Bab 9 BUKTI

by Dentik 10:47,Aug 05,2023
Mata Kevin melebar, tubuhnya membeku, dada terasa dihantam batu besar. Degup jantung berdetak dengan cepat.

“Bagaimana kau bisa tau? Siapa yang mengatakannya!?” teriak Kevin dengan sorot mata bersalah.

Dea tersenyum smrik melihat raut wajah suaminya yang memucat.

“Tidak penting siapa yang memberitahuku, kamu sudah mengkhianatiku MAS!!!”

“Tidak tidak! Itu tidak benar! Jangan bicara omong kosong.” Lelaki itu mencoba mengelak semua tuduhan istrinya.

“Omong kosong?” tanya Dea tak percaya. Kevin menggenggam kedua tangan istrinya. Memandang wajah perempuan itu dengan dalam.

“Iya, itu hanya omong kosong Sayang.”

“Aku sudah muak mendengar jawabanmu KEVIN! Sudah berapa kali kamu berbohong kepadaku. Aku tau kamu semalam tidur dengan perempuan lain. Kita sudah berakhir!” teriakan Dea menggema di indera pendengaran Kevin.

“JANGAN KATAKAN OMONG KOSONG DEA!!!” bentak Kevin di hadapan istrinya. Bibir Dea menganga saking kagetnya.

“KAU SUDAH MENGKHIANATIKU BAJING*N!!!” bentak Dea tak kalah kerasnya.

“SIAPA YANG MENGKHIANATIMU! KAMU GILA!??” teriak suaminya.

“YA! Aku jadi gila gara-gara KAMU! Kita akan BERCERAI!!! Aku akan menggugatmu sial*n!” ucap Dea yang dipenuhi dengan emosi.

“Kau menggugatku? Pikirkan sekali lagi, kau akan menghancurkan hidupmu sendiri pelac*r!”

Mata Dea melebar mendengar sebutan tak etis dari suaminya.

“PELAC*UR!? Kau anggap aku pelac*r?” tanya Dea tak percaya.

“YA! KAU-” kalimat Kevin terpotong. Ia tersadar baru saja melontarkan kata yang menyakitkan untuk perempuan di depannya.

“Hahaha!” tawa Dea seperti mak lampir. “Ahh! Aku lupa, kamu mendapatkanku jalur taruhan. Memang pantas jika kau menyebutku pelac*r,” lirih Dea. Raut wajahnya menjadi sangat sedih mengingat dirinya adalah wanita taruhan.

“T-Tidak! Jangan bicara omong kosong. Itu tidak benar.” Kevin mencoba mencairkan suasana.

Dea terduduk lemas di lantai, Ia benar-benar merasa hancur ketika suaminya mencacinya.

Buliran air mata lolos dari pelupuk, terjun ke baju tidurnya yang tak ia ganti sedari malam.

“Sayang, maafkan aku,” mohon Kevin. Dea menggelengkan kepalanya, ia merasa sangat hancur.

“Semua yang kamu katakan itu tidak benar, kamu salah paham Dea.”

“Kamu yang berbohong padaku Mas, bahkan kamu menganggapku sebagai pelac*r. Aku benar-benar sakit hati.”

“Tidak, aku mengatakan itu tanpa sadar. Aku mohon percayalah,” pinta Kevin yang langsung memegang pundak istrinya.

“Aku sudah tau semuanya Mas, berhentilah berbohong padaku. Aku sudah muak mendengar ocehanmu. Akui saja semuanya, aku tak akan membencimu,” tutur Dea kalem.

Kevin menatap lekat kedua maniknya, “A-aku.”

“Tolong ambilkan ponselku Mas, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu,” pinta Dea. Dirinya benar-benar tidak sanggup mengangkat tubuhnya, air matanya bahkan tak henti menetes ke lantai.

Berdebat dengan Kevin sangat menguras tenaganya. Kondisi fisik dan psikisnya benar-benar remuk setelah melakukan pertengkaran sengit.

Kevin segera beringsut menuju ranjang, mengambil ponsel istrinya yang tergeletak kaku di atas selimut.

Lalu ia memberikannya pada Dea. Perempuan itu menerima smartphone miliknya.

Ruangan menjadi hening seketika, sedangkan Dea sibuk mencari sesuatu yang akan ditunjukkan kepada suaminya.

“Aku mau menanyakan sesuatu Mas,” ucap Dea.

“Tanyakan Sayang, aku akan menjawabnya.”

“Apa semua yang kukatakan sedari tadi menurutmu adalah omong kosong belaka?”

Tak langsung menjawab, Kevin hanya menganggukkan kepalanya.

“Hahhh...” Dea menghela nafasnya dengan pasrah. “Lihat ini.”

Kevin menerima ponsel yang diberikan istrinya. Ada sebuah cuplikan yang sukses membuat matanya melebar, bahkan tangannya bergetar hebat. Wajahnya memucat melihat adegan yang terpampang dalam layar ponsel itu. Ia sontak menatap istrinya yang terduduk lemas di hadapannya.

“Bagaimana?” tanya Dea.

Lelaki itu langsung gelagapan melihat cuplikan dalam ponsel. “Tidak! Ini video amatir Sayang, kamu jangan percaya. Siapa yang mengirimnya? Katakan padaku biar aku-”

“Tidak penting, kamu tidak perlu tau siapa yang mengirim video itu. Apa kamu masih mengelak?” tanya Dea.

Lelaki itu enggan menjawab pertanyaan istrinya, kali ini dia ketahuan telah melakukan pengkhianatan. Video dimana ia bersenggama dengan istri sirinya sampai pada Dea. Jelas ini membuat istri sahnya sakit hati. Kini Kevin tidak bisa mengelak dari semua kenyataannya perbuatan yang telah ia lakukan.

“Kita menikah baru setahun Mas, dan kamu mengatakan ingin menghabiskan sisa usiamu bersamaku? Apa kamu tidak sadar diri? Kamu tidak malu mengatakan itu? Aku tak habis pikir,” keluh Dea.

“Aku serius mengatakannya De, aku benar-benar ingin menghabiskan sisa usiaku bersamamu.”

Dea lagi-lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Aku memang bersama Icha, tapi setelah itu aku sadar. Hanya kamu yang aku inginkan, cuma kamu Sayang. Tolong percayalah!” mohon Kevin meminta ampun pada istrinya. Ia bahkan bersujud di depan Dea, merasa bersalah telah menyakiti perempuan itu.

“Bagaimana aku bisa memaafkanmu, kau sudah menghancurkan segalanya Kevin. Bahkan mimpi aku, kau jadikan aku mainanmu,” tutur Dea.

“Aku benar-benar minta maaf, caraku memang salah untuk mendapatkanmu. Tapi aku benar-benar mencintaimu, tolong maafkan aku,” mohon Kevin. Mulut Dea tertutup rapat, hatinya terasa sangat sakit.

“Kasih aku kesempatan lagi, aku akan memperbaiki semuanya. Aku janji.” Kevin meraih tangan Dea. Sayangnya tangan itu langsung ditepis kasar oleh Dea.

“Apa yang ingin kamu perbaiki? Semua sudah hancur, ada banyak kebohongan yang telah kamu sembunyikan dariku Kevin. Tidak ada yang bisa kupercayakan padamu lagi, aku sudah lelah.”

“Tolong kasih aku kesempatan Dea, aku ingin memperbaiki semuanya. Aku akan meninggalkan Icha dan kembali kepadamu, aku janji.”

“Tidak. Aku akan mengurus gugatan cerai ke pengadilan agama. Jangan datang ke sidang biar proses perceraian kita semakin cepat, dan kamu bisa hidup bahagia bersama jal*ng itu.”

“Tidak! Kumohon jangan, karirku akan hancur jika kamu melakukannya. Bukankah karirmu juga akan hancur? Kamu tidak bisa melakukannya, ada banyak konsekuensi yang harus diambil jika menceraikanku,” sanggah Kevin yang tak ingin ditinggalkan Dea.

“Kamu masih memiliki cafe, aku tau itu. Karirmu tidak akan jatuh. Aku ingin terbebas dari neraka ini Mas,” tutur Dea kalem.

“TIDAK DEA! Sampai kapanpun kamu adalah istriku. Kamu tidak bisa menceraikanku!” gigih Kevin dengan berlinang air mata.

“AKU akan menggugatmu KEVIN!!!” bentak Dea. Kesabarannya benar-benar habis menghadapi suaminya, “RUMAH TANGGA kita hancur karena ulahmu. Dari awal hubungan ini sudah salah!” teriak Dea menggebu-gebu menghadapi suaminya yang tak mau mengalah.

“Bagaimana kamu akan menggugatku?! Aku sudah menghapus bukti ini!” ucap Kevin dengan jari yang sibuk menghapus cuplikan tersebut. Pupil Dea melebar melihat tingkah suaminya.

“APA yang akan kamu gugat? Aku bahkan hanya nikah siri dengan Icha, aku bisa menalaknya kapanpun. Sedangkan kamu? Aku tidak akan melepaskanmu, kamu istri sah ku. Proses yang kamu jalani akan sangat sulit Dea,” ujar Kevin semakin gila.

Perempuan itu terdiam di depan suaminya. Ia sungguh tak percaya dengan pemikiran Kevin yang egois.

“Sadarkan dirimu Dea, kamu tak akan bisa berpisah denganku.”

“Kata siapa?” tanya Dea. “Aku sudah mengirim video itu kepada temanku. Semua bukti tersimpan rapi, aku akan meninggalkanmu. Jadi sekarang keluarlah dari rumah ini,” usir Dea.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

169