chapter 4 Ulang Tahun Ke-70
by Cipto
13:47,Nov 07,2023
Setelah dia pergi dari bangunan itu, Reinhard Su berkeliling tanpa tujuan. Akhirnya dia berhenti di depan toko mantou. Melihat mantou putih empuk itu, dia tenggelam di dalam benaknya sendiri.
Mantou ini mengingatkannya pada gadis yang dulu memberinya mantou.
Waktu itu dia nyaris saja mati kelaparan. Lalu, ada tangan putih kecil yang terulur padanya dan menawarkan sebutir mantou.
Gadis kecil dan sebutir mantou di tangannya itulah yang telah menyelamatkan nyawa Reinhard.
Sejak itu, kenangan itu selalu melekat di dalam benak Reinhard.
Tiga tahun yang lalu, Reinhard melarikan diri dari pernikahannya tanpa memedulikan apa-apa. Ternyata, alasan yang sesungguhnya karena dia belum bisa melepaskan kenangan masa lalu itu.
Selama ini, Reinhard terus-menerus mengutus orang untuk mencari tahu tentang keberadaan Si Mantou.
"Yang Mulia." kata-kata Prajurit Po menyadarkan Reinhard dari pikirannya.
"Chad Lu mengirim pesan bahwa orang yang Anda cari telah ditemukan."
Prajurit Po menyerahkan ponselnya pada Reinhard.
Foto seorang wanita, yang tampak bersih tak bercela. Bisa dibilang dia termasuk wanita yang sangat cantik.
Natasha Yun!
Tidak salah lagi. Wanita itu adalah wanita tercantik di Kota R. Dia juga merupakan istri nominal Reinhard!
"Apa maksudnya?" tanya Reinhard.
"Chad menyampaikan bahwa wanita inilah yang memberimu Mantou saat itu," kata Prajurit Po sambil tersenyum.
"Apakah kamu yakin?" Reinhard merasa sangat konyol.
Tiga tahun lalu, dia mencampakkan wanita itu demi Si Mantou yang terus menempati hatinya. Tapi saat ini Prajurit Po mengatakan bahwa wanita yang dia tinggalkan itu adalah Si Mantou.
"Ini merupakan hasil penyelidikan Chad Lu dari berbagai sisi. Jika ada yang tidak benar di dalamnya, dia tidak mungkin melaporkannya pada Yang Mulia."
Reinhard mengangguk. Mereka semua mengerti betapa pentingnya hal ini baginya. Tidak ada yang berani macam-macam soal ini.
Tetapi memang seperti itulah kehidupan. Dia mencarinya ribuan kali di dalam kerumunan. Tetapi begitu dia menoleh, ternyata dia sudah menunggunya di bawah sinar remang-remang.
Ternyata, Natasha adalah Si Mantou. Dia ingat bagaimana dia tiba-tiba pergi tiga tahun lalu dan sejak itu tidak pernah menghubungi Natasha sama sekali. Tiba-tiba dia merasa sangat penasaran tentang keadaan Natasha saat ini.
"Prajurit Po, apa yang sedang dilakukan Natasha sekarang?"
"Hari ini merupakan hari ulang tahun pemegang keputusan utama di Keluarga Yun, Nyonya Besar Shi, yang ke-70. Sebagai cucu dari Keluarga Yun, tentu saja dia akan menghadiri acara ulang tahun Nyonya Besar untuk memberinya selamat," jawab Prajurit Po.
"Baiklah! Prajurit Po, segera utus orang untuk mencari hadiah."
"Hadiah? Yang Mulia, hadiah apa?" Prajurit Po tampak kebingungan.
"Tentu saja hadiah untuk Nyonya Besar Shi!" Reinhard mengetuk kepala Prajurit Po. Lalu dia berkata kepada Prajurit Po dengan nada jahil,
"Mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal bila hari ini adalah hari ulang tahun Nyonya Besar ke-70? Sekarang aku tidak punya waktu unutk memilih hadiah yang baik. Aku harap istriku tidak menyalahkanku!"
Prajurit Po merasa disalahkan.
"Ayo!"
"Yang Mulia, kita mau kemana?"
"Kota R. Aku akan memberi selamat kepada Nyonya Besar."
…
Di Kota R. Di kediaman turun-temurun Keluarga Yun. Pintu dan pelataran mereka dipenuhi orang, ramainya luar biasa.
Hari ini merupakan hari ulang tahun penguasa utama Keluarga Yun, Rowanda Shi, yang ke-70. Semua orang-orang terkemuka di Kota R datang untuk memberinya selamat.
Nyonya Besar Shi sedang duduk di aula atas, mengenakan pakaian ulang tahun bergaya Dinasti Tang. Dia tampak penuh energi, dengan wajahnya yang cantik dan rambutnya yang putih.
Dia dikelilingi oleh anak-anak dan cucu-cucu Keluarga Yun. Mereka semua berpakaian cerah. Suasananya sangat meriah.
Tiba-tiba saja, suara lantang mulai terdengar dari luar pintu.
"Presiden Direktur Grup Popluck mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar. Beliau mendoakan umur panjang dan memberinya sepasang batu Giok Hotan berkualitas tinggi!"
"CEO Grup Yorksea mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar. Beliau mendoakan kesehatan, kedamaian, dan kesejahteraan, serta memberinya lukisan pemandangan dari pelukis terkenal!"
"Direktur Muda Grup Sinfun mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar. Beliau mendoakan kekayaan seluas laut timur dan memberinya permata unggulan!"
…
Tamu-tamu berdatangan silih-berganti untuk menyerahkan hadiah. Tidak ada hadiah yang tidak berharga, membuat mata semua orang berbinar-binar.
Ketika mereka semua sedang bersenang-senang, datanglah seorang pria memasuki pintu utama. Dia mengenakan pakaian tentara yang tidak disematkan tanda pangkat.
Langkah orang ini kuat dan bertenaga. Tubuhnya tinggi tegap seperti pohon pinus dan wibawanya tak tergoyahkan seperti gunung batu.
Semua orang melihat kearahnya. Itu semua karena para tamu undangan lain mengenakan pakaian formal seperti jas dan gaun. Hanya dirinya lah yang memakai pakaian tentara, sehingga semua perhatian orang jatuh padanya.
Mereka semua kebingungan karena tidak ada yang mengenalinya.
Tetapi Alfonso Yun yang sedang berdiri di sisi Nyonya Besar Shi langsung mengenalinya.
Bukankah dia adalah kakak iparnya, Reinhard!
"Kakak ipar? Apakah Kakak sudah mengundurkan diri dari wajib militer?" Alfonso tampak girang.
Akan tetapi, anggota Keluarga Yun lainnya tampak dingin dan tidak senang.
"Mengapa mahluk ini memilih untuk kembali pada saat ini?" Nyonya Besar Shi menghentakkan tongkat berkepala naganya ke atas lantai. Jelas dia merasa tidak senang.
"Kamu benar-benar pandai memilih waktu," Alfredo Yun mencibir.
Alfredo adalah putra dari Aldrian Yun, dan cucu pertama dari keluarga Yun. Dia juga merupakan cucu kesayangan Rowanda.
Orang-orang di sekitarnya mulai banyak yang berdesas-desus.
"Apakah dia adalah Reinhard yang melarikan diri pada hari pernikahan tiga tahun lalu itu?"
"Haha, menantu pecundang Keluarga Yun yang terkenal."
"Natasha adalah wanita tercantik di Kota R. Mengapa dia bisa begitu buta dan menikah dengannya?"
"Generasi penerus Keluarga Yun lainnya bisa mendapatkan pasangan yang berkualitas. Mengapa yang paling pintar di antara mereka malah menjadi janda?"
Dan di antara mereka, Natasha-lah yang merasa paling tercengang. Kedua matanya terpaku pada Reinhard dan kedua tangannya menggenggam gaunnya erat-erat.
Reinhard tidak menghiraukan perkataan mereka dan berjalan masuk menuju ke ruang utama.
Reinhard mengeluarkan dupa, menyulutnya hingga menyala, dan membungkuk tiga kali di hadapan foto yang tergantung tinggi di tengah dinding.
Sosok di dalam foto itu adalah Shawn Yun. Dia merupakan sahabat terdekat Cage Su.
Reinhard dapat bertunangan dengan Natasha juga berkat mereka berdua.
Kemudian Reinhard melihat ke arah Rowanda. Dia sedikit membungkuk dan berkata, "Reinhard mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar untuk ulang tahun yang ke-70."
Alfredo tersenyum dan berkata, "Apakah kamu datang dan memberi selamat dengan tangan kosong?"
"Kak, kakak tidak perlu mempersulit Reinhard. Berapa banyak uang yang bisa dia dapat dari bergabung dalam militer?" Yang sedang berbicara adalah Renny Yun, adik perempuan Maxime Yun.
"Akhir-akhir ini kebijakan pemerintah cukup baik. Aku dengar orang-orang yang mundur dari militer akan diberi tunjangan yang cukup besar setelah mereka mengundurkan diri," protes Alfredo.
Lalu Reinhard mengeluarkan sebuah cawan kecil dan berkata, "Reinhard mendoakan Nyonya Besar agar selalu tersenyum bahagia!"
Begitu mereka semua melihatnya, semakin banyak saja yang berkomentar.
"Apa itu?"
"Sepertinya sebuah mangkuk retak."
"Pelit sekali. Bisa-bisanya dia memberi sebuah mangkuk retak."
"Apa jangan-jangan dia menggunakannya untuk minta-minta di sepanjang perjalanan pulang. Haha!"
Banyak orang yang menertawakan hal ini dan semakin mengejeknya.
Wajah Nyonya Besar Shi tampak suram. Dia mengetuk tongkatnya dengan keras ke atas permukaan lantai.
Keluarga langsung Natasha merasa semakin malu. Tidak bisa menunjukkan wajah mereka.
Alfredo melihat ke arah Reinhard dan berkata dengan sinis, "Kamu datang ke acara ulang tahun Nenekku dengan barang rusak seperti itu?"
"Barang ini tidak rusak," kata Reinhard dengan suara berat.
"Tidak rusak? Apakah ia adalah barang antik?" Alfredo semakin jahil, "Lebih baik kamu tidak memberikan apa-apa. Bukankah sekarang ini kamu malah sengaja membuat Nenekku marah?"
"Nenek, jangan marah! Cucumu akan memberimu hadiah yang besar!"
Sementara itu, Maxime, anak dari putra kedua Keluarga Yun, Aldrich Yun menghampiri Nyonya Besar Shi sambil memegang sebuah lukisan di tangannya.
Dia membuka lukisan itu dan berkata dengan lantang, "Ini adalah 'Aroma Anggrek dan Bambu' karya Tuan Jay Zheng. Aku mengeluarkan banyak uang untuk membelinya."
Seketika itu ada orang yang mendekat untuk mengamatinya.
Rowanda sangat menyukai kaligrafi, lukisan dan porselen. Maka sebagian besar hadiah dari orang-orang yang hadir untuk merayakan ulang tahunnya hari ini adalah kaligrafi, lukisan, dan porselen.
"Meskipun lukisan ini tidak sebagus mahakarya Tuan Jay Zheng di tahun-tahun terakhirnya, setidaknya ia bernilai satu juta."
Begitu mendengar hal ini, mereka semua tercengang. Satu juta bukanlah jumlah yang kecil.
Nyonya Besar Shi, yang awalnya merasa tidak senang, mengangguk-anggukan kepalanya. Rona wajahnya kembali cerah.
"Maxime sangat pengertian."
"Nenek, aku juga menyiapkan sebuah hadiah."
Alfredo menepuk tangannya, dan ada orang yang segera membawakan hadiah itu.
Hadiahnya berupa sebuah porselen.
"Porselen ini berasal dari tempat pembakaran resmi dari Dinasti Song. Aku menghabiskan lebih dari satu juta untuk membelinya."
Renny tidak mau ketinggalan dan cepat-cepat melangkah maju.
"Nenek, ini batu giok yang kusiapkan untuk Nenek. Meski harganya tidak melampaui mereka, aku tetap menghabiskan ratusan ribu untuk membelinya."
Wajah Nyonya Besar Shi dipenuhi senyuman, mengangguk berulang kali dan berkata, "Kalian sangat perhatian. Kalian semua adalah Cucu yang baik."
Awalnya, Natasha dan Alfonso juga menyiapkan hadiah. Tetapi perbedaan hadiah mereka sangat besar jika dibandingkan dengan Maxime dan yang lainnya, yang bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan Yuan.
Hal ini membuat mereka enggan untuk menyerahkannya karena takut ditertawakan.
"Langit benar-benar sangat memberkati Keluarga Yun. Semua generasi muda kita akan menjadi seperti naga dan burung hong di antara banyak orang."
Setelah berkata demikian, Nyonya Besar Shi sekilas melirik ke arah keluarga putra ketiganya, Arsenio Yun. Dia tampak kecewa, lalu mengalihkan pandangannya.
"Kemari, duduklah di sebelahku dan bicaralah padaku."
Nyonya Besar Shi memanggil Alfredo dan yang lainnya untuk mendekat.
Tapi tiba-tiba saja, Reinhard berkata dengan santai, "Hadiah yang kalian semua berikan tidaklah tulus. Itu semua barang palsu."
Setelah dia berkata demikain, rasanya seperti ada bom yang mengguncang tempat itu. Semua raut wajah orang yang ada di sana, serentak berubah.
Alfredo dan yang lainnya yang langsung bereaksi. Dia membelalakan matanya ke arah Reinhard dengan sangat marah.
"Reinhard, apa yang baru saja kamu katakan!"
"Berani sekali pecundang sepertimu mengatakan bahwa barang-barang yang kita berikan ini palsu."
"Kamu sendiri memberi sebuah mangkuk retak karena kamu miskin. Beraninya kamu memfitnah kami."
Bukan hanya ketiga orang ini saja. Tetapi orang-orang lain ikut mengucilkan Reinhard. Mereka semua menganggap Reinhard sebagai lelucon.
Natasha tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia bangkit berdiri, dan melihat Reinhard dengan rasa malu dan marah, "Apakah kamu merasa belum cukup malu?"
Dia dan Reinhard sudah hampir memenuhi janji pernikahan mereka selama tiga tahun. Dia sudah cukup bertahan. Dia hanya perlu menunggu sebulan lagi, dan dia akan bebas.
Tapi dia tidak menyangka bahwa hari ini Reinhard akan kembali.
Tetapi dia bukan hanya sekedar kembali, tetapi dia juga kembali dan mempermalukan dirinya. Membuatnya terlihat buruk di hadapan banyak orang.
Ibu Natasha, Feronika Cai, juga ikut bangkit berdiri. Dia meludah.
"Cepat pergi! Berhentilah mempermalukan dirimu di sini!"
Dia takut bila Reinhard tetap ada di sana, lebih banyak orang akan menertawakannya. Keluarganya tidak bisa dipermalukan seperti ini.
Reinhard menatap Natasha dengan penuh rasa bersalah.
"Aku sudah pulang. Aku akan menebus semua hutang-hutang dan kekuranganku. Aku akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia di dunia!"
Si Mantou adalah istrinya. Tentu Reinhard ingin membuat Natasha merasa seperti hidup di surga.
Kemudian Reinhard berbalik melihat ke arah Nyonya Besar Shi dan berkata, "Aku akan meninggalkan hadiahku di sini."
Dia meletakkan cawan kecil itu, dan pergi.
Mantou ini mengingatkannya pada gadis yang dulu memberinya mantou.
Waktu itu dia nyaris saja mati kelaparan. Lalu, ada tangan putih kecil yang terulur padanya dan menawarkan sebutir mantou.
Gadis kecil dan sebutir mantou di tangannya itulah yang telah menyelamatkan nyawa Reinhard.
Sejak itu, kenangan itu selalu melekat di dalam benak Reinhard.
Tiga tahun yang lalu, Reinhard melarikan diri dari pernikahannya tanpa memedulikan apa-apa. Ternyata, alasan yang sesungguhnya karena dia belum bisa melepaskan kenangan masa lalu itu.
Selama ini, Reinhard terus-menerus mengutus orang untuk mencari tahu tentang keberadaan Si Mantou.
"Yang Mulia." kata-kata Prajurit Po menyadarkan Reinhard dari pikirannya.
"Chad Lu mengirim pesan bahwa orang yang Anda cari telah ditemukan."
Prajurit Po menyerahkan ponselnya pada Reinhard.
Foto seorang wanita, yang tampak bersih tak bercela. Bisa dibilang dia termasuk wanita yang sangat cantik.
Natasha Yun!
Tidak salah lagi. Wanita itu adalah wanita tercantik di Kota R. Dia juga merupakan istri nominal Reinhard!
"Apa maksudnya?" tanya Reinhard.
"Chad menyampaikan bahwa wanita inilah yang memberimu Mantou saat itu," kata Prajurit Po sambil tersenyum.
"Apakah kamu yakin?" Reinhard merasa sangat konyol.
Tiga tahun lalu, dia mencampakkan wanita itu demi Si Mantou yang terus menempati hatinya. Tapi saat ini Prajurit Po mengatakan bahwa wanita yang dia tinggalkan itu adalah Si Mantou.
"Ini merupakan hasil penyelidikan Chad Lu dari berbagai sisi. Jika ada yang tidak benar di dalamnya, dia tidak mungkin melaporkannya pada Yang Mulia."
Reinhard mengangguk. Mereka semua mengerti betapa pentingnya hal ini baginya. Tidak ada yang berani macam-macam soal ini.
Tetapi memang seperti itulah kehidupan. Dia mencarinya ribuan kali di dalam kerumunan. Tetapi begitu dia menoleh, ternyata dia sudah menunggunya di bawah sinar remang-remang.
Ternyata, Natasha adalah Si Mantou. Dia ingat bagaimana dia tiba-tiba pergi tiga tahun lalu dan sejak itu tidak pernah menghubungi Natasha sama sekali. Tiba-tiba dia merasa sangat penasaran tentang keadaan Natasha saat ini.
"Prajurit Po, apa yang sedang dilakukan Natasha sekarang?"
"Hari ini merupakan hari ulang tahun pemegang keputusan utama di Keluarga Yun, Nyonya Besar Shi, yang ke-70. Sebagai cucu dari Keluarga Yun, tentu saja dia akan menghadiri acara ulang tahun Nyonya Besar untuk memberinya selamat," jawab Prajurit Po.
"Baiklah! Prajurit Po, segera utus orang untuk mencari hadiah."
"Hadiah? Yang Mulia, hadiah apa?" Prajurit Po tampak kebingungan.
"Tentu saja hadiah untuk Nyonya Besar Shi!" Reinhard mengetuk kepala Prajurit Po. Lalu dia berkata kepada Prajurit Po dengan nada jahil,
"Mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal bila hari ini adalah hari ulang tahun Nyonya Besar ke-70? Sekarang aku tidak punya waktu unutk memilih hadiah yang baik. Aku harap istriku tidak menyalahkanku!"
Prajurit Po merasa disalahkan.
"Ayo!"
"Yang Mulia, kita mau kemana?"
"Kota R. Aku akan memberi selamat kepada Nyonya Besar."
…
Di Kota R. Di kediaman turun-temurun Keluarga Yun. Pintu dan pelataran mereka dipenuhi orang, ramainya luar biasa.
Hari ini merupakan hari ulang tahun penguasa utama Keluarga Yun, Rowanda Shi, yang ke-70. Semua orang-orang terkemuka di Kota R datang untuk memberinya selamat.
Nyonya Besar Shi sedang duduk di aula atas, mengenakan pakaian ulang tahun bergaya Dinasti Tang. Dia tampak penuh energi, dengan wajahnya yang cantik dan rambutnya yang putih.
Dia dikelilingi oleh anak-anak dan cucu-cucu Keluarga Yun. Mereka semua berpakaian cerah. Suasananya sangat meriah.
Tiba-tiba saja, suara lantang mulai terdengar dari luar pintu.
"Presiden Direktur Grup Popluck mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar. Beliau mendoakan umur panjang dan memberinya sepasang batu Giok Hotan berkualitas tinggi!"
"CEO Grup Yorksea mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar. Beliau mendoakan kesehatan, kedamaian, dan kesejahteraan, serta memberinya lukisan pemandangan dari pelukis terkenal!"
"Direktur Muda Grup Sinfun mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar. Beliau mendoakan kekayaan seluas laut timur dan memberinya permata unggulan!"
…
Tamu-tamu berdatangan silih-berganti untuk menyerahkan hadiah. Tidak ada hadiah yang tidak berharga, membuat mata semua orang berbinar-binar.
Ketika mereka semua sedang bersenang-senang, datanglah seorang pria memasuki pintu utama. Dia mengenakan pakaian tentara yang tidak disematkan tanda pangkat.
Langkah orang ini kuat dan bertenaga. Tubuhnya tinggi tegap seperti pohon pinus dan wibawanya tak tergoyahkan seperti gunung batu.
Semua orang melihat kearahnya. Itu semua karena para tamu undangan lain mengenakan pakaian formal seperti jas dan gaun. Hanya dirinya lah yang memakai pakaian tentara, sehingga semua perhatian orang jatuh padanya.
Mereka semua kebingungan karena tidak ada yang mengenalinya.
Tetapi Alfonso Yun yang sedang berdiri di sisi Nyonya Besar Shi langsung mengenalinya.
Bukankah dia adalah kakak iparnya, Reinhard!
"Kakak ipar? Apakah Kakak sudah mengundurkan diri dari wajib militer?" Alfonso tampak girang.
Akan tetapi, anggota Keluarga Yun lainnya tampak dingin dan tidak senang.
"Mengapa mahluk ini memilih untuk kembali pada saat ini?" Nyonya Besar Shi menghentakkan tongkat berkepala naganya ke atas lantai. Jelas dia merasa tidak senang.
"Kamu benar-benar pandai memilih waktu," Alfredo Yun mencibir.
Alfredo adalah putra dari Aldrian Yun, dan cucu pertama dari keluarga Yun. Dia juga merupakan cucu kesayangan Rowanda.
Orang-orang di sekitarnya mulai banyak yang berdesas-desus.
"Apakah dia adalah Reinhard yang melarikan diri pada hari pernikahan tiga tahun lalu itu?"
"Haha, menantu pecundang Keluarga Yun yang terkenal."
"Natasha adalah wanita tercantik di Kota R. Mengapa dia bisa begitu buta dan menikah dengannya?"
"Generasi penerus Keluarga Yun lainnya bisa mendapatkan pasangan yang berkualitas. Mengapa yang paling pintar di antara mereka malah menjadi janda?"
Dan di antara mereka, Natasha-lah yang merasa paling tercengang. Kedua matanya terpaku pada Reinhard dan kedua tangannya menggenggam gaunnya erat-erat.
Reinhard tidak menghiraukan perkataan mereka dan berjalan masuk menuju ke ruang utama.
Reinhard mengeluarkan dupa, menyulutnya hingga menyala, dan membungkuk tiga kali di hadapan foto yang tergantung tinggi di tengah dinding.
Sosok di dalam foto itu adalah Shawn Yun. Dia merupakan sahabat terdekat Cage Su.
Reinhard dapat bertunangan dengan Natasha juga berkat mereka berdua.
Kemudian Reinhard melihat ke arah Rowanda. Dia sedikit membungkuk dan berkata, "Reinhard mengucapkan selamat kepada Nyonya Besar untuk ulang tahun yang ke-70."
Alfredo tersenyum dan berkata, "Apakah kamu datang dan memberi selamat dengan tangan kosong?"
"Kak, kakak tidak perlu mempersulit Reinhard. Berapa banyak uang yang bisa dia dapat dari bergabung dalam militer?" Yang sedang berbicara adalah Renny Yun, adik perempuan Maxime Yun.
"Akhir-akhir ini kebijakan pemerintah cukup baik. Aku dengar orang-orang yang mundur dari militer akan diberi tunjangan yang cukup besar setelah mereka mengundurkan diri," protes Alfredo.
Lalu Reinhard mengeluarkan sebuah cawan kecil dan berkata, "Reinhard mendoakan Nyonya Besar agar selalu tersenyum bahagia!"
Begitu mereka semua melihatnya, semakin banyak saja yang berkomentar.
"Apa itu?"
"Sepertinya sebuah mangkuk retak."
"Pelit sekali. Bisa-bisanya dia memberi sebuah mangkuk retak."
"Apa jangan-jangan dia menggunakannya untuk minta-minta di sepanjang perjalanan pulang. Haha!"
Banyak orang yang menertawakan hal ini dan semakin mengejeknya.
Wajah Nyonya Besar Shi tampak suram. Dia mengetuk tongkatnya dengan keras ke atas permukaan lantai.
Keluarga langsung Natasha merasa semakin malu. Tidak bisa menunjukkan wajah mereka.
Alfredo melihat ke arah Reinhard dan berkata dengan sinis, "Kamu datang ke acara ulang tahun Nenekku dengan barang rusak seperti itu?"
"Barang ini tidak rusak," kata Reinhard dengan suara berat.
"Tidak rusak? Apakah ia adalah barang antik?" Alfredo semakin jahil, "Lebih baik kamu tidak memberikan apa-apa. Bukankah sekarang ini kamu malah sengaja membuat Nenekku marah?"
"Nenek, jangan marah! Cucumu akan memberimu hadiah yang besar!"
Sementara itu, Maxime, anak dari putra kedua Keluarga Yun, Aldrich Yun menghampiri Nyonya Besar Shi sambil memegang sebuah lukisan di tangannya.
Dia membuka lukisan itu dan berkata dengan lantang, "Ini adalah 'Aroma Anggrek dan Bambu' karya Tuan Jay Zheng. Aku mengeluarkan banyak uang untuk membelinya."
Seketika itu ada orang yang mendekat untuk mengamatinya.
Rowanda sangat menyukai kaligrafi, lukisan dan porselen. Maka sebagian besar hadiah dari orang-orang yang hadir untuk merayakan ulang tahunnya hari ini adalah kaligrafi, lukisan, dan porselen.
"Meskipun lukisan ini tidak sebagus mahakarya Tuan Jay Zheng di tahun-tahun terakhirnya, setidaknya ia bernilai satu juta."
Begitu mendengar hal ini, mereka semua tercengang. Satu juta bukanlah jumlah yang kecil.
Nyonya Besar Shi, yang awalnya merasa tidak senang, mengangguk-anggukan kepalanya. Rona wajahnya kembali cerah.
"Maxime sangat pengertian."
"Nenek, aku juga menyiapkan sebuah hadiah."
Alfredo menepuk tangannya, dan ada orang yang segera membawakan hadiah itu.
Hadiahnya berupa sebuah porselen.
"Porselen ini berasal dari tempat pembakaran resmi dari Dinasti Song. Aku menghabiskan lebih dari satu juta untuk membelinya."
Renny tidak mau ketinggalan dan cepat-cepat melangkah maju.
"Nenek, ini batu giok yang kusiapkan untuk Nenek. Meski harganya tidak melampaui mereka, aku tetap menghabiskan ratusan ribu untuk membelinya."
Wajah Nyonya Besar Shi dipenuhi senyuman, mengangguk berulang kali dan berkata, "Kalian sangat perhatian. Kalian semua adalah Cucu yang baik."
Awalnya, Natasha dan Alfonso juga menyiapkan hadiah. Tetapi perbedaan hadiah mereka sangat besar jika dibandingkan dengan Maxime dan yang lainnya, yang bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan Yuan.
Hal ini membuat mereka enggan untuk menyerahkannya karena takut ditertawakan.
"Langit benar-benar sangat memberkati Keluarga Yun. Semua generasi muda kita akan menjadi seperti naga dan burung hong di antara banyak orang."
Setelah berkata demikian, Nyonya Besar Shi sekilas melirik ke arah keluarga putra ketiganya, Arsenio Yun. Dia tampak kecewa, lalu mengalihkan pandangannya.
"Kemari, duduklah di sebelahku dan bicaralah padaku."
Nyonya Besar Shi memanggil Alfredo dan yang lainnya untuk mendekat.
Tapi tiba-tiba saja, Reinhard berkata dengan santai, "Hadiah yang kalian semua berikan tidaklah tulus. Itu semua barang palsu."
Setelah dia berkata demikain, rasanya seperti ada bom yang mengguncang tempat itu. Semua raut wajah orang yang ada di sana, serentak berubah.
Alfredo dan yang lainnya yang langsung bereaksi. Dia membelalakan matanya ke arah Reinhard dengan sangat marah.
"Reinhard, apa yang baru saja kamu katakan!"
"Berani sekali pecundang sepertimu mengatakan bahwa barang-barang yang kita berikan ini palsu."
"Kamu sendiri memberi sebuah mangkuk retak karena kamu miskin. Beraninya kamu memfitnah kami."
Bukan hanya ketiga orang ini saja. Tetapi orang-orang lain ikut mengucilkan Reinhard. Mereka semua menganggap Reinhard sebagai lelucon.
Natasha tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia bangkit berdiri, dan melihat Reinhard dengan rasa malu dan marah, "Apakah kamu merasa belum cukup malu?"
Dia dan Reinhard sudah hampir memenuhi janji pernikahan mereka selama tiga tahun. Dia sudah cukup bertahan. Dia hanya perlu menunggu sebulan lagi, dan dia akan bebas.
Tapi dia tidak menyangka bahwa hari ini Reinhard akan kembali.
Tetapi dia bukan hanya sekedar kembali, tetapi dia juga kembali dan mempermalukan dirinya. Membuatnya terlihat buruk di hadapan banyak orang.
Ibu Natasha, Feronika Cai, juga ikut bangkit berdiri. Dia meludah.
"Cepat pergi! Berhentilah mempermalukan dirimu di sini!"
Dia takut bila Reinhard tetap ada di sana, lebih banyak orang akan menertawakannya. Keluarganya tidak bisa dipermalukan seperti ini.
Reinhard menatap Natasha dengan penuh rasa bersalah.
"Aku sudah pulang. Aku akan menebus semua hutang-hutang dan kekuranganku. Aku akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia di dunia!"
Si Mantou adalah istrinya. Tentu Reinhard ingin membuat Natasha merasa seperti hidup di surga.
Kemudian Reinhard berbalik melihat ke arah Nyonya Besar Shi dan berkata, "Aku akan meninggalkan hadiahku di sini."
Dia meletakkan cawan kecil itu, dan pergi.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved