Bab 11 Sangat Menggoda

by Bae Suah 08:01,Oct 30,2023
Kim Hyejin sedikit menoleh, menatapnya dengan ekspresi tenang, "Ya. Dia sepupuku."

Dalam hal ini, terlihat jelas sifat keras kepalanya.

Orang yang terbiasa bersikap lembut menjadi begitu tenang bahkan ketika mereka melawan.

Lee Seungjae ingin kesal padanya. Namun, dia tidak tega lagi dan mengangkat sudut bibirnya menyunggingkan senyum tipis, "Baiklah. Aku memang saudara sepupunya.”

Dia mengangkat tangannya dan menarik Kim Hyejin ke dalam pelukannya.

Kim Hyejin tidak menduga gerakannya yang tiba-tiba ini. Tubuhnya jatuh ke dalam pelukan Lee Seungjae dan ujung hidungnya mencium aroma pria yang harum bercampur dengan aroma rokok dan alkohol, serta aroma manis yang tidak dikenalnya.

Itu adalah aroma Yang Minseo.

Kim Hyejin memendam rasa jijik di hatinya. Dia mengguncang bahunya dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Lee Seungjae.

Lee Seungjae memperkuat cengkeraman tangannya dan memeluknya. Sikapnya sangat mendominasi dan posesif. Dia berkata kepada Baek Hyeon dengan nada sopan, "Terima kasih sudah mengantarnya kembali.”

Baek Hyeon menjawab, "Tidak masalah."

Namun, matanya menatap curiga pada lengannya yang bersandar di bahu Kim Hyejin. Dia merasa bahwa mereka terlalu dekat sebagai sepupu, yang menurutnya ini di luar hubungan kekerabatan yang biasa.

Lee Seungjae menyapanya dengan tatapan tipis, mengaitkan bahu Kim Hyejin dan membawanya ke lift.

Sambil menunggu lift, dia menatap tombol angka yang terus berubah dan bertanya tanpa suara, "Dia mengejarmu?"

"Tidak juga, hanya mengagumi."

"Ketika seorang pria mengatakan kalau dia mengagumi seorang wanita, niatnya tidak terlalu tulus." Dia mengubah nada bicaranya, "Kalian tidak pernah berhubungan tiga tahun yang lalu?"

Raut wajah Kim Hyejin sedikit berubah. Dia melepaskan diri dari pelukannya, "Kamu menyelidikiku?"

Lee Seungjae mengangkat tangannya untuk mengusap kepalanya, nadanya lembut, "Jangan bilang begitu. Ini namanya perhatian.”

Kim Hyejin mengelak dan menghindar, "Kakeknya mengenal kakekku. Tiga tahun yang lalu, dia menawariku gaji yang tinggi agar aku bekerja dengannya."

"Wah! Ternyata Hyejinku ini sangat hebat.” Nada bicaranya akrab dengan sedikit rayuan. Senyum tipis bahkan terlihat di sudut bibirnya.

Telinga Kim Hyejin terasa geli.

Menikah selama tiga tahun, keduanya selalu menghormati satu sama lain, tetapi ini adalah pertama kalinya Kim Hyejin mendengar namanya disebutkan begitu intim seperti itu olehnya. Hal itu memunculkan sedikit ketidaknyamanan dan terdengar sedikit memilukan.

Tidak lama setelah itu, pintu lift terbuka.

Keduanya masuk satu demi satu.

Tidak ada seorang pun di dalam lift.

Lee Seungjae menekan lantai 21, lalu menoleh untuk melihat Kim Hyejin. Tatapannya sangat dalam, dibumbui dengan sedikit kilatan ketajaman, seolah-olah dia sedang mencoba melepaskan semacam emosi yang ditekan.

Pria yang biasanya lembut dan tenang itu tiba-tiba menjadi lebih ganas.

Kim Hyejin merasa sedikit tertekan dan secara naluriah bergerak ke sudut, lalu menatapnya dalam, "Ada apa?"

Lee Seungjae menutupi CCTV dengan punggungnya, lalu menatapnya, "Kamu bilang padanya kalau aku sepupumu. Jadi, kamu memberinya kesempatan dengan sengaja?"

Kim Hyejin mengerti. Lee Seungjae ingin menyelesaikan masalah ini dengannya.

"Aku, um ...." Kim Hyejin akan menjelaskan, tetapi bibirnya tiba-tiba ditekan olehnya.

Lee Seungjae pandai berciuman, entah itu ciuman dangkal atau dalam. Ciumannya bisa menggoda iman.

Jantung Kim Hyejin berdebar tak terkendali.

Khawatir seseorang akan masuk dan melihat mereka, Kim Hyejin mengangkat tangannya untuk mendorongnya. Dia kesal kepada Lee Seungjae. Kenapa pria ini masih menciumnya padahal dia sangat dekat dengan Yang Minseo.

Namun, Kim Hyejin cukup kurus. Bagaimana mungkin kekuatannya bisa mendorong pria dengan perawakan tinggi dan besar itu?

Perlawanannya sia-sia saja.

Sebaliknya, pria ini juga memberikan perasaan tidak bisa ditolak, yang entah kenapa terasa sangat menggoda.

Lee Seungjae menekan tangannya yang sejak tadi tidak mau berhenti meronta, menangkupkan dagunya dengan tangan yang lain. Dia mendaratkan ciuman lebih dalam, lalu perlahan menggigitnya.

Ini terasa seperti dia sedang mengekspresikan kekesalannya.

Kim Hyejin terengah-engah karena ciumannya, bahkan hampir tidak bisa bernapas.

Lee Seungjae kemudian melepaskannya, membetulkan rambutnya yang berantakan dan mengancamnya dengan sengaja, "Apa kamu masih berani menganggapku sepupu setelah ini?”

Telinga Kim Hyejin memerah. Dia mengedipkan mata padanya tanpa mengatakan apa pun.

Lee Seungjae menahan tawa dan mengamatinya dengan mata tertunduk.

Bibir yang lembap di depannya sedikit terbuka. Tatapannya yang membulat sedikit menggoda.

Barusan, di depan Baek Hyeon, wanita ini dengan keras kepala memanggilnya sepupu. Jadi, dia ingin memberinya pelajaran dengan baik. Lihat saja apakah Kim Hyejin masih berani memanggilnya sepupu setelah ini.

Orang yang biasanya selalu patuh, tetapi tiba-tiba terlihat berontak. Hal ini membuat Lee Seungjae memiliki ketertarikan untuk menaklukkannya

Lift terus naik ke atas.

Lee Seungjae tiba-tiba bertanya tanpa berpikir panjang, "Apa kamu menyesal menikah denganku tiga tahun yang lalu?"

Kim Hyejin sedikit terkejut. Dia menoleh, melihat wajahnya yang selalu terlihat tampan dan sedikit mematung. Dia sedang menatap Lee Seungjae, tetapi seperti dia tidak sedang menatapnya.

Suaranya pelan, tetapi tegas, "Tidak menyesal.”

"Tiga tahun yang lalu, aku adalah orang yang tidak bisa berjalan dan sangat pemarah. Bahkan pengasuh dan pelayan pun tidak menyukaiku. Kamu, seorang gadis muda dengan masa depan yang cerah malah menikahiku. Kamu tidak pernah menyesal sekalipun?"

Dia berdiri di sana dengan satu tangan di sakunya, berdiri dengan tegas. Raut wajahnya begitu serius, sosoknya juga begitu tinggi gagah.

Dia memancarkan aura ketenangan. Dalam pantulan cahaya putih yang dingin, sosoknya sungguh mempesona.

Saat ini, tidak terlihat lagi penampilan acak-acakan seperti tiga tahun lalu.

Kim Hyejin berkata dengan serius, "Kamu membantu Nenek mengobati penyakit ginjalnya dan menyelamatkan hidupnya. Aku berterima kasih karena telah membelikan kami rumah dan memberikan mas kawin yang sangat besar. Kamu sudah menyelamatkan keluarga kami. Sejak masih kecil, Kakek selalu mengajariku untuk bersyukur."

Lee Seungjae mendengarkan tanpa bergerak. Setelah mendengar kalimat terakhir, dia mengangkat kelopak matanya dan bertanya tanpa emosi, "Apa hanya itu yang kamu miliki untukku, rasa terima kasih?"

Kim Hyejin terdiam.

Jika di masa lalu, jika Lee Seungjae menanyakan hal ini, dia akan mengiakan tanpa berpikir panjang. Selain rasa terima kasih, ada juga perasaan cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu.

Namun, sekarang, pria ini telah mengajukan gugatan cerai dan sangat dekat dengan Yang Minseo. Jadi, sepertinya dia terlalu murahan kalau sampai mengungkapkan perasaannya padanya.

Dia mengerucutkan bibirnya sedikit dan tidak mengeluarkan suara.

Pintu lift terbuka.

Keduanya berjalan keluar.

Kim Hyejin mengeluarkan kunci dari tas dan membuka pintu.

Kim Hyejin masuk ke dalam rumah.

Lee Seungjae mengawasinya dalam diam saat wanita itu mengganti sepatunya.

Ketika Kim Hyejin menegakkan tubuh, Lee Seungjae tiba-tiba menyandarkan tubuh Kim Hyejin ke dinding dengan satu tangan, merangkulnya ke dalam pelukannya. Dia menatapnya dengan mata tertunduk, lalu bertanya lagi, "Kamu hanya berterima kasih padaku, tidak ada yang lain?"

Kim Hyejin mendongakkan kepalanya dan menatapnya.

Wajah Lee Seungjae setenang air. Matanya yang gelap dan dalam menunjukkan makna yang tak tersentuh. Pria itu hanya menatapnya samar-samar saja sudah bisa membuatnya bergetar.

Sayangnya, di dalam hatinya, dia hanyalah pengganti Yang Minseo.

Kim Hyejin memantapkan diri, lalu menjawab sambil menunduk, “Ya, hanya ada rasa terima kasih.” Dia menjawab lesu.

Lee Seungjae mengaitkan bibirnya dan mencela diri sendiri.

Benar juga. Semua cinta yang dimiliki wanita ini sudah diberikan sepenuhnya kepada Hyunsu. Kepada Lee Seungjae, itu hanya sebatas rasa terima kasih.

Apa gunanya pernikahan yang dipaksakan?

Lee Seungjae tiba-tiba merasa hambar. Api yang dibangkitkan olehnya di dalam lift barusan padam seketika.

Dia menarik kembali tangannya, memasukkannya ke dalam saku celananya. Tatapannya mengedar ke sekeliling ruang tamu dan bertanya dengan linglung, "Ibu tidak ada di rumah?"

"Pengasuh yang merawat nenek cuti. Ibu pergi untuk menggantikannya selama beberapa hari ke depan. Duduklah. Aku akan mencuci tangan dan membuatkan teh."

Kim Hyejin sudah mau beranjak, tiba-tiba ponsel Lee Seungjae berdering.

Dia mengeluarkannya dari saku celana jasnya dan melihatnya. Ternyata Yang Minseo yang menelepon.

Berada di dekatnya, Kim Hyejin juga melihat kata "Minseo" yang muncul di layar ponsel.

Rasanya begitu sesak, Kim Hyejin memutuskan pergi ke kamar mandi.

Lee Seungjae menatap punggungnya yang perlahan menjauh. Dia terdiam sejenak, menjawab panggilan sambil berjalan ke sisi jendela. Dia mengatakan, “Apa jarimu sudah diperban?”

Suara Yang Minseo terdengar penuh keluhan, "Sudah. Aku baru saja masuk ke dalam mobil dan akan pulang. Kakak Kim Hyejin tidak marah, ‘kan?"

"Tidak. Dia memiliki temperamen yang baik dan tidak mudah marah."

Yang Minseo menatap tajam, tetapi suara yang dia lontarkan sangat lembut, "Dia tidak mengatakan apa-apa tentangku, ‘kan?"

Dia takut Kim Hyejin akan membocorkan tentang cek 40 miliar itu.

Lee Seungjae terlihat pucat, "Tidak. Dia memang bukan orang yang banyak bicara.”

Yang Minseo diam-diam menghela napas lega dan berkata dengan pura-pura terkejut, "Dia banyak bicara. Di kafe siang tadi, dia sangat fasih saat berbicara denganku. Dia mengatakan banyak hal di depanku. Apa yang dia katakan sangat menyakitkan.”

Lee Seungjae terdengar sedikit kesal, "Minseo, Kim Hyejin tidak pernah menjelek-jelekkanmu di depanku. Untuk ke depannya, aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti itu dari mulutmu."

Yang Minseo tertegun dan langsung mengubah kata-katanya, "Aku salah. Seungjae Oppa, aku hanya tidak ingin kamu ditipu oleh Kim Hyejin Eonni."

Lee Seungjae mengerutkan kening, "Kalau tidak ada yang lain, aku tutup teleponnya."

"Jangan tutup telepon dulu. Besok aku ...."

"Braak!"

Sebuah gebrakan keras tiba-tiba terdengar dari kamar mandi.

Lee Seungjae masih membawa ponselnya dan berjalan dengan cepat menuju kamar mandi, bertanya dengan suara tajam, "Apa yang terjadi, Kim Hyejin?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

110