Bab 21 Setampan malaikat, sehitam iblis

"Rana? Kau kenapa? Rana...?"

Aku terkesima sejenak. Ucapan Daniel yang mengkhawatirkanku, baru kali ini terdengar. Apa diam-diam tersembunyi rasa simpati pada pria iblis itu? Atau....

"Tidak... aku tidak apa-apa. Maafkan aku, kepalaku cuma sedikit sakit," gumamku, melambaikan tanganku pada Daniel.

Aku melirik dari ujung mataku. Ekspresi cemasnya masih ketara, dia belum bisa lega meski aku mengatakan hal itu. Daniel merapikan bantal-bantal yang ada di belakangku, lalu menghelaku...