Bab 10 Tertangkapnya Casandra

by Lizbeth Lee 14:19,Oct 20,2023
Semua orang yang di sana kembali gemetar bukan main, terkecuali Tommy, “Ingat jika dia mengintimidasi dirimu, tatap matanya, dan buatlah semeyakinkan mungkin, agar Ia berpikir membunuhmu hanya akan merugikan dirinya, dan membiarkan mu hidup adalah sebuah keputusan yang benar. Tatap kedua manik mata itu dengan tanpa ekspresi, tekan rasa sesak di dadamu, dan jangan sekali-kali menelan saliva mu di hadapannya. Itu hanya membuatmu terlihat gugup, seperti manusia pada umumnya!” Kembali ucapan Matteo menguatkan Tommy dalam ingatannya.

“Aku tidak di lahirkan di dunia ini untuk mengkhianati majikan ku, apalagi jika nyawa kedua orang tua ku ada di tanganmu Nyonya. Bagaimana mungkin aku melakukan tindakan bodoh yang akan membuat kedua orangtua ku meregang nyawa, kapan pun kau menginginkannya,” tegas Tommy.

“Hem ... menarik, Lalu, bagaimana jika kedua orang tuamu saja yang aku habisi?” ucap Nyonya Besar sambil menunjukkan seringai kejamnya.

“Sekali pun nyawa kedua orang tuaku melayang, bukankah nyawaku juga dalam genggamanmu, Nyonya? Bahkan, ketika adikku meninggal aku tidak pernah lari dari tempat ini,” desis Tommy. Semua orang yang mengenal Tommy begitu terkejut dengan perubahan sikap Tommy, dia bukan lagi pria yang lemah, justru kini dia terlihat sangat menakutkan.

“Hahahaha!!! Good, Good. Kalau begitu bawa Casandra ke sini, dan siksa dia di hadapanku, aku ingin melihatmu memotong-motong tubuhnya. Tentu saja aku ingin kematian indah yang perlahan, Yoshiro akan bersamamu,” desis Nyonya Besar membayangkan akan melihat Casandra berteriak, memohon dan mati di hadapannya.

“Mucikari tidak becus!! Tidak pantas menikmati hidup tenang selama masih menjadi salah satu propertiku, bukan? Hahahahaa! KAU! Hubungi Yoshiro!!” teriak Nyonya Besar.

Tanpa berpikir panjang Tommy lantas segera pergi dengan menghubungi Yoshiro, tentu saja pria Jepang ini dia kenal dengan baik. Namun, jika Yoshiro sudah menjadi tangan kanan Nyonya Besar maka Yoshiro tidak bisa dipercaya lagi seperti sebelumnya, bukan? Setiap orang di dalam lingkaran setan ini akan melakukan apa pun agar dapat bertahan hidup walau itu hanya satu hari saja.

Susah payah Casandra mengeluarkan sebuah trash bag yang cukup besar dengan rokok menempel di bibirnya. “SHIT!” Sesekali mengumpat karena harus melakukan pekerjaan bodoh ini seorang diri. Sebelumnya, jika mau, ia bahkan bisa saja minta dimandikan atau dicebokin sekalian oleh anak buahnya. Tapi, lihatlah sekarang, seolah dunia berputar terlalu jauh hingga membuat dirinya terjatuh di dasar bumi.

Baru saja berhasil mengeluarkan trash bag itu dengan susah payah, tiba-tiba ia merasakan hantaman kuat pada tengkuknya. Hingga, membuat kesimbangannya hilang dan ia merasa pusing seketika, sebelum benar-benar pingsan ia mendengar suara asing berbisik “Jangan takut.” Dan semua menjadi gelap seketika.

Suara mesin di dalam pabrik pemotongan daging membuat suara dengungan di telinga Casandra, rasanya begitu sakit. Perlahan ia membuka kelopak matanya, lampu-lampu yang begitu terang terasa sangat menyilaukan. Rasanya tengkuk belakangnya sungguh sakit, seperti sakit memar, baru saja diriya menekuk lehernya ke kiri dan ke kanan untuk sekedar streaching, betapa terkejutnya Casandra saat sudah bisa membuka kedua matanya dengan sempurna.

“Selamat sore, Casandra,” sapa seorang wanita yang paling ditakuti dalam perkumpulan mafia dan perusahaan di mana seluruh karyawan bernaung di dalamnya.

“Hemmmm, hemmmm!” teriak Casandra, Ia begitu ingin menjelaskan semuanya namun sayang, bibirnya sudah diisolasi lebih dahulu. Tangannya diikat pada pegangan kursi, sedangkan kakinya juga terikat di kaki depan kursi, air mata sudah membasahi pipi Casandra.

MAUT! Itulah yang sebentar lagi akan menjemputnya, hanya saja Casandra sadar jika kematian ini akan menjadi kematian yang sangat tragis untuk dirinya.

“Apakah Nyonya mau membuka isolasi pada mulutnya?” tanya Yoshiro sambil membungkung hormat. Mendengar tawaran dari Yoshiro, saat itu Casandra langsung saja bereaksi dan berteriak-teriak dengan keadaan mulut yang masih diisolasi sambil mengangguk ngangguk cepat agar apa yang diusulkan oleh Yoshiro dapat dipenuhi oleh Nyonya Besar. Bukankah lebih baik mencoba menyelamatkan hidupnya, dari pada hanya pasrah saja? Itulah pikirannya Casandra saat ini, sekecil apa pun kesempatan itu akan dia ambil.

“Hemmm, bagaimana menurutmu, Tommy?” tanya Nyonya Besar. Sontak saja Casandra menoleh lega kearah Tommy, ia yakin jika Tommy akan sependapat dengan Yoshiro.

“Apakah, Anda akan mengotori gendang telinga Anda untuk mendengar permohonan ampun dan rengekan agar jangan dibunuh oleh Perempuan hina ini, Nyonya? Kalau Anda ingin, yah … tidak apa-apa. Tapi, bukankah sudah jelas, Nyonya? Bahwa uang hasil penjualan wanita jalang itu justru di pakai olehnya dan ini ... saya menemukan ini di kamar Apartemennya.” Tommy memberikan sesuatu kepada Nyonya Besar.

Mata Casandra begitu terbelalak mendengar apa yang diucapkan oleh Tommy, dan betapa terkejutnya dia dengan segala perubahan dratis Tommy yang selama ini dinilainya sebagai seorang lelaki paling lemah diantara semua algojonya. Namun, siapa sangkah jika keinginan untuk sama-sama bertahan hidup dapat merubah seseorang?

Apa lagi ditambah dengan keselamatan nyawa kedua orang tuanya serta sejarah jika adik Tommy mati karena kebengisan Casandra. Maka, momen ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh Tommy. Sambil menunggu kabar jika orang tuanya sudah aman, maka yang harus dilakukannya hanyalah bertahan hidup.

“Benar juga apa yang kau katakan, Tommy. Luar biasa kau, Casandra. Setelah menjual asetku yang paling berharga dengan harga satu milyar dollar, kau bahkan sudah merencanakan untuk berkeliling dunia, Hahahahaa! Hawai? Afrika Selatan, Bali, Maldevis, Bora-bora? Wah, wah, wah, sepertinya aku mendidikmu dengan benar Casandra. Lihatlah, seleramu begitu tinggi untuk menentukan kemana kau akan berkeliling dunia.” Nyonya Besar terbahak sambil menyeka air matanya yang keluar sangking terpingkalnya.

“Tommy, apakah kau akan memberikan aku sebuah tontonan sedasyat konser ‘Live Aid’ di Inggris???” tanya Nyonya Besar sambil memicingkan matanya kearah Tommy.

Tanpa ragu, Tommy mengangguk kepalanya dan menyeringai sadis di hadapan Nyonya Besar. Casandra berteriak sambil menggelengkan kepalanya dan menghentak- hentakkan badannya di kursi sampai berkeringat bukan main.

Tentu saja yang dilakukannya semua itu sia-sia belaka. Tommy juga telah diberikan alat penyiksa untuk interogasi oleh Yoshiro atas permintaan khusus Nyonya Besar. Dengan santai Nyonya Besar melenggang ke luar ruangan diikuti dengan Yoshiro, lalu pindah ke ruangan kecil berbentuk kubus dengan fasilitas di dalam yang begitu nyaman.

“Jika kau sudah mati, akan aku gantung mayatmu seperti babi-babi yang tergantung ini, Casandra,” ancam Tommy sebegitu sadis.

***

Jika Tommy di Barcelona sedang menguatkan hatinya untuk berani menyiksa Casandra sesadis mungkin agar dapat dipercaya sepenuhnya oleh Sang Nyonya Besar, Claudia bersama The Brother sekarang sedang berada di atas Jet Pribadi menuju ke Itali. Yah, walau pun mereka satu benua dengan Barcelona namun Matteo memiliki pertimbangan lainnya.

Dengan sistem keamanan yang begitu tinggi, serta ini adalah kandangnya sendiri, tentu saja itu akan mempermudah pergerakan mereka untuk bertahan. Jika, terjadi pertempuran di luar negeri maka Matteo bisa saja justru menjadi buronan Internasional.
Itulah, yang dihindarinya dan untuk mendatangkan ratusan pasukannya menuju ke Papua Indonesia, tentu saja akan membuat pasukan khusus di Indonesia mendeteksi dan akan berpikir jika ada pasukan Eropa yang ingin memulai perang.

Bukankah itu adalah tindakan yang konyol. Ditambah lagi, Matteo cukup tau, jika Nyonya Besar memiliki pasukan yang dianggap sebagai pemberontak di negara-negara tempat Nyonya Besar menyuplai kebutuhan senjata yang diperjual belikan hampir di seluruh dunia memiliki. Tujuannya hanya satu, semakin banyak kerusuhan di seluruh dunia maka perdagangan senjatanya juga akan semakin tinggi, profit yang didapat juga tidak sedikit. Belum lagi, jika memang kerusuhan tersebut adalah proyek dari pihak oposisi pemerintahan atau bahkan permintaan pemerintah sendiri. Hal tersebut membuatnya dapat meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

128