Bab 2 Tinggal Di Luar Saja

by Leon 10:01,Mar 09,2023
Kota L, area Vila TXY.

"Maaf, siapa kamu?"

Seorang wanita cantik yang baru saja membuka pintu terkejut saat melihat seorang pria dengan baju compang-camping yang tampak seperti pengemis berdiri di depan pintunya.

"Bibi He, ini aku!"

Orang yang berdiri di pintu itu adalah Edwin Ye, dia berkata dengan sedikit tidak enak.

"Kamu, Edwin?"

Setelah melihatnya dengan seksama, wanita cantik itu langsung berseru, meskipun wajah Edwin Ye sedikit berdebu dan penampilannya telah berubah begitu drastis, tapi dia masih bisa melihat garis yang sedikit familiar di sana.

"Kamu benar-benar Edwin!"

Setelah Edwin Ye sedikit mengangguk, keterkejutan di wajah wanita cantik itu menghilang dan berganti menjadi ekspresi suprise serta bahagia.

"Cepat masuk, coba Bibi lihat baik-baik!"

Tanpa memperdulikan debu di tubuh Edwin Ye, dia menariknya masuk dan menatapnya dari atas ke bawah.

"Beberapa tahun tidak bertemu, kamu sudah tumbuh begitu tinggi!"

Edwin Ye tersenyum ringan: "Sudah 6 tahun berlalu, aku juga terkejut melihat Bibi masih bisa mengingatku!"

Nama wanita cantik itu adalah Ernina He, yang Edwin Ye temui secara tidak sengaja dalam delapan tahun terakhir. Saat itu, Edwin Ye tidak punya apa-apa dan keadaannya sangat mengenaskan. Ernina He membantunya, dan sejak saat itu Edwin Ye selalu mengingatnya dan sangat berterima kasih pada Ernina He.

"Bibi bagaimana mungkin melupakanmu. Saat Bibi tersesat di pegunungan, jika tidak ada kamu yang memimpin jalan, Bibi tidak tahu apakah Bibi bisa keluar dari sana!"

Wajah Ernina He penuh senyuman, ya dia sangat senang melihat Edwin Ye.

"Bibi He, aku kali ini kemari..."

Edwin Ye sambil bicara sambil merogoh tasnya mencoba mengeluarkan sesuatu, tetapi Ernina He selangkah lebih maju dan melepaskan tas dari bahunya.

"Sudah jangan banyak bicara lagi, Edwin, cepat pergi bersihkan badanmu, aku akan mencari pakaian ganti untukmu!"

Setelah selesai mengatakan itu, dia langsung mendorong Edwin Ye ke kamar mandi.

Edwin Ye tidak bisa membantahnya, jadi hanya bisa mengikuti kata-katanya, dia baru saja berjalan di koridor tapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang ringan di tangga lalu diikuti dengan teriakan.

"Ahh!"

"Siapa kamu, kamu kenapa bisa ada di rumahku?"

Edwin Ye memiringkan kepalanya dengan ringan, di sana ada seorang gadis berusia 16 atau 17 tahun berdiri di puncak tangga.

Dia tidak memakai riasan di wajahnya, wajahnya sangat indah, fitur wajahnya bersih dan sempurna, rambutnya terurai ke bawah, berwarna hitam dan indah dan hampir mencapai pinggang, kakinya memakai sepasang sandal kartun kekininan, dan memperlihatkan jari kakinya yang indah.

Tingginya sekitar 1,65 meter, mengenakan rok pendek merah muda, dan kakinya yang seputih salju lurus dan ramping menarik setiap mata yang memandangnya.

Gadis seperti ini kalau diletakkan di sekolah, dia pasti akan menjadi primadona sekolah.

Dan pada saat ini, dia sedang menatap Edwin Ye dengan mata lebar ketakutan.

Edwin Ye tidak menjawabnya, Ernina He di samping bergegas maju dan menjelaskan: "Jesyln, ini Edwin, jangan panik begitu!"

Setelah mengatakan itu, dia menoleh ke arah Edwin Ye dan berkata, "Edwin, jangan pedulikan dia, pergi lah mandi dulu!"

Edwin Ye mengangguk, memalingkan muka dari gadis itu, berbalik dan pergi ke kamar mandi.

Gadis itu segera menuruni tangga dan menatap Ernina He dengan tatapan kosong.

"Bu, siapa dia? Pakaiannya compang-camping begitu. Kok bisa datang ke rumah kita?"

Ernina He menarik gadis itu untuk duduk di sofa, lalu dengan tersenyum dan berkata: "Jeslyn, apakah kamu masih ingat dengan cerita Ibu, waktu itu Ibu tersesat di daerah barat, Ibu tersesat ke dalam hutan, lalu ada orang yang membantu serta membawa Ibu keluar dari sana?"

"Orang itu dia?"

Respon gadis itu seperti tidak percaya.

"Iya, dia baru saja datang kemari. Mungkin hidupnya tidak sesuai dengan harapannya, jadi dia berpakaian seperti itu. Kamu tidak boleh membeda-bedakan orang. Pemuda ini baik dan memiliki hati yang tulus!"

Gadis itu menganggukkan kepalanya, tetapi dalam hatinya ada sedikit penghinaan.

Dalam lingkungannya, semua teman di sekitarnya adalah orang kaya dan memiliki latar belakang yang baik. Dan dia mana pernah berhubungan dengan pemuda seperti ini?

Apalagi saat pemuda ini berjalan ke kamar mandi rumahnya untuk mandi, memikirkan debu dan kotoran di sekujur tubuhnya, dia merasa sedikit mual.

"Edwin, pakaiannya ku tinggalkan di sini ya, setelah keluar nanti ambil dan gantilah!"

Ernina He meletakkan pakaian di balik kamar mandi, dan Edwin Ye meresponnya dari dalam.

Sepuluh menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, dan Ernina He yang sedang duduk di sofa, menoleh untuk melihatnya, matanya seketika berbinar.

"Edwin, sudah selesai mandinya? Beberapa tahun tidak bertemu, sekarang kamu telah tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan ya!"

Gadis di sampingnya langsung merespon ketika mendengar kata-kata ibunya.

"Tampan? Penampilannya yang seperti pengemis itu masih bisa dibilang tampan?"

Dia sama sekali tidak menganggap serius keberadaan Edwin Ye dan meliriknya dengan santai, tapi hanya sedikit lirikan itu langsung membuatnya terpana.

Di pintu kamar mandi, seorang pemuda tampan dengan wajah seperti giok yang indah berdiri di sana.

Tingginya sekitar 1,85 meter, dengan sosok yang proporsional dan garis-garis nyata ditubuhnya. Dia mengenakan kemeja dan celana panjang yang diberikan oleh Ernina He, membuatnya terlihat fresh dan natural.

Terutama sepasang matanya, gelap dan dalam, seperti galaksi dalam alam semesta.

Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri berapa banyak pria tampan yang dia pernah jumpai, di antaranya juga ada yang tengah mengejarnya, tetapi untuk pemuda di depannya saat ini dia adalah orang pertama dari lawan jenis yang mampu membuatnya terpana hanya karena penampilannya saja.

"Bibi He, pakaian kotor tadi aku buang ke tempat sampah, tidak apa-apa kan?"

Edwin Ye memiliki senyum di wajahnya, dan ketika dia berbicara, itu seperti ada kharisma serta temperamen yang istimewa.

"Buang saja di sana, tidak apa-apa!"

Ernina He berdiri, menunjuk ke anaknya dan berkata, "Ngomong-ngomong, Edwin, izinkan aku memperkenalkannya padamu. Ini putriku, Jeslyn Xiao!"

Jeslyn Xiao berdiri dan memberi Edwin Ye senyuman yang sopan.

"Halo, namaku Edwin Ye!"

Edwin Ye memandang Jeslyn Xiao dan mengulurkan tangan kanannya. Matanya masih jernih, tidak ada perubahan sedikit pun saat melihat sosok cantik Jeslyn Xiao.

Jeslyn Xiao sedikit terkejut. Meskipun dia tidak pernah menganggap penting penampilannya, tapi dia juga tahu betapa menariknya dirinya. Di sekolah, dia dicap sebagai primadona sekolah. Ada begitu banyak orang yang jatuh cinta padanya. Setiap hari, surat cinta yang diterimanya baik dari dalam ataupun luar sekolah sudah cukup mengisi setengah kotak meja.

Bahkan beberapa orang terkemuka di sekolah tidak bisa menyembunyikan keterpanaan di mata mereka ketika melihatnya, dan memperlakukannya dengan baik juga penuh perhatian, tetapi di mata Edwin Ye yang dilihatnya saat ini hanya ada ketenangan, seolah-olah dia hanya seorang gadis biasa.

"Halo!"

Setelah termenung sejenak, dia akhirnya masih mengulurkan tangan gioknya dan menyatukannya dengan Edwin Ye.

Edwin Ye menjabat tangan Jeslyn Xiao dengan ringan dan segera melepaskannya, bisa dikatakan hanya seperti bersentuhan, dan ini semakin mengejutkan Jesyln Xiao.

"Orang ini, apakah dia sedang berpura-pura bersikap dingin?"

Mata Jeslyn Xiao berkedip, kebanyakan orang yang menyukainya akan menyapanya dengan penuh perhatian, dan dia akan mengabaikannya, jadi ada beberapa orang yang melakukan sebaliknya, berpura-pura acuh tak acuh, tujuannya untuk memenangkan perhatiannya.

Dia yang berpengetahuan luas dan sangat cerdas, tentu saja tidak tertarik dengan trik semacam itu, dan menurutnya perilaku Edwin Ye saat ini sengaja menarik perhatiannya.

Meski sekarang Edwin Ye sudah bersih, tapi dia dari awal tidak pernah menaruh sosok Edwin Ye di matanya. Tidak hanya saat penampilan Edwin Ye yang tadi kotor, meski Edwin Ye sekarang sudah berdiri rapi di depannya, dia juga masih tidak peduli.

Di matanya, terlepas dari penampilannya, sosok Edwin Ye masih jauh dari sosok-sosok orang yang berpengaruh di sekolahnya.

Di masa kini, apa gunanya tampan, apakah hanya untuk menjadi pria rendahan yang mengandalkan wanita untuk makan?

Ya pada akhirnya, yang direbutkan orang adalah koneksi dan latar belakang. Berapa banyak dari mereka yang berpangkat tinggi coba hitung ada berapa banyak yang tampan?

Meskipun Edwin Ye terlihat sangat enak dipandang, namun dari gambaran Ernina He tadi dia bisa menilai kalau Edwin Ye hanyalah seorang anak petani, dan mungkin harus mencari nafkah dengan memotong kayu bakar dan memetik sayuran, tidak seperti keluarga terkemuka di sekitarnya. Sama sekali tidak ada perbandingan untuknya.

Tapi dia sendiri tidak tahu kalau Edwin Ye juga sama sekali tidak menganggapnya serius.

Setelah delapan tahun bertahan antara hidup dan mati dan mengumpulkan pengalaman dalam situasi putus asa, visi Edwin Ye telah melampaui orang biasa. Tidak peduli betapa cantiknya seorang wanita itu juga tidak akan bisa membuat hatinya berdebar.

"Bibi He, aku kali ini datang dengan sebuah rencana."

Dia menoleh ke arah Ernina He, siap menjelaskan tujuannya.

"Sudah, tidak usah beri tahu Bibi He apa pun, Bibi He mengerti!"

Tanpa menunggu Edwin Ye selesai bicara, Ernina He sudah menepuk pundaknya, dia mengeluarkan uang tunai 1.000 yuan dari dompetnya, dan memasukkannya ke dalam saku Edwin Ye.

“Edwin, uang ini kamu ambil dulu, jika kamu ingin membeli pakaian, suruh Jeslyn pergi membawamu jalan-jalan!”

"Ada beberapa hal di perusahaan yang harus aku tangani, jadi aku sekarang harus pergi dulu!"

"Sampai kamu menemukan tempat yang cocok untuk ditinggali, untuk sementara kamu bisa tinggal di rumahku dulu!"

Ernina He meninggalkan kata-kata itu lalu langsung pergi, tidak memberi Edwin Ye kesempatan untuk berbicara.

Edwin Ye memiliki ekspresi yang aneh, dan dia akhirnya mengerti kalau Ernina He mengira dia sangat melarat dan tidak punya tempat tujuan, jadi dia memberinya uang dan membiarkannya tinggal di rumahnya.

Dia terkekeh dan menggelengkan kepalanya, merasa sangat tidak berdaya. Memang saat pertama kali tiba di sini, citranya tidak bagus. Jika itu orang lain, dia mungkin juga akan berpikir begitu.

Jeslyn Xiao di samping, matanya yang indah sedikit terpaku, tetapi hatinya penuh dengan keengganan.

"Pria seperti pengemis ini tidak akan benar-benar tinggal di rumah ini kan?"

Jika orang lain tahu seorang pemuda asing sepertinya tinggal di rumahnya, sekolah pasti akan heboh. Lalu apa pendapat orang lain tentangnya?

Memikirkan hal ini, dalam hatinya merasa sangat jijik, dan dia mau tidak mau berkata: "Edwin Ye, kan?"

"Ini rumah tempat keluarga kami tinggal. Kalau kamu tinggal di sini, akan sangat repot dan aku juga tidak terbiasa!"

“Kamu sebaiknya pergi sewa rumah dan tinggal di luar saja!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1682