Bab 1 Aku Menunggumu di Kamar 2805
by Salvy
11:15,Apr 02,2021
Pukul setengah enam sore, aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku, dan merapikan barang bersiap untuk pergi.
Tiba-tiba ponsel yang ada di atas meja berdering sejenak.
Sebuah pesan masuk dari nomor asing, di dalamnya tertulis dengan jelas: Malam ini, di Hotel Huasheng kamar 2805, aku menunggumu.
Jangan-jangan suamiku Thomas Song?
Aku sudah menikah dengannya selama tiga tahun, tapi kami belum pernah melakukan hubungan suami istri.
Selain dia, aku benar-benar tidak bisa terpikir jika orang lain yang mengirimkan pesan seperti ini.
Apa tiba-tiba dia sudah berpikir jernih?
Pergi, atau tidak? Pertanyaan ini, terus berputar di dalam benakku.
Setelah hubungan suami istri yang kaku selama tiga tahun, mungkin akan ada perubahan hari ini, setelah merasa ragu, akhirnya aku mengambil tasku, dan segera pergi ke Hotel Huasheng.
……
Pukul tujuh lewat dua puluh menit, aku tiba di depan pintu kamar yang disebutkan tadi.
Aku mengetuk pintu perlahan, namun ternyata pintu itu tidak tertutup rapat, saat membuka pintu itu tidak ada satu orang pun di dalamnya, apakah Thomas Song belum datang?
Belum sempat aku mencerna apa yang terjadi, suara seorang wanita terdengar dari televisi yang berada di depan ranjang, “Sayang, akhirnya kamu datang juga!”
Aku baru menyadari ternyata televisi di kamar kosong ini menyala.
Baru saja aku ingin berjalan mematikan televisi, tiba-tiba muncul sebuah suara yang terdengar sangat familiar, “Gadis nakal, apa kamu merindukanku?”
Saat suara pelan itu masuk ke telingaku, seketika tubuhku membeku.
Ini...... ini suara Thomas Song?! Siapa...... siapa wanita yang sedang bicara itu?
Seketika aku langsung berlari ke hadapan televisi, dan terlihat Thomas Song yang mengatakan ada proyek penting di perusahaan sedang membuka bajunya, lalu menindih wanita itu ke atas ranjang, sudut bibirnya tertarik ke atas, sarat akan godaan, “Hari ini kenapa sangat pendiam? Sebelumnya kamu sangat terburu-buru hingga aku tidak sempat mengenakan kondom!”
“Menyebalkan, kamu......” wanita itu mengerang sejenak, aku bisa melihat dengan jelas wanita itu menggerakkan pinggulnya, tidak sabar untuk menyambutnya.
Setelah itu, terdengar suara erangan dan desahan pria dan wanita.
Aku menggigit bibir bawahku dengan keras, menatap dua orang yang berdempetan bagaikan bayi kembar siam di dalam layar.
Pernikahan selama tiga tahun, Thomas Song tidak pernah menyentuhku, aku selalu mengira dia memiliki suatu penyakit yang disembunyikannya, namun tidak disangka dia bukannya “tidak bisa”, tapi tidak tertarik padaku!
Jika tidak mencintaiku, kenapa menikahiku?
Aku menatap layar televisi, menatap pria dan wanita yang bergelut menjadi satu, mengepalkan tanganku dengan erat, kuku jari yang panjang telah menancap ke telapak tangan, namun aku tidak merasakan apapun.
Tiba-tiba terdengar suara debuman pintu, pintunya telah tertutup, layar di televisi juga berubah menjadi hitam, suara di dalam adegan tadi juga menghilang.
Saat sedang berpikir apa yang terjadi, samar-samar aku mendengar sebuah suara nyaring yang pelan dari sebuah kamar yang ada di dalam kamar ini, seketika punggungku mendingin: Jangan-jangan...... ada orang lain di sini?!
Aku baru menyadari, ini adalah kamar orang lain, wajar saja jika ada orang lain di dalamnya.
Takut mengganggu orang yang berada di dalam kamar, aku segera berjalan dengan pelan ke arah pintu, berencana untuk meninggalkan tempat ini.
Namun setelah beberapa kali menarik ganggang pintu, pintu itu tidak bisa terbuka, terlihat jelas jika pintunya telah dikunci.
Aku menjadi panik, suara pergerakkan yang ada di dalam kamar itu terus terdengar, dan aku semakin tidak tenang.
Aku tidak tahu siapa orang itu, apa yang ingin dia lakukan padaku, satu-satunya yang aku tahu adalah hal buruk akan terjadi setelah ini, aku harus mencari cara untuk melindungi diriku.
Perlahan-lahan aku berjalan mengambil asbak rokok yang terbuat dari kaca yang ada di atas meja, terasa berat dan tebal membuatku merasa sedikit lebih tenang.
Entah keberanian dari mana, aku membuka pintu kamar itu sambil memegang asbak.
Aku baru menyadari jika tidak ada orang di dalamnya, namun terdengar suara air di dalam kamar mandi, terlihat jelas jika seseorang sedang mandi.
Seketika aku merasa sedikit bingung saat bersembunyi di belakang pintu.
Saat ini, suara air itu telah berhenti, tiba-tiba seorang pria berjalan keluar dari kamar mandi dengan bertubuh telanjang, sambil tersenyum menatapku!
Di tubuhnya tidak ada lemak sedikitpun, air yang mengalir membuat tubuhnya terlihat bersinar, nafas beraroma mint yang menyegarkan menyapu wajahku, detik berikutnya aku berpikir jika dia adalah seorang pria mesum, tanpa melihatnya lagi, aku langsung menggerakkan asbak yang ada di tanganku ke arahnya.
Tiba-tiba ponsel yang ada di atas meja berdering sejenak.
Sebuah pesan masuk dari nomor asing, di dalamnya tertulis dengan jelas: Malam ini, di Hotel Huasheng kamar 2805, aku menunggumu.
Jangan-jangan suamiku Thomas Song?
Aku sudah menikah dengannya selama tiga tahun, tapi kami belum pernah melakukan hubungan suami istri.
Selain dia, aku benar-benar tidak bisa terpikir jika orang lain yang mengirimkan pesan seperti ini.
Apa tiba-tiba dia sudah berpikir jernih?
Pergi, atau tidak? Pertanyaan ini, terus berputar di dalam benakku.
Setelah hubungan suami istri yang kaku selama tiga tahun, mungkin akan ada perubahan hari ini, setelah merasa ragu, akhirnya aku mengambil tasku, dan segera pergi ke Hotel Huasheng.
……
Pukul tujuh lewat dua puluh menit, aku tiba di depan pintu kamar yang disebutkan tadi.
Aku mengetuk pintu perlahan, namun ternyata pintu itu tidak tertutup rapat, saat membuka pintu itu tidak ada satu orang pun di dalamnya, apakah Thomas Song belum datang?
Belum sempat aku mencerna apa yang terjadi, suara seorang wanita terdengar dari televisi yang berada di depan ranjang, “Sayang, akhirnya kamu datang juga!”
Aku baru menyadari ternyata televisi di kamar kosong ini menyala.
Baru saja aku ingin berjalan mematikan televisi, tiba-tiba muncul sebuah suara yang terdengar sangat familiar, “Gadis nakal, apa kamu merindukanku?”
Saat suara pelan itu masuk ke telingaku, seketika tubuhku membeku.
Ini...... ini suara Thomas Song?! Siapa...... siapa wanita yang sedang bicara itu?
Seketika aku langsung berlari ke hadapan televisi, dan terlihat Thomas Song yang mengatakan ada proyek penting di perusahaan sedang membuka bajunya, lalu menindih wanita itu ke atas ranjang, sudut bibirnya tertarik ke atas, sarat akan godaan, “Hari ini kenapa sangat pendiam? Sebelumnya kamu sangat terburu-buru hingga aku tidak sempat mengenakan kondom!”
“Menyebalkan, kamu......” wanita itu mengerang sejenak, aku bisa melihat dengan jelas wanita itu menggerakkan pinggulnya, tidak sabar untuk menyambutnya.
Setelah itu, terdengar suara erangan dan desahan pria dan wanita.
Aku menggigit bibir bawahku dengan keras, menatap dua orang yang berdempetan bagaikan bayi kembar siam di dalam layar.
Pernikahan selama tiga tahun, Thomas Song tidak pernah menyentuhku, aku selalu mengira dia memiliki suatu penyakit yang disembunyikannya, namun tidak disangka dia bukannya “tidak bisa”, tapi tidak tertarik padaku!
Jika tidak mencintaiku, kenapa menikahiku?
Aku menatap layar televisi, menatap pria dan wanita yang bergelut menjadi satu, mengepalkan tanganku dengan erat, kuku jari yang panjang telah menancap ke telapak tangan, namun aku tidak merasakan apapun.
Tiba-tiba terdengar suara debuman pintu, pintunya telah tertutup, layar di televisi juga berubah menjadi hitam, suara di dalam adegan tadi juga menghilang.
Saat sedang berpikir apa yang terjadi, samar-samar aku mendengar sebuah suara nyaring yang pelan dari sebuah kamar yang ada di dalam kamar ini, seketika punggungku mendingin: Jangan-jangan...... ada orang lain di sini?!
Aku baru menyadari, ini adalah kamar orang lain, wajar saja jika ada orang lain di dalamnya.
Takut mengganggu orang yang berada di dalam kamar, aku segera berjalan dengan pelan ke arah pintu, berencana untuk meninggalkan tempat ini.
Namun setelah beberapa kali menarik ganggang pintu, pintu itu tidak bisa terbuka, terlihat jelas jika pintunya telah dikunci.
Aku menjadi panik, suara pergerakkan yang ada di dalam kamar itu terus terdengar, dan aku semakin tidak tenang.
Aku tidak tahu siapa orang itu, apa yang ingin dia lakukan padaku, satu-satunya yang aku tahu adalah hal buruk akan terjadi setelah ini, aku harus mencari cara untuk melindungi diriku.
Perlahan-lahan aku berjalan mengambil asbak rokok yang terbuat dari kaca yang ada di atas meja, terasa berat dan tebal membuatku merasa sedikit lebih tenang.
Entah keberanian dari mana, aku membuka pintu kamar itu sambil memegang asbak.
Aku baru menyadari jika tidak ada orang di dalamnya, namun terdengar suara air di dalam kamar mandi, terlihat jelas jika seseorang sedang mandi.
Seketika aku merasa sedikit bingung saat bersembunyi di belakang pintu.
Saat ini, suara air itu telah berhenti, tiba-tiba seorang pria berjalan keluar dari kamar mandi dengan bertubuh telanjang, sambil tersenyum menatapku!
Di tubuhnya tidak ada lemak sedikitpun, air yang mengalir membuat tubuhnya terlihat bersinar, nafas beraroma mint yang menyegarkan menyapu wajahku, detik berikutnya aku berpikir jika dia adalah seorang pria mesum, tanpa melihatnya lagi, aku langsung menggerakkan asbak yang ada di tanganku ke arahnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved