Bab 6 SADAR

by Dentik 10:46,Aug 05,2023
Kepergian Kevin membuat dirinya kesal. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dea segera mengangkat telepon itu dengan malas. Meskipun nomor ini tak memiliki nama, tapi Dea tahu jika itu adalah Icha.

“Hallo Assalamualaikum,” jawab Dea santai.

“Waalaikumsalam Mbak,” ucap Icha yang terdengar meninggi.

“Ya ada apa?” tanya Dea to the point, ia tak ingin berlama-lama berbicara dengan wanita murahan seperti Icha.

“Kasihan ya kamu...” ucapan Icha ini membuat Dea naik pintam, belum apa-apa ia sudah dikasihani oleh selingkuhan suaminya. Bukan selingkuhan melainkan istri kedua Kevin.

“Hahhh... Ya, aku kasihan kenapa?” tanya Dea yang mulai gerah mendengar suara Icha. Ini masih pagi tapi dirinya tiba-tiba mendapat gencaran konflik yang membuat batinnya tertekan.

“Kasihan ya, kemarin tidak ditemani suami tercinta padahal posisi lagi sekarat!” ejek Icha.

Dea hanya mencebikkan bibirnya, “Ya terus?”

“Ya tidak apa-apa sih! Aku hanya kasihan sama kamu aja Mbak, kemarin aku sama Kevin bersenang-senang loh!?” pamer Icha dengan sombong.

Tangan Dea memeras selimut dengan kuat, emosinya benar-benar terkuras pagi ini. Ia berusaha mengatur tempramentnya yang ingin meledak-ledak.

“Oh begitu ya,” jawab Dea santai. Berbicara dengan istri kedua suaminya terasa menjadi hal yang menyialkan hari ini.

“Haha! Iya lah, kan yang bisa nyenengin Kevin cuma aku aja!” sombong Icha pada istri kekasihnya. Salah satu sudut bibir Dea naik ke atas, dia seperti mendengar sebuah lelucon di pagi hari.

“Iya deh, lumayan juga Kevin dapat portingan gratis! Sama perempuan murahan lagi! Ditambah aku tidak perlu capek-capek ngelayanin suamiku setiap hari,” hardik Dea tegas.

“Khehehe!” kekeh Icha di seberang telepon, “Yang murahan itu kamu Dea! Cuma wanita taruhan aja belagu!” lanjut Icha dengan nada tinggi. Teriakan itu membuat speaker Dea krak dan menyebabkan keluarnya suara sumbang dari penelepon. Dea menghela nafasnya kasar.

“Tidak masalah, yang penting posisiku sekarang SAH! Daripada kamu perempuan tak jelas! Cuma istri siri saja belagunya minta ampun! Awas nanti ditinggal Kevin loh! Status kamu itu tidak jelas di mata hukum, mudah banget ditinggalin suami. Apalagi model-model Kevin yang suka gonta-ganti pasangan,” ejek Dea tak mau kalah dari Icha.

Ia memang hanya wanita taruhan yang diberikan kakaknya pada Kevin, ini sangat menyakitkan namun itulah kenyataannya. Sedangkan Icha adalah istri siri dari suaminya, dan status itu dia dapatkan atas bantuan Nina.

Dea kembali teringat dengan istri kakaknya, ia sudah berencana tak akan melepaskan Nina dari cengkeraman mautnya. Ada rencana menyeramkan yang telah Dea siapkan untuk kakak iparnya tersebut.

“Mana bisa Kevin tinggalin aku! Aku akan memberikan anak padanya, justru kamu yang bakal ditinggalin Kevin!” ucap Icha penuh amarah. Mendengar kata anak membuat Dea sakit hati, bulan ini dia dan suaminya berencana akan menjalani promil. Sialnya itu tak jadi.

Dea sudah capek mendengar omelan Icha yang tiada habisnya, ditambah perempuan itu memancing amarahnya di setiap ucapannya.

“Iya deh, aku tunggu ya! Kalau main yang binal biar Kevin makin betah sama kamu,” ucap Dea dan langsung memutuskan sambungan telepon. Ia benar-benar muak mendengar suara istri siri Kevin. Telinganya terasa sangat panas mendapat serangan dari mak lampir.

Tak berselang lama, tiba-tiba Icha mengirimkan sebuah pesan padanya. Ada foto dan video berdurasi pendek yang dikirim Icha.

[PELAYANANKU LEBIH MEMUASKAN DARIPADA KAMU DEA!] tulis Icha dalam pesan tersebut.

Perkataan perempuan itu sudah terbukti dengan rekaman video dimana Kevin dan Icha sedang melakukan foreplay sebelum melakukan penyatuan. Betapa sakitnya hati Dea melihat setiap adegan yang terpampang jelas dalam cuplikan itu. Suara kenikmatan yang dikeluarkan oleh kedua insan bagaikan petir yang menyambar ke telinganya. Bahkan suaminya dengan gamblang memuji Icha dengan manis.

“Kamu lebih jago daripada istriku BABY!” ucap Kevin lembut di dalam video tersebut. Lelaki itu nampak mengecup leher wanita yang sedang terbaring di atas ranjang tanpa sehelai kain pun.

“Aargghhhhhh!!!!” Dea frustrasi mendengar perkataan itu. Hatinya benar-benar sakit mendapati suaminya yang memuji perempuan lain.

Ia sudah berusaha melayani Kevin dengan penuh kasih, tapi lelaki itu tak pernah puas dengan dirinya. Bahkan Kevin membandingkannya dengan Icha!

“Sial*n Kevin! Aku kan balas dendam padamu KEVINNN!!!” teriak Dea histeris.

Hatinya sudah merasakan sakit yang luar biasa. Ini adalah keadaan terpuruk yang harus ia tuntaskan. Dea tak mau berada di lingkaran sentan begitu lama. Ada kebebasan yang sudah menunggunya begitu lama. Jika dia bertahan dengan keadaan rumah tangganya yang seperti ini, maka wanita itu akan selalu ditemani oleh penderitaan yang tiada habisnya.

Ting! Notifikasi pesan muncul lagi dari Icha.

[KITA LIHAT SAJA NANTI! SIAPA YANG AKAN DITINGGAL KEVIN TERLEBIH DULU, AKU ATAU KAMU?!]

“Hahaha!” Dea tertawa lepas membaca pesan dari Icha. Tawa terpaksa itu begitu lihai menyembunyikan rasa sakit yang begitu dalam di hatinya. Tanpa pikir panjang ia langsung menyimpan foto dan video tersebut ke dalam Gdrive. Ini adalah bukti kuat untuk melancarkan rencananya. Dia harus membalas dendam agar rasa sakit itu menghilang seiring dengan penderitaan para pengkhianatnya.

“Khehe, kita lihat saja Icha... siapa yang akan ditinggalkan terlebih dahulu. Yang pasti itu bukan aku, justru aku yang akan meninggalkan Kevin!” Bibirn Dea tersungging ke atas tapi matanya menyorotkan kesedihan yang begitu dalam. Ia berusaha menegarkan dirinya yang sedang rapuh. Seperti gelas kaca yang ambyar, Dea mencoba menyusun kembali serpihan itu satu persatu.

Ia sudah merasakan trauma yang begitu hebat akibat permasalahan ini. Namun, dia tak ingin meninggalkan orang yang telah menyakitinya begitu saja. Dea sudah berniat memberika rasa sakit yang setimpal dari perbuatan mereka.

Ini akan impas untuknya, semua orang merasakan sakit yang luar biasa seperti yang ia alami.

Tetesan air mata mengalir di pipinya tanpa sadar, mendung menderai suasana hatinya.

“Bagaimana bisa aku mendapat cobaan ini?

Kesalahan apa yang pernah aku perbuat hingga mendapatkan semua ini ya Allah,” lirih Dea. Kepalanya menengadah ke langit-langit kamar meratapi nasibnya yang kelabu.

“Apa yang harus aku lakukan pada Kevin? Aku terlanjur mencintainya, bahkan setelah melihat bukti dia berkhianat aku masih mengharapkan semua ini bisa diperbaiki,” renungnya. Rasa cintanya sudah begitu dalam pada suaminya. Namun, rasa sakit hasil pengkhianatan Kevin tak kalah dalamnya dengan rasa cintanya.

“Tidak! Aku harus menyelesaikan ini semua, aku bisa bahagia tanpa Kevin. Aku bisa!”

Dea menyemangati dirinya sendiri agar tak jatuh dalam kebahagiaan semu di bahtera rumah tangganya.

“Kamu harus sadar Dea, ketika sebuah kepercayaan dikhianati. Maka, tak ada kata apa pun yang bisa memperbaikinya.”

Ia mencoba menyadarkan dirinya agar tak jatuh dalam perangkap cinta kosong. Dia tak ingin menjadi wanita bodoh yang dibudak oleh cinta.

“Jadi kita harus menanyakan secara langsung pada Kevin, semua pengkhianatan yang telah ia lakukan. Kita harus menanyakannya, harus!” nasihat Dea pada dirinya sendiri.



Tok... Tok... Tok... suara ketukan pintu membuat lamunan Dea terpecah.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

169