Bab 13 Curious You.

by Liora 08:24,Aug 02,2021
Rasanya Aelyn kembali ingin mandi, membenamkan tubuhnya dalam bathup dengan air hangat, sayang sekali hal itu tidak bisa dilakukan sekarang, untuk sementara bathroom adalah tempat yang tidak boleh didatangi, kakinya adalah masalah utama dan Aelyn harus mengikuti ucapan sang dokter, jika tidak Aelyn bisa pastikan Revan akan memaksa untuk merawatnya.

Saat Aelyn akan masuk ke ruang tamunya, matanya langsung bertemu dengan seorang pria yang sedang duduk disana dengan segelas wine di tangannya, dia begitu tenang disana.

“Apa yang kau lakukan di rumahku?” ucap Aelyn, dia tidak mengerti apa yang Ethan pikirkan, tidak bisakah satu hari dia bernafas dengan baik.

“Aku tidak punya tujuan lain, dan kebetulan aku mengingat password apartemenmu,” ucap Ethan, dia meneguk habis Wine di gelas dan meletakkannya di meja, dia tidak tahu jika gadis itu menyimpan minuman yang tidak bisa dia tolak.

“Kau gila? Ayolah Ethan, kau tahu? Kau pria brengsek! Tidak punya rasa bersalah dan bahkan bertindak sesuka hatimu!” Aelyn terdiam di sana, dia hampir akan memaksakan dirinya untuk berdiri.

“Daripada aku harus berpura-pura baik, lebih baik kamu mengenal diriku seperti ini,” ucapnya, Ethan melangkah mendekati Aelyn yang masih betah di kursi rodanya, luka seperti itu saja harus diberi alat dan duduk di sana, bukankah terlalu lelah?

“Ha? Aku bahkan tidak pernah ingin mengenal siapa dirimu!”

Ethan berjongkok di hadapan gadis itu, menahan kursi rodanya agar berhenti bergerak, dia memperhatikan kaki Aelyn dan menghendak menyentuhnya.

“Jangan menyentuhnya! Jika tidak bertemu denganmu! Aku tidak akan mendapatkan semua ini!” Tolak Aelyn, dia bahkan menepis tangan pria itu dengan cepat.

“Itulah alasan aku datang,”

“Ethan! Hentikan tingkah menyebalkan-mu!”

Aelyn memukul-mukul punggung pria itu yang mengangkat tubuhnya seperti sekarung beras, Aelyn tidak suka sikap kasarnya apalagi tidaknya yang begitu sembarang dan suka kehendaknya.

“Diam!”

Aelyn terdiam, tubuh Ethan menutupi dirinya dengan posisi yang berada diatasnya, kedua tangannya dicekal oleh pria itu, posisi yang lebih intern dari sebelumnya dan mengundang gemetaran takut dimata Aelyn.

Ethan turun dari sofa dimana Aelyn berbaring, dia melepaskan alat yang terpasang di kaki Aelyn, melihat luka lebam yang sudah membiru, dengan gerakan cepat pria itu menggerakkan kaki Aelyn sampai menimbulkan jeritan keras dari Aelyn.

“Akhh—sakit!” Aelyn sampai meneteskan air matanya, rasanya seperti tulang bagian kakinya dipatahkan.

“Kau sudah bisa berjalan besok,” ucap Ethan, dia memilih untuk disofa lain, mengabaikan gadis itu seperti wanita yang telah memuaskan dirinya, padahal Ethan hanya melakukan hal yang seharusnya jika kaki terkilir, dia sudah sangat mengerti tentang hal itu.

Aelyn membuang nafas, rasa sakitnya memang hanya terasa sekali, setelah itu dia bisa menggerakkan kakinya sedikit, ini aneh bahkan Aelyn tidak butuh 3 hari untuk berdiam dirinya, dia mencoba untuk melangkah dan kakinya bisa digerakkan, dia tersenyum dan menatap ke arah Ethan.

“Kenapa tidak melakukannya sejak kau menolongku!” ucap Aelyn, dia pikir akan tersiksa di kursi itu dan tidak bisa melakukan apapun, mungkin kali ini Aelyn akan memaafkan sikap lancangnya tadi.

“Aku baru ingin melakukannya, tapi kau sudah begitu takut seakan aku akan memakanmu!” jawab Ethan dengan ketus-nya, merasa sedikit bangga dengan keahliannya.

“Itu karena kau selalu menciumku! Kau sudah tiga kali melakukan hal itu! Kau merenggut ciuman pertamaku!” ucap Aelyn, entah kenapa dirinya menjadi terbuka tentang hal yang bahkan tidak pernah diceritakan pada Revan.

“Jangan katakan jika kau belum pernah tidur dengan seorang pria?” tanya Ethan, dia terkejut karena hal yang sangat jarang ditemui dari wanita abad 21 ini.

“Apakah itu penting? Terserah padaku, mau aku tidur atau tidak, itu bukan hal yang begitu penting untuk diketahui!” Aelyn tidak pergi jika pada akhirnya Ethan tahu jika dirinya tidak pernah melakukan apapun, bukan tidak mau tapi Aelyn butuh keyakinan kuat untuk bisa melakukan ‘making love’.

“Berarti kau orang yang bodoh dalam berkencan!”

Aelyn hanya mengabaikan ucapan Ethan, dia meninggalkan ruang tamu untuk mengambil makanan, rasa lapar menghantuinya sejak berdebat dengan Revan di rumah sakit, kulkasnya terisi penuh dengan makanan? Tunggu! Aelyn bahkan belum melangkah ke supermarket hari ini.
Aelyn memutuskan mengambil sandwich instan dan sekotak susu untuk temannya, dia kembali mendekati ruang tamu.

“Kau yang mengisi kulkasku?” tanya Aelyn, tangannya mulai membuka bungkusannya dan menggigit sedikit demi sedikit sandwich instan itu.

“Karena kamu tidak mau menerima uang, aku putuskan untuk mengisi benda itu dan beberapa persediaan lainnya.” ucap Ethan, tatapannya hanya tertuju pada televisi yang menanyakan sebuah film, sudah lama dia tidak menikmati indahnya duduk di sofa dan nonton film, biasanya dia hanya menunggu perintah dan melakukan tugas dengan baik.

Diperalat seperti boneka, padahal Ethan juga butuh istirahat.

Aelyn menatap ke arah Ethan, sikap dingin, arogan, menyebalkan dan banyak lainnya, tapi dia masih memiliki sisi hangat dan perduli walau itu terkubur di sana, Ethan pria yang sampai saat ini membuat Aelyn bingung, terkadang dia begitu tertantang untuk mengenalnya tapi juga gugup saat ada dihadapannya.

Hatinya selalu dibuat naik roller coaster, tidak menentu dan membingungkan, kedepannya mungkin dirinya akan mudah terpengaruh dan tersakiti.

“Kau sering tidur dengan wanita lain?” tanya Aelyn, pertanyaan yang begitu jauh dari topik, apa yang ingin diketahui, padahal sudah jelas jika pria itu pasti sering melakukannya, bahkan tanpa pergi memanggil wanita akan datang kepadanya, membuka lebar kakinya.

“Tidak sering, hanya ketika ingin. Aku juga harus menjaga kesehatanku, tidak sebrang aku melakukannya.” ucap Ethan, sejak kapan dia begitu memperdulikan pertanyaan orang lain, bahkan menjawabnya dengan jujur.

“Kenapa? Kau ingin one stand night with me?” tanya Ethan, dia menatap ke arah Aelyn dimana gadis itu terlihat terkejut, sangat lucu ekspresi terkejutnya.

“No! Dan tidak akan pernah terjadi!” Aelyn mengalihkan perhatiannya, Ethan menawarkan seakan memang Aelyn yang begitu menginginkannya, padahal hanya ingin tahu. Bukan berarti dia akan mencobanya, mungkin tapi tidak sekarang dan bukan berarti dengan pria itu juga.

“Kau belum merasakannya saja, tapi jangan pernah mencobanya jika tidak ada gairah, kau akan merasa seperti dilecehkan.” ucap Ethan, dia mengambil jas-nya yang tergantung di tepi sofa, dia harus pergi suatu tempat dan belum lagi senin dia harus menjadi seorang Ceo.

pekerjaan yang begitu menyusahkan, dia juga harus menghadapi godaan dari para wanita di kantor itu.

“Tidurlah, kamu butuh istirahat.” ucap Ethan lagi. Pria banyak bicara hari ini dan bahkan bertingkah seakan dia sudah lama mengenal Aelyn, mungkin.

“Kau mau kemana?”

“Kamu ingin aku tinggal? Aku bukan pria baik dan tidak bisa menjamin apapun.”

Aelyn menunduk, dia suka saat Ethan berbicara seperti itu, walau memang itulah ciri khasnya tapi Aelyn merasa aman bersamanya, padahal tidak ada ancaman apapun di sekitarnya.

“Pergilah! Aku juga tidak ingin kamu tidur di apartemenku!”
Ethan meringai, dia kembali melangkah dengan jas yang sudah dikenakan, dia sudah menyelesaikan perintahnya dan kini waktunya untuk istirahat. “Jaga dirimu, Aelyn.”

Aelyn tertegun dengan ucapan terakhir Ethan, pria itu bisa berkata manis juga?

“Siapa sebenarnya dirimu Ethan Stevano.” ucap Aelyn, suara begitu kecil dan menghilang begitu pintu tertutup saat Ethan pergi, Aelyn memutuskan untuk melihat film apa yang sedang Ethan tonton.

“Dasar pria mesum!” Aelyn mengambil remote-nya dan langsung mematikan televisi, dia menarik kembali ucapannya, bagaimana dia bisa menonton film 21+ itu tanpa menunjukkan reaksi apapun, oh seperti Aelyn harus menjauh pria itu sebelumnya otaknya dikotori dengannya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

93