chapter 14 Menampar Wajah Di Hadapan Umum

by Cipto 13:47,Nov 07,2023
Dia, Aaron Yao, setidaknya merupakan seorang Kepala Biro. Bisa-bisanya ada orang yang mengatakan bahwa dia menghadiahkan barang palsu untuk Nenek. Bukankah ini sama artinya dengan menampar wajahnya.

Jika hal ini tersebar luas, maka dia akan kehilangan muka. Bahkan hal ini dapat mempengaruhi karirnya.

Oleh karena itu, Aaron sama sekali tidak bisa menerima tuduhan Reinhard atas dirinya.

Tentu saja, di dalam hati Aaron, ada juga rasa ragu karena bukan dia sendiri yang membeli giok itu. Orang lainlah yang memberikan giok itu padanya.

Akan tetapi, dia tetap bersikap seakan-akan dia sangat marah. Kedua matanya mendelik tajam ke arah Reinhard.

Mereka semua malah menyalahkan Reinhard. Mereka bahkan mencibir dan memandang Reinhard dengan penuh kedengkian.

Tapi Natasha tidak bersikap seperti itu. Dia malah berkata, "Maaf, kata-kata Reinhard terlalu gamblang."

Yang terlintas di dalam benaknya pertama-tama adalah untuk minta maaf. Selain minta maaf, dia tidak tahu apa lagi yang dapat dia lakukan.

Tapi Reinhard berkata dengan dingin, "Natasha, untuk apa kamu minta maaf? Apapun yang kukatakan, adalah kenyataan."

"Acara perayaan ini tadinya menyenangkan. Alhasil, sampah ini membuatnya menjadi berantakan. Rowanda Shi mengetukkan tongkatnya ke lantai dengan marah, "Jika kamu yakin bahwa barang pemberian Aaron itu palsu, tunjukkan buktinya."

"Benar! Tunjukkan buktinya," timpal Alfredo.

...

Aaron kembali menatap Reinhard dan berkata, "Jika kamu tidak memiliki bukti, berlututlah dan minta maaf!"

Senyuman Reinhard terasa dingin, sama sekali tidak terasa panik.

 "Berikan liontin giok itu padaku."

Alfredo menyerahkan liontin giok itu kepada Reinhard.

Reinhard mengambil liontin giok dan berkata, "Sebenarnya mudah sekali untuk mendapatkan buktinya. Ada dua cara."

 "Dua cara seperti apa," ada yang bertanya.

"Temukan penganalisa profesional, hanya sekilas saja, asli-palsunya akan segera diketahui. Sedangkan untuk cara lain, aku rasa belum tentu kalian dapat menerimanya."

"Saat seperti ini, harus ke mana aku mencari penganalisa profesional?!" Alfredo memandang Reinhard dan berkata dengan marah, "Aku rasa kamu hanya ingin mencari gara-gara!"

"Tidak juga. Aku ingat sepertinya Tuan Besar Yao adalah seorang penganalisa profesional," ujar Aldrich Yun.

Semua orang mengalihkan pandangan mereka pada ayah Aaron, Cody Yao.

Cody merupakan seorang penganalisa nilai perhiasan terkenal di Kota S. Malam ini, dia hadir bersama Aaron.

Lalu Cody berkata, "Aku memang seorang penganalisa perhiasan, tapi ini adalah hadiah dari anakku. Jika aku diminta untuk menilainya, aku takut akan ada orang yang merasa kurang adil."

Sambil berkata demikian, Cody juga tidak lupa untuk melirik Reinhard.

Namun, Reinhard berkata, "Tidak apa-apa, silakan melakukan analisa."

"Berhubung Reinhard sudah berkata demikian, maka Paman Yao, analisa saja." Renny Yun tersenyum dan berkata, "Aku ingin lihat, apa lagi yang bisa dia katakan nanti."

"Kalau begitu, biarkan aku menganalisanya."

Pertama-tama, Cody mengambil liontin giok yang diberikan oleh Reinhard itu, lalu melihatnya dengan cermat menggunakan kaca pembesar.

Setelah melihatnya beberapa menit, Cody menggelengkan kepalanya dan berkata, "Batu giok ini sesuai dengan dugaan sebelumnya. Bahannya biasa dan dia juga dipenuhi guratan-guratan seperti karat. Harganya tidak tinggi."

Orang-orang itu menggelak tertawa dan melihat Reinhard dengat tatapan merendahkan.

"Berapa harga batu giok yang diberikan oleh Reinhard itu," tanya seseorang.

"Kira-kira harganya sekitar seribu Yuan."

 Seribu yuan. Harga ini sebenarnya jauh melebihi ekspektasi mereka. Karena bagaimanapun ada yang mengira benda itu hanya berharga beberapa Yuan saja.

Tetapi ini tetap jauh berbeda dari apa yang dikatakan Reinhard.

Alfredo langsung tersenyum dingin, "Ada yang mengatakan bahwa benda ini tak ternilai harganya. Mungkin baginya seribu Yuan adalah jumlah yang tak ternilai harganya. Dunianya mungkin terlalu kecil."

"Apa boleh buat. Dia adalah orang yang miskin melarat. Seribu Yuan baginya, merupakan jumlah yang sangat besar." Renny ikut mengejeknya.

"Sudah cukup," ujar Chelsea Yuan untuk menghentikan mereka.

"Paman Yao, coba perhatikan liontin giok yang diberikan oleh Kak Aaron," kata Alfredo dengan tidak sabar.

Cody mengambil liontin giok itu, melihatnya dengan cermat, dan mengerutkan kening.

Saat semua orang merasa tidak nyaman, Cody tersenyum.

"Ini adalah batu giok Hotan dengan kualitas terbaik."

"Bukankah aku sudah bilang. Mana mungkin Kak Aaron memberi barang palsu."

"Benar. Ada orang yang memberi barang murahan, lalu menuduh orang lain."

"Reinhard, seharusnya kamu cepat-cepat minta maaf pada Kak Aaron."

Namun, Reinhard hanya tersenyum dingin sambil melihat ke arah Cody dan berkata, "Apakah kamu yakin bahwa ini adalah batu giok Hotan berkualitas tinggi?"

"Tentu saja, aku adalah seorang profesional," kata Cody dengan lantang, "Tadinya aku tidak ingin menyebutkan harganya, tapi liontin giok ini setidaknya bernilai ratusan ribu Yuan."

Begitu Rowanda Shi mendengar hal ini, wajahnya dipenuhi senyuman dan dia menjadi semakin puas terhadap Aaron.

Tapi Reinhard menyunggingkan senyumannya dan menatap rendah pada Cody.

 "Apakah kamu sedang berusaha melindungi putramu?"

"Aku sudah tahu kamu akan berkata demikian," kata Cody dengan nada menghina.

"Reinhard, mengapa kamu begitu keras kepala." Maxime mengepalkan tangannya dan raut wajahnya terlihat sangar.

"Siapapun pasti tahu bahwa Kak Aaron tidak akan memberikan barang palsu."

"Aku tidak mengerti karakter Aaron. Tetapi aku mempercayai Kak Chelsea. Tapi ada juga kemungkinan bahwa merekalah yang ditipu orang.

"Apa maksudmu?" Kekesalan Aaron terhadap Reinhard tidak berkurang.

"Menurutku, liontin giok ini adalah pemberian dari orang lain untukmu."

"Sembarangan bicara!"

"Sekarang kita tidak usah menghiraukan apakah kamu sendiri yang membeli giok ini, atau bukan. Bawa giok itu kemari. Aku akan membuktikan asli-palsunya," ujar Reinhard dengan wajah suram.

Natasha menarik-narik Reinhard, tapi Reinhard mengabaikannya.

 "Serahkan saja padanya. Aku ingin lihat, permainan seperti apa yang akan dia lakukan."

Reinhard mengambil liontin giok itu, melihat ke arah Cody sambil berkata, "Permukaan giok ini memang tampak seperti giok Hotan berkualitas tinggi, tetapi ini semua hanya kamuflase."

 "Kamuflase apa?" Cody berkata dengan nada menghina.

 "Ia hanyalah giok berlapisan."

Begitu Reinhard selesai bicara, wajah Cody langsung berubah.

  Mereka semua kebingungan, tidak tahu apa yang terjadi.

 "Apa yang dimaksud dengan giok berlapisan?"

"Sepertinya aku pernah mendengarnya. Katanya dari bahan giok yang berbeda-beda. Jenis itu sangat langka," ujar Aldrian dengan suara berat.

"Kalau begitum, bukankah harganya lebih mahal lagi?"

Reinhard tersenyum simpul, "Tentu saja harganya tinggi jika terbentuk secara alami. Akan tetapi, ini adalah barang palsu hasil buatan tangan."

"Buatan tangan?!"

"Di dalam liontion giok ini, terdapat batu biasa. Ada orang yang menggunakan serpihan Hotan untuk melapisinya, lalu memolesnya hingga mengkilap. Baru akhirnya dibubuhi ukiran. Maka dari itu, harganya tampak jauh lebih mahal."

"Apa buktinya?" Cody langsung bertanya.

"Mudah saja untuk membuktikannya," kata Reinhard sambil menunjukkan senyuman.

Pada saat yang sama, ldia menjatuhkan liontion giok itu dari tangannya.

Raut wajah semua orang langsung berubah. Mereka ingin menangkapnya, tetapi sudah tidak sempat lagi.

Prang!

Suara yang tajam dan nyaring terdengar, liontin giok itu jatuh ke lantai dan pecah menjadi dua bagian.

"Benar-benar mubazir!" Rowanda marah hingga tubuhnya bergetar.

"Reinhard! Kubunuh kamu!" Alfredo jauh lebih murka lagi.

Akan tetapi, Reinhard tidak menghiraukan amarah mereka. Dia malah memungut pecahan batu giok itu. Senyuman di wajahnya semakin melebar.

"Kalian lihat permukaan pecahan ini."

Reinhard menyerahkan liontin giok itu kepada Cody.

Cody mengambil dan melihatnya. Saat itu juga, warna wajahnya langsung berubah. Seluruh tubuhnya merosot di atas kursi.

Melihat apa yang terjadi pada Cody, raut wajah anggota keluarga yang lain ikut berubah. Karena itu, Aaron mulai merasa cemas.

"Permukaan pecahan ini dapat membuktikan dengan jelas seemuanya. Ini hanyalah batu giok yang bernilai ratusan Yuan saja."

"Mungkin saja orang biasa tidak bisa membedakannya. Tetapi Paman adalah seorang penganalisa perhiasan profesional. Apakah Paman juga tidak bisa membedakannya?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200