrraaaat ... creeeet ... croooottttt .... croooooooooottttttttt ... croootttt ... cretttt ... !
Lalu kami terkulai lemas, dalam keadaan berpelukan.
“Terima kasih Sef. Yang barusan luar biasa indahnya, “ ucap Tante Sharon disusul dengan ciumannya yang bertubi - tubi di pipi dan bibirku.
Waktu kucabut kontolku dari dalam memek Tante Sharon, tampak air maniku membludak ke luar.
Tante Sharon pun menyadarinya. “Spermamu banyak bener Sef ... “
“Hehehee ... iya Tante ... “ sahutku sambil bergegas mengambil kertas tissue basah dari atas meja kecil. Tapi ketika kembali menghampiri Tante Sharon, ternyata memek wanita itu sudah bersih.
“Dimasukin lagi ke dalam, “ kata Tante Sharon, “Karena aku ingin hamil. “
Aku cuma terlongong. Tidak berani berkomentar.
Tante Sharon berkata lagi, “Aku yakin kamu bisa menghamiliku Sef. Karena kontolmu panjang sekali dan berhasil menyentuh bagian paling peka di dalam memekku. Sedangkan selama ini aku hanya mendapatkan kontol yang pendek - pendek. “
Aku tak berani menanggapi. Takut salah ucap. Karena aku tahu siapa Tante Sharon dan siapa diriku.
Tapi aku mengikuti langkah Tante Sharon menuju kamar mandi, karena dia mengajakku mandi bareng.
Di kamar mandi, ketika Tante Sharon berendam di bathtub, aku berdiri di bawah pancaran air hangat shower.
“Yosef ... ! Di sini aja mandinya. Bathtubnya kan besar sekali. Bisa muat buat dua atau tiga orang juga, “ seru Tante Sharon.
Dalam keadaan telanjang aku pun menghampiri bathtub yang memang besar sekali itu. Sehingga aku bisa berendam air hangat di samping Tante Sharon.
“Orangtuamu masih lengkap Sef ?” tanya Tante Sharon sambil menyabuni sepasang kakinya.
“Ibu sudah meninggal waktu aku baru berumur lima tahun. Sedangkan Ayah menghilang entah ke mana, “ sahutku.
“Menghilang begitu aja apa kawin lagi ?”
“Aku gak tau Tante. Ditanyain ke teman - temannya juga gak ada yang tau. “
Tante Sharon tidak berkepanjangan menanyakan masalah orang tuaku. Laluy mengalihkan pembicaraan. “Umurmu berapa tahun Sef ?”
“Sebulan yang lalu umurku genap delapanbelas tahun Tante. “
Tiba - tiba Tante Sharon memegang kontolku yang masih lemas, “Delapanbelas tahun tapi sudah bisa memuaskan wanita, ya Sef. “
Aku cuma nyengir. Tanpa menjawab.
Tante Sharon masih memegang kontol lemasku. Tangan kirinya meremas badan kontolku, sementara tangan kanannya mengusap - usap moncongnya.
Tentu saja kontolku ngaceng lagi kalau diperlakukan seperti ini sih ... !
Bersambung
Karena itu sengaja kutancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa mendorong dasar liang memek Tante Sharon. Mulutku digunakan untuk menyedot pentil toket kiri, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya.
Gila ... terasa sekali kedat - kedutnya liang memek Tante Sharon, disusul dengan hembusan nafasnya yang barusan tertahan selama 2-3 detik. “Hhhhhaaaaaahhhh ... ! “
Tante Sharon terpejam sesaat. Lalu kelopak matanya terbuka lagi. Menatapku dengan sorot sayu. Lalu mencium bibirku dengan hangatnya, disusul dengan ucapan lirihnya, “Terimakasih Sef. Jujur ... aku belum pernah merasakan hubungan seks yang senikmat ini, “ ucap Tante Sharon sambil mengusap - usap rambutku, “Tapi kamu belum ngecrot ya ?”
“Belum Tante. “
“Kamu minum obat kuat ?”
“Aku belum pernah minum obat yang begituan. Yang kuminum tiap hari cuma vitamin dan suplemen. Hanya untuk menjaga kesehatan aja. “
“Bagus itu. Selagi muda, jangan minum obat kuat dan sebangsanya. Karena bisa merusak nanti. Sekarang cabut dulu kontolmu Sef. “
Aku manut saja. Kutarik kontolku sampai terlepas dari liang memek Tante Sharon.
Setelah kontolku tercabut, ia mendorong dadaku agar celentang. Aku tetap patuh untuk mengikuti segala keinginan wanita itu. Celentang pasrah dengan kontol masih sangat ngaceng.
Lalu Tante Sharon menduduki selangkanganku, sehingga memeknya menghimpit kontolku. Ia mengusap - usap dada dan perutku sambil berkata, “Kamu sering olahraga ya. “
“Iya Tante, “ sahutku.
“Pantesan badanmu bagus. Perutmu juga sampai sixpack begini, “ ucapnya sambil mengangkat bokongnya dan memegang kontol ngacengku. Lalu ia mencolek - colekkan moncong kontolku ke belahan memeknya yang masih basah, licin dan hangat. Gila, cara wanita itu mencolek - colekkan memeknya ke puncak kontolku, enak sekali rasanya.
Lebih enak lagi ketika ia menurunkan pantatnya, sehingga kontolku melesak masuk ke dalam liang memeknya.
“Ooooohhhhh .... “ rintihku ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya.
“Kenapa ?” tanya Tante Sharon.
“Nggak kenapa - kenapa. Cuma terasa enak sekali Tante. “
Tante Sharon tersenyum. “Emangnya memekku masih enak ?”
“Sa ... sangat enak Tante ... “
“Enak mana dengan memek saudara sepupumu ?”
“Jauh enakan punya Tante ... !” sahutku spontan. Padahal seingatku memek Lilis juga tak kalah enak. Apalagi kalau mengingat bahwa pada waktu pertama kalinya merasakan enaknya bersetubuh, ya dengan Lilis itu. Di usia yang masih sangat muda.
Tapi Tante Sharon tampak senang mendengar jawabanku barusan. Ia tersenyum manis sambil berkata, “Kontolmu juga enak sekali Sef. “
Lalu ia mulai menaik turunkan bokongnya, sehingga kontolku pun mulai dibesot - besot oleh liang memeknya. Awalnya ayunan bokong Tante Sharon perlahan - lahan. Makin lama ayunan pantatnya makin mantap. Ketika pantatnya terangkat, kontolku nyaris terlepas dari liang memeknya. Dan ketika pantatnya diturunkan, moncong kontolku benar - benar menabrak dasar liang memeknya. Namun itu yang dikehendakinya. Bahwa moncong kontolku harus selalu mentok di dasar liang memeknya. Belakangan aku pun dikasih tahu bahwa Gspot Tante Sharon berada di sekitar dasar liang memeknya. Sehingga kalau gspot itu tidak tersentuh, ia pun tidak merasakan nikmatnya.
Tante Sharon tampak bersemangat untuk mengayun bokongnya. Sehingga hentakan selangkangannya yang “menampar - nampar” selangkanganku, menimbulkan bunyi plaaaaakhhhh ... plaaaaaakkkkhhh ... plaaaaakhhhh ... plaaaaaakkkkhhhh .... !
Sementara itu kulihat sepasang toket Tante Sharon terombang ambing, seiring dengan gerakan tubuhnya. Sehingga aku pun tak kuasa menahan diri. Maka kupegang sepasang payudara wanita tajir itu. Lalu kuremas - remas dengan lembut.
Tampaknya Tante Sharon menikmati remasanku. Ia lalu menghempaskan dadanya ke atas dadaku. Namun bokongnya tetap berayun - ayun. Tentu memeknya pun tetap aktif membesot - besot kontolku.
Aku tak mau berdiam diri seperti patung. Ketika Tante Sharon memagut bibirku ke dalam lumatannya, aku pun masih bisa menggeser - geserkan kontolku dengan arah berlawanan dengan gerakan memek Tante Sharon. Kalau memeknya ditarik mundur, aku pun menarik kontolku. Kalau memek Tante Sharon maju, aku pun mendorong penisku sampai menyentuh dasar liang memek wanita manis berkulit putih bersih itu.
Namun beberapa menit kemudian, Tante Sharon terkapar di atas perutku. Dia sudah orgasme lagi. Namun hanya beberapa detik ia terkulai lemas dalam pelukanku. Kemudian ia menggulingkan badannya jadi celentang.
“Ayo lanjutin lagi sampai ngecrot ... “ ajak Tante Sharon yang sudah celentang dengan kedua paha direnggangkan.
Aku pun merayap ke atas perut Tante Sharon sambil meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek wanita tajir itu.
Tante Sharon pun memegangi kontolku, sambil mendesakkan moncongnya ke celah memeknya. Maka dengan sekali dorong kontolku langsung amblas ke dalam liang memek Tante Sharon. “Duuuuh ... langsung menggesek g-spotku Sef ... kamu memang cowok yang luar biasa. Ayo entotin lagi sepuasmu, “ ucap Tante Sharon perlahan.
Mendengar instruksi itu aku pun mulai mengayun kontolku. Bermaju mundur di dalam liang memek Tante Sharon yang sudah becek ini.
“Memekku udah becek ya. Mau kucuci dan kukeringkan dulu ?” tanya Tante Sharon.
“Jangan Tante. Aku justru senang sekali memek yang sudah becek begini. Kan beceknya karena Tante sudah orgasme. Berarti Tante sudah puas. Hal itu malah membuat jiwaku nyaman Tante. “
“Ya udah lanjutin aja kalau gitu sih. Aku memang sudah dua kali orgasme, “ kata Tante Sharon sambil merengkuh leherku ke dalam pelukannya. Sementara aku melanjutkannya, mengentot liang memek Tante Sharon dengan tubuh mulai keringatan. Namun tubuh Tante Sharon pun sudah bersimbah keringat, membuat tubuhnya mengkilap. Dan itu sangat seksi di mataku.
Leher Tante Sharon pun sampai mengkilap oleh basahnya keringat. Namun aku justru semakin bernafsu menjilati leher jenjangnya yang harum mewangi itu. Bahkan ketiaknya yang lebih basah lagi oleh keringat, kujilati dengan lahapnya, disertai dengan sedotan kuat dan gigitan - gigitan kecil.
Sedangkan entotan kontolku sengaja digencarkan. Cepat dan terus - terusan menyundul dasar liang memek Tante Sharon.
Entah berapa lama aku mengentot Tante Sharon dalam posisi biasa lagi ini. Yang jelas keringatku sudah bercucuran. Sebagian berjatuhan di kain seprai, sebagian lagi di tubuh Tante Sharon. Lalu bercampur aduk dengan keringat Tante Sharon sendiri.
Namun pada saat itu aku pun sudah mulai “gawat”. Lendir pejuhku rasanya sudah mendekati “pintu”. Sehingga aku bertanya terengah, “Tante ... aku boleh lepasin di mana ?”
“Di dalam aja. Kamu udah mau ngecrot ?”
“Iya Tante. “
“Tahan sebentar ... sebentar aja ... aku juga udah mau lepas lagi ... biar bisa bareng lepasinnya Sef ...”
Tante Sharon mulai melenggak - lenggok. Sementara entotanku sengaja kupelankan, agar jangan ngecrot dulu.
Beberapa detik kemudian Tante Sharon berseru tertahan, “Ayo ... lepasin Sef ... !”
Spontan kupercepat entotanku, kontolku maju mundur maju mundur maju mundur dengan cepatnya. Sampai akhirnya kutancapkan sedalam mungkin, tanpa menggerakkannya lagi.
Lalu kami seperti sepasang manusia yang sedan kerasukan. Saling cengkram dengan kuatnya, saling remas dengan kuatnya.
Lalu ... mpot ... mpot ... mpot ... liang memek Tante Sharon berkedut - kedut. Pada saat yang sama kontolku pun mengejut - ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku. Creeet ... crrrraaaat ... creeeet ... croooottttt .... croooooooooottttttttt ... croootttt ... cretttt ... !
Lalu kami terkulai lemas, dalam keadaan berpelukan.
“Terima kasih Sef. Yang barusan luar biasa indahnya, “ ucap Tante Sharon disusul dengan ciumannya yang bertubi - tubi di pipi dan bibirku.
Waktu kucabut kontolku dari dalam memek Tante Sharon, tampak air maniku membludak ke luar.
Tante Sharon pun menyadarinya. “Spermamu banyak bener Sef ... “
“Hehehee ... iya Tante ... “ sahutku sambil bergegas mengambil kertas tissue basah dari atas meja kecil. Tapi ketika kembali menghampiri Tante Sharon, ternyata memek wanita itu sudah bersih.
“Dimasukin lagi ke dalam, “ kata Tante Sharon, “Karena aku ingin hamil. “
Aku cuma terlongong. Tidak berani berkomentar.
Tante Sharon berkata lagi, “Aku yakin kamu bisa menghamiliku Sef. Karena kontolmu panjang sekali dan berhasil menyentuh bagian paling peka di dalam memekku. Sedangkan selama ini aku hanya mendapatkan kontol yang pendek - pendek. “
Aku tak berani menanggapi. Takut salah ucap. Karena aku tahu siapa Tante Sharon dan siapa diriku.
Tapi aku mengikuti langkah Tante Sharon menuju kamar mandi, karena dia mengajakku mandi bareng.
Di kamar mandi, ketika Tante Sharon berendam di bathtub, aku berdiri di bawah pancaran air hangat shower.
“Yosef ... ! Di sini aja mandinya. Bathtubnya kan besar sekali. Bisa muat buat dua atau tiga orang juga, “ seru Tante Sharon.
Dalam keadaan telanjang aku pun menghampiri bathtub yang memang besar sekali itu. Sehingga aku bisa berendam air hangat di samping Tante Sharon.
“Orangtuamu masih lengkap Sef ?” tanya Tante Sharon sambil menyabuni sepasang kakinya.
“Ibu sudah meninggal waktu aku baru berumur lima tahun. Sedangkan Ayah menghilang entah ke mana, “ sahutku.
“Menghilang begitu aja apa kawin lagi ?”
“Aku gak tau Tante. Ditanyain ke teman - temannya juga gak ada yang tau. “
Tante Sharon tidak berkepanjangan menanyakan masalah orang tuaku. Laluy mengalihkan pembicaraan. “Umurmu berapa tahun Sef ?”
“Sebulan yang lalu umurku genap delapanbelas tahun Tante. “
Tiba - tiba Tante Sharon memegang kontolku yang masih lemas, “Delapanbelas tahun tapi sudah bisa memuaskan wanita, ya Sef. “
Aku cuma nyengir. Tanpa menjawab.
Tante Sharon masih memegang kontol lemasku. Tangan kirinya meremas badan kontolku, sementara tangan kanannya mengusap - usap moncongnya.
Tentu saja kontolku ngaceng lagi kalau diperlakukan seperti ini sih ... !
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved