Bab 3 Perusahaan E
by Leon
10:01,Mar 09,2023
Suara Jeslyn Xiao terdengar acuh tak acuh, dia juga melipat tangannya, terlihat seperti seorang nona besar.
Dia awalnya ingin mengatakannya dengan lebih halus, tetapi ketika melihat Edwin Ye tidak menolak penawaran Ernina He, dan memiliki niat besar untuk tinggal di sini, dia akhirnya hanya bisa mengatakannya secara blak-blakan.
Tujuannya adalah untuk mencegah Edwin Ye tinggal di sini.
Lagian bercanda saja, bahkan para pemuda tampan di sekolahnya tidak pernah ada yang jaraknya sedekat ini dengannya. Seorang pemuda miskin seperti pengemis ini memiliki kualifikasi macam apa untuk bisa menghabiskan siang dan malam dan tinggal di satu atap bersama Jeslyn Xiao?
Meskipun Edwin Ye pernah menolong ibunya-Ernina He, tapi Ernina He pernah bilang kalau dia telah memberi Edwin Ye 10.000 yuan setelahnya, itu sebagai ucapan terima kasihnya, dan menurutnya, pertolongan Edwin Ye ini telah dibalas dengan uang itu.
Tapi sekarang Edwin Ye datang langsung ke rumahnya dengan penampilan yang compang camping, bahkan pakaian yang dikenakannya saat ini itu pakaian yang diberikan oleh Ernina He, dan setelah menerima 1.000 yuan dia masih tetap berdiri di sana tidak mau pergi, sepertinya akan benar-benar tinggal di rumah mereka. Wajah orang ini benar-benar terlalu tebal, ya?
Jeslyn Xiao sangat memandang rendah pria yang tidak ada harga diri dan tidak ada apa-apanya.
Ekspresi Edwin Ye tidak banyak berubah. Saat melihat Jeslyn Xiao, dia sudah menyadari ketidak-senangan dan penghinaan yang kuat dari matanya.
Tapi orang seperti apa dia, dan dia bagaimana mungkin memiliki pemikiran yang sama dengan Jeslyn Xiao? Baginya, Jeslyn Xiao hanyalah putri Ernina He, jika bukan karena itu dia pasti tidak akan berbicara sepatah katapun pada Jeslyn Xiao.
Melihat Edwin Ye yang acuh tak acuh, Jeslyn Xiao mengerutkan keningnya dan berkata: "Kamu masih muda, punya tangan dan kaki, kenapa memilih mengandalkan orang lain dan tidak bekerja dengan tanganmu sendiri?"
"Jika kamu butuh, aku bisa mencari orang untuk mencarikan pekerjaan untukmu. Jangan bahas gaji yang besar dulu, setidaknya gaji bulanannya bisa menjamin kebutuhan pokokmu, dengan begini seharusnya oke kan?"
Dia takut Edwin Ye tidak mau pergi dari rumahnya, jadi dia memutuskan untuk menyusahkan beberapa temannya mencarikan pekerjaan di bisnis mereka untuk Edwin Ye, pokoknya dia harus membuat Edwin Ye pergi meninggalkan vilanya.
Ketika mendengar ini Edwin Ye pun tertawa ringan, dia menggelengkan kepalanya.
Dia bahkan tidak melihat Jeslyn Xiao kemudian dengan santai mengambil pena di atas meja, menulis catatan, lalu mengeluarkan paket kertas kraft baru dari tasnya yang sudah usang, memasukkan catatan itu ke dalamnya.
"Saat Bibi He pulang nanti, katakan saja aku yang memberinya benda ini!"
Dia kemudian membuang tas bahu yang sudah usang ke tempat sampah, meninggalkan vila tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Jeslyn Xiao mengangkat matanya dan melihat Edwin Ye yang berjalan semakin jauh, menyisakannya sosok sendiri yang kesepian.
Tidak tahu mengapa, dalam hati Jeslyn Xiao tiba-tiba seperti ada perasaan tidak tega, dia ingin memganggil kembali Edwin Ye, tetapi setelah meragu beberapa saat dia akhirnya tidak berteriak memanggilnya.
"Aku gila apa, masih ingin memanggil orang dusun seperti itu ke rumah?"
Dia menggelengkan kepalanya dan naik ke atas untuk berdandan, Sore nanti dia sudah punya janji dengan sahabatnya pergi jalan-jalan dan belanja.
Mengenai paket kertas kraft yang diletakkan Edwin Ye di atas bangku, dia sama sekali tidak menganggapnya serius. Memangnya benda bagus macam apa yang di keluarkan dari tas usang? Jika bukan karena itu ditinggalkan untuk Ernina He, dia pasti sudah tidak bisa memahan diri untuk membuangnya.
Edwin Ye yang pergi meninggalkan vila langsung naik ke dalam taksi.
"Kak, mau kemana?"
Tanya supir taksi dengan ramah.
"Pergi ke gedung Perusahaan E!"
Jawab Edwin Ye dengan santai.
Setelah mengetahui lokasinya, supir taksi pun segera menyalakan mobil, dengan penasaran bertanya: "Kak, kalau melihat penampilanmu ini sepertinya kamu tidak bekerja di Perusahaan E sana, bukan?"
Supir taksi ini telah beroperasi di sekitar Kota L selama kurang lebih lima tahun, dan dia telah melihat banyak karyawan Perusahaan E, semua orang tidak ada yang tidak mengenakan jas dan sepatu kulit. Untuk orang seperti Edwin Ye yang pergi mengenakan pakaian kasual seperti ini dia sebelumnya tidak pernah melihatnya.
Edwin Ye tersenyum ringan: "Aku tidak bekerja di sana, presiden perusahaan mereka yang bekerja untukku, aku kali ini pergi ke sana hanya untuk melihat-lihat!"
Mendengar ini, supir taksi itu langsung menyipitkan mata ke arah Edwin Ye dan tidak berkata apa-apa lagi, tetapi dalam hatinya tidak bisa tidak mendengus.
Presiden Perusahaan E adalah salah satu orang terpenting di seluruh Kota L. Dia biasanya bergaul dengan selebritas, pengusaha kaya, dan pejabat senior di Kota L. Orang biasa yang ingin melihatnya, itu akan sama sulitnya dengan melihat surga.
Edwin Ye masih muda, dia bisa-bisanya mengatakan kalau presiden Perusahaan E bekerja untuknya, bukankah itu berarti Perusahaan E miliknya? Apakah mungkin dia ketua Perusahaan E?
Bualan ini benar-benar bualan paling tidak masuk akal, kalau begitu dia sendiri bisa mengatakan kalau dirinya presiden Amerika Serikat!
"Anak muda zaman sekarang benar-benar kalau bicara tidak berpikir dulu, suka membual menyombongkan diri!"
Dia menggelengkan kepala, benar-benar kehilangan minat untuk berbicara
Edwin Ye.
Sekitar sepuluh menit kemudian, gedung Perusahaan E mulai terlihat, Edwin Ye melihatnya sekilas, dia melihat sebuah gedung menjulang tinggi berdiri sendiri, jauh lebih tinggi dari bangunan lain di sekitarnya, dan terlihat begitu megah.
Orang yang lewat di sini kebanyakan tidak bisa menahan diri untuk melihat ke atas, lalu ekspresi wajah mereka akan penuh dengan ketakjuban.
Setelah membayar ongkos taksi, Edwin Ye langsung pergi ke meja resepsionis.
"Halo tuan, apa ada yang bisa dibantu?"
Resepsionis di meja depan bertanya kepada Edwin Ye dengan senyum profesional.
"Tolong hubungi Johan Wu dan katakan padanya kalau aku menunggunya di sini!"
Wanita di meja resepsionis jelas terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan
Edwin Ye ini.
Dia merenung dalam waktu yang lama, tidak mengingat siapa Johan Wu ini dan apakah itu termasuk di antara karyawan perusahaan.
Dan setelah beberapa saat, dia akhirnya meminta maaf seraya berkata, "Maaf tuan, bisakah kamu memberi tahuku departemen dan jabatannya, sehingga aku dapat menghubunginya!"
“Jabatan ya?” Edwin Ye berkata dengan sangat santai, “Oh, dia presiden perusahaan ini!”
Begitu dia mengatakan ini, resepsionis lain di meja depan semuanya menoleh dengan ekspresi yang aneh.
Wanita yang sedang berbicara dengan Edwin Ye juga sedikit mengernyit, baru kemudian ingat siapa Johan Wu, bukankah itu presiden Perusahaan E mereka?
Dia memandang Edwin Ye dari atas sampai bawah, dalam hatinya sedikit tidak senang.
Johan Wu ini siapa? Dia adalah tokoh terkemuka di masyarakat kelas atas Kota L. Dia juga orang nomor satu di antara sepuluh pengusaha teratas di Kota L. Meski posisinya di perusahaan adalah presiden, tapi semua orang berspekulasi kalau dia hanya menyembunyikan identitasnya. Dan kenyataannya banyak yang mengira kalau dia lah Ketua Perusahaan E.
Hari biasanya tidak terhitung berapa banyak orang yang datang ke perusahaan untuk berkunjung menemuinya, tetapi Johan Wu hampir selalu menolak. Orang yang tidak cukup tinggi posisinya bahkan tidak memenuhi syarat untuk berbicara dengannya di telepon. Edwin Ye seorang anak laki-laki dengan pakaian kasual, sekali datang langsung ingin menemui Johan Wu, tepatnya bukan dia yang akan pergi berkunjung, tetapi dia yang meminta Johan Wu untuk turun menemuinya.
"Maaf tuan, presiden kita sedang mengadakan rapat penting, tidak bisa menerima tamu. Dan presiden kami hari ini juga tidak memiliki janji pertemuan. Menurutku kamu hari ini tidak bisa menemuinya!"
Meski resepsionis menganggapnya agak berlebihan dan tidak masuk akal, tapi saat melihat pakaian Edwin Ye yang rapi dan paras yang tampan dia tetap menjawab dengan sopan.
“Kamu tidak perlu mempedulikan hal ini, kamu hanya perlu memberitahunya namaku, dia pasti akan turun untuk menemuiku, namaku Edwin Ye!”
Edwin Ye sama sekali tidak menyadari penolakan resepsionis itu, nada suaranya masih terdengar begitu tenang.
Wanita di meja resepsionis masih ragu-ragu, dia juga khawatir kalau Edwin Ye memang tamu terhormat Johan Wu, jadi dia menunda pekerjaan utamanya, sambil mengangguk berkata, "Baik, tunggu sebentar, aku akan menelepon dan bertanya dulu!"
Saat dia akan menelepon sekretaris Johan Wu, seorang wanita muda dengan sosok mempesona dan dress kerja yang profesional tiba-tiba lewat.
Wanita itu berusia 25 atau 26 tahun, berpakaian bagus, dengan riasan tebal, memancarkan aura mempesona di sekujur tubuhnya, sangat mudah membangkitkan nafsu para pria.
Begitu dia tiba, semua resepsionis berbalik untuk menyambutnya.
"Bos Viela!"
Wanita itu sedikit mengangguk genit, masih mempertahankan sikap angkuh dan bossynya.
Dia melirik ke arah Edwin Ye yang berpakaian sederhana, dan bertanya di meja depan: "Ada apa?"
Resepsionis memberi tahu kalau Edwin Ye ingin bertemu dengan Johan Wu, dan wanita itu langsung mengerutkan keningnya.
"Shena, apakah kamu sudah gila? Orang di level apa yang biasanya bertemu dengan Presiden kita? Bocah miskin seperti ini memangnya mungkin menjadi tamunya?"
“Kalau setiap ada yang datang bilang ini menemui presiden dan kamu terus menelepon untuk menanyakannya, bukankah Presiden lama-lama akan kesal. Untuk hal seperti ini saja kamu tidak bisa memikirkannya. Kalau ku lihat posisi ini tidak cocok untukmu. Besok pergi melapor ke gudang!"
Wanita bernampilan menarik itu tampak tegas dan berbicara tanpa sungkan, wanita dari resepsionis yang bernama Shena itu wajahnya langsung pucat dan meminta maaf berulang kali.
Dia tahu betul wanita di depannya ini bisa memecatnya kalau dia ingin.
Wanita itu memarahi Shena beberapa kata lagi, lalu menatap Edwin Ye dengan sedikit penghinaan di matanya.
"Adik, ini adalah gedung kantor Perusahaan E. Ini bukan tempat di mana kamu dapat membuat masalah sesuka hati. Jika kamu terus melakukan ini, kakak bisa memanggil satpam untuk mengusirmu loh!"
Dia awalnya ingin mengatakannya dengan lebih halus, tetapi ketika melihat Edwin Ye tidak menolak penawaran Ernina He, dan memiliki niat besar untuk tinggal di sini, dia akhirnya hanya bisa mengatakannya secara blak-blakan.
Tujuannya adalah untuk mencegah Edwin Ye tinggal di sini.
Lagian bercanda saja, bahkan para pemuda tampan di sekolahnya tidak pernah ada yang jaraknya sedekat ini dengannya. Seorang pemuda miskin seperti pengemis ini memiliki kualifikasi macam apa untuk bisa menghabiskan siang dan malam dan tinggal di satu atap bersama Jeslyn Xiao?
Meskipun Edwin Ye pernah menolong ibunya-Ernina He, tapi Ernina He pernah bilang kalau dia telah memberi Edwin Ye 10.000 yuan setelahnya, itu sebagai ucapan terima kasihnya, dan menurutnya, pertolongan Edwin Ye ini telah dibalas dengan uang itu.
Tapi sekarang Edwin Ye datang langsung ke rumahnya dengan penampilan yang compang camping, bahkan pakaian yang dikenakannya saat ini itu pakaian yang diberikan oleh Ernina He, dan setelah menerima 1.000 yuan dia masih tetap berdiri di sana tidak mau pergi, sepertinya akan benar-benar tinggal di rumah mereka. Wajah orang ini benar-benar terlalu tebal, ya?
Jeslyn Xiao sangat memandang rendah pria yang tidak ada harga diri dan tidak ada apa-apanya.
Ekspresi Edwin Ye tidak banyak berubah. Saat melihat Jeslyn Xiao, dia sudah menyadari ketidak-senangan dan penghinaan yang kuat dari matanya.
Tapi orang seperti apa dia, dan dia bagaimana mungkin memiliki pemikiran yang sama dengan Jeslyn Xiao? Baginya, Jeslyn Xiao hanyalah putri Ernina He, jika bukan karena itu dia pasti tidak akan berbicara sepatah katapun pada Jeslyn Xiao.
Melihat Edwin Ye yang acuh tak acuh, Jeslyn Xiao mengerutkan keningnya dan berkata: "Kamu masih muda, punya tangan dan kaki, kenapa memilih mengandalkan orang lain dan tidak bekerja dengan tanganmu sendiri?"
"Jika kamu butuh, aku bisa mencari orang untuk mencarikan pekerjaan untukmu. Jangan bahas gaji yang besar dulu, setidaknya gaji bulanannya bisa menjamin kebutuhan pokokmu, dengan begini seharusnya oke kan?"
Dia takut Edwin Ye tidak mau pergi dari rumahnya, jadi dia memutuskan untuk menyusahkan beberapa temannya mencarikan pekerjaan di bisnis mereka untuk Edwin Ye, pokoknya dia harus membuat Edwin Ye pergi meninggalkan vilanya.
Ketika mendengar ini Edwin Ye pun tertawa ringan, dia menggelengkan kepalanya.
Dia bahkan tidak melihat Jeslyn Xiao kemudian dengan santai mengambil pena di atas meja, menulis catatan, lalu mengeluarkan paket kertas kraft baru dari tasnya yang sudah usang, memasukkan catatan itu ke dalamnya.
"Saat Bibi He pulang nanti, katakan saja aku yang memberinya benda ini!"
Dia kemudian membuang tas bahu yang sudah usang ke tempat sampah, meninggalkan vila tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Jeslyn Xiao mengangkat matanya dan melihat Edwin Ye yang berjalan semakin jauh, menyisakannya sosok sendiri yang kesepian.
Tidak tahu mengapa, dalam hati Jeslyn Xiao tiba-tiba seperti ada perasaan tidak tega, dia ingin memganggil kembali Edwin Ye, tetapi setelah meragu beberapa saat dia akhirnya tidak berteriak memanggilnya.
"Aku gila apa, masih ingin memanggil orang dusun seperti itu ke rumah?"
Dia menggelengkan kepalanya dan naik ke atas untuk berdandan, Sore nanti dia sudah punya janji dengan sahabatnya pergi jalan-jalan dan belanja.
Mengenai paket kertas kraft yang diletakkan Edwin Ye di atas bangku, dia sama sekali tidak menganggapnya serius. Memangnya benda bagus macam apa yang di keluarkan dari tas usang? Jika bukan karena itu ditinggalkan untuk Ernina He, dia pasti sudah tidak bisa memahan diri untuk membuangnya.
Edwin Ye yang pergi meninggalkan vila langsung naik ke dalam taksi.
"Kak, mau kemana?"
Tanya supir taksi dengan ramah.
"Pergi ke gedung Perusahaan E!"
Jawab Edwin Ye dengan santai.
Setelah mengetahui lokasinya, supir taksi pun segera menyalakan mobil, dengan penasaran bertanya: "Kak, kalau melihat penampilanmu ini sepertinya kamu tidak bekerja di Perusahaan E sana, bukan?"
Supir taksi ini telah beroperasi di sekitar Kota L selama kurang lebih lima tahun, dan dia telah melihat banyak karyawan Perusahaan E, semua orang tidak ada yang tidak mengenakan jas dan sepatu kulit. Untuk orang seperti Edwin Ye yang pergi mengenakan pakaian kasual seperti ini dia sebelumnya tidak pernah melihatnya.
Edwin Ye tersenyum ringan: "Aku tidak bekerja di sana, presiden perusahaan mereka yang bekerja untukku, aku kali ini pergi ke sana hanya untuk melihat-lihat!"
Mendengar ini, supir taksi itu langsung menyipitkan mata ke arah Edwin Ye dan tidak berkata apa-apa lagi, tetapi dalam hatinya tidak bisa tidak mendengus.
Presiden Perusahaan E adalah salah satu orang terpenting di seluruh Kota L. Dia biasanya bergaul dengan selebritas, pengusaha kaya, dan pejabat senior di Kota L. Orang biasa yang ingin melihatnya, itu akan sama sulitnya dengan melihat surga.
Edwin Ye masih muda, dia bisa-bisanya mengatakan kalau presiden Perusahaan E bekerja untuknya, bukankah itu berarti Perusahaan E miliknya? Apakah mungkin dia ketua Perusahaan E?
Bualan ini benar-benar bualan paling tidak masuk akal, kalau begitu dia sendiri bisa mengatakan kalau dirinya presiden Amerika Serikat!
"Anak muda zaman sekarang benar-benar kalau bicara tidak berpikir dulu, suka membual menyombongkan diri!"
Dia menggelengkan kepala, benar-benar kehilangan minat untuk berbicara
Edwin Ye.
Sekitar sepuluh menit kemudian, gedung Perusahaan E mulai terlihat, Edwin Ye melihatnya sekilas, dia melihat sebuah gedung menjulang tinggi berdiri sendiri, jauh lebih tinggi dari bangunan lain di sekitarnya, dan terlihat begitu megah.
Orang yang lewat di sini kebanyakan tidak bisa menahan diri untuk melihat ke atas, lalu ekspresi wajah mereka akan penuh dengan ketakjuban.
Setelah membayar ongkos taksi, Edwin Ye langsung pergi ke meja resepsionis.
"Halo tuan, apa ada yang bisa dibantu?"
Resepsionis di meja depan bertanya kepada Edwin Ye dengan senyum profesional.
"Tolong hubungi Johan Wu dan katakan padanya kalau aku menunggunya di sini!"
Wanita di meja resepsionis jelas terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan
Edwin Ye ini.
Dia merenung dalam waktu yang lama, tidak mengingat siapa Johan Wu ini dan apakah itu termasuk di antara karyawan perusahaan.
Dan setelah beberapa saat, dia akhirnya meminta maaf seraya berkata, "Maaf tuan, bisakah kamu memberi tahuku departemen dan jabatannya, sehingga aku dapat menghubunginya!"
“Jabatan ya?” Edwin Ye berkata dengan sangat santai, “Oh, dia presiden perusahaan ini!”
Begitu dia mengatakan ini, resepsionis lain di meja depan semuanya menoleh dengan ekspresi yang aneh.
Wanita yang sedang berbicara dengan Edwin Ye juga sedikit mengernyit, baru kemudian ingat siapa Johan Wu, bukankah itu presiden Perusahaan E mereka?
Dia memandang Edwin Ye dari atas sampai bawah, dalam hatinya sedikit tidak senang.
Johan Wu ini siapa? Dia adalah tokoh terkemuka di masyarakat kelas atas Kota L. Dia juga orang nomor satu di antara sepuluh pengusaha teratas di Kota L. Meski posisinya di perusahaan adalah presiden, tapi semua orang berspekulasi kalau dia hanya menyembunyikan identitasnya. Dan kenyataannya banyak yang mengira kalau dia lah Ketua Perusahaan E.
Hari biasanya tidak terhitung berapa banyak orang yang datang ke perusahaan untuk berkunjung menemuinya, tetapi Johan Wu hampir selalu menolak. Orang yang tidak cukup tinggi posisinya bahkan tidak memenuhi syarat untuk berbicara dengannya di telepon. Edwin Ye seorang anak laki-laki dengan pakaian kasual, sekali datang langsung ingin menemui Johan Wu, tepatnya bukan dia yang akan pergi berkunjung, tetapi dia yang meminta Johan Wu untuk turun menemuinya.
"Maaf tuan, presiden kita sedang mengadakan rapat penting, tidak bisa menerima tamu. Dan presiden kami hari ini juga tidak memiliki janji pertemuan. Menurutku kamu hari ini tidak bisa menemuinya!"
Meski resepsionis menganggapnya agak berlebihan dan tidak masuk akal, tapi saat melihat pakaian Edwin Ye yang rapi dan paras yang tampan dia tetap menjawab dengan sopan.
“Kamu tidak perlu mempedulikan hal ini, kamu hanya perlu memberitahunya namaku, dia pasti akan turun untuk menemuiku, namaku Edwin Ye!”
Edwin Ye sama sekali tidak menyadari penolakan resepsionis itu, nada suaranya masih terdengar begitu tenang.
Wanita di meja resepsionis masih ragu-ragu, dia juga khawatir kalau Edwin Ye memang tamu terhormat Johan Wu, jadi dia menunda pekerjaan utamanya, sambil mengangguk berkata, "Baik, tunggu sebentar, aku akan menelepon dan bertanya dulu!"
Saat dia akan menelepon sekretaris Johan Wu, seorang wanita muda dengan sosok mempesona dan dress kerja yang profesional tiba-tiba lewat.
Wanita itu berusia 25 atau 26 tahun, berpakaian bagus, dengan riasan tebal, memancarkan aura mempesona di sekujur tubuhnya, sangat mudah membangkitkan nafsu para pria.
Begitu dia tiba, semua resepsionis berbalik untuk menyambutnya.
"Bos Viela!"
Wanita itu sedikit mengangguk genit, masih mempertahankan sikap angkuh dan bossynya.
Dia melirik ke arah Edwin Ye yang berpakaian sederhana, dan bertanya di meja depan: "Ada apa?"
Resepsionis memberi tahu kalau Edwin Ye ingin bertemu dengan Johan Wu, dan wanita itu langsung mengerutkan keningnya.
"Shena, apakah kamu sudah gila? Orang di level apa yang biasanya bertemu dengan Presiden kita? Bocah miskin seperti ini memangnya mungkin menjadi tamunya?"
“Kalau setiap ada yang datang bilang ini menemui presiden dan kamu terus menelepon untuk menanyakannya, bukankah Presiden lama-lama akan kesal. Untuk hal seperti ini saja kamu tidak bisa memikirkannya. Kalau ku lihat posisi ini tidak cocok untukmu. Besok pergi melapor ke gudang!"
Wanita bernampilan menarik itu tampak tegas dan berbicara tanpa sungkan, wanita dari resepsionis yang bernama Shena itu wajahnya langsung pucat dan meminta maaf berulang kali.
Dia tahu betul wanita di depannya ini bisa memecatnya kalau dia ingin.
Wanita itu memarahi Shena beberapa kata lagi, lalu menatap Edwin Ye dengan sedikit penghinaan di matanya.
"Adik, ini adalah gedung kantor Perusahaan E. Ini bukan tempat di mana kamu dapat membuat masalah sesuka hati. Jika kamu terus melakukan ini, kakak bisa memanggil satpam untuk mengusirmu loh!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved