Bab 2 CONCEALER
by Dentik
10:44,Aug 05,2023
Kevin terkejut mendengar suara perempuan itu. Dea mendekati suaminya yang nampak sibuk di meja rias miliknya. Tatapan penuh curiga ditujukan pada suaminya. Kevin nampak gusar dan langsung menaruh benda yang sebelumnya ia pegang.
“Lagi cari apa Mas?” tanyanya penasaran.
“Lagi nyari minyak kayu putih, Mas tiba-tiba masuk angin,” kelit Kevin. Lelaki itu langsung membalikkan tubuhnya menghadap Dea. Mata lelaki itu bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat. Itu adalah salah satu tanda orang sedang berbohong, Dea mengetahui hal itu. Dipindainya leher Kevin, bercak itu sudah hilang. Bukan hilang melainkan ditutup oleh bedak, terlihat sangat berantakan.
‘Sepertinya dia buru-buru sampai bedak itu tidak rata,’ pikir Dea.
“Minyak kayu putihnya habis Mas, pakai balsem aja ya,” tawar Dea.
“I-iya,” jawab Kevin gelagapan. Lelaki itu beberapa kali terlihat menggaruk telinganya guna menutupi bercak yang ada di lehernya. Dea sangat mengetahui tingkah suaminya.
Perempuan itu langsung berjalan ke meja rias dan menarik laci tempat balsem itu berada.
“Ini Mas.” Dea menyodorkan cup balsem pada suaminya. Kevin langsung menerima benda itu dan mengoleskannya di leher dan perut.
“Terimakasih Sayang,” ucapnya sembari mengecup kening Dea. Perempuan itu terdiam, tetapi Kevin langsung menyeretnya untuk segera merebahkan tubuh di atas ranjang.
“Kerjaanmu sudah selesai?” tanya lelaki itu.
“Sudah,” jawab Dea dingin.
“Kalau begitu ayo tidur Dik, ini sudah jam duabelas malam,” ajak Kevin.
Dia langsung memeluk tubuh perempuan di depannya. Dea hanya diam menerima pelukan itu. Sikap suaminya yang sangat manis ini membuat perempuan itu muak. Tanpa dia sadari, selama ini Kevin melakukan hal romantis hanya untuk menutupi kebejatannya. Pantas saja akhir-akhir ini sikapnya suka berubah drastis, dari dingin tiba-tiba menjadi hangat.
Ia sudah lelah merasakan rumah tangga yang semakin kehilangan arah. Dea sudah berpikir untuk menggugat cerai suaminya setelah semua bukti terkumpul. Ia bahkan sudah memikirkan berbagai kemungkinan tragis yang akan terjadi pada dirinya.
Pembalasan dendam atas pengkhianatan ini segera terbayarkan. Dea akan merampas semua kekayaan Kevin dengan menyerahkan bukti ke pengadilan agama. Bahkan foto di atas ranjang.
‘Aku harus kuat! Lihat, pahami, lalu bergerak,’ batin Dea yang masih berada di dekapan suaminya. Ia berusaha menguatkan diri menghadapi polemik rumah tangganya. Bahkan perempuan ini sudah siap menyandang gelar janda yang akan tersemat dalam dirinya beberapa bulan ke depan.
Gelar ini terkesan memalukan mengingat dia adalah seorang guru PNS di salah satu Sekolah Menengah Negeri Surabaya. Namun, Dea tak ingin berada di lingkar neraka lebih lama. Ia ingin segera menuntaskan semua penderitaan dalam pernikahan ini dengan cepat. Lelah bergulat dengan pikirannya, kesadaran Dea mulai menghilang dan tergantikan oleh alam mimpi.
***
Keesokan paginya, Dea melihat Kevin sedang sibuk di dapur.
“Lagi apa Mas?” tanyanya penasaran. Pria itu sangat jarang menjamah dapur rumahnya. Ini terlihat sangat ganjil.
“Lagi bikin sarapan,” jawab Kevin dengan menenteng teplon berisikan dua telur mata sapi.
“Mas bisa masak?” tanyanya dengan sedikit terkekeh. Melihat celemek yang bertengger di tubuh lelaki itu terasa sangat menggemaskan.
“Coba incipi masakan Mas dulu.” Kevin memberikan sepiring nasi goreng lengkap dengan toping spesial pada istrinya.
‘Sikapmu benar-benar manis Mas, tapi siapa sangka kamu sembunyikan racun di bawah madu yang manis.’ batin Dea sembari menatap makanan di depannya.
‘Jika kamu menyediakan madu dan racun secara bersamaan, maka aku akan memberikan lebah dan ular untukmu. Tunggu saja!’
Dea tersenyum dan langsung memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Meskipun sempat ragu jika ada racun dalam makanan ini, tapi melihat suaminya yang lahap mengunyah nasi goreng itu membuatnya percaya.
“Bagaimana?” tanya Kevin penasaran. Dea memberikan seutas senyum pada lelaki itu.
“Enak,” jawabnya.
“Benarkan! Mas memang jago kalau masak nasi goreng,” ujar Kevin yang terlihat sangat bangga pada dirinya sendiri. Dea hanya tersenyum melihat suaminya yang penuh semangat.
“Besok masakin lagi ya Mas,” pinta Dea.
“Siap Sayang, Mas akan masakin kamu lagi,” jawab Kevin yang melanjutkan sarapannya.
Ketika mereka selesai sarapan dan bersiap diri untuk berangkat kerja. Kevin tak memberikan salam hangat sedikitpun. Sebelumnya lelaki itu akan mencium keningnya beberapa kali sebagai penyemangat. Namun, beberapa minggu ini rutinitas tersebut telah menghilang.
“Mas!” panggil Dea. Lelaki itu sontak menoleh ke sumber suara. Dea bergegas menutup pintu rumah tanpa menguncinya.
“Ada apa?” tanya Kevin dingin. Sikapnya kembali seperti semula.
Dea tersenyum lalu mengatakan, “morning kiss!”
Suaminya hanya menghela napas pelan lalu mencium keningnya cepat. Sorot mata lelaki itu nampak biasa saja, terasa sangat dingin tak ada kehangatan sedikitpun di sana.
“Cium pipi dulu Sayang,” manja Dea. Kevin langsung mendekatkan wajahnya, dengan kilat perempuan itu menciumnya.
“Semangat ya!” lontar Dea.
“Kamu juga. Aku berangkat dulu. Assalamualaikum.” Kevin langsung melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah.
"Waalaikumsalam."
Dea menatap kepergian lelaki itu dengan wajah datar. Tanpa pikir panjang dia juga berangkat ke sekolah memakai sepeda motor miliknya. Menjalani hari kerja seperti biasanya, dan semua berjalan lancar.
***
Ketika langit berubah menjadi jingga. Dea mengendarai sepeda motornya menuju rumah makan LESTARI, tempat janjiannya dengan wanita kedua Kevin. Perempuan itu mengatakan akan membongkar kebejatan yang dilakukan suaminya. Entah pengkhianatan apa yang dilakukan pria itu sampai-sampai selingkuhannya turun tangan untuk memberitahu Dea.
“Kira-kira apa yang akan disampaikan perempuan itu?” guman Dea.
Menelaah keberanian dari perempuan itu, membuat Dea berpikir jika pelakor itu memiliki tujuan sendiri. Tak tau apa tujuan dari wanita itu, tapi ia sangat penasaran dengan rahasia yang akan diberitahukan padanya.
Membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke tempat janjian, Dea tak ingin tergesa-gesa untuk menikmati perjalanannya. Ketika sampai, Dea langsung memarkirkan sepeda motornya dengan rapi.
Kakinya melangkah ke dalam rumah makan dengan was-was. Dipindainya seluruh ruangan yang terlihat sepi, hanya ada segelintir orang yang sedang bercengkrama. Di sudut matanya terlihat sosok perempuan yang melambaikan tangga padanya.
“Mbak Dea!” panggil wanita itu dengan senyum semringah dengan polos.
Wajah Dea sontak menjadi kaku melihatnya, alisnya berkerut. Wanita yang ada di depannya adalah selingkuhan suaminya yang sukses membuat Dea kesakitan setiap hari menghadapi kehidupan rumah tangganya. Dan yang paling mengejutkan dia adalah Icha, wanita yang dikenalkan Kevin sebagai sepupunya. Ia memang belum sempat bertanya pada mertuanya, karena pertemuan itu masih tergolong baru, tepatnya satu bulan lalu.
Dea melangkahkan kakinya dengan gesit ke meja tempat wanita itu berada.
“Apa-apaan kamu!” ketus Dea yang kesal melihat perempuan itu. Ada banyak hal menyakitkan yang disebabkan oleh wanita ini. Dadanya naik-turun tanpa henti karena emosi yang membuncah.
Melihat ekspresi marah di wajah Dea, membuat Icha senyum penuh kemenangan. Rencananya sukses membuat hancur rumah tangga Kevin dan Dea. Kini dialah pemenangnya!
“Lagi cari apa Mas?” tanyanya penasaran.
“Lagi nyari minyak kayu putih, Mas tiba-tiba masuk angin,” kelit Kevin. Lelaki itu langsung membalikkan tubuhnya menghadap Dea. Mata lelaki itu bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat. Itu adalah salah satu tanda orang sedang berbohong, Dea mengetahui hal itu. Dipindainya leher Kevin, bercak itu sudah hilang. Bukan hilang melainkan ditutup oleh bedak, terlihat sangat berantakan.
‘Sepertinya dia buru-buru sampai bedak itu tidak rata,’ pikir Dea.
“Minyak kayu putihnya habis Mas, pakai balsem aja ya,” tawar Dea.
“I-iya,” jawab Kevin gelagapan. Lelaki itu beberapa kali terlihat menggaruk telinganya guna menutupi bercak yang ada di lehernya. Dea sangat mengetahui tingkah suaminya.
Perempuan itu langsung berjalan ke meja rias dan menarik laci tempat balsem itu berada.
“Ini Mas.” Dea menyodorkan cup balsem pada suaminya. Kevin langsung menerima benda itu dan mengoleskannya di leher dan perut.
“Terimakasih Sayang,” ucapnya sembari mengecup kening Dea. Perempuan itu terdiam, tetapi Kevin langsung menyeretnya untuk segera merebahkan tubuh di atas ranjang.
“Kerjaanmu sudah selesai?” tanya lelaki itu.
“Sudah,” jawab Dea dingin.
“Kalau begitu ayo tidur Dik, ini sudah jam duabelas malam,” ajak Kevin.
Dia langsung memeluk tubuh perempuan di depannya. Dea hanya diam menerima pelukan itu. Sikap suaminya yang sangat manis ini membuat perempuan itu muak. Tanpa dia sadari, selama ini Kevin melakukan hal romantis hanya untuk menutupi kebejatannya. Pantas saja akhir-akhir ini sikapnya suka berubah drastis, dari dingin tiba-tiba menjadi hangat.
Ia sudah lelah merasakan rumah tangga yang semakin kehilangan arah. Dea sudah berpikir untuk menggugat cerai suaminya setelah semua bukti terkumpul. Ia bahkan sudah memikirkan berbagai kemungkinan tragis yang akan terjadi pada dirinya.
Pembalasan dendam atas pengkhianatan ini segera terbayarkan. Dea akan merampas semua kekayaan Kevin dengan menyerahkan bukti ke pengadilan agama. Bahkan foto di atas ranjang.
‘Aku harus kuat! Lihat, pahami, lalu bergerak,’ batin Dea yang masih berada di dekapan suaminya. Ia berusaha menguatkan diri menghadapi polemik rumah tangganya. Bahkan perempuan ini sudah siap menyandang gelar janda yang akan tersemat dalam dirinya beberapa bulan ke depan.
Gelar ini terkesan memalukan mengingat dia adalah seorang guru PNS di salah satu Sekolah Menengah Negeri Surabaya. Namun, Dea tak ingin berada di lingkar neraka lebih lama. Ia ingin segera menuntaskan semua penderitaan dalam pernikahan ini dengan cepat. Lelah bergulat dengan pikirannya, kesadaran Dea mulai menghilang dan tergantikan oleh alam mimpi.
***
Keesokan paginya, Dea melihat Kevin sedang sibuk di dapur.
“Lagi apa Mas?” tanyanya penasaran. Pria itu sangat jarang menjamah dapur rumahnya. Ini terlihat sangat ganjil.
“Lagi bikin sarapan,” jawab Kevin dengan menenteng teplon berisikan dua telur mata sapi.
“Mas bisa masak?” tanyanya dengan sedikit terkekeh. Melihat celemek yang bertengger di tubuh lelaki itu terasa sangat menggemaskan.
“Coba incipi masakan Mas dulu.” Kevin memberikan sepiring nasi goreng lengkap dengan toping spesial pada istrinya.
‘Sikapmu benar-benar manis Mas, tapi siapa sangka kamu sembunyikan racun di bawah madu yang manis.’ batin Dea sembari menatap makanan di depannya.
‘Jika kamu menyediakan madu dan racun secara bersamaan, maka aku akan memberikan lebah dan ular untukmu. Tunggu saja!’
Dea tersenyum dan langsung memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Meskipun sempat ragu jika ada racun dalam makanan ini, tapi melihat suaminya yang lahap mengunyah nasi goreng itu membuatnya percaya.
“Bagaimana?” tanya Kevin penasaran. Dea memberikan seutas senyum pada lelaki itu.
“Enak,” jawabnya.
“Benarkan! Mas memang jago kalau masak nasi goreng,” ujar Kevin yang terlihat sangat bangga pada dirinya sendiri. Dea hanya tersenyum melihat suaminya yang penuh semangat.
“Besok masakin lagi ya Mas,” pinta Dea.
“Siap Sayang, Mas akan masakin kamu lagi,” jawab Kevin yang melanjutkan sarapannya.
Ketika mereka selesai sarapan dan bersiap diri untuk berangkat kerja. Kevin tak memberikan salam hangat sedikitpun. Sebelumnya lelaki itu akan mencium keningnya beberapa kali sebagai penyemangat. Namun, beberapa minggu ini rutinitas tersebut telah menghilang.
“Mas!” panggil Dea. Lelaki itu sontak menoleh ke sumber suara. Dea bergegas menutup pintu rumah tanpa menguncinya.
“Ada apa?” tanya Kevin dingin. Sikapnya kembali seperti semula.
Dea tersenyum lalu mengatakan, “morning kiss!”
Suaminya hanya menghela napas pelan lalu mencium keningnya cepat. Sorot mata lelaki itu nampak biasa saja, terasa sangat dingin tak ada kehangatan sedikitpun di sana.
“Cium pipi dulu Sayang,” manja Dea. Kevin langsung mendekatkan wajahnya, dengan kilat perempuan itu menciumnya.
“Semangat ya!” lontar Dea.
“Kamu juga. Aku berangkat dulu. Assalamualaikum.” Kevin langsung melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah.
"Waalaikumsalam."
Dea menatap kepergian lelaki itu dengan wajah datar. Tanpa pikir panjang dia juga berangkat ke sekolah memakai sepeda motor miliknya. Menjalani hari kerja seperti biasanya, dan semua berjalan lancar.
***
Ketika langit berubah menjadi jingga. Dea mengendarai sepeda motornya menuju rumah makan LESTARI, tempat janjiannya dengan wanita kedua Kevin. Perempuan itu mengatakan akan membongkar kebejatan yang dilakukan suaminya. Entah pengkhianatan apa yang dilakukan pria itu sampai-sampai selingkuhannya turun tangan untuk memberitahu Dea.
“Kira-kira apa yang akan disampaikan perempuan itu?” guman Dea.
Menelaah keberanian dari perempuan itu, membuat Dea berpikir jika pelakor itu memiliki tujuan sendiri. Tak tau apa tujuan dari wanita itu, tapi ia sangat penasaran dengan rahasia yang akan diberitahukan padanya.
Membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke tempat janjian, Dea tak ingin tergesa-gesa untuk menikmati perjalanannya. Ketika sampai, Dea langsung memarkirkan sepeda motornya dengan rapi.
Kakinya melangkah ke dalam rumah makan dengan was-was. Dipindainya seluruh ruangan yang terlihat sepi, hanya ada segelintir orang yang sedang bercengkrama. Di sudut matanya terlihat sosok perempuan yang melambaikan tangga padanya.
“Mbak Dea!” panggil wanita itu dengan senyum semringah dengan polos.
Wajah Dea sontak menjadi kaku melihatnya, alisnya berkerut. Wanita yang ada di depannya adalah selingkuhan suaminya yang sukses membuat Dea kesakitan setiap hari menghadapi kehidupan rumah tangganya. Dan yang paling mengejutkan dia adalah Icha, wanita yang dikenalkan Kevin sebagai sepupunya. Ia memang belum sempat bertanya pada mertuanya, karena pertemuan itu masih tergolong baru, tepatnya satu bulan lalu.
Dea melangkahkan kakinya dengan gesit ke meja tempat wanita itu berada.
“Apa-apaan kamu!” ketus Dea yang kesal melihat perempuan itu. Ada banyak hal menyakitkan yang disebabkan oleh wanita ini. Dadanya naik-turun tanpa henti karena emosi yang membuncah.
Melihat ekspresi marah di wajah Dea, membuat Icha senyum penuh kemenangan. Rencananya sukses membuat hancur rumah tangga Kevin dan Dea. Kini dialah pemenangnya!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved