Bab 15 Furute Party
by Liora
08:25,Aug 02,2021
Aelyn berdiri di sudut ruangan dengan tatapan yang sungguh malas, belum lagi di harus kembali diganggu oleh Ethan yang memaksanya tidak memakai gaun yang mengekspos tubuhnya, baiklah itu masih bisa ditoleransi tapi jika Aelyn terus menuruti perintah tanpa sadar akan sangat menyebalkan jika hidupnya terus berputar tentang Ethan.
Dia menatap jam tangannya, baru pukul 7,30. Seperti Aelyn datang lebih awal, dia sudah menghubungi Revan dan Kiera yang kedua kompak mengatakan sedang dalam perjalanan, padahal Aelyn yang tidak ingin berada disana malah berakhir dengan dirinya yang datang lebih awal.
‘Dimana pria brengsek itu!’ Aelyn menatap ke seluruh ballroom untuk mencari sosok Ethan, sebenarnya Aelyn menanyakan kenapa pria itu memberikan dirinya gaun?
Ya, saat sampai ke apartemennya di depan pintunya sudah ada kontak yang cukup besar dengan pita hitam, tidak ada sepucuk surat siapa pengirimnya tapi setelah Aelyn bertanya pada penjaga disana, mereka mengatakan jika ada seorang pria yang dikatakan telah berteman lama dengan Aelyn.
siapa lagi? Tentu saja Aelyn tahu jika itu Ethan, karena setelah itu Aelyn berusaha untuk menghubungi berulang kali dan pada akhirnya Ethan mengakuinya tapi dia tidak ingin memberitahu alasannya.
Dan kenapa Aelyn tidak ikut berbaur dengan yang lain? Karena dia tidak mengenal siapapun yang sedang berdiri di depan makanan yang sudah tersedia, Aelyn akui jika party kali ini berbeda, apalagi hal baru ini adalah tempatnya yang berbeda, ballroom biasanya digunakan untuk acara tunangan atau pesta pernikahan.
Mungkin saja ini ide Nona Ellena, mengingat dekorasi yang terlihat begitu selaras dengan warna putih, Aelyn seperti memang menghadiri sebuah acara pernikahan buat pesta untuk posisi Ethan.
“Aelyn!” Teriak Revan, pria itu melambaikan tangan saat dia melewati beberapa orang dari pintu masuk, Revan sedikit berbeda malam ini dan terlihat lebih fresh dari biasanya, tampan? Pria itu memang tampan hanya saja dia tidak begitu peduli pada cinta, karena Revan sendiri sudah dijodohkan.
Aelyn beranjak dari kursinya, dia mendekati Revan yang sedang memiliki makanan, Aelyn sangat benci dengan gaun yang begitu panjang seperti dirinya memang pengantin pemilik acara ini.
dia tidak mau mengotori gaun ini, apalagi sudah cukup beberapa orang menatap dengan tatapan aneh, seorang Aelyn yang biasanya lebih nyaman dengan style pria kini dia sedang memakai gaun panjang seperti wanita yang begitu feminim.
Alasan karena Aelyn memilih memakai gaun ini, itu karena warna ungu. Dia sangat suka warna ungu, sederhana Aelyn mungkin harus berterima kasih juga pada Ethan untuk warna gaun ini tapi tidak modelnya!
“Kenapa datang terlambat?” tanya Aelyn, dia mengambil satu minum, dan macaron yang ada di meja.
“Aku harus mengantar Ibuku, ada apa dengan dirimu? Apakah kepalamu terbentur sesuatu? Kau terlihat begitu feminim dengan gaun,” Ucap Revan, dia mencubit Aelyn dengan gemas.
“Van! Jangan seperti itu, tidak lihatlah? Aku tidak suka menjadi pusat perhatian.” Aelyn menatap Revan sebagai peringatan untuknya berhenti menatapnya, cukup kedatangannya menarik perhatian orang lain.
“Aelyn!” Kiera datang dengan teman-temannya, dia menatap Aelyn dari ujung kakinya hingga rambutnya, wajahnya terlihat begitu kagum dan terkejut, “Kamu bisa menjadi wanita juga.”
“Apa yang kau bicarakan! Tentu saja Aelyn yang sangat ini sedang tidak sehat! Lihatlah dia sedang berpura-pura menjadi wanita,” ucap Revan, dia ikut menjadikan Aelyn sebagai candaan untuk digoda, karena Aelyn orang yang tidak mudah meluapkan emosi maka tidak ada salahnya untuk sekali-kali memancing emosinya.
“Seterah kalian mau berkata apa! Hanya membuang waktuku ada disini!” Ucap Aelyn, dia secepat-cepat berharap acara ini selesai sebelum dia semakin kesal.
“Bisakah kalian mengecilkan suara, aku ingin menyampaikan sesuatu sebentar” ucap Ethan, dia mengetuk mic untuk mengalihkan seluruh para karyawan yang datang. Dia itu berdiri di panggung untuk berpidato, dia tampan dengan setelan silver dari merk Gucci dan bunga yang berada di saku jasnya.
“Selamat datang untuk seluruh karyawan naunganku, kehadiran adalah hal yang terbaik dari bagaian pesta ini, terutama pada kalian semua yang menganggap pesta ini tidak begitu penting, aku harap dengan adanya acara kini hubungan kita akan semakin erat dan bahagia, terimakasih dariku Ceo Crop Vic Stevano, bersenanglah untuk malam ini,”
Aelyn tidak tahu atau memang itu perasaan, tapi sangat Ethan mengatakan untuk orang yang menganggap pesta ini tidak begitu penting, tatapan itu benar-benar mengarah ke dirinya, semakin Aelyn menatapnya pikirannya terus memikirkan hal lain.
Kini Aelyn berada di satu meja dengan teman-teman Kiera, karena Revan harus menyampaikan banyak hal pada Ethan dan Aelyn tidak bisa menyeret pria itu untuk tetap berada disampingnya, pilihan terakhirnya hanya bisa bergabung dengan teman Kiera.
“Bagaimana jika kita membuat sebuah permainan?”
“Aku—,” Aelyn menoleh saat Kiera menutup mulutnya, temannya itu seakan tahu apa yang akan dia sampaikan.
“Semua yang ada di meja ini harus mengikuti permainan dan tidak ada alasan untuk menolak!” ucap Kiera, dia tersenyum pada Aelyn yang hanya bisa pasrah.
Ini adalah permainan umum yang sering dilakukan di acara seperti ini, yaitu sebuah botol yang akan diputar di tengah meja dan saat botol berhenti pada salah satu pemain, maka pemain lainnya berhak memberikan sebuah pilihan yaitu memilih untuk melakukan tantang atau sebuah kejujuran yang tidak pernah diketahui siapapun, tapi jika ingin memilih pilihan itu mereka harus melakukan batu kertas dan yang menang akan menemukan pilihan itu.
“Baiklah, semua sudah mengerti peraturannya, jadi langsung kita mulai permainannya.”
Kiera ambil alih untuk lebih dahulu memutar botolnya, semua tanpa takut saat botolnya berputar tapi juga penasaran kenapa botol itu akan berhenti, hanya Aelyn yang terlihat biasa saja tapi hatinya juga tegang dan berharap jika dia tidak mendapatkan hal aneh-aneh.
Dan botol berhenti mengarah pada Aelyn, semua terlihat lebih semangat, terutama Kiera seperti akan menjadi sebuah tantangan untuknya.
“Aku—,” Kiera menahan tangan Aelyn yang seperti akan meninggalkan meja, dia menggeleng dengan ringan dan memerintahkan Aelyn kembali duduk.
Aelyn menghela nafas, dia berpikir keras apa yang akan nanti dia keluarkan saat suit dengan Kiera.
“1—2—3!”
“Yes!” Kiera tanpa bahagia saat tahu jika dia memenangkan suit itu, Aelyn tanpa menghela nafas, kenapa dalam permainan ini dia bisa kalah, padahal dia sering melakukan itu dengan Revan.
“Aku akan memberikan tantangan untuk temanku, Aelyn.” ucap Kiera dengan senyum bangganya, kapan lagi dia bisa melihat Aelyn tersiksa tanpa melakukan protes, kini saatnya dia bertingkat seperti Aelyn yang suka meninggalkan dirinya.
“Kiera, kitakan teman. Aku yakin kau tidak akan membebani temanmu ini.” Aelyn berusaha untuk mendamaikan pikiran Kiera yang pasti sudah menyiapkan berbagai cara untuk membuatnya melakukan tantangan aneh.
“tentu saja, aku orangnya sangat baik, Aelyn.”
Aelyn tersenyum terpaksa, dia harap ucapan itu benar.
“Karena pesta ini ada acara dansa, aku ingin kamu mengikutinya dan ketika musik berakhir aku ingin kamu mencium pria yang berdansa bersamamu.” ucap Kiera, tantangan yang sungguh ingin dia lihat secara langsung.
“Aku tidak mau melakukannya!” Aelyn langsung menentang dengan kerasnya, ciuman? Berdansa? Apakah ini negeri dongeng?
“Kamu harus mau? Kita juga akan melakukan tantangannya yang sudah kami dapatkan!”
“Baik, tapi tidak ada ciuman!” ucap Aelyn, dia mencoba menawar tantangan itu.
“Aelyn itu tidak sulit bukan? Hanya berdansa dan sebuah ciuman ringan.” ucap salah satu teman Kiera.
Aelyn membuang wajah dengan kasar, dia melihat seluruh karyawan mulai berkumpul untuk menunggu musik dan acara dansa akan segera dimulai.
Kiera berdiri disamping Aelyn yang sepertinya sedang menentukan siapa pria yang akan diajak berdansa.
“aku tidak kenal siapapun Kiera” ucap Aelyn dengan suara yang merengek pasrah.
“kau bisa mengajak Tuan Stevano atau sahabatmu Revan.”
Ucapan itu berhasil membuat Aelyn terdiam, kedua pria itu sedang berbicara di balkon, wow siapa yang akan dia pilih? Sungguh ini pilihan berat karena jika Aelyn salah memilih masalah akan semakin rumit.
Dia menatap jam tangannya, baru pukul 7,30. Seperti Aelyn datang lebih awal, dia sudah menghubungi Revan dan Kiera yang kedua kompak mengatakan sedang dalam perjalanan, padahal Aelyn yang tidak ingin berada disana malah berakhir dengan dirinya yang datang lebih awal.
‘Dimana pria brengsek itu!’ Aelyn menatap ke seluruh ballroom untuk mencari sosok Ethan, sebenarnya Aelyn menanyakan kenapa pria itu memberikan dirinya gaun?
Ya, saat sampai ke apartemennya di depan pintunya sudah ada kontak yang cukup besar dengan pita hitam, tidak ada sepucuk surat siapa pengirimnya tapi setelah Aelyn bertanya pada penjaga disana, mereka mengatakan jika ada seorang pria yang dikatakan telah berteman lama dengan Aelyn.
siapa lagi? Tentu saja Aelyn tahu jika itu Ethan, karena setelah itu Aelyn berusaha untuk menghubungi berulang kali dan pada akhirnya Ethan mengakuinya tapi dia tidak ingin memberitahu alasannya.
Dan kenapa Aelyn tidak ikut berbaur dengan yang lain? Karena dia tidak mengenal siapapun yang sedang berdiri di depan makanan yang sudah tersedia, Aelyn akui jika party kali ini berbeda, apalagi hal baru ini adalah tempatnya yang berbeda, ballroom biasanya digunakan untuk acara tunangan atau pesta pernikahan.
Mungkin saja ini ide Nona Ellena, mengingat dekorasi yang terlihat begitu selaras dengan warna putih, Aelyn seperti memang menghadiri sebuah acara pernikahan buat pesta untuk posisi Ethan.
“Aelyn!” Teriak Revan, pria itu melambaikan tangan saat dia melewati beberapa orang dari pintu masuk, Revan sedikit berbeda malam ini dan terlihat lebih fresh dari biasanya, tampan? Pria itu memang tampan hanya saja dia tidak begitu peduli pada cinta, karena Revan sendiri sudah dijodohkan.
Aelyn beranjak dari kursinya, dia mendekati Revan yang sedang memiliki makanan, Aelyn sangat benci dengan gaun yang begitu panjang seperti dirinya memang pengantin pemilik acara ini.
dia tidak mau mengotori gaun ini, apalagi sudah cukup beberapa orang menatap dengan tatapan aneh, seorang Aelyn yang biasanya lebih nyaman dengan style pria kini dia sedang memakai gaun panjang seperti wanita yang begitu feminim.
Alasan karena Aelyn memilih memakai gaun ini, itu karena warna ungu. Dia sangat suka warna ungu, sederhana Aelyn mungkin harus berterima kasih juga pada Ethan untuk warna gaun ini tapi tidak modelnya!
“Kenapa datang terlambat?” tanya Aelyn, dia mengambil satu minum, dan macaron yang ada di meja.
“Aku harus mengantar Ibuku, ada apa dengan dirimu? Apakah kepalamu terbentur sesuatu? Kau terlihat begitu feminim dengan gaun,” Ucap Revan, dia mencubit Aelyn dengan gemas.
“Van! Jangan seperti itu, tidak lihatlah? Aku tidak suka menjadi pusat perhatian.” Aelyn menatap Revan sebagai peringatan untuknya berhenti menatapnya, cukup kedatangannya menarik perhatian orang lain.
“Aelyn!” Kiera datang dengan teman-temannya, dia menatap Aelyn dari ujung kakinya hingga rambutnya, wajahnya terlihat begitu kagum dan terkejut, “Kamu bisa menjadi wanita juga.”
“Apa yang kau bicarakan! Tentu saja Aelyn yang sangat ini sedang tidak sehat! Lihatlah dia sedang berpura-pura menjadi wanita,” ucap Revan, dia ikut menjadikan Aelyn sebagai candaan untuk digoda, karena Aelyn orang yang tidak mudah meluapkan emosi maka tidak ada salahnya untuk sekali-kali memancing emosinya.
“Seterah kalian mau berkata apa! Hanya membuang waktuku ada disini!” Ucap Aelyn, dia secepat-cepat berharap acara ini selesai sebelum dia semakin kesal.
“Bisakah kalian mengecilkan suara, aku ingin menyampaikan sesuatu sebentar” ucap Ethan, dia mengetuk mic untuk mengalihkan seluruh para karyawan yang datang. Dia itu berdiri di panggung untuk berpidato, dia tampan dengan setelan silver dari merk Gucci dan bunga yang berada di saku jasnya.
“Selamat datang untuk seluruh karyawan naunganku, kehadiran adalah hal yang terbaik dari bagaian pesta ini, terutama pada kalian semua yang menganggap pesta ini tidak begitu penting, aku harap dengan adanya acara kini hubungan kita akan semakin erat dan bahagia, terimakasih dariku Ceo Crop Vic Stevano, bersenanglah untuk malam ini,”
Aelyn tidak tahu atau memang itu perasaan, tapi sangat Ethan mengatakan untuk orang yang menganggap pesta ini tidak begitu penting, tatapan itu benar-benar mengarah ke dirinya, semakin Aelyn menatapnya pikirannya terus memikirkan hal lain.
Kini Aelyn berada di satu meja dengan teman-teman Kiera, karena Revan harus menyampaikan banyak hal pada Ethan dan Aelyn tidak bisa menyeret pria itu untuk tetap berada disampingnya, pilihan terakhirnya hanya bisa bergabung dengan teman Kiera.
“Bagaimana jika kita membuat sebuah permainan?”
“Aku—,” Aelyn menoleh saat Kiera menutup mulutnya, temannya itu seakan tahu apa yang akan dia sampaikan.
“Semua yang ada di meja ini harus mengikuti permainan dan tidak ada alasan untuk menolak!” ucap Kiera, dia tersenyum pada Aelyn yang hanya bisa pasrah.
Ini adalah permainan umum yang sering dilakukan di acara seperti ini, yaitu sebuah botol yang akan diputar di tengah meja dan saat botol berhenti pada salah satu pemain, maka pemain lainnya berhak memberikan sebuah pilihan yaitu memilih untuk melakukan tantang atau sebuah kejujuran yang tidak pernah diketahui siapapun, tapi jika ingin memilih pilihan itu mereka harus melakukan batu kertas dan yang menang akan menemukan pilihan itu.
“Baiklah, semua sudah mengerti peraturannya, jadi langsung kita mulai permainannya.”
Kiera ambil alih untuk lebih dahulu memutar botolnya, semua tanpa takut saat botolnya berputar tapi juga penasaran kenapa botol itu akan berhenti, hanya Aelyn yang terlihat biasa saja tapi hatinya juga tegang dan berharap jika dia tidak mendapatkan hal aneh-aneh.
Dan botol berhenti mengarah pada Aelyn, semua terlihat lebih semangat, terutama Kiera seperti akan menjadi sebuah tantangan untuknya.
“Aku—,” Kiera menahan tangan Aelyn yang seperti akan meninggalkan meja, dia menggeleng dengan ringan dan memerintahkan Aelyn kembali duduk.
Aelyn menghela nafas, dia berpikir keras apa yang akan nanti dia keluarkan saat suit dengan Kiera.
“1—2—3!”
“Yes!” Kiera tanpa bahagia saat tahu jika dia memenangkan suit itu, Aelyn tanpa menghela nafas, kenapa dalam permainan ini dia bisa kalah, padahal dia sering melakukan itu dengan Revan.
“Aku akan memberikan tantangan untuk temanku, Aelyn.” ucap Kiera dengan senyum bangganya, kapan lagi dia bisa melihat Aelyn tersiksa tanpa melakukan protes, kini saatnya dia bertingkat seperti Aelyn yang suka meninggalkan dirinya.
“Kiera, kitakan teman. Aku yakin kau tidak akan membebani temanmu ini.” Aelyn berusaha untuk mendamaikan pikiran Kiera yang pasti sudah menyiapkan berbagai cara untuk membuatnya melakukan tantangan aneh.
“tentu saja, aku orangnya sangat baik, Aelyn.”
Aelyn tersenyum terpaksa, dia harap ucapan itu benar.
“Karena pesta ini ada acara dansa, aku ingin kamu mengikutinya dan ketika musik berakhir aku ingin kamu mencium pria yang berdansa bersamamu.” ucap Kiera, tantangan yang sungguh ingin dia lihat secara langsung.
“Aku tidak mau melakukannya!” Aelyn langsung menentang dengan kerasnya, ciuman? Berdansa? Apakah ini negeri dongeng?
“Kamu harus mau? Kita juga akan melakukan tantangannya yang sudah kami dapatkan!”
“Baik, tapi tidak ada ciuman!” ucap Aelyn, dia mencoba menawar tantangan itu.
“Aelyn itu tidak sulit bukan? Hanya berdansa dan sebuah ciuman ringan.” ucap salah satu teman Kiera.
Aelyn membuang wajah dengan kasar, dia melihat seluruh karyawan mulai berkumpul untuk menunggu musik dan acara dansa akan segera dimulai.
Kiera berdiri disamping Aelyn yang sepertinya sedang menentukan siapa pria yang akan diajak berdansa.
“aku tidak kenal siapapun Kiera” ucap Aelyn dengan suara yang merengek pasrah.
“kau bisa mengajak Tuan Stevano atau sahabatmu Revan.”
Ucapan itu berhasil membuat Aelyn terdiam, kedua pria itu sedang berbicara di balkon, wow siapa yang akan dia pilih? Sungguh ini pilihan berat karena jika Aelyn salah memilih masalah akan semakin rumit.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved