Bab 8 MUAK
by Dentik
10:47,Aug 05,2023
Kevin langsung mengambil ponselnya di saku karena merasakan getaran yang tak henti sedari tadi.
“Ini dia, kau ingin bicara dengannya? Kau bisa bicara dengannya,” ucap Kevin yang mengangkat telepon dari sahabatnya, “Hallo, Nino?”
“Dea tahu segalanya. Aku tidak memberitahunya,” jawab Nino di seberang telepon. Kevin terdiam mendengar ucapan Nino.
“Kevin? Hallo?” panggil Nino panik.
Kevin langsung menutup telepon itu, raut wajahnya tampak kaget.
Derai air mata membanjiri pipi mulus Dea, ia merapatkan kelopak matanya menahan rasa sakit di dalam hatinya. Tangannya meremas bedcover yang menutupi setengah tubuhnya. Ia serasa ingin mengamuk melihat suaminya.
Sedangkan Kevin hanya mampu menatap istrinya tanpa sepatah katapun.
“Kau tak ingin aku berbicara dengannya?” tanya Dea pada Kevin, alisnya berkerut dengan mata yang menyiratkan rasa kecewa. Mulut Kevin enggan terbuka. Lelaki itu merasakan jika pertengkaran ini akan berjalan dengan hebat. Berdesir rasa takut di dalam hatinya. Apalagi Dea sekarang sedang berada di mode on fire.
“Mengapa? Apa karena kamu telah berbohong padaku Mas?” cerca Dea. Ia menatap melas pada suaminya.
“Aku tidak melakukan sesuatu yang salah Dea.” Kevin tetap membela dirinya. Tak mau mengakui kesalahan yang telah ia perbuat.
“Siapa dia?” Dea manik suaminya dengan tajam.
“Apa yang kau bicarakan?” elak Kevin dengan nada tegas. Ia merasa tak nyaman mendengar pertanyaan istrinya.
“Aku ingin tahu siapa dia,” paksa Dea.
“Kau berpikir terlalu jauh Sayang.” Lelaki itu mencoba menenangkan istrinya yang sedang dipernuhi dengan pikiran overthinking.
“Semalam kamu dengan siapa Mas!?” bentak Dea, perempuan itu kesetanan. Ia sangat muak pada suaminya yang berbelit-belit tak langsung menjawab pertanyaannya.
Kevin memejamkan matanya ketika mendengar bentakan istrinya. Ia memerlukan waktu cukup lama untuk menjawab pertanyaan Dea.
“Gadis yang kutemui sebelum mengenalmu. Tapi itu bukan apa-apa,” jawab Kevin dengan manik memelas pada perempuan yang terduduk di atas ranjang.
PYARRRR!!! Dea melempar gelas kaca ke arah suaminya. Sayangnya tak mengenai tubuh Kevin justru terbanting ke lantai.
Serpihan kaca menyebar ke seluruh ruangan. Suara itu mengobarkan pertengkaran yang terjadi antara dua insan.
“Apa kamu bercinta dengannya?!” tekan Dea. Pria di depan dirinya terlihat sangat menjijikkan, ia sudah dipenuhi emosi.
“Katakan padaku Kevin. Apakah kamu berselingkuh?” Deru napasnya sulit di atur. Dadanya naik turun dengan agresif. Melihat respon istrinya, membuat Kevin menelan salivanya dengan paksa.
“Aku menciumnya,” jawab lelaki itu. Mata Dea sontak melotot mendengar jawaban Kevin.
“Argghhh!!!” teriak wanita itu memenuhi seluruh ruangan. Hatinya hancur seketika setelah mendengar jawaban suaminya.
“Itu hanya sebuah ciuman dan itu tidak berarti apa-apa Sayang!” teriak Kevin membela diri.
Ia tak mau disalahkan oleh Dea, ini akan menjadi hal yang sangat memalukan untuknya.
“Aku melakukan hal bodoh!” lelaki itu merutuki nasibnya.
Kevin berjalan mendekat ke arah istrinya yang sudah histeris.
“Aku memang bodoh Sayang, aku sangat menyesal telah melakukannya!” ucap Kevin dengan raut wajah memelas. Kevin mencoba menenangkan istrinya yang mengamuk.
“Kamu membuatku muak! Dasar sampah!?” amuk Dea.
“Sampah?” tanya Kevin tak percaya atas ucapan perempuan di depannya. Baru kali ini ia mendengar istrinya mengumpat dengan keras.
“Siapa pel*c*r murahan itu!?” bentak Dea. Pupil Kevin melebar mendengar pertanyaan Dea.
“Aku tidak tidur dengannya.” Kevin mulai mendekat pada istrinya. Keadaan semakin tak terkendalikan seiring memuncaknya emosi Dea.
“Siapa pel*c*r itu Sial*n!?” Emosinya tak bisa dikontrol. Ia kesetanan mendengar jawaban suaminya.
Setiap kata yang keluar dari mulut lelaki tersebut terasa seperti anak panah yang menghujam tubuhnya. Perih sakit menjadi satu kesatuan.
“Aku tidak tidur dengannya!” sanggah Kevin yang tak mau disalahkan.
“Tidak. Tapi kau menginginkannya bukan?” Dea merasa tak percaya dengan ucapan suaminya. Ia jelas-jelas tau jika Kevin telah bersenggama dengan Icha.
“Tidak!” tolak Kevin yang tak setuju dengan pertanyaan istrinya.
“Omong kosong. Apakah dia lebih cantik dariku?” Kini Dea mulai membandingkan dirinya dengan selingkuhan suaminya. Pada kenyataannya Icha termasuk wanita cantik yang populer di kalangan pria. Memiliki tubuh semok dengan paras rupawan jelas membuat banyak pria terpincut ingin memilikinya.
“Tidak!” Kevin mendekat dan langsung menggenggam tangan istrinya. Dengan cepat Dea menyibakkan tangan suaminya.
“Pembohong!”
“Tidak Dea!” Kevin berusaha meyakinkan istrinya. Pemikiran yang terlintas di kepala Dea itu salah. Dea beringsut turun dari ranjang, merasa jijik berdekatan dengan Kevin. Melihat itu, dengan segera pria itu mengikuti istrinya. Kini keduanya berhadapan dengan saling menatap manik satu sama lain.
“Apa yang harus kulakukan sekarang, hah?!” tanya Dea pada Kevin, ia tak bisa melepaskan tatapan mata mereka karena dipenuhi dengan emosi.
“Apa yang harus kulakukan sekarang!? Kau telah merusak segalanya!” teriak wanita itu dengan tangan yang mendorong tubuh Kevin kasar. Hal ini menyebabkan tubuh lelaki itu terdorong mundur.
“Apa kau bisa mendengarkanku? Tidak ada yang terjadi!” Kevin berusaha mencegah pemikiran aneh istrinya.
“Tidak ada? Kau menciumnya Kevin. Kau berada di luar dengan wanita lain, sepanjang malam. Padahal istrimu ini baru saja kecelakaan. Apa itu tak berarti apa-apa buatmu?!!”
“Ya! Tidak!”
“Berapa kali kau menciumnya? Jangan berani membohongiku!” paksa Dea dengan tangan yang mencengkram kerah baju suaminya.
“Beberapa kali,” jawab Kevin pasrah.
“Oh Tuhan! Kau membuatku muak Kevin!” teriak Dea dan langsung membanting Kevin ke ranjang. Dengan langkah tertatih ia berusaha keluar dari kamar.
“Tapi itu tidak berarti apa-apa, Sayang! Dia membuatku menyadari bahwa aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu. Aku tahu itu sekarang!” Kevin menggenggam tangan Dea dengan erat, mencegah perempuan itu agar tak meninggalkannya.
“Menghabiskan sisa hidupmu bersamaku? Apa kau gila!? Kau sudah bercinta dengan wanita lain KEVIN!!! Kita baru menikah selama setahun! ”
PLAKKK!!! satu tamparan sukses mendarat di pipi lelaki itu. Kevin sontak memegangi pipi yang ditampar oleh istrinya. Matanya melebar mendapatkan perlakuan tak terduga dari Dea.
“Apa yang akan terjadi 10 tahun dari sekarang? Bagaimana bisa aku percaya dengan apa pun yang kau katakan lagi?” cerca Dea dengan wajah yang merah padam. Rasa sakit di dalam hatinya terasa berat dan mematikan. Ada banyak duka yang telah ia rasakan selama membangun rumah tangga bersama lelaki itu.
“Dea,” lirih Kevin. Pipinya terasa panas karena tamparan Dea. Ia berusaha memelas pada wanita itu agar hatinya segera luluh.
“Persetan denganmu, Mas. Ini sudah berakhir!” Mendengar kata berakhir membuat Kevin menggertakkan giginya, ubun-ubun lelaki itu terasa panas dan ingin pecah.
“Kau terlalu berlebihan! Itu cuma beberapa ciuman. Setelah setahun Dea, yang terjadi itu normal, semua laki-laki pasti melakukannya.” Kicauan Kevin ini membuat Dea semakin frustrasi. Bagaimana bisa perselingkuhan dianggap sebagai hal yang normal.
Kevin mencoba mendekap tubuh istrinya, berharap emosi wanita itu segera reda dan pertengkaran ini segera usai.
“Tidak! Aku tidak berlebihan Kevin! Kamu bahkan mempersunting dia menjadi istri sirimu! ICHA jadi istri sirimu!”
“Ini dia, kau ingin bicara dengannya? Kau bisa bicara dengannya,” ucap Kevin yang mengangkat telepon dari sahabatnya, “Hallo, Nino?”
“Dea tahu segalanya. Aku tidak memberitahunya,” jawab Nino di seberang telepon. Kevin terdiam mendengar ucapan Nino.
“Kevin? Hallo?” panggil Nino panik.
Kevin langsung menutup telepon itu, raut wajahnya tampak kaget.
Derai air mata membanjiri pipi mulus Dea, ia merapatkan kelopak matanya menahan rasa sakit di dalam hatinya. Tangannya meremas bedcover yang menutupi setengah tubuhnya. Ia serasa ingin mengamuk melihat suaminya.
Sedangkan Kevin hanya mampu menatap istrinya tanpa sepatah katapun.
“Kau tak ingin aku berbicara dengannya?” tanya Dea pada Kevin, alisnya berkerut dengan mata yang menyiratkan rasa kecewa. Mulut Kevin enggan terbuka. Lelaki itu merasakan jika pertengkaran ini akan berjalan dengan hebat. Berdesir rasa takut di dalam hatinya. Apalagi Dea sekarang sedang berada di mode on fire.
“Mengapa? Apa karena kamu telah berbohong padaku Mas?” cerca Dea. Ia menatap melas pada suaminya.
“Aku tidak melakukan sesuatu yang salah Dea.” Kevin tetap membela dirinya. Tak mau mengakui kesalahan yang telah ia perbuat.
“Siapa dia?” Dea manik suaminya dengan tajam.
“Apa yang kau bicarakan?” elak Kevin dengan nada tegas. Ia merasa tak nyaman mendengar pertanyaan istrinya.
“Aku ingin tahu siapa dia,” paksa Dea.
“Kau berpikir terlalu jauh Sayang.” Lelaki itu mencoba menenangkan istrinya yang sedang dipernuhi dengan pikiran overthinking.
“Semalam kamu dengan siapa Mas!?” bentak Dea, perempuan itu kesetanan. Ia sangat muak pada suaminya yang berbelit-belit tak langsung menjawab pertanyaannya.
Kevin memejamkan matanya ketika mendengar bentakan istrinya. Ia memerlukan waktu cukup lama untuk menjawab pertanyaan Dea.
“Gadis yang kutemui sebelum mengenalmu. Tapi itu bukan apa-apa,” jawab Kevin dengan manik memelas pada perempuan yang terduduk di atas ranjang.
PYARRRR!!! Dea melempar gelas kaca ke arah suaminya. Sayangnya tak mengenai tubuh Kevin justru terbanting ke lantai.
Serpihan kaca menyebar ke seluruh ruangan. Suara itu mengobarkan pertengkaran yang terjadi antara dua insan.
“Apa kamu bercinta dengannya?!” tekan Dea. Pria di depan dirinya terlihat sangat menjijikkan, ia sudah dipenuhi emosi.
“Katakan padaku Kevin. Apakah kamu berselingkuh?” Deru napasnya sulit di atur. Dadanya naik turun dengan agresif. Melihat respon istrinya, membuat Kevin menelan salivanya dengan paksa.
“Aku menciumnya,” jawab lelaki itu. Mata Dea sontak melotot mendengar jawaban Kevin.
“Argghhh!!!” teriak wanita itu memenuhi seluruh ruangan. Hatinya hancur seketika setelah mendengar jawaban suaminya.
“Itu hanya sebuah ciuman dan itu tidak berarti apa-apa Sayang!” teriak Kevin membela diri.
Ia tak mau disalahkan oleh Dea, ini akan menjadi hal yang sangat memalukan untuknya.
“Aku melakukan hal bodoh!” lelaki itu merutuki nasibnya.
Kevin berjalan mendekat ke arah istrinya yang sudah histeris.
“Aku memang bodoh Sayang, aku sangat menyesal telah melakukannya!” ucap Kevin dengan raut wajah memelas. Kevin mencoba menenangkan istrinya yang mengamuk.
“Kamu membuatku muak! Dasar sampah!?” amuk Dea.
“Sampah?” tanya Kevin tak percaya atas ucapan perempuan di depannya. Baru kali ini ia mendengar istrinya mengumpat dengan keras.
“Siapa pel*c*r murahan itu!?” bentak Dea. Pupil Kevin melebar mendengar pertanyaan Dea.
“Aku tidak tidur dengannya.” Kevin mulai mendekat pada istrinya. Keadaan semakin tak terkendalikan seiring memuncaknya emosi Dea.
“Siapa pel*c*r itu Sial*n!?” Emosinya tak bisa dikontrol. Ia kesetanan mendengar jawaban suaminya.
Setiap kata yang keluar dari mulut lelaki tersebut terasa seperti anak panah yang menghujam tubuhnya. Perih sakit menjadi satu kesatuan.
“Aku tidak tidur dengannya!” sanggah Kevin yang tak mau disalahkan.
“Tidak. Tapi kau menginginkannya bukan?” Dea merasa tak percaya dengan ucapan suaminya. Ia jelas-jelas tau jika Kevin telah bersenggama dengan Icha.
“Tidak!” tolak Kevin yang tak setuju dengan pertanyaan istrinya.
“Omong kosong. Apakah dia lebih cantik dariku?” Kini Dea mulai membandingkan dirinya dengan selingkuhan suaminya. Pada kenyataannya Icha termasuk wanita cantik yang populer di kalangan pria. Memiliki tubuh semok dengan paras rupawan jelas membuat banyak pria terpincut ingin memilikinya.
“Tidak!” Kevin mendekat dan langsung menggenggam tangan istrinya. Dengan cepat Dea menyibakkan tangan suaminya.
“Pembohong!”
“Tidak Dea!” Kevin berusaha meyakinkan istrinya. Pemikiran yang terlintas di kepala Dea itu salah. Dea beringsut turun dari ranjang, merasa jijik berdekatan dengan Kevin. Melihat itu, dengan segera pria itu mengikuti istrinya. Kini keduanya berhadapan dengan saling menatap manik satu sama lain.
“Apa yang harus kulakukan sekarang, hah?!” tanya Dea pada Kevin, ia tak bisa melepaskan tatapan mata mereka karena dipenuhi dengan emosi.
“Apa yang harus kulakukan sekarang!? Kau telah merusak segalanya!” teriak wanita itu dengan tangan yang mendorong tubuh Kevin kasar. Hal ini menyebabkan tubuh lelaki itu terdorong mundur.
“Apa kau bisa mendengarkanku? Tidak ada yang terjadi!” Kevin berusaha mencegah pemikiran aneh istrinya.
“Tidak ada? Kau menciumnya Kevin. Kau berada di luar dengan wanita lain, sepanjang malam. Padahal istrimu ini baru saja kecelakaan. Apa itu tak berarti apa-apa buatmu?!!”
“Ya! Tidak!”
“Berapa kali kau menciumnya? Jangan berani membohongiku!” paksa Dea dengan tangan yang mencengkram kerah baju suaminya.
“Beberapa kali,” jawab Kevin pasrah.
“Oh Tuhan! Kau membuatku muak Kevin!” teriak Dea dan langsung membanting Kevin ke ranjang. Dengan langkah tertatih ia berusaha keluar dari kamar.
“Tapi itu tidak berarti apa-apa, Sayang! Dia membuatku menyadari bahwa aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu. Aku tahu itu sekarang!” Kevin menggenggam tangan Dea dengan erat, mencegah perempuan itu agar tak meninggalkannya.
“Menghabiskan sisa hidupmu bersamaku? Apa kau gila!? Kau sudah bercinta dengan wanita lain KEVIN!!! Kita baru menikah selama setahun! ”
PLAKKK!!! satu tamparan sukses mendarat di pipi lelaki itu. Kevin sontak memegangi pipi yang ditampar oleh istrinya. Matanya melebar mendapatkan perlakuan tak terduga dari Dea.
“Apa yang akan terjadi 10 tahun dari sekarang? Bagaimana bisa aku percaya dengan apa pun yang kau katakan lagi?” cerca Dea dengan wajah yang merah padam. Rasa sakit di dalam hatinya terasa berat dan mematikan. Ada banyak duka yang telah ia rasakan selama membangun rumah tangga bersama lelaki itu.
“Dea,” lirih Kevin. Pipinya terasa panas karena tamparan Dea. Ia berusaha memelas pada wanita itu agar hatinya segera luluh.
“Persetan denganmu, Mas. Ini sudah berakhir!” Mendengar kata berakhir membuat Kevin menggertakkan giginya, ubun-ubun lelaki itu terasa panas dan ingin pecah.
“Kau terlalu berlebihan! Itu cuma beberapa ciuman. Setelah setahun Dea, yang terjadi itu normal, semua laki-laki pasti melakukannya.” Kicauan Kevin ini membuat Dea semakin frustrasi. Bagaimana bisa perselingkuhan dianggap sebagai hal yang normal.
Kevin mencoba mendekap tubuh istrinya, berharap emosi wanita itu segera reda dan pertengkaran ini segera usai.
“Tidak! Aku tidak berlebihan Kevin! Kamu bahkan mempersunting dia menjadi istri sirimu! ICHA jadi istri sirimu!”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved