Bab 13 Hubert Ou
by Leon
10:01,Mar 09,2023
"Ya Tuhan, apa yang sedang aku lihat ini?"
Semua murid di kelas menatap dengan mata terbelalak, wajah mereka penuh ketidakpercayaan.
Kaylie Gu saat di sekolah mau di manapun dia berada akan menjadi pusat perhatian orang-orang, dan sosoknya akan menarik perhatian semua orang. Ada banyak orang yang mengaguminya, surat cinta juga bunga yang tak terhitung jumlahnya akan dia terima setiap hari, tetapi dia tidak pernah menunjukkan ekspresi apa pun dan selalu memilih tidak terjebak di hiruk pikuk ini, dia benar-benar seperti peri yang lahir ke dunia.
Di antara mereka, Hubert Ou, dewa laki-laki nomor satu sekolah yang paling menonjol, tetapi meskipun itu adalah seorang Hubert Ou, dia paling banyak hanya dapat berbicara beberapa kata dengan Kaylie Gu, dan hari biasa mereka hanya berkomunikasi mengenai hal seputar sekolah. Dia tidak pernah memiliki kontak fisik dengan Kaylie Gu dan untuk yang lainnya jelas tidak ada yang mempunyai nyali untuk berbuat apapun.
Tapi murid baru ini dia berani-beraninya langsung menyentuh rambut Kaylie Gu, ini tidak sesederhana kontak fisik, tapi itu sudah seperti sebuah penistaan kepada bunga sekolah mereka.
"Anak ini benar-benar kelewatan!"
"Bajingan, dia bisa-bisanya melakukan hal seperti itu pada dewi!"
Beberapa anak laki-laki dipenuhi dengan kemarahan, mereka rasanya ingin segera memberi pelajaran pada Edwin Ye, sementara yang lainnya diam-diam turut merasa berduka untuk Edwin Ye.
Kaylie Gu memiliki temperamen yang dingin. Sosoknya dianggap suci seperti bunga teratai. Edwin Ye yang saat ini berbuat begitu lancang padanya, dia pasti tidak akan melepaskannya begitu saja, dan Hubert Ou, sebagai pelindung Kaylie Gu, jika dia tahu kejadian saat ini, maka akhir Edwin Ye nanti mungkin akan semakin menyedihkan.
Hanya anak laki-laki di sebelah Edwin Ye tadi yang mengacungkan jempol pada
Edwin Ye, tidak peduli seberapa songongnya kata-kata Edwin Ye sebelumnya, tapi melihatnya berani menyentuh Kaylie Gu. Keberaniannya ini membuatnya menjadi kagum padanya.
Merasakan seseorang yang membuat gerakan intim padanya, tubuh Kaylie Gu tampak dengan jelas membeku, dalam hatinya sangat marah.
Dia benar-benar tidak menyangka seseorang di kelasnya akan begitu berani bersikap tidak sopan padanya.
Tapi dia merasa agak aneh, telapak tangan ini, dan gerakan ini memberinya perasaan yang familiar.
Dia mengangkat kepalanya dengan 70% rasa amarah dan 30% rasa penasaran, lalu wajah tampan dan luar biasa itu langsung masuk ke kelopak matanya.
Wajah ini agak asing baginya, tetapi setelah diamati lebih dekat, dia merasa sedikit familiar, terutama sorot mata anak laki-laki itu, samar-samar memberinya perasaan yang lalu.
Saat dia sedsng bertanya-tanya, Edwin Ye tiba-tiba menyeringai.
"Gadis, kenapa, baru lewat beberapa tahun, kamu sudah tidak mengenaliku lagi?"
Suara Edwin Ye penuh godaan dan kasih sayang, membuat mata indah Kaylie Gu bergetar dan ekspresinya kaget.
Setelah beberapa saat, matanya penuh kegembiraan, dia meraih lengan Edwin Ye dengan penuh semangat, lalu berteriak seperti anak kecil.
"Kakak Edwin Ye, kamu Kakak Edwin Ye?"
Reaksi Kaylie Gu ini langsung membuat suasana di dalam kelas membeku.
Hampir semua orang menunggu Kaylie Gu murka, dan bersiap untuk menonton pertunjukan yang bagus, tetapi apa yang terjadi pada saat ini membuat rahang semuanya ternganga kaget.
Apakah ini masih Kaylie Gu yang berkepribadian dingin dan selalu memperlakukan lawan jenis dengan tenang serta acuh tak acuh?
Adegan ini kebetulan dilihat oleh seorang anak laki-laki tampan yang baru saja memasuki pintu, ekspresi wajah anak laki-laki itu tiba-tiba menjadi kaku, dia membuka mulutnya dengan keheranan yang mendalam di matanya.
Kaylie Gu sendiri masih sangat terkejut, dia terus menatap Edwin Ye. Meskipun perubahannya cukup banyak, tapi dia masih bisa mengenali sosok familiar di wajahnya.
“Ya ini aku!” Edwin Ye dengan penuh kasih mengelus kepala Kaylie Gu lalu sambil tersenyum berkata, “Gadis kecil di masa itu kini telah menjadi dewasa!”
Kaylie Gu yakin itu adalah Edwin Ye, terlepas dari keberadaannya di kelas saat ini dia langsung melemparkan diri ke pelukan Edwin Ye, air mata mengalir di pipinya.
"Kakak Edwin Ye, kupikir kita tidak akan pernah bertemu lagi, kamu tahu tidak aku punya banyak hal yang ingin diceritakan kepadamu!"
Edwin Ye menepuk punggung Kaylie Gu dengan tatapan kasihan di matanya.
Tidak mudah bagi seorang gadis berusia tujuh belas tahun untuk menanggung begitu banyak, dia bahkan harus mengcover dirinya dengan sikap dingin dan cuek, sekejap mata itu sudah berlalu lebih dari dua tahun, hidupnya benar-benar tidak mudah.
"Ya sudah, aku sudah kembali, kalau ada ataupun terjadi sesuatu kamu bisa memberitahuku!"
Kaylie Gu awalnya ingin berbicara hal lainnya lagi, tetapi bel kelas sudah berbunyi, jadi dia melepaskan pelukannya dengan kesal. Edwin Ye tersenyum padanya, memberinya kode untuk ikuti kelas dulu, lalu dirinya kembali ke baris terakhir.
Pada saat ini mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju pada Edwin Ye, mereka menatapnya dengan penuh keterkejutan.
"Wow, bro, sebenarnya apa hubungan antara kamu dan bunga sekolah Gu, begitu melihatmu dia langsung jatuh ke dalam pelukanmu, gila, aku sangat kagum padamu!"
Anak yang mengobrol dengan Edwin Ye sebelumnya, wajahnya penuh keheranan, dan dia merendahkan suaranya: "ckck, bro, kamu benar-benar memecahkan sejarah sekolah kami, kamu benar-benar bisa membuat dewi gunung es seperti bunga sekolah Gu menunjukkan sisi gadis kecilnya, jika masalah tersebar keluar, aku tidak tahu seberapa besar sensasi yang akan ditimbulkan darinya!
“Terutama Hubert Ou, lihat ekspresinya sekarang, dia seperti habis keracunan, puas sekali aku, haha!”
Edwin Ye mengikuti pandangannya, dan kebetulan melihat seorang anak laki-laki berdiri kosong di depan pintu, wajahnya muram dan biru, dan dia juga menatap
Edwin Ye dengan tatapan permusuhan yang kuat dan dalam.
Sementara Edwin Ye dia hanya meliriknya, dan segera memalingkan muka mengabaikannya. Karakter seperti itu bahkan tidak memiliki kualifikasi saling berhadapan dengannya.
"Bro, aku mau memperkenalkan diriku dulu, namaku London Peng, pokoknya aku harus berteman denganmu!"
London Peng menunjukkan wajah yang ramah dan menyebutkan namanya.
Melihat hal tersebut, Edwin Ye pun tersenyum tipis.
"Edwin Ye!"
Setelah beberapa menit, wali kelas masuk ke kelas.
"Semuanya, ada sesuatu yang harus ku sampaikan kepada kalian semua. Hari ini kelas kita kedatangan anggota baru dan dia akan bergabung dengan keluarga besar kelas D kita!"
Begitu kata-katanya keluar, mata semua orang langsung beralih ke baris terakhir.
Wali kelas melihat wajah Edwin Ye yang terbilang fresh di kelas itu, dia langsung tersenyum dan berkata: "Sepertinya anggota baru kita telah datang, murid ini, tolong perkenalkan dirimu supaya yang lainnya bisa mengenalmu!"
Edwin Ye langsung berdiri, suaranya terdengar tenang.
"Namaku Edwin Ye, aku datang dari pedesaan!"
Setelah mengatakan ini, dia duduk lagi, wali kelas dan teman sekelasnya terlihat sedikit bingung.
Meski pengenalan diri memang harus dilakukan sesingkat mungkin, tapi perkenalan Edwin Ye ini tidakkah terlalu singkat?
Dia hanya menyebutkan namanya dan mengatakan kalau dia dari pedesaan, dia bahkan tidak menyebutkan rumahnya di mana atau dari kota mana asalnya. Perkenalannya ini rasanya lebih ke asal-asalan.
Sebelumnya karena kontak antara Edwin Ye dan Kaylie Gu barusan, para siswa di kelas jadi sangat penasaran dengan Edwin Ye, tetapi sekarang mendengar perkenalan dirinya, mereka semua jadi kehilangan minat akannya.
Orang yang meninggi adalah orang yang paling tidak bersosialisasi di kelas, dan hanya akan menimbulkan rasa tidak suka semua orang, apalagi Edwin Ye mengatakan kalau dia berasal dari pedesaan, ini semakin membuat banyak orang diam-diam tidak menyukainya.
Meskipun murid yang datang ke SMA 3 Kota L tidak hanya dari keluarga kaya atau hebat, namun banyak dari mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi baik, yang berasal dari pedesaan seperti Edwin Ye tentu akan membuat orang merasa jijik ataupun pada akan memilih menjauh darinya.
Beberapa gadis yang awalnya memiliki kesan yang baik tentang penampilan Edwin Ye diam-diam menggelengkan kepala mereka. Mereka benar-benar menyerah untuk membangun hubungan dengannya. Lagi pula di masa sekarang ini, apa gunanya tampan? Pada akhirnya, semua orang akan mengandalkan latar belakang keluarga, kemampuan dan berjuang untuk sumber daya serta koneksi. Orang yang tampan, paling banyak mereka hanya bisa menjadi simpanan kecil dan diasuh oleh para wanita kaya.
Hubert Ou yang duduk di sisi paling kanan dari baris pertama sedikit melonggarkan kerutannya.
"Dari pedesaan? Huh, kupikir ada sesuatu di balik itu, tapi ternyata hanya seorang anak dusun!"
Kaylie Gu yang sebelumnya terlihat dekat dengan Edwin Ye, membuatnya menganggap Edwin Ye sebagai musuh, tetapi setelah mendengar perkenalan Edwin Ye, dia jadi tidak tertarik pada bocah ini lagi.
Menurutnya, mungkin Edwin Ye sebelumnya tinggal bersama Kaylie Gu, atau mungkin mereka tinggal di desa yang sama, jadi mereka sudah kenal lama dan kurang lebihnya ada memiliki perasaan yang sama.
Namun dia yakin dengan pesona pribadinya dan kemampuannya yang kuat, dia pasti akan membuat Kaylie Gu menyadari kesenjangan antara Edwin Ye dan dirinya, dan membuatnya mengerti apa itu pria yang benar-benar gigih dan apa itu pria sejati, dan pria mana yang jelas terbaik di antara pria lainnya.
Seperti Edwin Ye yang datang dari pedesaan, dia tentu tidak akan memperhatikannya dan anak ini bahkan tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi lawannya.
Semua murid di kelas menatap dengan mata terbelalak, wajah mereka penuh ketidakpercayaan.
Kaylie Gu saat di sekolah mau di manapun dia berada akan menjadi pusat perhatian orang-orang, dan sosoknya akan menarik perhatian semua orang. Ada banyak orang yang mengaguminya, surat cinta juga bunga yang tak terhitung jumlahnya akan dia terima setiap hari, tetapi dia tidak pernah menunjukkan ekspresi apa pun dan selalu memilih tidak terjebak di hiruk pikuk ini, dia benar-benar seperti peri yang lahir ke dunia.
Di antara mereka, Hubert Ou, dewa laki-laki nomor satu sekolah yang paling menonjol, tetapi meskipun itu adalah seorang Hubert Ou, dia paling banyak hanya dapat berbicara beberapa kata dengan Kaylie Gu, dan hari biasa mereka hanya berkomunikasi mengenai hal seputar sekolah. Dia tidak pernah memiliki kontak fisik dengan Kaylie Gu dan untuk yang lainnya jelas tidak ada yang mempunyai nyali untuk berbuat apapun.
Tapi murid baru ini dia berani-beraninya langsung menyentuh rambut Kaylie Gu, ini tidak sesederhana kontak fisik, tapi itu sudah seperti sebuah penistaan kepada bunga sekolah mereka.
"Anak ini benar-benar kelewatan!"
"Bajingan, dia bisa-bisanya melakukan hal seperti itu pada dewi!"
Beberapa anak laki-laki dipenuhi dengan kemarahan, mereka rasanya ingin segera memberi pelajaran pada Edwin Ye, sementara yang lainnya diam-diam turut merasa berduka untuk Edwin Ye.
Kaylie Gu memiliki temperamen yang dingin. Sosoknya dianggap suci seperti bunga teratai. Edwin Ye yang saat ini berbuat begitu lancang padanya, dia pasti tidak akan melepaskannya begitu saja, dan Hubert Ou, sebagai pelindung Kaylie Gu, jika dia tahu kejadian saat ini, maka akhir Edwin Ye nanti mungkin akan semakin menyedihkan.
Hanya anak laki-laki di sebelah Edwin Ye tadi yang mengacungkan jempol pada
Edwin Ye, tidak peduli seberapa songongnya kata-kata Edwin Ye sebelumnya, tapi melihatnya berani menyentuh Kaylie Gu. Keberaniannya ini membuatnya menjadi kagum padanya.
Merasakan seseorang yang membuat gerakan intim padanya, tubuh Kaylie Gu tampak dengan jelas membeku, dalam hatinya sangat marah.
Dia benar-benar tidak menyangka seseorang di kelasnya akan begitu berani bersikap tidak sopan padanya.
Tapi dia merasa agak aneh, telapak tangan ini, dan gerakan ini memberinya perasaan yang familiar.
Dia mengangkat kepalanya dengan 70% rasa amarah dan 30% rasa penasaran, lalu wajah tampan dan luar biasa itu langsung masuk ke kelopak matanya.
Wajah ini agak asing baginya, tetapi setelah diamati lebih dekat, dia merasa sedikit familiar, terutama sorot mata anak laki-laki itu, samar-samar memberinya perasaan yang lalu.
Saat dia sedsng bertanya-tanya, Edwin Ye tiba-tiba menyeringai.
"Gadis, kenapa, baru lewat beberapa tahun, kamu sudah tidak mengenaliku lagi?"
Suara Edwin Ye penuh godaan dan kasih sayang, membuat mata indah Kaylie Gu bergetar dan ekspresinya kaget.
Setelah beberapa saat, matanya penuh kegembiraan, dia meraih lengan Edwin Ye dengan penuh semangat, lalu berteriak seperti anak kecil.
"Kakak Edwin Ye, kamu Kakak Edwin Ye?"
Reaksi Kaylie Gu ini langsung membuat suasana di dalam kelas membeku.
Hampir semua orang menunggu Kaylie Gu murka, dan bersiap untuk menonton pertunjukan yang bagus, tetapi apa yang terjadi pada saat ini membuat rahang semuanya ternganga kaget.
Apakah ini masih Kaylie Gu yang berkepribadian dingin dan selalu memperlakukan lawan jenis dengan tenang serta acuh tak acuh?
Adegan ini kebetulan dilihat oleh seorang anak laki-laki tampan yang baru saja memasuki pintu, ekspresi wajah anak laki-laki itu tiba-tiba menjadi kaku, dia membuka mulutnya dengan keheranan yang mendalam di matanya.
Kaylie Gu sendiri masih sangat terkejut, dia terus menatap Edwin Ye. Meskipun perubahannya cukup banyak, tapi dia masih bisa mengenali sosok familiar di wajahnya.
“Ya ini aku!” Edwin Ye dengan penuh kasih mengelus kepala Kaylie Gu lalu sambil tersenyum berkata, “Gadis kecil di masa itu kini telah menjadi dewasa!”
Kaylie Gu yakin itu adalah Edwin Ye, terlepas dari keberadaannya di kelas saat ini dia langsung melemparkan diri ke pelukan Edwin Ye, air mata mengalir di pipinya.
"Kakak Edwin Ye, kupikir kita tidak akan pernah bertemu lagi, kamu tahu tidak aku punya banyak hal yang ingin diceritakan kepadamu!"
Edwin Ye menepuk punggung Kaylie Gu dengan tatapan kasihan di matanya.
Tidak mudah bagi seorang gadis berusia tujuh belas tahun untuk menanggung begitu banyak, dia bahkan harus mengcover dirinya dengan sikap dingin dan cuek, sekejap mata itu sudah berlalu lebih dari dua tahun, hidupnya benar-benar tidak mudah.
"Ya sudah, aku sudah kembali, kalau ada ataupun terjadi sesuatu kamu bisa memberitahuku!"
Kaylie Gu awalnya ingin berbicara hal lainnya lagi, tetapi bel kelas sudah berbunyi, jadi dia melepaskan pelukannya dengan kesal. Edwin Ye tersenyum padanya, memberinya kode untuk ikuti kelas dulu, lalu dirinya kembali ke baris terakhir.
Pada saat ini mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju pada Edwin Ye, mereka menatapnya dengan penuh keterkejutan.
"Wow, bro, sebenarnya apa hubungan antara kamu dan bunga sekolah Gu, begitu melihatmu dia langsung jatuh ke dalam pelukanmu, gila, aku sangat kagum padamu!"
Anak yang mengobrol dengan Edwin Ye sebelumnya, wajahnya penuh keheranan, dan dia merendahkan suaranya: "ckck, bro, kamu benar-benar memecahkan sejarah sekolah kami, kamu benar-benar bisa membuat dewi gunung es seperti bunga sekolah Gu menunjukkan sisi gadis kecilnya, jika masalah tersebar keluar, aku tidak tahu seberapa besar sensasi yang akan ditimbulkan darinya!
“Terutama Hubert Ou, lihat ekspresinya sekarang, dia seperti habis keracunan, puas sekali aku, haha!”
Edwin Ye mengikuti pandangannya, dan kebetulan melihat seorang anak laki-laki berdiri kosong di depan pintu, wajahnya muram dan biru, dan dia juga menatap
Edwin Ye dengan tatapan permusuhan yang kuat dan dalam.
Sementara Edwin Ye dia hanya meliriknya, dan segera memalingkan muka mengabaikannya. Karakter seperti itu bahkan tidak memiliki kualifikasi saling berhadapan dengannya.
"Bro, aku mau memperkenalkan diriku dulu, namaku London Peng, pokoknya aku harus berteman denganmu!"
London Peng menunjukkan wajah yang ramah dan menyebutkan namanya.
Melihat hal tersebut, Edwin Ye pun tersenyum tipis.
"Edwin Ye!"
Setelah beberapa menit, wali kelas masuk ke kelas.
"Semuanya, ada sesuatu yang harus ku sampaikan kepada kalian semua. Hari ini kelas kita kedatangan anggota baru dan dia akan bergabung dengan keluarga besar kelas D kita!"
Begitu kata-katanya keluar, mata semua orang langsung beralih ke baris terakhir.
Wali kelas melihat wajah Edwin Ye yang terbilang fresh di kelas itu, dia langsung tersenyum dan berkata: "Sepertinya anggota baru kita telah datang, murid ini, tolong perkenalkan dirimu supaya yang lainnya bisa mengenalmu!"
Edwin Ye langsung berdiri, suaranya terdengar tenang.
"Namaku Edwin Ye, aku datang dari pedesaan!"
Setelah mengatakan ini, dia duduk lagi, wali kelas dan teman sekelasnya terlihat sedikit bingung.
Meski pengenalan diri memang harus dilakukan sesingkat mungkin, tapi perkenalan Edwin Ye ini tidakkah terlalu singkat?
Dia hanya menyebutkan namanya dan mengatakan kalau dia dari pedesaan, dia bahkan tidak menyebutkan rumahnya di mana atau dari kota mana asalnya. Perkenalannya ini rasanya lebih ke asal-asalan.
Sebelumnya karena kontak antara Edwin Ye dan Kaylie Gu barusan, para siswa di kelas jadi sangat penasaran dengan Edwin Ye, tetapi sekarang mendengar perkenalan dirinya, mereka semua jadi kehilangan minat akannya.
Orang yang meninggi adalah orang yang paling tidak bersosialisasi di kelas, dan hanya akan menimbulkan rasa tidak suka semua orang, apalagi Edwin Ye mengatakan kalau dia berasal dari pedesaan, ini semakin membuat banyak orang diam-diam tidak menyukainya.
Meskipun murid yang datang ke SMA 3 Kota L tidak hanya dari keluarga kaya atau hebat, namun banyak dari mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi baik, yang berasal dari pedesaan seperti Edwin Ye tentu akan membuat orang merasa jijik ataupun pada akan memilih menjauh darinya.
Beberapa gadis yang awalnya memiliki kesan yang baik tentang penampilan Edwin Ye diam-diam menggelengkan kepala mereka. Mereka benar-benar menyerah untuk membangun hubungan dengannya. Lagi pula di masa sekarang ini, apa gunanya tampan? Pada akhirnya, semua orang akan mengandalkan latar belakang keluarga, kemampuan dan berjuang untuk sumber daya serta koneksi. Orang yang tampan, paling banyak mereka hanya bisa menjadi simpanan kecil dan diasuh oleh para wanita kaya.
Hubert Ou yang duduk di sisi paling kanan dari baris pertama sedikit melonggarkan kerutannya.
"Dari pedesaan? Huh, kupikir ada sesuatu di balik itu, tapi ternyata hanya seorang anak dusun!"
Kaylie Gu yang sebelumnya terlihat dekat dengan Edwin Ye, membuatnya menganggap Edwin Ye sebagai musuh, tetapi setelah mendengar perkenalan Edwin Ye, dia jadi tidak tertarik pada bocah ini lagi.
Menurutnya, mungkin Edwin Ye sebelumnya tinggal bersama Kaylie Gu, atau mungkin mereka tinggal di desa yang sama, jadi mereka sudah kenal lama dan kurang lebihnya ada memiliki perasaan yang sama.
Namun dia yakin dengan pesona pribadinya dan kemampuannya yang kuat, dia pasti akan membuat Kaylie Gu menyadari kesenjangan antara Edwin Ye dan dirinya, dan membuatnya mengerti apa itu pria yang benar-benar gigih dan apa itu pria sejati, dan pria mana yang jelas terbaik di antara pria lainnya.
Seperti Edwin Ye yang datang dari pedesaan, dia tentu tidak akan memperhatikannya dan anak ini bahkan tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi lawannya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved