Bab 1 Wanita Cantik Terbaik
by Glen Valora
17:05,May 18,2021
Namaku Gaga Puguh, dan aku adalah seorang tukang pijat, aku bekerja di sebuah klub yang agak besar, aku bisa membuat orang merasakan seperti langsung naik ke atas awan dengan pijatan, yaitu semacam teknik pijatan lemas, tetapi pijatan aku tidak hanya sesederhana itu.....
Aku telah bekerja di Orbit Club selama lebih dari sepuluh hari, tetapi selama lebih dari sepuluh hari ini aku tidak mempunyai pelanggan wanita seorang pun, ini bukan karena keterampilan aku yang buruk, tetapi karena kesehatan dan kemampuan fisik aku yang baik, dan bukan pijatan oleh orang buta.
Tetapi menurut aku ini semua hanyalah faktor psikologis saja, jika seorang tukang pijat yang buta benar-benar menyentuh mengenai bagian tubuh yang sensitif tubuh juga pasti akan merespon, satu-satunya perbedaannya hanyalah tukang pijat yang buta tidak bisa melihat cantik atau jeleknya orang tersebut, tapi bisa mengetahui keindahan dan keburukan tubuh orang dengan sentuhan tangan.
Karena aku baru bergabung dalam Orbit Club, oleh karena ini untuk bulan pertamanya aku dibimbing oleh seorang pemijat ahli tua, namanya Manshur, dan teknik pemijatannya benar-benar unik maka itu orang yang datang mencarinya untuk pijat sangat banyak, ini membuat aku sangat iri.
"Gaga, aku masih ada pelanggan, Dhini aku serahkan kepadamu, kamu harus melayaninya dengan baik, jangan melakukan hal yang di luar batas, ini adalah pelanggan VIP. "
Melihat wajah serius Guru Manshur, aku tidak berani untuk ceroboh, karakternya agak labil, biasanya selain belajar aku tidak berani untuk banyak berbicara dengannya, aku tentu saja menganggukkan kepala dengan sangat serius, menunjukkan rasa mengerti.
Dhini adalah pelanggan setia di sini, aku hanya mengetahui bahwa dia adalah seorang wanita yang sangat berbakat, setiap hari datang pijat kemari mengendarai Rolls Royce, aku sering berjumpa dengannya, tapi sebaliknya tidak pernah berbicara.
Hari ini dia mengenakan pakaian kerja wanita kantor, kaki putih mulus rampingnya mengenakan stoking berwarna daging dan sepatu hak tinggi bermerek, kedua mata besar di wajah ovalnya sexy menggoda.
"Kak Dhini, silakan ikut aku, aku jamin tidak akan membuat kamu kecewa. "
Selesai mengatakan lalu aku menunggu respon Kak Dhini dengan tenang, karena aku tahu pelanggan tetap yang datang kemari biasanya tidak akan menggunakan tukang pijat yang muda, karena pengontrolan kekuatan semacam itu membutuhkan pijatan bertahun-tahun dan baru akan terbiasa.
"Ng, Guru Manshur ada bilang kepadaku tentang kamu. "
Dia tidak banyak berbicara, setelah masuk ke ruang privat, aku berinisiatif sendiri membantu Kak Dhini menyimpan tasnya, lalu menyalakan speaker di ruangan dan memainkan musik yang menenangkan, pada saat yang sama aku menyalakan AC dan mengatur suhu, lalu menunggu Kak Dhini selesai mengganti pakaiannya.
Aku tidak akan membantu pelanggan untuk mengganti pakaiannya selain pelanggan itu sendiri yang meminta aku untuk membantu, karena takut mendapat masalah.
"Kak Dhini hari ini ingin melakukan perawatan atau pijat khusus?"
Aku sengaja menekankan kata-kata pijat khusus, meskipun aku tidak tahu banyak tentang Kak Dhini, tapi aku pernah mendengar dari Guru Manshur, bahwa Kak Dhini sudah berumur tiga puluhan tahun namun masih terus belum mempunyai anak, dan karena masalah ini dia sering bertengkar dengan suaminya.
Tapi akut tahu ada teori mengatakan 'usia tiga hingga empat puluh tahun merupakan masa tertinggi kedewasaan wanita, mereka bisa melakukan semuanya dengan sendiri', selain itu, ini adalah pelanggan wanita pertamaku sejak bergabung dalam klub, aku memutuskan untuk mencobanya.
"Hehe..... kenapa? Kamu juga punya pijatan khusus?"
Melihat Kak Dhini berjalan keluar dari ruang ganti dengan tubuh terbungkus handuk mandi, aku bisa-bisanya malah tiba-tiba sedikit bereaksi pada saat ini.
Tubuh Kak Dhini benar-benar sangat sempurna, aku hampir tidak percaya bahwa seorang wanita berusia tiga puluhan benar-benar dapat merawatnya tubuhnya bagaikan seperti seorang gadis berusia tujuh belas atau delapan belas tahun, meskipun belum mulai pijat, tapi aku dapat melihat kulit yang halus dan lembutnya itu dari pencahayaan ruangan.
Terutama bawaan dewasa seorang wanita yang terpancar dari Kak Dhini, ditambah tubuh muda dan energiknya, cukup membuat jantung pria manapun berdebar.
"Lihat apa? Cepat coba pijatkan pijat khusus yang kamu katakan. "
Kak Dhini berbaring di atas ranjang pijat dengan sangat nyaman, sebaliknya aku seketika tidak tahu harus berbuat apa, aku ingat pesan dari Guru Manshur bahwa tidak boleh ada pijatan berlebihan, dan semua teknik pijat aku adalah pijatannya sedikit berlebihan.
"Kak Dhini jika tidak kita pijat seperti rutinitas saja."
"Ng? Mengapa tiba-tiba tidak jadi? Apakah kamu takut aku tidak bayar atau kamu ada ide?"
Suara Kak Dhini tiba-tiba menjadi sedikit lebih dingin, orang berkata 'bersama orang besar maka seperti dekat dengan harimau', sebenarnya seorang wanita tidak jauh lebih baik dari harimau, yang setiap saat akan tiba-tiba marah.
Melihat sikap Kak Dhini menjadi dingin, aku segera menjelaskan : "Kak Dhini, teknik pijatan aku tekniknya sedikit lebih privasi, selain itu juga sangat mungkin menyinggung perasaan kamu, tetapi aku sama sekali tidak memiliki pemikiran buruk lainnya. "
Setelah mengatakan ini, keringat dingin aku mulai mengalir turun, aku sangat tahu jelas kemampuan Kak Dhini, dengan satu kalimat dari dia saja sudah bisa membuat aku kehilangan pekerjaan.
"Oh? Teknik privasi bagaimana? Perkataan kamu membuat aku ingin mencobanya. "
"Yakni membuat kamu merasa seperti berada di puncak awan. "
Begitu selesai mengatakan ini aku lalu menundukkan kepala, tidak berani melihat Kak Dhini, khawatir akan membuatnya marah.
"Hehehe..... perkataan kamu semakin membuat aku menantikannya, aku ingin coba, jika kamu tidak bisa membuat aku mencapai tingkat seperti yang kamu katakan, kalau begitu kamu jangan harap bisa melewati hari dengan tenang. "
Karena ancaman Kak Dhini, aku hanya bisa mencoba yang terbaik, bagaimanapun aku yang menginginkan situasi seperti ini, selama bisa membuat Kak Dhini nyaman, aku percaya dengan kemampuan dia, kedepannya aku pasti akan kedatangan banyak pelanggan.
"Kak Dhini, dalam proses akan sedikit membuat kamu tersinggung, mohon kamu mentoleransinya. "
Melihat Kak Dhini memejamkan mata berbaring disana dan mengangguk, aku lalu memulai bekerja.
Menggosok kedua tangan aku agar memanas, lalu mulai pijat dari bagian leher Kak Dhini.
Saat telapak tangan aku baru saja menyentuh leher Kak Dhini, aku merasakan tubuh Kak Dhini sedikit gemetar, disaat bersamaan merasakan perasaan halus dan lembut di telapak tanganku, benar seperti perkiraan aku, kulitnya benar-benar tidak kalah dengan gadis berumur tujuh belas atau delapan belas tahun.
Kedua tangan aku perlahan-lahan mengarah ke bawah, menurut aturan Kak Dhini perlu melepaskan handuknya, tetapi aku sebaliknya tidak berani membuat permintaan seperti itu, hanya bisa memijat dengan dihalangi oleh handuk mandi, dimulai dari titik tengkuk terlebih dulu lalu ke bawah, saat aku memijat hingga ke titik pinggul bagian pinggang, Kak Dhini sedikit bergumam pelan.
Sangat terlihat jelas, Kak Dhini sangat puas terhadap teknik pijatan aku.
Ini sudah merupakan titik akupunktur ketiga yang aku pijatkan di atas tubuh Kak Dhini yang membuatnya bersemangat, aku mulai meningkatkan kekuatan, dari mulai menggosok dengan perlahan hingga berubah menjadi menekan, dan setiap kali menekannya aku bisa merasakan tubuh Kak Dhini menegang.
Seiring suara Kak Dhini yang semakin keras, aku mulai memijat ke bagian dalam paha Kak Dhini.
Aku tahu bahwa Kak Dhini telah sukses dibuat puas oleh pijatan aku, hanya saja dia terus menahan diri, tapi bagaimana aku bisa melewatkan kesempatan seperti ini.
"Kak Dhini, bisakah kamu lepaskan handuk mandi? Aku bersiap menggunakan teknik minyak pijat untuk kamu. "
Pipi Kak Dhini merah seperti orang mabuk, membuka satu mata dan dengan mata kaburnya melihat ke arah bagian bawah aku, lalu berkata : "Apakah kamu telah menyimpan niat dengan penuh nafsu, sungguh berani kamu, bahkan sudah bereaksi. "
Aku telah bekerja di Orbit Club selama lebih dari sepuluh hari, tetapi selama lebih dari sepuluh hari ini aku tidak mempunyai pelanggan wanita seorang pun, ini bukan karena keterampilan aku yang buruk, tetapi karena kesehatan dan kemampuan fisik aku yang baik, dan bukan pijatan oleh orang buta.
Tetapi menurut aku ini semua hanyalah faktor psikologis saja, jika seorang tukang pijat yang buta benar-benar menyentuh mengenai bagian tubuh yang sensitif tubuh juga pasti akan merespon, satu-satunya perbedaannya hanyalah tukang pijat yang buta tidak bisa melihat cantik atau jeleknya orang tersebut, tapi bisa mengetahui keindahan dan keburukan tubuh orang dengan sentuhan tangan.
Karena aku baru bergabung dalam Orbit Club, oleh karena ini untuk bulan pertamanya aku dibimbing oleh seorang pemijat ahli tua, namanya Manshur, dan teknik pemijatannya benar-benar unik maka itu orang yang datang mencarinya untuk pijat sangat banyak, ini membuat aku sangat iri.
"Gaga, aku masih ada pelanggan, Dhini aku serahkan kepadamu, kamu harus melayaninya dengan baik, jangan melakukan hal yang di luar batas, ini adalah pelanggan VIP. "
Melihat wajah serius Guru Manshur, aku tidak berani untuk ceroboh, karakternya agak labil, biasanya selain belajar aku tidak berani untuk banyak berbicara dengannya, aku tentu saja menganggukkan kepala dengan sangat serius, menunjukkan rasa mengerti.
Dhini adalah pelanggan setia di sini, aku hanya mengetahui bahwa dia adalah seorang wanita yang sangat berbakat, setiap hari datang pijat kemari mengendarai Rolls Royce, aku sering berjumpa dengannya, tapi sebaliknya tidak pernah berbicara.
Hari ini dia mengenakan pakaian kerja wanita kantor, kaki putih mulus rampingnya mengenakan stoking berwarna daging dan sepatu hak tinggi bermerek, kedua mata besar di wajah ovalnya sexy menggoda.
"Kak Dhini, silakan ikut aku, aku jamin tidak akan membuat kamu kecewa. "
Selesai mengatakan lalu aku menunggu respon Kak Dhini dengan tenang, karena aku tahu pelanggan tetap yang datang kemari biasanya tidak akan menggunakan tukang pijat yang muda, karena pengontrolan kekuatan semacam itu membutuhkan pijatan bertahun-tahun dan baru akan terbiasa.
"Ng, Guru Manshur ada bilang kepadaku tentang kamu. "
Dia tidak banyak berbicara, setelah masuk ke ruang privat, aku berinisiatif sendiri membantu Kak Dhini menyimpan tasnya, lalu menyalakan speaker di ruangan dan memainkan musik yang menenangkan, pada saat yang sama aku menyalakan AC dan mengatur suhu, lalu menunggu Kak Dhini selesai mengganti pakaiannya.
Aku tidak akan membantu pelanggan untuk mengganti pakaiannya selain pelanggan itu sendiri yang meminta aku untuk membantu, karena takut mendapat masalah.
"Kak Dhini hari ini ingin melakukan perawatan atau pijat khusus?"
Aku sengaja menekankan kata-kata pijat khusus, meskipun aku tidak tahu banyak tentang Kak Dhini, tapi aku pernah mendengar dari Guru Manshur, bahwa Kak Dhini sudah berumur tiga puluhan tahun namun masih terus belum mempunyai anak, dan karena masalah ini dia sering bertengkar dengan suaminya.
Tapi akut tahu ada teori mengatakan 'usia tiga hingga empat puluh tahun merupakan masa tertinggi kedewasaan wanita, mereka bisa melakukan semuanya dengan sendiri', selain itu, ini adalah pelanggan wanita pertamaku sejak bergabung dalam klub, aku memutuskan untuk mencobanya.
"Hehe..... kenapa? Kamu juga punya pijatan khusus?"
Melihat Kak Dhini berjalan keluar dari ruang ganti dengan tubuh terbungkus handuk mandi, aku bisa-bisanya malah tiba-tiba sedikit bereaksi pada saat ini.
Tubuh Kak Dhini benar-benar sangat sempurna, aku hampir tidak percaya bahwa seorang wanita berusia tiga puluhan benar-benar dapat merawatnya tubuhnya bagaikan seperti seorang gadis berusia tujuh belas atau delapan belas tahun, meskipun belum mulai pijat, tapi aku dapat melihat kulit yang halus dan lembutnya itu dari pencahayaan ruangan.
Terutama bawaan dewasa seorang wanita yang terpancar dari Kak Dhini, ditambah tubuh muda dan energiknya, cukup membuat jantung pria manapun berdebar.
"Lihat apa? Cepat coba pijatkan pijat khusus yang kamu katakan. "
Kak Dhini berbaring di atas ranjang pijat dengan sangat nyaman, sebaliknya aku seketika tidak tahu harus berbuat apa, aku ingat pesan dari Guru Manshur bahwa tidak boleh ada pijatan berlebihan, dan semua teknik pijat aku adalah pijatannya sedikit berlebihan.
"Kak Dhini jika tidak kita pijat seperti rutinitas saja."
"Ng? Mengapa tiba-tiba tidak jadi? Apakah kamu takut aku tidak bayar atau kamu ada ide?"
Suara Kak Dhini tiba-tiba menjadi sedikit lebih dingin, orang berkata 'bersama orang besar maka seperti dekat dengan harimau', sebenarnya seorang wanita tidak jauh lebih baik dari harimau, yang setiap saat akan tiba-tiba marah.
Melihat sikap Kak Dhini menjadi dingin, aku segera menjelaskan : "Kak Dhini, teknik pijatan aku tekniknya sedikit lebih privasi, selain itu juga sangat mungkin menyinggung perasaan kamu, tetapi aku sama sekali tidak memiliki pemikiran buruk lainnya. "
Setelah mengatakan ini, keringat dingin aku mulai mengalir turun, aku sangat tahu jelas kemampuan Kak Dhini, dengan satu kalimat dari dia saja sudah bisa membuat aku kehilangan pekerjaan.
"Oh? Teknik privasi bagaimana? Perkataan kamu membuat aku ingin mencobanya. "
"Yakni membuat kamu merasa seperti berada di puncak awan. "
Begitu selesai mengatakan ini aku lalu menundukkan kepala, tidak berani melihat Kak Dhini, khawatir akan membuatnya marah.
"Hehehe..... perkataan kamu semakin membuat aku menantikannya, aku ingin coba, jika kamu tidak bisa membuat aku mencapai tingkat seperti yang kamu katakan, kalau begitu kamu jangan harap bisa melewati hari dengan tenang. "
Karena ancaman Kak Dhini, aku hanya bisa mencoba yang terbaik, bagaimanapun aku yang menginginkan situasi seperti ini, selama bisa membuat Kak Dhini nyaman, aku percaya dengan kemampuan dia, kedepannya aku pasti akan kedatangan banyak pelanggan.
"Kak Dhini, dalam proses akan sedikit membuat kamu tersinggung, mohon kamu mentoleransinya. "
Melihat Kak Dhini memejamkan mata berbaring disana dan mengangguk, aku lalu memulai bekerja.
Menggosok kedua tangan aku agar memanas, lalu mulai pijat dari bagian leher Kak Dhini.
Saat telapak tangan aku baru saja menyentuh leher Kak Dhini, aku merasakan tubuh Kak Dhini sedikit gemetar, disaat bersamaan merasakan perasaan halus dan lembut di telapak tanganku, benar seperti perkiraan aku, kulitnya benar-benar tidak kalah dengan gadis berumur tujuh belas atau delapan belas tahun.
Kedua tangan aku perlahan-lahan mengarah ke bawah, menurut aturan Kak Dhini perlu melepaskan handuknya, tetapi aku sebaliknya tidak berani membuat permintaan seperti itu, hanya bisa memijat dengan dihalangi oleh handuk mandi, dimulai dari titik tengkuk terlebih dulu lalu ke bawah, saat aku memijat hingga ke titik pinggul bagian pinggang, Kak Dhini sedikit bergumam pelan.
Sangat terlihat jelas, Kak Dhini sangat puas terhadap teknik pijatan aku.
Ini sudah merupakan titik akupunktur ketiga yang aku pijatkan di atas tubuh Kak Dhini yang membuatnya bersemangat, aku mulai meningkatkan kekuatan, dari mulai menggosok dengan perlahan hingga berubah menjadi menekan, dan setiap kali menekannya aku bisa merasakan tubuh Kak Dhini menegang.
Seiring suara Kak Dhini yang semakin keras, aku mulai memijat ke bagian dalam paha Kak Dhini.
Aku tahu bahwa Kak Dhini telah sukses dibuat puas oleh pijatan aku, hanya saja dia terus menahan diri, tapi bagaimana aku bisa melewatkan kesempatan seperti ini.
"Kak Dhini, bisakah kamu lepaskan handuk mandi? Aku bersiap menggunakan teknik minyak pijat untuk kamu. "
Pipi Kak Dhini merah seperti orang mabuk, membuka satu mata dan dengan mata kaburnya melihat ke arah bagian bawah aku, lalu berkata : "Apakah kamu telah menyimpan niat dengan penuh nafsu, sungguh berani kamu, bahkan sudah bereaksi. "
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved