Bab 8 Kecelakaan
by Osly
09:36,Jan 25,2022
Faktanya, Vanessa dapat dijuluki sebagai bunga sekolah nomor 1, karena penampilan dan perawakannya benar-benar tak tertandingi! Ditambah sikapnya yang dingin, memotivasi para murid laki-laki untuk bisa menaklukkannya. Jadi bisa disebut sebagai bunga sekolah nomor 1 hal ini sungguh logis. Tetapi walaupun begitu orang-orangnya juga yakin setelau kejadian ini, beberapa murid yang mengejar Vanessa pasti akan langsung berkurang!
Saat kelas pertama, Andreas Qin menerima telepon dari Paman Guo.
"Halo! Ada apa Paman Guo?"
"Andreas Qin, hari ini aku dan tuan mau ke luar kota membicarakan bisnis, jadi aku tidak bisa mengantar nona besar pulang! Pelayan dan supir lain aku tidak mempercayai mereka, jadi hari ini aku hanya bisa membiarkan kalian pulang sendiri! Kamu bisa bawa mobil kan?"
“Bisa sedikit! Dulu di pegunungan aku pernah bawa truk barang!” jawab Andreas Qin. SIM orang untuk bisa mengemudikan truk setidaknya adalah SIM kelas B! Jadi mengendarai mobil kecil harusnya tidak masalah!
“Bagus lah, ya sudah nanti aku akan mengantar mobilnya ke sana sekalian memberikan kunci mobilnya padamu!” Ucap Paman Guo.
“Baik! Paman Guo, kalau begitu aku tutup dulu ya teleponnya!” Jawab Andreas Qin, lalu menutup teleponnya!
Kira-kira setelah kelas kedua selesai, Paman Guo sudah tiba di kelas dan menyerahkan seikat kunci kepada Andreas Qin, lalu bayangannya pergi meninggalkan sekolah! Melihat dari penampilannya, dia sepertinya cukup sibuk, karena kalau tidak, dia tidak akan pergi terburu-buru seperti itu! Tetapi karena Paman Guo juga tidak mengatakan apa-apa padanya, Andreas Qin juga tentu tidak akan bertanya apa-apa!
Dengan selesainya kelas geografi terakhir di sore hari, kelas satu hari ini akhirnya berakhir! Mendengar waktunya pulang para murid langsung berlari cepat seperti kelinci keluar dari kelas! Andreas Qin dan Livia Xiao mengemasi tas sekolah mereka dan berjalan keluar kelas. "Paman Guo hari ini ada urusan, jadi kita mesti pulang sendiri!"
Livia Xiao mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa terus berjalan ke depan.
Barusan saat Paman Guo memberikan Andreas Qin kunci dia memberitahunya kalau mobil diparkir di tempat parkir di pintu masuk sekolah! Jadi setelah kedua orang itu berjalan lurus mereka tiba di depan Mercedes-Benz 350 hitam, dan Andreas Qin hendak membuka pintu kursi pengemudi namun dihentikan oleh Livia Xiao.
“Eh, memangnya kamu bisa menyetir?” Livia Xiao melirik curiga ke arah Andreas Qin.
“Sedikit, dulu di desa pernah mengemudi.” Andreas Qin menjawab sambil tersenyum.
"Mengemudi di desa? Palingan yang kamu kemudikan traktor ya! Lalu lintas di kota metropolitan jauh lebih rumit dari di pedesaan! Demi keselamatanku, biar aku saja yang mengemudi! Kamu yang anteng duduk di belakang." Livia Xiao menatap Andreas Qin dan mengatakan kalimat itu.
"Eh, tapi, tapi, nona! Ini tidak masuk akal! Kamu itu nona besar, aku bagaimana bisa membiarkan nona besar yang mengemudi!" Ucap Andreas Qin sambil tersenyum.
“Huh, pada saat ini baru ingat kalau aku nona besarmu? Bukankah kamu sering mengatakan kalau kamu pengawal yang sangat kompeten? Bukan tukang abal-abal! Jadi mobil hari ini tidak usah kamu kemudikan!” Livia Xiao meliriknya, mengambil kunci mobil dari tangan Andreas Qin, membuka kursi pengemudi dan masuk.
Andreas Qin tidak punya pilihan selain duduk di kursi penumpang belakang. Livia Xiao dengan cepat menyalakan mesin mobil. Kemudian menggunakan setir, membalikkan mobil, dia melakukan serangkaian operasi ini dengan satu putaran setir, tanpa jeda sedikit pun! Dari sini dapat dilihat kalau keterampilan mengemudi Livia Xiao tidak buruk!
Mercedes-Benz dengan cepat masuk ke jalan. Jam 5 atau 6 pada awalnya adalah waktu puncak orang pulang kerja! Lalu lintas jalan seperti naga dan sangat padat, tetapi Livia Xiao masih mengemudi dengan kecepatan 60 km/jam! Ini juga merupakan bentuk keahlian menyetir yang baik.
“Nona besar, pelan-pelan saja! Ini di kota.” Andreas Qin yang duduk di kursi pengemudi mengingatkannya.
“Tidak usah sibuk ya, keterampilan mengemudiku ini sangat bagus.” Livia Xiao yang pada dasarnya memiliki sikap memberontak, jadi Andreas Qin yang menyuruhnya untuk pelan-pelan malah membuatnya ingin mengemudi lebih cepat. Lagi pula dia yang bosnya, mengapa dia harus mendengarkannya, huh!
“Ai, nyawa lebih berharga dari semua ini, pelan-pelan saja!” Andreas Qin terus membujuknya.
“Tutup mulutmu, kalau nanti terjadi kecelakaan, maka orang yang pertama aku cari itu kamu!” Seru Livia Xiao sambil menatap Andreas Qin dengan sengit.
Juga tidak tahu apakah hoki Livia Xiao dan Andreas Qin yang bagus. Di kota ada beberapa lampu lalu lintas, tetapi ketika mobil mereka tiba, lampu hijau langsung menyala! Jadi mereka hampir tidak pernau menghentikan mobil di sepanjang jalan. Setelah 20 menit Mercedes Benz pergi meninggalkan kota, kemudian memulai jalan di pinggiran kota.
Ada area vila di pinggiran utara. Jadi laju mobil di sana tidak sebanyak kota. Livia Xiao menyalakan musik. Kecepatannya dalam sekejap melonjak hingga sekitar 100 mil dan ini mengejutkan Andreas Qin. Meski berada di pinggiran kota, bukan berarti tidak akan ada bahaya kecelakaan di sini.
“Nona besar, tolong kurangi kecepatannya, aku belum ada pacar loh, dan aku tidak ingin mati begitu cepat!” Andreas Qin seperti bisa mengeluarkan air mata, mencoba menggunakan cara ini untuk membuat nona besarnya tersentuh, tapi Livia Xiao masih mengabaikannya
"Diam. Kalau kita mati, bukan kah kita bisa pergi ke neraka bersama. Bukankah ini yang kamu inginian?" Livia Xiao mencibir.
Namun pada saat ini, di jalan yang tidak jauh di depan mereka, sebuah batu menghalangi lebih dari setengah jalan. Jika mereka lewat dengan kecepatan ini, maka pasti akan terjadi sesuatu! Livia Xiao buru-buru menginjak rem, tetapi dia tiba-tiba menemukan meski rem sudah diinjak mati-matian, kecepatannya masih tidak berkurang sama sekali. Keringat dingin langsung memenuhi dahinya.
“Remnya tidak berfungsi?” Ucap Livia Xiao tanpa sadar. Remnya tidak berfungsi, ini bisa menjadi masalah besar ataupun kecil! Jadi saat mengemudikan mobil, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek fungsi umum mobil. Livia Xiao baru saja bertaruh dengan Andreas Qin, tetapi kali ini sepertinya dia yang menderita kerugian besar.
“Apa katamu? Remnya tidak berfungsi?” Andreas Qin mengerutkan kening, menoleh dan bertanya, tetapi Livia Xiao sepertinya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, jadi dirinya hanya bisa diam tercengang di sana. Dia sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan Andreas Qin. Kecepatan mobil tidak berkurang, kalau posisinya terus seperti ini mereka pasti akan menabrak batu besar di jalan depan.
"Nona besar, cepat! Jangan linglung dan dengarkan perintahku" Teriak Andreas Qin dengan keras, pada saat ini Livia Xiao baru tersadar.
"Masukkan gigi dulu, lalu ke gigi manual!" Andreas Qin berteriak keras. Pada saat ini, Qin Andreas Qin tampaknya sudah mengubah kepribadiannya. Dia yang awalnya begitu ketakutan, saat ini berubah menjadi begitu tenang.
Livia Xiao ingin melepaskan tangan kanannya yang memegang kemudi, tetapi tangan kanannya sepertinya dipenuhi timah membuatnya tidak bisa menggerakkannya!
Segalanya sudah menjadi dekat, batu besar itu semakin dekat dan dekat ke mobil, dan dengan kecepatan ini mana bisa lagi mengelai. Mercedes-Benz hitam sudah hampir memiliki kontak jarak nol dengan batu besar. Namun Livia Xiao yang panik tiba-tiba kehilangan kendali. Andreas Qin dengan cepat duduk mepet di kursi pengemudi, untungnya sosok Livia Xiao sangat kecil, jika tidak, dia tidak akan bisa duduk seperti ini!
Tubuh Livia Xiao terjepit ke samping, dan kaki yang menginjak rem secara alami didorong menjauh. Dan Andreas Qin mulai melakukan serangkaian operasi.
Mereka saat ini mengendarai Mercedes-Benz S350 hitam. Ini adalah mobil kecil dengan transmisi otomatis manual, jadi Andreas Qin dengan cepat menyesuaikan transmisi otomatis ke transmisi manual, dan kemudian dengan terampil memasang persneling pada gigi P, dan pada saat yang sama, roda kemudinya dengan cepat berbelok ke kanan. Di kedua sisi pinggiran utara ada banyak pohon yang rimbun.
Memindahkan gigi secara paksa ke gigi P terkadang tidak memungkinkan untuk membuat mobil bisa langsung terparkir, jadi Andreas Qin dengan cepat memutar kemudi, menggunakan pohon di kedua sisi untuk memblokir gaya tarik yang dibawa oleh mesin.
Mercedes hitam menabrak batang pohon maple tebal yang kira-kira bisa dipeluk oleh orang dewasa. Momentum inersia ini seketika mengguncang daun banyak pohon maple.
Bunyi "Boom". Mercedes-Benz masih terhalang oleh batang pohon yang rimbun. Suara mesin mobil secara bertahap menjadi lebih kecil! Mesin pada saat ini juga mati dan Andreas Qin dengan cepat mengeluarkan kunci mobil. Tangan kirinya melingkari tubuh Livia Xiao dan membuka pintu kursi pengemudi, kemudian membawa Livia Xiao keluar dari mobil.
Bagian depan Mercedes Benz mengalami deformasi parah karena menabrak batang pohon maple. Andreas Qin menghela napas panjang. Kemudian melempar tubuh nona besar ke tanah.
Livia Xiao berteriak kesakitan. Baru bersuara, "Kamu tidak bisa pelan sedikit ya."
Andreas Qin kemudian mengutuk: "Sudah dibilang, kamu harusnya turunkan berat badan! Badan begitu berat. Ada ya orang yang bodoh sepertimu. Suruh kamu tidak usah tekan rem begitu kuat, kenapa masih menginjaknya?"
"Aku bagaimana bisa tahu, pada saat itu, kakiku sudah tidak mematuhi otakku." Jawab Livia Xiao sedih, menundukkan kepalanya dan menggenggam sudut rok sekolah dengan tangannya.
“Ya sudah, ya sudah. Untungnya, tidak ada apa-apa. Kita lihat lain kali apakau kamu masih berani mengemudi begitu cepat!” Melihat hati Livia Xiao yang sedih, api di hati Andreas Qin juga berkurang banyak. Jadi nadanya juga jauh lebih rendah dan lembut. Setelah mengatakan itu, dia mengeluarkan ponselnya dan berjalan dua langkah untuk menelepon Chandra Xiao.
Telepon berdering selama dua kali baru diangkat.
"Andreas Qin, pada saat ini meneleponku ada apa?"
“Paman Xiao. Rem Mercedes-Benz tidak berfungsi dan hampir membuat kami mengalami kecelakaan. Tapi sekarang untungnya tidak apa-apa! Mengenai mobil, itu sudah rusak parah!” Kata Andreas Qin singkat, padat dan jelas.
“Apa katamu? Ada masalah dengan mobilnya? Kalian berdua tidak apa-apa kan?” Nada suara Chandra Xiao terdengar cemas.
“Tidak apa-apa. Nona besar dan aku baik-baik saja, sekarang kami terjebak di jalan di pinggiran utara, bisakah kamu mengirim mobil kemari. Kami sepertinya tidak bisa kembali ke vila!” Andreas Qin melihat sekeliling dan memperkirakan posisi mereka saat ini.
“Baik, baik, kamu tunggu ya! Aku sekarang juga akan mengirim mobil! Teleponnya ku tutup dulu!” Chandra Xiao menutup telepn, kemudian meminta Paman Guo untuk mengatur bawahannya pergi ke pinggiran utara.
Andreas Qin menyimpan ponselnya. Berjalan ke arah Livia Xiao berkata, "Aku sudah menelepon ayahmu. Tidak akan lama lagi akan ada mobil yang menjemput kita!"
“Oh!” Livia Xiao menjawab singkat lalu bangkit dari tanah. Bersandar pada pohon besar di kedua sisi. Hidup setelah kejadian ini membuatnya merasa jauh lebih baik, tetapi dia mungkin tidak akan pernah melupakan pelajaran hari ini! Seandainya dia mendengarkan Andreas Qin untuk tidak mengemudikan mobil begitu cepat, pasti sekarang tidak akan terjadi apa-apa.Jika bukan karena Andreas Qin yang memiliki pengalaman, mungkin hari ini dia akan mengalami kecelakaan mobil.
Andreas Qin sebenarnya orang seperti apa dia? Keluar dari pedesaan, bisa memiliki keterampilan yang gesit, dan dia masih bisa begitu tenang saat menghadapi krisis seperti itu. Dan sepertinya dia memiliki banyak pengalaman mengemudi. Dirinya barusan masih mengatainya mengendarai traktor! Memangnya pengendara traktor bisa mengemudi sehebat itu? Livia Xiao saat ini hanya bisa tersenyum kecut di dalam hatinya.
Andreas Qin tidak tahu apa yang dipikirkan Livia Xiao, tetapi saat ini, pikiran Andreas Qin juga terus berputar. Mercedes-Benz ini dikirim oleh Paman Guo hari ini. Dengan kata lain, Paman Guo saat mengemudikannya ke sekolau masih baik-baik saja! Dan mereka harusnya sering membawa mobil untuk melakukan perawatan. Jadi secara umum harusnyw tidak ada masalah dengan fungsi mobil. Namun, rem yang tiba-tiba tidak berfungsi ini? Mungkinkah ini disebabkan oleh tangan manusia? Mobil seperti ini umumnya menggunakan rem hidrolik, dan bukan tidak mungkin untuk memutus jalur rem. Sebagai seorang pembunuh, dia sering melakukan hal seperti itu!
Andreas Qin dalam beberapa langkah berjalan ke samping mobil, dan kemudian berjongkok. Melihat kabel rem mobil itu mencuat lubang besar, minyak rem hitam menetes perlahan. Dan dari sini bisa tahu kalau itu dirusak oleh manusia!
Saat kelas pertama, Andreas Qin menerima telepon dari Paman Guo.
"Halo! Ada apa Paman Guo?"
"Andreas Qin, hari ini aku dan tuan mau ke luar kota membicarakan bisnis, jadi aku tidak bisa mengantar nona besar pulang! Pelayan dan supir lain aku tidak mempercayai mereka, jadi hari ini aku hanya bisa membiarkan kalian pulang sendiri! Kamu bisa bawa mobil kan?"
“Bisa sedikit! Dulu di pegunungan aku pernah bawa truk barang!” jawab Andreas Qin. SIM orang untuk bisa mengemudikan truk setidaknya adalah SIM kelas B! Jadi mengendarai mobil kecil harusnya tidak masalah!
“Bagus lah, ya sudah nanti aku akan mengantar mobilnya ke sana sekalian memberikan kunci mobilnya padamu!” Ucap Paman Guo.
“Baik! Paman Guo, kalau begitu aku tutup dulu ya teleponnya!” Jawab Andreas Qin, lalu menutup teleponnya!
Kira-kira setelah kelas kedua selesai, Paman Guo sudah tiba di kelas dan menyerahkan seikat kunci kepada Andreas Qin, lalu bayangannya pergi meninggalkan sekolah! Melihat dari penampilannya, dia sepertinya cukup sibuk, karena kalau tidak, dia tidak akan pergi terburu-buru seperti itu! Tetapi karena Paman Guo juga tidak mengatakan apa-apa padanya, Andreas Qin juga tentu tidak akan bertanya apa-apa!
Dengan selesainya kelas geografi terakhir di sore hari, kelas satu hari ini akhirnya berakhir! Mendengar waktunya pulang para murid langsung berlari cepat seperti kelinci keluar dari kelas! Andreas Qin dan Livia Xiao mengemasi tas sekolah mereka dan berjalan keluar kelas. "Paman Guo hari ini ada urusan, jadi kita mesti pulang sendiri!"
Livia Xiao mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa terus berjalan ke depan.
Barusan saat Paman Guo memberikan Andreas Qin kunci dia memberitahunya kalau mobil diparkir di tempat parkir di pintu masuk sekolah! Jadi setelah kedua orang itu berjalan lurus mereka tiba di depan Mercedes-Benz 350 hitam, dan Andreas Qin hendak membuka pintu kursi pengemudi namun dihentikan oleh Livia Xiao.
“Eh, memangnya kamu bisa menyetir?” Livia Xiao melirik curiga ke arah Andreas Qin.
“Sedikit, dulu di desa pernah mengemudi.” Andreas Qin menjawab sambil tersenyum.
"Mengemudi di desa? Palingan yang kamu kemudikan traktor ya! Lalu lintas di kota metropolitan jauh lebih rumit dari di pedesaan! Demi keselamatanku, biar aku saja yang mengemudi! Kamu yang anteng duduk di belakang." Livia Xiao menatap Andreas Qin dan mengatakan kalimat itu.
"Eh, tapi, tapi, nona! Ini tidak masuk akal! Kamu itu nona besar, aku bagaimana bisa membiarkan nona besar yang mengemudi!" Ucap Andreas Qin sambil tersenyum.
“Huh, pada saat ini baru ingat kalau aku nona besarmu? Bukankah kamu sering mengatakan kalau kamu pengawal yang sangat kompeten? Bukan tukang abal-abal! Jadi mobil hari ini tidak usah kamu kemudikan!” Livia Xiao meliriknya, mengambil kunci mobil dari tangan Andreas Qin, membuka kursi pengemudi dan masuk.
Andreas Qin tidak punya pilihan selain duduk di kursi penumpang belakang. Livia Xiao dengan cepat menyalakan mesin mobil. Kemudian menggunakan setir, membalikkan mobil, dia melakukan serangkaian operasi ini dengan satu putaran setir, tanpa jeda sedikit pun! Dari sini dapat dilihat kalau keterampilan mengemudi Livia Xiao tidak buruk!
Mercedes-Benz dengan cepat masuk ke jalan. Jam 5 atau 6 pada awalnya adalah waktu puncak orang pulang kerja! Lalu lintas jalan seperti naga dan sangat padat, tetapi Livia Xiao masih mengemudi dengan kecepatan 60 km/jam! Ini juga merupakan bentuk keahlian menyetir yang baik.
“Nona besar, pelan-pelan saja! Ini di kota.” Andreas Qin yang duduk di kursi pengemudi mengingatkannya.
“Tidak usah sibuk ya, keterampilan mengemudiku ini sangat bagus.” Livia Xiao yang pada dasarnya memiliki sikap memberontak, jadi Andreas Qin yang menyuruhnya untuk pelan-pelan malah membuatnya ingin mengemudi lebih cepat. Lagi pula dia yang bosnya, mengapa dia harus mendengarkannya, huh!
“Ai, nyawa lebih berharga dari semua ini, pelan-pelan saja!” Andreas Qin terus membujuknya.
“Tutup mulutmu, kalau nanti terjadi kecelakaan, maka orang yang pertama aku cari itu kamu!” Seru Livia Xiao sambil menatap Andreas Qin dengan sengit.
Juga tidak tahu apakah hoki Livia Xiao dan Andreas Qin yang bagus. Di kota ada beberapa lampu lalu lintas, tetapi ketika mobil mereka tiba, lampu hijau langsung menyala! Jadi mereka hampir tidak pernau menghentikan mobil di sepanjang jalan. Setelah 20 menit Mercedes Benz pergi meninggalkan kota, kemudian memulai jalan di pinggiran kota.
Ada area vila di pinggiran utara. Jadi laju mobil di sana tidak sebanyak kota. Livia Xiao menyalakan musik. Kecepatannya dalam sekejap melonjak hingga sekitar 100 mil dan ini mengejutkan Andreas Qin. Meski berada di pinggiran kota, bukan berarti tidak akan ada bahaya kecelakaan di sini.
“Nona besar, tolong kurangi kecepatannya, aku belum ada pacar loh, dan aku tidak ingin mati begitu cepat!” Andreas Qin seperti bisa mengeluarkan air mata, mencoba menggunakan cara ini untuk membuat nona besarnya tersentuh, tapi Livia Xiao masih mengabaikannya
"Diam. Kalau kita mati, bukan kah kita bisa pergi ke neraka bersama. Bukankah ini yang kamu inginian?" Livia Xiao mencibir.
Namun pada saat ini, di jalan yang tidak jauh di depan mereka, sebuah batu menghalangi lebih dari setengah jalan. Jika mereka lewat dengan kecepatan ini, maka pasti akan terjadi sesuatu! Livia Xiao buru-buru menginjak rem, tetapi dia tiba-tiba menemukan meski rem sudah diinjak mati-matian, kecepatannya masih tidak berkurang sama sekali. Keringat dingin langsung memenuhi dahinya.
“Remnya tidak berfungsi?” Ucap Livia Xiao tanpa sadar. Remnya tidak berfungsi, ini bisa menjadi masalah besar ataupun kecil! Jadi saat mengemudikan mobil, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek fungsi umum mobil. Livia Xiao baru saja bertaruh dengan Andreas Qin, tetapi kali ini sepertinya dia yang menderita kerugian besar.
“Apa katamu? Remnya tidak berfungsi?” Andreas Qin mengerutkan kening, menoleh dan bertanya, tetapi Livia Xiao sepertinya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, jadi dirinya hanya bisa diam tercengang di sana. Dia sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan Andreas Qin. Kecepatan mobil tidak berkurang, kalau posisinya terus seperti ini mereka pasti akan menabrak batu besar di jalan depan.
"Nona besar, cepat! Jangan linglung dan dengarkan perintahku" Teriak Andreas Qin dengan keras, pada saat ini Livia Xiao baru tersadar.
"Masukkan gigi dulu, lalu ke gigi manual!" Andreas Qin berteriak keras. Pada saat ini, Qin Andreas Qin tampaknya sudah mengubah kepribadiannya. Dia yang awalnya begitu ketakutan, saat ini berubah menjadi begitu tenang.
Livia Xiao ingin melepaskan tangan kanannya yang memegang kemudi, tetapi tangan kanannya sepertinya dipenuhi timah membuatnya tidak bisa menggerakkannya!
Segalanya sudah menjadi dekat, batu besar itu semakin dekat dan dekat ke mobil, dan dengan kecepatan ini mana bisa lagi mengelai. Mercedes-Benz hitam sudah hampir memiliki kontak jarak nol dengan batu besar. Namun Livia Xiao yang panik tiba-tiba kehilangan kendali. Andreas Qin dengan cepat duduk mepet di kursi pengemudi, untungnya sosok Livia Xiao sangat kecil, jika tidak, dia tidak akan bisa duduk seperti ini!
Tubuh Livia Xiao terjepit ke samping, dan kaki yang menginjak rem secara alami didorong menjauh. Dan Andreas Qin mulai melakukan serangkaian operasi.
Mereka saat ini mengendarai Mercedes-Benz S350 hitam. Ini adalah mobil kecil dengan transmisi otomatis manual, jadi Andreas Qin dengan cepat menyesuaikan transmisi otomatis ke transmisi manual, dan kemudian dengan terampil memasang persneling pada gigi P, dan pada saat yang sama, roda kemudinya dengan cepat berbelok ke kanan. Di kedua sisi pinggiran utara ada banyak pohon yang rimbun.
Memindahkan gigi secara paksa ke gigi P terkadang tidak memungkinkan untuk membuat mobil bisa langsung terparkir, jadi Andreas Qin dengan cepat memutar kemudi, menggunakan pohon di kedua sisi untuk memblokir gaya tarik yang dibawa oleh mesin.
Mercedes hitam menabrak batang pohon maple tebal yang kira-kira bisa dipeluk oleh orang dewasa. Momentum inersia ini seketika mengguncang daun banyak pohon maple.
Bunyi "Boom". Mercedes-Benz masih terhalang oleh batang pohon yang rimbun. Suara mesin mobil secara bertahap menjadi lebih kecil! Mesin pada saat ini juga mati dan Andreas Qin dengan cepat mengeluarkan kunci mobil. Tangan kirinya melingkari tubuh Livia Xiao dan membuka pintu kursi pengemudi, kemudian membawa Livia Xiao keluar dari mobil.
Bagian depan Mercedes Benz mengalami deformasi parah karena menabrak batang pohon maple. Andreas Qin menghela napas panjang. Kemudian melempar tubuh nona besar ke tanah.
Livia Xiao berteriak kesakitan. Baru bersuara, "Kamu tidak bisa pelan sedikit ya."
Andreas Qin kemudian mengutuk: "Sudah dibilang, kamu harusnya turunkan berat badan! Badan begitu berat. Ada ya orang yang bodoh sepertimu. Suruh kamu tidak usah tekan rem begitu kuat, kenapa masih menginjaknya?"
"Aku bagaimana bisa tahu, pada saat itu, kakiku sudah tidak mematuhi otakku." Jawab Livia Xiao sedih, menundukkan kepalanya dan menggenggam sudut rok sekolah dengan tangannya.
“Ya sudah, ya sudah. Untungnya, tidak ada apa-apa. Kita lihat lain kali apakau kamu masih berani mengemudi begitu cepat!” Melihat hati Livia Xiao yang sedih, api di hati Andreas Qin juga berkurang banyak. Jadi nadanya juga jauh lebih rendah dan lembut. Setelah mengatakan itu, dia mengeluarkan ponselnya dan berjalan dua langkah untuk menelepon Chandra Xiao.
Telepon berdering selama dua kali baru diangkat.
"Andreas Qin, pada saat ini meneleponku ada apa?"
“Paman Xiao. Rem Mercedes-Benz tidak berfungsi dan hampir membuat kami mengalami kecelakaan. Tapi sekarang untungnya tidak apa-apa! Mengenai mobil, itu sudah rusak parah!” Kata Andreas Qin singkat, padat dan jelas.
“Apa katamu? Ada masalah dengan mobilnya? Kalian berdua tidak apa-apa kan?” Nada suara Chandra Xiao terdengar cemas.
“Tidak apa-apa. Nona besar dan aku baik-baik saja, sekarang kami terjebak di jalan di pinggiran utara, bisakah kamu mengirim mobil kemari. Kami sepertinya tidak bisa kembali ke vila!” Andreas Qin melihat sekeliling dan memperkirakan posisi mereka saat ini.
“Baik, baik, kamu tunggu ya! Aku sekarang juga akan mengirim mobil! Teleponnya ku tutup dulu!” Chandra Xiao menutup telepn, kemudian meminta Paman Guo untuk mengatur bawahannya pergi ke pinggiran utara.
Andreas Qin menyimpan ponselnya. Berjalan ke arah Livia Xiao berkata, "Aku sudah menelepon ayahmu. Tidak akan lama lagi akan ada mobil yang menjemput kita!"
“Oh!” Livia Xiao menjawab singkat lalu bangkit dari tanah. Bersandar pada pohon besar di kedua sisi. Hidup setelah kejadian ini membuatnya merasa jauh lebih baik, tetapi dia mungkin tidak akan pernah melupakan pelajaran hari ini! Seandainya dia mendengarkan Andreas Qin untuk tidak mengemudikan mobil begitu cepat, pasti sekarang tidak akan terjadi apa-apa.Jika bukan karena Andreas Qin yang memiliki pengalaman, mungkin hari ini dia akan mengalami kecelakaan mobil.
Andreas Qin sebenarnya orang seperti apa dia? Keluar dari pedesaan, bisa memiliki keterampilan yang gesit, dan dia masih bisa begitu tenang saat menghadapi krisis seperti itu. Dan sepertinya dia memiliki banyak pengalaman mengemudi. Dirinya barusan masih mengatainya mengendarai traktor! Memangnya pengendara traktor bisa mengemudi sehebat itu? Livia Xiao saat ini hanya bisa tersenyum kecut di dalam hatinya.
Andreas Qin tidak tahu apa yang dipikirkan Livia Xiao, tetapi saat ini, pikiran Andreas Qin juga terus berputar. Mercedes-Benz ini dikirim oleh Paman Guo hari ini. Dengan kata lain, Paman Guo saat mengemudikannya ke sekolau masih baik-baik saja! Dan mereka harusnya sering membawa mobil untuk melakukan perawatan. Jadi secara umum harusnyw tidak ada masalah dengan fungsi mobil. Namun, rem yang tiba-tiba tidak berfungsi ini? Mungkinkah ini disebabkan oleh tangan manusia? Mobil seperti ini umumnya menggunakan rem hidrolik, dan bukan tidak mungkin untuk memutus jalur rem. Sebagai seorang pembunuh, dia sering melakukan hal seperti itu!
Andreas Qin dalam beberapa langkah berjalan ke samping mobil, dan kemudian berjongkok. Melihat kabel rem mobil itu mencuat lubang besar, minyak rem hitam menetes perlahan. Dan dari sini bisa tahu kalau itu dirusak oleh manusia!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved