Bab 12 Dingin dan Angkuh? Itu Hanya Untuk Orang Lain

by Leon 10:01,Mar 09,2023
"Jeslyn, cepat lihat, bukankah itu Edwin Ye?"

Dua gadis di belakang Edwin Ye adalah Jeslyn Xiao dan Cindy Li yang kemarin baru saja diselamatkan olehnya.

Cindy Li menunjuk ke arah Edwin Ye dan berkata dengan takjub.

Jeslyn Xiao melihat ke arah jarinya yang menunjuk, lalu matanya yang indah terfokus.

"Ya itu benar-benar Edwin Ye!"

Dia kemarin malam merasa begitu tidak enak, ingin mencari kesempatan untuk berterima kasih kepada Edwin Ye, tetapi dia tidak tahu informasi kontaknya, dia juga tidak tahu kemana Edwin Ye pergi, dia bahkan merasa kalau dirinya mungkin tidak akan pernah bisa melihat Edwin Ye lagi.

Sekarang tak disangka, Edwin Ye muncul di sekolah mereka.

"Eh, mana orangnya?"

Hanya dalam sekejap mata, punggung Edwin Ye menghilang, Jeslyn Xiao terkejut, dia dengan cepat berlari ke depan tetapi tetap tidak dapat menemukan sosoknya.

Kelas 3D hari ini akan menyambut tamu yang tak diundang. Saat Edwin Ye baru saja tiba, dia langsung menarik perhatian semua orang yang ada di dalam kelas.

"Wow, cowok ini tampan sekali, kok aku tidak pernah melihatnya ya?"

"Anak ini di kelas berapa? Kelihatannya jauh lebih tampan dari cowok-cowok populer di sekolah kita. Kok dia bisa datang ke kelas kita?"

Sebagian besar perempuan langsung melebarkan mata, sedangkan anak laki-laki langsung merasakan permusuhan. Di kelas mereka jelas-jelas telah ada sesosok pria populer yang banyak dipuja banyak perempuan, untuk ini saja sudah membuat mereka sangat tidak nyaman. Lalu sekarang datang lagi anak yang lebih tampan, kalau terus begini mereka bagaimana bisa menikmati keberadaan mereka di kelas ini?

Edwin Ye berjalan masuk ke ruang kelas dengan wajah tenang, dia memilih menutup mata terhadap segala tatapan mereka, saat baru melangkah dua langkah, sebuah bayangan tiba-tiba berdiri di depannya.

"Bro, kamu bukan anak kelas kami kan, kamu datang kemari untuk mencari orang?"

Seorang anak laki-laki yang menghalangi langkah Edwin Ye tidak memiliki niat permusuhan, dia murni menanyakan niat kedatangan Edwin Ye ke kelasnya. Sosoknya cukup baik, tetapi ada lingkaran hitam di bawah matanya, sepertinya dia sering begadang.

"Oh, aku kemari untuk belajar, dan aku harusnya murid baru di kelas ini!"

Jawab Edwin Ye dengan santai.

"Murid baru?" Anak itu berkata dengan ragu, "Guru kami tidak pernah menyebutkan kalau akan ada murid baru!"

Edwin Ye tersenyum tipis, melewati anak laki-laki itu lalu duduk di kursi kosong di baris terakhir.

"Bro, kamu benar-benar murid baru di kelas kami?"

Anak laki-laki itu melihat Edwin Ye yang memiliki kepribadian cukup unik langsung tertarik dan kebetulan tempat duduknya ada di sebelah Edwin Ye.

"Ya benar!"

Edwin Ye merasa dia lucu dan mengangguk.

"Hei, kalau begitu, di kelas kita kedatangan teman sekelas yang lebih tampan dari Hubert Ou dong ya?"

Setelah mendengar perkataan Edwin Ye, anak itu pun tersenyum bahagia.

“Hubert Ou?” Edwin Ye sedikit bingung.

"Kamu baru datang ke sekolah kami wajar saja tidak tahu beberapa nama murid di sekolah ini."

"Hubert Ou ini diakui sebagai sosok laki-laki populer di sekolah kami. Dia selalu nomor satu di segala bidang. Terlepas dari penampilan, latar belakang keluarga, nilai sekolah, olahraga, bakat, tidak ada yang bisa menandinginya!"

"Setiap tahun berpatisipasi dalam Olimpiade Matematika, dan memenangkan hadiah pertama. Setiap acara tahun baru, dia seorang yang bersinar di atas panggung. Dia juga menempati peringkat pertama di sekolah setiap kali ujian kelas. Dia juga orang inti di komunitas tinju atau yang biasa disebut Komunitas Kick-boxing. Dia atas nama sekolah telah banyak berpatisipasi mengikuti kompetisi antar provinsi bahkan nasional!"

"Lebih dari 80% gadis di sekolah ini tertarik padanya. Tapi hal yang paling menyebalkannya adalah dia tidak tertarik pada siapa pun. Satu-satunya gadis yang ada di matanya hanyalah primadona sekolah kami-Kaylie Gu. Setiap hari selalu mengelilingi Kaylie Gu dengan mengatasnamakan kalau dirinya sebagai pelindungnya. Dan di antara kami tidak ada yang bisa berbuat apa-apa terhadapnya!"

Saat mengatakan itu ekspresi anak itu terlihat penuh ketidaksenangan.

Edwin Ye tersenyum ringan: "Melihat ekspresimu ini, kamu sepertinya iri pada Hubert Ou ini?"

Anak itu tidak menutupi apa pun, dengan terus terang berkata: "Tidak hanya iri biasa, aku bahkan sangat iri padanya. Jika membunuh orang tidak melanggar hukum, aku bahkan sudah berencana untuk membunuhnya. Coba lah kamu pikir di dunia ini kok bisa ada orang yang luar biasa seperti itu?"

Edwin Ye tidak bisa menahan senyumnya, dia merasa anak ini menarik, blak-blakan, dan tidak berpikir untuk membunyikan sesuatu.

Melihat ekspresi santai dan acuh tak acuhnya Edwin Ye, anak itu mengerutkan keningnya dan berkata dengan aneh: "Bro, aku sudah memberitahumu begitu banyak, tidakkah kamu iri padanya juga?"

“Iri padanya?” Edwin Ye terkekeh dan menggelengkan kepalanya, “Kurasa tidak ada yang perlu ku irikan darinya!”

Dia dalam beberapa tahun ini telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia, dia sudah berlatih di tempat-tempat yang penuh keputus-asaan dan berbahaya, visinya telah melampaui dunia dan jauh melampaui anak-anak sebayanya.

Hubert Ou ini, dia di sekolah memang jagoannya, laki-laki incaran para wanita. Di mata orang, dia seperti putra surga yang sempurna, tetapi di matanya, dia biasa saja.

Bahkan jika ada puluhan ribu Hubert Ou, itu juga tidak akan sebanding dengan dirinya.

Mendengar ini, bocah itu melirik Edwin Ye dan mundur sedikit. Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, tapi dalam hatinya telah memiliki beberapa pemikiran. Dia merasa Edwin Ye agak tidak tahu diri dan songong.

Orang seperti apa Hubert Ou itu? Bahkan tokoh berpengaruh lainnya di sekolah, seperti Diego Xu, Daniel Wang dan lainnya merasa keberadaan dan pamor mereka tidak lebih dari Hubert Ou. Sekarang Edwin Ye, seorang murid pindahan baru, menganggap Hubert Ou biasa saja, kepercayaan diri orang ini sepertinya sedikit bermasalah.

Edwin Ye tidak banyak bicara, dia hanya dengan santai bertanya: "Ngomong-ngomong, bolehkah aku menanyai tentang seseorang padamu, itu Kaylie Gu orang yang baru saja kamu sebutkan tadi!"

Meskipun anak itu memiliki sedikit pendapat dengan kesongongan Edwin Ye, tapi dia masih menoleh meresponnya.

"Kaylie Gu?" Dia tersenyum bahagia, dan menepuk pundak Edwin Ye, "Bro, tidak kelihatan loh. Hari ini baru saja datang ke sekolah kami tapi sudah menanyakan tentang primadona sekolah kami. Kenapa, kamu tertarik dengannya?"

Edwin Ye mengangguk santai, sebagai jawaban ya, dia sekarang hanya ingin tahu tentang Kaylie Gu di sekolah.

"Berbicara tentang Kaylie Gu, dia ini benar-benar dewi sekolah kita. Tidak hanya dia cantik, nilainya juga terbaik. Setiap kali mengikuti ujian, urutannya selalu berada di lima besar, dan di atas lima puluhan antar kota. Dia juga jago bermain piano. Di sekolah kita, tidak tahu ada berapa banyak anak laki-laki yang bermimpi bisa menjadi pacarnya!"

"Berbeda dengan bunga sekolah Xiao, yang berasal dari keluarga kaya raya, keluarga Kaylie Gu tampaknya relatif ke tingkat rendah. Dia hidup hemat dan berpakaian sederhana. Dia juga dikenal sebagai bunga sekolah sederhana. Banyak anak laki-laki dari keluarga biasa yang mencoba untuk dekat padanya. Popularitasnya di sekolah kita berada di peringkat pertama!"

Setelah anak itu selesai bicara, dia melihat ke arah Edwin Ye dan berkata dengan nada menggoda: "Tapi ya, kamu jangan bermimpi lah. Bunga sekolah Gu ini dingin dan meninggi, dia tidak suka berbasa-basi dengan siapa pun. Bahkan untuk Hubert Ou sendiri dia memperlakukannya sebagai teman sekelas biasa, jika kamu ingin dekat dengannya, maka bisa ku katakan kalau kamu tidak ada harapan!"

“Dingin dan meninggi?” Edwin Ye menggelengkan kepalanya, menerima kata-kata anak tadi.

"Itu hanya akan dia lakukan pada orang lain, kalau padaku, dia tidak akan seperti itu!"

Ketika anak itu mendengar ini, dia yang awalnya telah memiliki sedikit pendapat tentang Edwin Ye, untuk sekarang dia benar-benar merasa sedikit muak.

Dia awalnya mengira Edwin Ye memiliki kepribadian yang ingin dan ingin berteman dengan Edwin Ye, tetapi setiap kata yang Edwin Ye ucapkan ini terlalu sok tidak tahu diri, dan agak memuakkan.

Kaylie Gu sudah 2 tahun di sekolah ini. Sikapnya terhadap semua anak laki-laki semuanya sama, dan dia bahkan belum pernah melihatnya dekat dengan laki-laki mana pun. Edwin Ye barusan bilang sikap Kaylie Gu padanya akan berbeda dari yang lainnya, ini menurutnya hanya sebuah mimpi.

Tepat di saat ini, sesosok tiba-tiba muncul di pintu ruang kelas.

Tubuh yang ramping, wajah cantik oval, dengan kuncir kuda tinggi, anak ini terlihat murni dan cantik.

Wajahnya bahkan terlihat seperti dewi surga, dengan proporsi fitur wajah yang sempurna, tanpa riasan di wajahnya, kulit halus dan cerah, alisnya seperti dua daun willow yang indah, dan sepasang mata yang bersinar itu seperti permata.

Dia baru saja tiba, dan lebih dari 90% mata anak di dalam kelas tertuju padanya, ada tatapan iri, cemburu dan kagum.

Ketika anak laki-laki di sebelah Edwin Ye melihat kedatangannya, matanya berbinar dan wajahnya menunjukkan ekspresi penuh obsesi.

"Dia sudah datang, bunga sekolah Gu sudah datang!"

Ekspresi Kaylie Gu begitu tenang, dia memasuki kelas dengan menggendong tas ransel biasa di punggungnya dan duduk di tengah baris pertama.

Mata Edwin Ye sedikit berkedip, dan setelah beberapa detik hening, dia akhirnya berdiri, berjalan menuju kursi Kaylie Gu lalu berdiri di samping Kaylie Gu.

Tidak hanya anak laki-laki di sebelah Edwin Ye, tetapi siswa lain di kelas semuanya memandangnya, ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh murid baru ini.

Di bawah pengawasan semua orang, Edwin Ye tiba-tiba mengulurkan telapak tangannya dan meletakkannya di kepala Kaylie Gu. Tangannya mengelus lembut rambutnya dengan gerakan yang sangat intim.

Dan pada saat itu juga keadaan di dalam kelas menjadi hening tanpa suara.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1682