Bab 4 Bunga

by Bella 10:09,Aug 23,2021
"Kalau begitu, bayar bunganya dulu." Senyuman pria itu sangat mempesona.

Bella Cen belum begitu jelas dengan apa yang terjadi, dia hanya merasakan pinggangnya sedikit panas, telapak tangan pria itu yang besar merangkul pinggang rampingnya secara utuh, dan jarinya mengelus rahangnya.

Bella Cen bernapas dengan kencang, bibir pria itu yang dingin dan harum itu langsung mencium bibirnya.

Bella Cen mengira bahwa ciuman ini akan terasa lembut, setidaknya perasaan yang baru saja diberikan pria itu padanya sangat lembut---tetapi, nyatanya tidak!

Ketika kedua bibir baru bersentuhan, keduanya seperti kayu kering yang bertemu dengan api yang mengamuk.

Pria itu menciumnya dengan ganas dan gila, seolah akan menelannya.

Ujung lidahnya membuka bibirnya, menggigit lidahnya yang bergemetar, dan mengisapnya.

Keterampilan berciuman pria itu sangat bagus, Bella Cen sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang ini, apalagi saat ini dia sedang mabuk, sehingga tidak sanggup menghentikan pria itu. Setelah beberapa saat, kedua kakinya lemas dan sudah hampir tidak bisa berdiri dengan kokoh.

Di samping, asisten pria itu, Landen Yu, tercengang melihat adegan ini.

Apakah.....tidak salah melihat?!

Tuan Shang yang selama ini terkenal sangat mencintai dirinya sendiri, baik itu mitra maupun lawan bisnis, Tuan Shang tidak pernah terjatuh pada godaan wanita manapun.

Hari ini, dia malah terjatuh pada godaan seorang wanita mabuk?

Tidak! Ini tidak masuk akal!

"Pergi mengemudi." Sebuah perintah tidak jelas terdengar, Landen Yu tiba-tiba kembali sadar, dan tidak berani lengah, juga tidak berani melihat lebih lama, dan segera pergi.

Bella Cen dalam keadaan setengah sadar, kedua kakinya bergemetaran, dan sudah tidak bisa berdiri dengan kokoh. Pria itu gagah dan tinggi, kedua tangannya merangkul pinggulnya, dan langsung menggendongnya, semudah menggendong anak kecil.

"Aku sangat puas dengan bunga seperti ini, aku bisa mempertimbangkan untuk memberimu diskon 10% malam ini." Pria itu dengan rakus menyesap sudut bibirnya yang lembab, wajah tampannya semakin mempesona setelah direndam oleh cinta.

Bella Cen masih tenggelam dalam ciuman tadi, dia merasa sangat pusing, lalu memegang kemeja pria itu dan berbisik : "......ini ciuman pertamaku."

"Ciuman pertama?" Pria itu tertegun, kemudian menyipitkan matanya, "Suamimu tidak pernah menciummu?"

Bella Cen menggelengkan kepalanya, dia yang telah di cium, menjadi semakin menawan, seperti mawar yang mekar.

Senyum di wajah pria itu semakin dalam, "Kamu.....apakah kamu masih perawan?"

Bella Cen menarik dasinya, "Apakah itu sangat memalukan?"

Nolan Shang menatapnya dengan fokus, "Ya atau tidak?"

Bella Cen mengerutkan bibirnya dan mengangguk dengan jujur.

"Bagus." Pria itu tersenyum lebar.

Bella Cen begitu terpesona oleh senyuman itu, lalu bertanya dengan suara pelan, "Bagus di mananya?"

Pria itu mencondongkan tubuhnya lebih dekat kepadanya, memegang daun telinganya yang putih dan berbisik : "Aku akan memberimu gratis malam ini, apakah itu tidak bagus?"

Bella Cen menggigil sensitif dan menatapnya sambil tersenyum, "Kalau begitu, aku tidak akan sungkan."

Tatapannya begitu fokus, seolah menyembunyikan alkohol yang memabukkan, "Aku sangat menantikan itu."

-----

Landen Yu merasa bahwa malam ini adalah tugas menyetir paling mendebarkan yang pernah ia temui, dua orang di belakang berciuman dengan gila.

Sesampainya di M-Hotel, Landen Yu memarkir mobil dengan mantap dan berkata dengan waspada : "Tuan....kita sudah sampai di hotel."

Nolan Shang membawa Bella Cen keluar dari mobil, karyawan hotel yang melihat adegan ini pun tercengang, sama seperti Landen Yu.

Tuan Shang selalu memiliki citra baik, positif, tenang dan elegan, kenapa hari ini begitu.....OPEN?! Selain itu, bukankah semua di luar mengatakan bahwa Tuan Shang adalah orang yang cuek? Dia yang sekarang sama sekali tidak terlihat seperti yang dikatakan orang luar!

Yang paling menakjubkan adalah kerah terbuka kemejanya ini makin membuat orang terpesona!

Sangat iri pada wanita yang ada di pelukannya!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

285