Bab 1 Perjanjian
by Osly
09:34,Jan 25,2022
Negara H, Pusat Kota PT!
"Hanya melakukan perjalanan kereta api saja koperku bisa dicuri! Di dalamnya sih tidak ada apa-apa! Cuma yang paling penting foto dewi guru Cangku jadi ikut hilang juga! Huh menyebalkan!" Andreas Qin meraung keras, seolah menggerutu akan dunia yang tidak adil dan kualitas rakyatnya yang sangat low.
“Sudah lah, lupakan saja, tunggu aku kaya nanti, aku akan membeli 10 set kaset edisi kolektor guru Cang dan membaginya dengan orang tua di rumah!” Ketika Andreas Qin memikirkan kaset CD guru Cang, matanya mulai bersinar. Dengan warna kebahagiaan di wajahnya itu sudah hampir mengeluarkan air liur! Ya itu adalah ekspresi yang seharusnya dimiliki seorang pria, dia menundukkan kepalanya dan menginjak sepatu berdebu di tanah, lalu berbalik dan melirik bangunan di belakangnya.
Ini adalah gedung paling terkenal di Kota PT, keseluruhan gedung setinggi empat puluh lantai. Dan di bagian depan gedung terdapat logo "Gedung Jinshi" dan itu ditulis dengan font emas! Ini adalah tempat yang dia kunjungi pertama kali di Kota PT! Markas besar Perusahaan Jinshi!
Andreas Qin merapikan pakaiannya dan berjalan ke pintu kaca putar di lantai pertama! Saat memasuki lobi, dia langsung disajikan panorama perabotan lobi lantai satu. Di tengah lobi, ada empat pilar bundar besar, yang masing-masing diukir dengan naga yang melayang dan dibingkai emas, memberikan semua orang perasaan yang sangat energik. Di langit-langit lobi ada dua lampu kristal kaca besar! Serta ada sofa dan meja kopi untuk bertemu tamu di sebelahnya! Andreas Qin melebarkan matanya dan berseru, "Ini benar-benar perusahaan besar! Bahkan dekorasinya sangat mewah!"
Pada saat ini, pandangan Andreas Qin baru saja melihat meja resepsionis yang berada di sebelah eskalator di kiri depan! Dua wanita cantik dengan rok profesional hitam! Kalau dilihat usia mereka sekitar 18 atau 19 tahun, mereka hanya memakai riasan ringan dan memberikan orang perasaan yang segar. Mengenai lobi-melobi Andreas Qin paling jago. Jadi dia berjalan ke meja resepsionis dan melihat dua wanita cantik yang sedang bekerja dengan kepala tertunduk sambil tersenyum menyapa mereka: "Nona cantik, halo, apakah Chandra Xiao ada?"
“Chandra Xiao? Siapa ya? Departemen mana?” Di depan Andreas Qin, seorang resepsionis bertanya tanpa melihat ke atas. Mungkin karena dia terlalu serius pada pekerjaannya jadi dia tidak melihatnya. Dua kancing di bagian depan kemeja putihnya sudah terbuka dan garis tubuhnya sudah terekspos di mata Andreas!
Apakah ini godaan dari seragam karyawan yang legendaris itu? Benar-benar luar biasa! Aku harus berterima kasih kepada orang tuaku yang belum pernah aku temui itu karena sudah memberiku tinggi badan yang sesuai. Dengan begini aku jadi punya kemampuan memandang panorama sesuka hati dan tidak mudah terhalang! Pemandangan ini lebih luar biasa dari Janda Liu di desa sana. Mulut Andreas Qin terbuka lebar hingga sebutir telur seperti bisa ditelan mentah-mentah olehnya!
Tampaknya wanita memang dilahirkan dengan indra keenam. Apalagi ketika mata lawan jenis terfokus pada tempat-tempat penting di tubuh mereka, mereka langsung bisa merasa tidak nyaman! Resepsionis cantik yang awalnya sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Dia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan mengangkat kepalanya. Kemudian menyadari kalau orang yang baru datang ini sedang menatap bagian penting di tubuhnya.
Jika pria di depannya pria tampan dan kaya raya, dia mungkin akan tersenyum. Bahkan sekalian meninggalkan nomor telepon atau apalah itu! Tapi, pemuda di depannya ini sama sekali tidak masuk dalam kategorinya.
Wajahnya yang berjanggut membuat orang yang menatapnya pertama kali merasa jijik, kemudian melihat penampilannya. Tubuh bagian atas mengenakan T-shirt putih yang sudah ketinggalan jaman dan itu bahkan sudah sedikit menguning seperti sudah dicuci terlalu banyak. Baju seperti ini jelas tidak terlihat seperti pakaian anak-anak kaya generasi kedua!
"Lihat, ke mana matamu melihat?" Resepsionis itu memarahi dengan mata yang membulat.
Andreas Qin tertawa kecil. Masih ada jejak penghinaan di wajahnya! Dalam dunia masyarakat saat ini, tampaknya tidak bisa menghindari fenomena seperti ini, pakaian yang dipakai wanita semakin sedikit, dan itu seperti sebagai alat pemasaran!
“Ka, kamu dasar bajingan, kamu di sini untuk membuat masalah ya? Satpam, satpam!” Wajah resepsionis itu memucat, menatap Andreas Qin dengan mata berair seolah ingin menelannya dalam satu gigitan. Dia bagaimana mungkin tidak mengerti apa yang dimaksud Andreas Qin!
Sikapnya ini menarik perhatian wanita lainnya, wanita itu pun datang dan bertanya, "Feli, apa yang terjadi?"
“Kayla, orang ini, dia datang ke sini hanya menatapku dan tidak berbicara, sepertinya datang hanya untuk membuat masalah!” Seru Feli sambil menunjuk ke arah Andreas Qin.
“Nona, bukannya barusan aku sudah bilang kalau aku mencari orang? Aku mana ada diam saja? "Andreas Qin mengangkat kedua bola matanya.
“Tuan ini. Feli dia adalah resepsionis yang baru saja bekerja di sini. Mungkin masih tidak tahu aturan, jadi maaf ya! Sekarang kamu bisa memberitahuku siapa yang kamu cari!”Kata Kayla dengan senyum di wajahnya. Wajah Kayla hanya memakai riasan tipis. Dia yang cantik secara alami, senyumnya memberikan orang perasaan seperti terkena angin musim semi.
“Nona cantik, aku mencari Chandra Xiao!” Ucap Andreas Qin lagi sambil tersenyum, nadanya jauh lebih ramah.
“Chandra Xiao?” Kayla terkejut ketika mendengar Andreas Qin menyebut nama itu, “Kamu mau mencari ketua perusahaan kami?”
“Sepertinya ya begitu. Memangnya perusahaan kalian punya orang kedua yang bernama Chandra Xiao juga? "Kata Andreas Qin sambil tersenyum.
"Iya kan. Kalau ku lihat dia ini memang datang untuk membuat masalah. Ketua perusahaan bagaimana bisa mengenal orang seperti dia. Sekali lihat sudah tahu kalau dia ini datang tanpa kepentingan, huh! Kayla panggil satpam suruh bawa dia keluar dari sini saja!" Ujar Feli dengan marah. Dia masih belum lupa akan sikap Andreas Qin padanya tadi.
"Jadi begini, Tuan. Ketua kami punya banyak urusan bisnis. Apakah kamu sebelumnya sudah ada janji?" Kata Kayla sambil tetap tersenyum.
“Tidak ada janji. Dia yang memintaku untuk datang kepadanya!” Andreas Qin mengangkat bahunya tanpa daya.
"Perusahaan kami memiliki peraturan, dan juga presdir Xiao hari ini tidak memberikan instruksi khusus kalau akan ada orang datang menemuinya. Jadi, begini apa kamu bisa coba telepon ketua atau paman Guo juga boleh," ujar Kayla dengan merasa tidak enak.
“Oh begitu ya. Ya sudah kalau begitu aku tidak akan menyulitkanmu. Aku akan meneleponnya dan memintanya untuk turun menjemputku! "Kata Andreas Qin, kemudian dari celana jeans yang tidak tahu warna biru atau putih mengeluarkan ponsel jadul Nokia 1265.
“Dasar miskin. Mengenakan jeans robek dan memegang ponsel 1265 masih mengatakan mengenal ketua. Ini sungguh lelucon terbesar yang pernah aku dengar di abad ke-21!” Feli mencibir, dia sudah tidak bisa menahan ketidak-sukaannya. Dilihati oleh seorang pria yang memegang ponsel 1265 jadul ini membuatnya merasa rugi besar!
Mengenai ini Andreas Qin sama sekali tidak peduli. Dia menemukan nomor Chandra Xiao di kontak telepon dan meneleponnya. Dan telepon itu segera diangkat.
"Halo, ini siapa?"
"Paman Xiao ya? Ini Andreas Qin. Aku Sekarang ada di lobi lantai pertama perusahaanmu! Mereka bilang aku harus membuat janji baru bisa bertemu denganmu, maka dari itu aku sekarang meneleponmu! "Andreas Qin melirik ke arah Kayla dan Feli, matanya masih berkedip.
“Oh? Andreas, kamu di sini? Kamu di mana tunggu aku! Aku akan segera turun menjemputmu!” kata Chandra Xiao penuh semangat. Hingga sebelum Andreas Qin sempat membalasnya dia sudah menutup teleponnya.
Andreas Qin meletakkan ponselnya dan tersenyum pada Kayla yang bernama lengkap Kayla Qin: "Boleh tidak aku menunggu di sini? Ketua kalian akan segera turun menjemputku!"
"Omong kosong, presdir Xiao mana ada waktu untuk meladeni orang dusun sepertimu. Kalau kamu pergi sekarang keadaannya akan lebih baik. Kalau tidak, saat aku meminta satpam membawamu pergi, maka kamu akan kehilangan wajahmu! Oh! Aku lupa, bajingan sepertimu, mana butuh wajah ya!" Perkataan Feli ini begitu sinis.
"Feli. Jangan lupa ini jam kerja, jaga sikapmu!" bisik Kayla Qin di belakangnya. Kemudian memandang Andreas Qin dan tersenyum: "Tuan. Kalau begitu, kamu berdiri di sini dan tunggu sebentar ya. Aku akan menuangkan segelas air untukmu!"
“Hehe, untuk itu tidak perlu merepotkan kakak. Aku tidak haus!” Andreas Qin tersenyum, lalu berdehem dan menghela napas, “Mengapa jarak antar orang begitu besar? .Yang satu lembut dan baik hati. Yang lain sangat tidak masuk akal. Benar-benar perbedaan yang jauh!"
“Ka, kamu orang dusun. Tunggu saja nanti aku akan melihat bagaimana kamu menarik omong kosongmu! ”Feli melototi Andreas Qin. Jika ekspresi di matanya dapat membunuh orang, maka Andreas Qin diperkirakan sudah mati 10.000 kali.
“Feli, sudah ya!” Kayla Qin berbisik di telinga Feli.
“Kayla, kamu tidak mungkin berpikir kalau orang dusun ini bisa mengenal Ketua Xiao kan. Kalau dia hari ini benar-benar bisa menemui ketua, maka aku besok akan mengundurkan diri!” Ucap Feli dengan lantang. Gaji di Perusahaan Jinshi sangat baik, seperti resepsionis ini. Gaji bulanan mereka lebih dari lima ribu! Jadi pengunduran diri ini benar-benar case yang serius untuknya!
"Hehe. Mengundurkan diri tidak perlu lah. Jika Chandra Xiao turun menjemputku, kamu cukup cium aku saja, bagaimana? "Kata Andreas Qin sambil tersenyum. Dia tidak terlalu menyukai Feli. Hanya dia ingin mempermalukannya.
“Kamu? Kamu, oke, aku akan bertaruh denganmu. Jika Presdir Xiao turun untuk menemuimu, maka sekalipun naik ke ranjang denganmu aku bersedia!” Otot-otot di wajah Feli sedikit terdistorsi karena marah! "Tapi jika Presdir Xiao tidak turun, maka setiap kamu melihatku kamu harus memanggilku bos!"
Andreas Qin tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Karena dia melihat lift telah berhenti di lantai satu di sebelah meja resepsionis.
Seorang pria paruh baya berusia empat puluhan dengan kacamata keluar, hidupnya sangat diberkati sehingga dilihat dari kejauhan tubuhnya tampak seperti bola yang sehat sempurna. Di belakangnya ada seorang pria tua yang sedikit lebih tua darinya. Wajah pria tua itu agak kuno, matanya lurus ke depan, dan langkahnya sangat ringan. Sepatu kulit yang berat menginjak lantai tanpa mengeluarkan suara.
Manajer di lobi tidak tahu kapan pria itu muncul, dan dia terus menundukkan kepalanya di belakang pria paruh baya itu. "Presdir Xiao, kamu kok turun? Kalau ada sesuatu cukup suruh saya saja!"
"Hanya melakukan perjalanan kereta api saja koperku bisa dicuri! Di dalamnya sih tidak ada apa-apa! Cuma yang paling penting foto dewi guru Cangku jadi ikut hilang juga! Huh menyebalkan!" Andreas Qin meraung keras, seolah menggerutu akan dunia yang tidak adil dan kualitas rakyatnya yang sangat low.
“Sudah lah, lupakan saja, tunggu aku kaya nanti, aku akan membeli 10 set kaset edisi kolektor guru Cang dan membaginya dengan orang tua di rumah!” Ketika Andreas Qin memikirkan kaset CD guru Cang, matanya mulai bersinar. Dengan warna kebahagiaan di wajahnya itu sudah hampir mengeluarkan air liur! Ya itu adalah ekspresi yang seharusnya dimiliki seorang pria, dia menundukkan kepalanya dan menginjak sepatu berdebu di tanah, lalu berbalik dan melirik bangunan di belakangnya.
Ini adalah gedung paling terkenal di Kota PT, keseluruhan gedung setinggi empat puluh lantai. Dan di bagian depan gedung terdapat logo "Gedung Jinshi" dan itu ditulis dengan font emas! Ini adalah tempat yang dia kunjungi pertama kali di Kota PT! Markas besar Perusahaan Jinshi!
Andreas Qin merapikan pakaiannya dan berjalan ke pintu kaca putar di lantai pertama! Saat memasuki lobi, dia langsung disajikan panorama perabotan lobi lantai satu. Di tengah lobi, ada empat pilar bundar besar, yang masing-masing diukir dengan naga yang melayang dan dibingkai emas, memberikan semua orang perasaan yang sangat energik. Di langit-langit lobi ada dua lampu kristal kaca besar! Serta ada sofa dan meja kopi untuk bertemu tamu di sebelahnya! Andreas Qin melebarkan matanya dan berseru, "Ini benar-benar perusahaan besar! Bahkan dekorasinya sangat mewah!"
Pada saat ini, pandangan Andreas Qin baru saja melihat meja resepsionis yang berada di sebelah eskalator di kiri depan! Dua wanita cantik dengan rok profesional hitam! Kalau dilihat usia mereka sekitar 18 atau 19 tahun, mereka hanya memakai riasan ringan dan memberikan orang perasaan yang segar. Mengenai lobi-melobi Andreas Qin paling jago. Jadi dia berjalan ke meja resepsionis dan melihat dua wanita cantik yang sedang bekerja dengan kepala tertunduk sambil tersenyum menyapa mereka: "Nona cantik, halo, apakah Chandra Xiao ada?"
“Chandra Xiao? Siapa ya? Departemen mana?” Di depan Andreas Qin, seorang resepsionis bertanya tanpa melihat ke atas. Mungkin karena dia terlalu serius pada pekerjaannya jadi dia tidak melihatnya. Dua kancing di bagian depan kemeja putihnya sudah terbuka dan garis tubuhnya sudah terekspos di mata Andreas!
Apakah ini godaan dari seragam karyawan yang legendaris itu? Benar-benar luar biasa! Aku harus berterima kasih kepada orang tuaku yang belum pernah aku temui itu karena sudah memberiku tinggi badan yang sesuai. Dengan begini aku jadi punya kemampuan memandang panorama sesuka hati dan tidak mudah terhalang! Pemandangan ini lebih luar biasa dari Janda Liu di desa sana. Mulut Andreas Qin terbuka lebar hingga sebutir telur seperti bisa ditelan mentah-mentah olehnya!
Tampaknya wanita memang dilahirkan dengan indra keenam. Apalagi ketika mata lawan jenis terfokus pada tempat-tempat penting di tubuh mereka, mereka langsung bisa merasa tidak nyaman! Resepsionis cantik yang awalnya sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Dia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan mengangkat kepalanya. Kemudian menyadari kalau orang yang baru datang ini sedang menatap bagian penting di tubuhnya.
Jika pria di depannya pria tampan dan kaya raya, dia mungkin akan tersenyum. Bahkan sekalian meninggalkan nomor telepon atau apalah itu! Tapi, pemuda di depannya ini sama sekali tidak masuk dalam kategorinya.
Wajahnya yang berjanggut membuat orang yang menatapnya pertama kali merasa jijik, kemudian melihat penampilannya. Tubuh bagian atas mengenakan T-shirt putih yang sudah ketinggalan jaman dan itu bahkan sudah sedikit menguning seperti sudah dicuci terlalu banyak. Baju seperti ini jelas tidak terlihat seperti pakaian anak-anak kaya generasi kedua!
"Lihat, ke mana matamu melihat?" Resepsionis itu memarahi dengan mata yang membulat.
Andreas Qin tertawa kecil. Masih ada jejak penghinaan di wajahnya! Dalam dunia masyarakat saat ini, tampaknya tidak bisa menghindari fenomena seperti ini, pakaian yang dipakai wanita semakin sedikit, dan itu seperti sebagai alat pemasaran!
“Ka, kamu dasar bajingan, kamu di sini untuk membuat masalah ya? Satpam, satpam!” Wajah resepsionis itu memucat, menatap Andreas Qin dengan mata berair seolah ingin menelannya dalam satu gigitan. Dia bagaimana mungkin tidak mengerti apa yang dimaksud Andreas Qin!
Sikapnya ini menarik perhatian wanita lainnya, wanita itu pun datang dan bertanya, "Feli, apa yang terjadi?"
“Kayla, orang ini, dia datang ke sini hanya menatapku dan tidak berbicara, sepertinya datang hanya untuk membuat masalah!” Seru Feli sambil menunjuk ke arah Andreas Qin.
“Nona, bukannya barusan aku sudah bilang kalau aku mencari orang? Aku mana ada diam saja? "Andreas Qin mengangkat kedua bola matanya.
“Tuan ini. Feli dia adalah resepsionis yang baru saja bekerja di sini. Mungkin masih tidak tahu aturan, jadi maaf ya! Sekarang kamu bisa memberitahuku siapa yang kamu cari!”Kata Kayla dengan senyum di wajahnya. Wajah Kayla hanya memakai riasan tipis. Dia yang cantik secara alami, senyumnya memberikan orang perasaan seperti terkena angin musim semi.
“Nona cantik, aku mencari Chandra Xiao!” Ucap Andreas Qin lagi sambil tersenyum, nadanya jauh lebih ramah.
“Chandra Xiao?” Kayla terkejut ketika mendengar Andreas Qin menyebut nama itu, “Kamu mau mencari ketua perusahaan kami?”
“Sepertinya ya begitu. Memangnya perusahaan kalian punya orang kedua yang bernama Chandra Xiao juga? "Kata Andreas Qin sambil tersenyum.
"Iya kan. Kalau ku lihat dia ini memang datang untuk membuat masalah. Ketua perusahaan bagaimana bisa mengenal orang seperti dia. Sekali lihat sudah tahu kalau dia ini datang tanpa kepentingan, huh! Kayla panggil satpam suruh bawa dia keluar dari sini saja!" Ujar Feli dengan marah. Dia masih belum lupa akan sikap Andreas Qin padanya tadi.
"Jadi begini, Tuan. Ketua kami punya banyak urusan bisnis. Apakah kamu sebelumnya sudah ada janji?" Kata Kayla sambil tetap tersenyum.
“Tidak ada janji. Dia yang memintaku untuk datang kepadanya!” Andreas Qin mengangkat bahunya tanpa daya.
"Perusahaan kami memiliki peraturan, dan juga presdir Xiao hari ini tidak memberikan instruksi khusus kalau akan ada orang datang menemuinya. Jadi, begini apa kamu bisa coba telepon ketua atau paman Guo juga boleh," ujar Kayla dengan merasa tidak enak.
“Oh begitu ya. Ya sudah kalau begitu aku tidak akan menyulitkanmu. Aku akan meneleponnya dan memintanya untuk turun menjemputku! "Kata Andreas Qin, kemudian dari celana jeans yang tidak tahu warna biru atau putih mengeluarkan ponsel jadul Nokia 1265.
“Dasar miskin. Mengenakan jeans robek dan memegang ponsel 1265 masih mengatakan mengenal ketua. Ini sungguh lelucon terbesar yang pernah aku dengar di abad ke-21!” Feli mencibir, dia sudah tidak bisa menahan ketidak-sukaannya. Dilihati oleh seorang pria yang memegang ponsel 1265 jadul ini membuatnya merasa rugi besar!
Mengenai ini Andreas Qin sama sekali tidak peduli. Dia menemukan nomor Chandra Xiao di kontak telepon dan meneleponnya. Dan telepon itu segera diangkat.
"Halo, ini siapa?"
"Paman Xiao ya? Ini Andreas Qin. Aku Sekarang ada di lobi lantai pertama perusahaanmu! Mereka bilang aku harus membuat janji baru bisa bertemu denganmu, maka dari itu aku sekarang meneleponmu! "Andreas Qin melirik ke arah Kayla dan Feli, matanya masih berkedip.
“Oh? Andreas, kamu di sini? Kamu di mana tunggu aku! Aku akan segera turun menjemputmu!” kata Chandra Xiao penuh semangat. Hingga sebelum Andreas Qin sempat membalasnya dia sudah menutup teleponnya.
Andreas Qin meletakkan ponselnya dan tersenyum pada Kayla yang bernama lengkap Kayla Qin: "Boleh tidak aku menunggu di sini? Ketua kalian akan segera turun menjemputku!"
"Omong kosong, presdir Xiao mana ada waktu untuk meladeni orang dusun sepertimu. Kalau kamu pergi sekarang keadaannya akan lebih baik. Kalau tidak, saat aku meminta satpam membawamu pergi, maka kamu akan kehilangan wajahmu! Oh! Aku lupa, bajingan sepertimu, mana butuh wajah ya!" Perkataan Feli ini begitu sinis.
"Feli. Jangan lupa ini jam kerja, jaga sikapmu!" bisik Kayla Qin di belakangnya. Kemudian memandang Andreas Qin dan tersenyum: "Tuan. Kalau begitu, kamu berdiri di sini dan tunggu sebentar ya. Aku akan menuangkan segelas air untukmu!"
“Hehe, untuk itu tidak perlu merepotkan kakak. Aku tidak haus!” Andreas Qin tersenyum, lalu berdehem dan menghela napas, “Mengapa jarak antar orang begitu besar? .Yang satu lembut dan baik hati. Yang lain sangat tidak masuk akal. Benar-benar perbedaan yang jauh!"
“Ka, kamu orang dusun. Tunggu saja nanti aku akan melihat bagaimana kamu menarik omong kosongmu! ”Feli melototi Andreas Qin. Jika ekspresi di matanya dapat membunuh orang, maka Andreas Qin diperkirakan sudah mati 10.000 kali.
“Feli, sudah ya!” Kayla Qin berbisik di telinga Feli.
“Kayla, kamu tidak mungkin berpikir kalau orang dusun ini bisa mengenal Ketua Xiao kan. Kalau dia hari ini benar-benar bisa menemui ketua, maka aku besok akan mengundurkan diri!” Ucap Feli dengan lantang. Gaji di Perusahaan Jinshi sangat baik, seperti resepsionis ini. Gaji bulanan mereka lebih dari lima ribu! Jadi pengunduran diri ini benar-benar case yang serius untuknya!
"Hehe. Mengundurkan diri tidak perlu lah. Jika Chandra Xiao turun menjemputku, kamu cukup cium aku saja, bagaimana? "Kata Andreas Qin sambil tersenyum. Dia tidak terlalu menyukai Feli. Hanya dia ingin mempermalukannya.
“Kamu? Kamu, oke, aku akan bertaruh denganmu. Jika Presdir Xiao turun untuk menemuimu, maka sekalipun naik ke ranjang denganmu aku bersedia!” Otot-otot di wajah Feli sedikit terdistorsi karena marah! "Tapi jika Presdir Xiao tidak turun, maka setiap kamu melihatku kamu harus memanggilku bos!"
Andreas Qin tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Karena dia melihat lift telah berhenti di lantai satu di sebelah meja resepsionis.
Seorang pria paruh baya berusia empat puluhan dengan kacamata keluar, hidupnya sangat diberkati sehingga dilihat dari kejauhan tubuhnya tampak seperti bola yang sehat sempurna. Di belakangnya ada seorang pria tua yang sedikit lebih tua darinya. Wajah pria tua itu agak kuno, matanya lurus ke depan, dan langkahnya sangat ringan. Sepatu kulit yang berat menginjak lantai tanpa mengeluarkan suara.
Manajer di lobi tidak tahu kapan pria itu muncul, dan dia terus menundukkan kepalanya di belakang pria paruh baya itu. "Presdir Xiao, kamu kok turun? Kalau ada sesuatu cukup suruh saya saja!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved