Bab 4 Dosen Ira jadi bahan godaan para sahabatnya

by Karyaku019 23:43,Sep 15,2023
Meski begitu, sindy bukan tipe perempuan yang cepat menyerah akan keadaan. Sempat bosan karena hanya bisa menghabiskan waktu di dalam rumah, perempuan berparas manis tersebut mulai membangun branding di Instagram untuk memperkenalkan kemampuan memasaknya yang memang di atas rata-rata.

Hal ini sudah berjalan selama sekitar enam bulan terakhir. Sebelum memulai, tentu ia meminta izin terlebih dahulu kepada daniel sang suami, yang akhirnya memberi restu setelah sindy mengajukan berbagai alasan positif.

Sejak saat itu, jumlah follower sindy di Instagram pun bertambah, demikian juga dengan jumlah orang yang memesan makanan dan kue buatannya secara online. daniel pun bahagia melihat istrinya bersenang-senang dengan dunia baru tersebut, apalagi hal itu mendatangkan rezeki tambahan untuk keluarga kecilnya.

Satu hal yang tidak diketahui daniel adalah banyak pengikut sang istri di media sosial yang sebenarnya tidak peduli dengan kemampuan memasak sindy. Mereka memang rajin menonton setiap video yang diunggah sang perempuan cantik tersebut, tapi fokus mereka justru pada suara sindy yang seperti sedang mendesah dan pakaiannya yang membentuk tubuhnya yang seksi.

“Oke, sekarang urusan Entrepreneurship Day sudah selesai, mari fokus pada diskusi utama kita,” ujar ayu sambil tersenyum usil.

“Diskusi utama apa?” tanya daniel yang kebingungan dan ayu kemudian menolehkan badan ke samping.

“Eh, ira, jadi kapan kamu meresmikan hubungan dengan Mas Ryan prasetiyo itu? Hee. Aku lihat foto-foto di Instagram udah semakin mesra aja kalian berdua, tinggal tunggu waktu buat keluarnya foto-foto pre wed nih.” ujar ayu mengoda sahabatnya.

“Ihh, kirain apa …! Aku sudah serius-serius dengerin, kirain mau ngomongin apa,” perempuan berkacamata di samping ayu pun langsung menghindari tatapan sang sahabat dan kembali menyeruput es teh manis miliknya di atas meja.

“Lho, ini kan juga masalah serius. Sudah lama kan kita pengen si cantik ira untuk dapat gandengan dan naik ke pelaminan. Iya nggak, daniel?”ujar ayu yang terlihat lebih semangat dari sahabatnya.

daniel pun tertawa melihat interaksi kedua dosen cantik di hadapannya. menurutnya kedua wanita yang berada didepannya lebih cocok di sebut kakak beradik. karena mereka berdua terlihat kompak dalam segala hal.

“Sudah lah ayu, kalau orangnya masih belum mau terbuka ya jangan dipaksa.”ujar Daniel menengahi.

“Tuh, dengerin. Jadi orang tuh yang pengertian dikit kayak daniel,” ujar ira yang merasa mendapat pembelaan.

“Pandai memahami situasi.”

“Tapi kalau sama temen sendiri gak mau terbuka sih rasa-rasanya sedikit kebangetan, aku juga lihat fotonya di Instagram udah bareng-bareng sama keluarga calon mertua. Akrab banget kelihatannya. hahaa.”ujar Daniel lebih mengoda Ira dan membuat Ira tersipu malu.

ayu pun tertawa mendengar serangan balik tersebut, sedangkan ira hanya bisa tersenyum kecut. ia bener bener merasa malu saat ini dan ingin rasanya ira mengali lubang untuk menyembunyikan dirinya.

“Tapi bener deh, ira. Kasih kita satu aja informasi kecil tentang hubungan kalian. Setelah itu kita gak akan nanya-nanya lagi. Iya kan, ayu?” Ujar daniel memberikan solusi, yang diikuti oleh gerakan kepala ayu naik turun.

“Kalau memang sudah tahap serius yang final, kan kami juga ikut mendoakan dan mendukung.”tambah ayu.

ira menghela nafas. Ia tahu bahwa ia tidak akan bisa menghindar dari topik ini untuk waktu yang lama. Karena itu, ia menganggap apa yang dikatakan daniel memang cukup masuk akal.

“Oke, jadi apa yang mau kalian ketahui?” Ujar ira mengalah.

“Memang dasar kepo akut kalian ini.” ayu tertawa renyah.

“Nah gitu dong. Kami cuma pengen tahu aja, kok. Mas ryan pernah gak sih bilang kapan dia bakalan nikahin kamu?”ujar ayu.

“Ya, sebenarnya sudah, tapi …”ucap Ira dan tak meneruskan ucapannya karena merasa ragu.

“Tapi apa? Kalau sudah, jadi kapan dia rencana mau nikahin kamu? Tahun depan, bulan depan, atau jangan-jangan minggu depan?”ujar ayu.

“Ish. Nanya-nanya mulu neh Bu Dosen, lama-lama balik ke kantor aja deh. Memangnya ini sidang skripsi?”ucap Ira cemberut.

“Hahaa, iya maaf. Jangan keseringan jutek dong nanti cantiknya hilang, hee. Yuk, cerita yuk,” ujar ayu dengan nada memelas yang berhasil membuat hati ira luluh.

“Ya, Mas ryan sudah pernah bilang kalau dalam waktu dekat dia bakal menemui Papa Mama buat meminang aku secara resmi, terus membawa hubungan kami ke pernikahan. Tapi dia masih belum bisa memastikan kapannya karena kalau sekarang bisnis yang dia geluti sedang dalam titik puncak, dan kesempatan itu sayang untuk dilewatkan,” jelas ira.

“Jadi sepertinya janjinya belum akan terealisasi dalam waktu dekat.”lanjutnya.

“Memangnya dia bisnis apa toh?” Tanya daniel.

“Kalau gak salah sih trading nikel gitu.”ucap Ira.

“Nikel? Widih! Banjir cuan dong ya Mas ryan. Kalian tahu gak? Akhir-akhir ini nikel jadi komoditi populer. Nikel kan bahan baku baterai buat kendaraan listrik,” ujarnya.

ayu pun hanya bisa tersenyum mendengarkan hal itu. Dalam hati, ia merasa sedikit iri akan ira yang mempunyai kekasih kaya raya, sedangkan suaminya sendiri untuk mendapatkan uang untuk cicilan mobil mereka saja harus banting tulang mencari penumpang hingga larut malam.

“Kamu tidak masalah dengan hal itu, Ra?” Tanya ayu dan Ia seperti ingin meyakinkan bahwa sahabatnya tersebut sedang dalam keadaan baik-baik saja.

“Ya, kalau ditanya bermasalah atau tidak, tentu masalah. Mana ada perempuan yang mau digantung seperti ini kan?” Jawab ira.

“Namun aku lihat sisi positifnya saja. Sekarang aku hanya ingin fokus ke pekerjaan di kampus ini saja. Nanti juga kalau waktunya tepat, takdir pasti akan memudahkan jalanku ke pernikahan dengan Mas ryan.”lanjutnya.

“Huu, semangat ya sayangkuuu …” ujar ayu sambil menghambur dan memeluk sahabat baiknya tersebut.

Ira Sri mulyati memang telah menjadi sahabat ayu sejak mereka bersama-sama menempuh pendidikan tinggi. Perempuan tersebut mengambil jurusan Teknik Informatika, berbeda dengan sang sahabat yang mengambil jurusan Komunikasi. Namun keduanya saling mengenal karena pernah tinggal di rumah kost yang sama.

Persahabatan mereka pun makin erat saat keduanya sama-sama diterima sebagai dosen di kampus swasta yang sama. Di Universitas indonesia ini, mereka kemudian bertemu dengan daniel yang ternyata juga berasal dari Universitas negeri yang sama dengan mereka. Sejak saat itu, ketiganya pun sering nongkrong di kantin dan saling mengobrol seperti sekarang.

Latar belakang keluarganya yang cenderung konservatif, membuat ira seperti enggan untuk berpacaran layaknya kebanyakan anak muda yang lain. Karena itu, meski mempunyai paras yang ayu, ia belum pernah sama sekali punya pengalaman menjalin cinta dengan lawan jenis. Dari orang tuanya, ira akhirnya berkenalan dengan seorang pria yang bernama Ryan prasetyo.

“Eh, sudah jam berapa ini, aku mesti balik ke Gedung 2 buat ngajar,” ujar ayu tiba-tiba.

“Oh iya, aku juga harus balik ke Gedung 3,” sahut daniel.

“Ya sudah, hati-hati ya kalian. Kalau aku sih gak ada kelas pagi, jadi masih santai. Ketemu lagi nanti siang ya, guys. Kabarin aja kalian mau maksi di mana.”ucap Ira.

ayu, ira, dan daniel pun melambaikan tangan dan berpisah ke tiga penjuru. Ketiga dosen yang saling bersahabat tersebut berjalan ke arah yang berbeda.

Mereka tidak sadar bahwa ada seorang pria yang memperhatikan ketiganya dari jauh, dan sempat mendengar sedikit apa yang mereka bicarakan. Meski semuanya menarik, tetapi ada cerita dari salah satu dari mereka yang paling mencuri perhatiannya.

“Lapor, Pak. Saya sudah selesai, mungkin kita bisa kembali ke mobil untuk langsung menuju kantor?”
Pria tersebut kaget ketika ada seseorang yang mengenakan kemeja safari berwarna hitam tiba-tiba saja menghampirinya.

“Jabang bayi!!” sergah pria tersebut.

“Ya ampun, don! Ngagetin ae! Yok opo seh kowe iki? Apa-apaan sih kamu!?”ujar pria tersebut tegas.

“Hee. Maaf, Pak.” Pria yang dipanggil don cengengesan sembari garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

“Mo-mohon maaf juga karena tiba-tiba saya kebelet untuk buang air kecil di tengah tugas. Asli, Pak. Saya bener-bener ga tahan. Udah di ujung banget, Pak.”tambahnya.

“Hayah. Kamu kok ya masih kaku aja. Kapan toh saya pernah marah sama bawahan cuma gara-gara soal kebelet? Ada-ada aja. Wes yo, kita balik lagi,” kata pria tersebut sambil berdiri dan berjalan perlahan.

“Lain kali jangan bikin kaget lagi.”tambahnya.

“Si-Siap, Pak.”




Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

70