Bab 8: Manusia Iblis, Perburuan, Terobosan!

by Void Dust 13:58,Apr 04,2025
Di depan, dua sosok tengah bertarung dengan sengit.

Seekor Macan Angin tingkat kedua berhadapan dengan sosok lain yang bertubuh kekar dengan tinggi satu setengah meter dan dengan otot yang kekar. Sosok itu ternyata seorang Manusia Iblis yang telah mencapai Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan!

"Keberuntungan yang bagus!"

Tanpa berpikir panjang, Evander langsung menerjang ke depan.

Di dunia ini, bukan hanya manusia dan Binatang Iblis yang ada. Selain mereka, ada pula ras Manusia Iblis bawah tanah yang termasuk dalam "Ras Besar."

Konon, mereka adalah hasil mutasi dari kegagalan penyatuan darah antara Binatang Iblis dan manusia di zaman purba. Mereka bersembunyi di sudut-sudut gelap Benua Devaterra, mewarisi sifat buas Binatang Iblis, hidup dengan meminum darah, dan dikenal karena kebrutalan mereka. Bagi mereka, manusia hanyalah mangsa.

Duak!

Pukulan kuat langsung menghantam bagian pinggang Macan Angin.

"Grawwr!"

Binatang Iblis itu langsung terpental beberapa meter, mengeluarkan raungan kesakitan, dan tubuhnya bergetar hebat.

Dalam sekejap, satu pukulan lain kembali melayang ke depan. Kali ini, pukulan tersebut mengenai sang Manusia Iblis dan membuatnya terpental jauh. Seketika itu juga, raut wajah Manusia Iblis itu diliputi amarah yang tak terbendung.

"Manusia? Dasar, cari mati! Aku akan membunuhmu!"

Mata Manusia Iblis itu memancarkan kilatan merah darah dan penuh dengan kebrutalan. Dengan kemarahan yang meluap-luap, dia mengayunkan telapak tangannya ke arah wajah Evander!

Para Manusia Iblis bawah tanah telah lama hidup di ambang darah dan pembantaian. Mereka meyakini bahwa kekuatan adalah segalanya. Jadi, mereka memiliki tubuh yang kekar, tenaga yang kuat, dan bahkan mampu bertarung melawan Binatang Iblis hanya dengan fisik mereka.

Meskipun Manusia Iblis di depan Evander tampaknya baru saja memasuki Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan, kekuatannya nyaris menyamai Edwin yang telah memasuki Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan selama lebih dari sepuluh tahun. Satu tamparannya saja cukup untuk menghancurkan tubuh Evander jika kekuatan Evander masih sama seperti dua hari yang lalu.

Namun, kali ini Evander justru menghadapi serangannya secara langsung. Tinju mereka bertabrakan dan dalam sekejap jeritan kesakitan keluar dari mulut Manusia Iblis itu.

"Mati kamu!"

Semangat bertarung Evander berkobar. Dengan gerakan yang mengikuti teknik Tinju Macan Halilintar yang terpatri dalam benaknya, dia terus menyerang dan menjadikan Manusia Iblis itu sebagai lawan uji coba.

Pukulan-pukulan meledak, energi dahsyat berhamburan, dan dalam hitungan beberapa detik saja mereka telah bertabrakan ratusan kali.

Krak! Suara retakan terdengar. Tulang lengan Manusia Iblis patah dan lengannya bergetar hebat hingga tidak mampu diangkat.

"Tidak mungkin! Kamu hanyalah manusia di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan! Bagaimana bisa kamu memiliki kekuatan sebesar ini?" Manusia Iblis itu tampak panik dan menatap Evander dengan ketakutan. Lalu, dia segera berbalik dan melarikan diri.

Kekuatan Evander jauh lebih menakutkan dibanding Manusia Iblis itu sendiri. Setiap tinjunya yang menghantam seperti palu raksasa dan tidak ada makhluk di Tahap Pengumpulan Energi yang mampu menahannya. Terlebih lagi, tubuhnya telah ditempa oleh energi naga yang membuatnya menjadi begitu tangguh. Selain itu, dengan aliran energi yang melimpah tanpa henti, kekuatan Evander menjadi makin tak terbendung.

"Pergilah ke neraka!"

Tubuh Evander bergerak secepat kilat, lalu langsung menerjang ke depan dan menghantam punggung Manusia Iblis itu dengan satu pukulan keras.

Tenaga dahsyat itu pun menembus tubuh Manusia Iblis dan membuat jantungnya meledak. Seketika itu juga, Manusia Iblis itu pun terhempas ke tanah dan tidak lagi bernyawa.

Manusia Iblis seperti ini … memang pantas mati!

Kemudian, Evander menyapu pandangannya dengan tatapan dingin. Dia tidak akan pernah melupakan pemandangan mengerikan beberapa bulan lalu, saat dia bersembunyi dalam kegelapan dan menyaksikan sendiri bagaimana beberapa Manusia Iblis melahap dua murid Akademi Sunblaze hidup-hidup.

Ketika berbalik, Evander melihat Macan Angin yang baru saja mengembuskan napas terakhirnya. Binatang Iblis itu juga sudah mati.

Tanpa membuang waktu lagi, Evander segera mengeluarkan pisaunya. Dengan gerakan terampil, dia segera mengeluarkan inti sari dari dalam tubuh Binatang Iblis tersebut. Inti ini sangat berharga dan bisa ditukar dengan berbagai macam pil atau ramuan di Akademi Sunblaze. Jika nanti dia berhasil melangkah ke Tahap Kekuatan Dewa, dia bahkan bisa langsung menyerapnya sendiri.

"Sepertinya dalam waktu sepuluh hari ke depan aku bisa menguasai Tinju Macam Halilintar!"

"Tadi aku memang mengambil keuntungan dari pertarungan kedua makhluk itu. Aku menunggu saat yang tepat untuk menyerang ketika Macan Angin dan Manusia Iblis itu sedang bertarung. Tapi, sekarang aku yakin bahwa aku tetap punya kekuatan untuk membunuh Binatang Iblis tingkat kedua dalam kondisi puncaknya atau bahkan Manusia Iblis biasa di Tahap Pengumpulan Energ!" Evander menganalisis pertarungan barusan dan menyerap pengalaman baru.

Di kedalaman Tambang Glacian yang sunyi, dia terus melangkah dan bertarung tanpa henti. Setiap pertempuran makin mengasah instingnya dan membuatnya makin mahir dalam memahami kekuatan dan teknik bertarungnya.

Pencapaian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dulu, setiap kali memasuki wilayah Tambang Glacian, Evander selalu bergerak dalam bayang-bayang dan menyembunyikan keberadaannya sambil mencari peluang. Namun, kali ini dia terus bertarung tanpa henti.

Hasil yang dia dapatkan bahkan melampaui ekspektasinya. Hanya dalam waktu enam hari, dia sudah berhasil menguasai jurus pertama dari Tinju Macan Halilintar.

Lalu, sebuah kejutan datang di hari kesembilan.

Setelah memburu satu Manusia Iblis, energi dalam tubuh Evander melonjak drastis dan tidak lagi bisa ditekan. Energinya mengalir dengan liar, berputar-putar, dan makin memadat. Situasi ini menandakan awal dari sebuah perubahan besar.

Perubahan ini berlangsung selama beberapa menit. Energi dalam tubuhnya makin meluap, mengalir ke seluruh tubuh, memperkuat tulang, otot, dan darahnya hingga menjadi lebih padat, lebih bertenaga, dan lebih berbahaya.

Evander bisa merasakan bahwa bahkan esensi kehidupannya pun meningkat pesat dan vitalitasnya juga melonjak berkali-kali lipat!

Tingkat kesembilan!

Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan!

Akhirnya dia menembus batas!

Evander hampir tidak percaya. Dalam waktu kurang dari setengah bulan, dia yang sebelumnya dianggap sudah hancur total kini berhasil mencapai puncak Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan!

Kebanyak orang di kota Sunblaze bahkan membutuhkan waktu sepuluh atau dua puluh tahun untuk mencapai tingkatan ini. Namun, dia bisa melakukannya hanya dalam hitungan hari.

Evander udah lama mendengar kabar bahwa para murid genius dari keluarga besar memiliki tingkat kultivasi yang luar biasa. Mereka bisa menembus batas dengan sangat muda seperti sedang makan dan minum. Selama ini, dia sulit membayangkan hal itu. Namun, sekarang akhirnya dia bisa merasakannya sendiri.

Ternyata, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Meskipun Tahap Pengumpulan Energi hanyalah awal dari perjalanan kultivasi, peningkatan yang pesat adalah hal yang wajar jika kesempatan itu datang. Namun, pengalaman ini makin memperkuat tekad Evander untuk segera pergi ke Akademi Samsara.

Tetap tinggal di kota Sunblaze tidak ada gunanya baginya. Seorang kultivator Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan di kota ini sudah dianggap sebagai ahli yang hebat. Bahkan tingkat kultivasi para kepala keluarga dari keluarga-keluarga besar di kota Sunblaze pun tidak ada yang lebih dari itu.

Sekarang sudah waktunya untuk kembali. Seharusnya, para utusan dari Akademi Samsara juga akan segera tiba.

Setelah merapikan hasil buruan selama beberapa hari terakhir dengan total tujuh puluh tiga inti Binatang Iblis tingkat dua, Evander langsung meninggalkan area Tambang Glacian.

Akademi Sunblaze.

Begitu Evander kembali, dia langsung merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Murid-murid yang biasa dia kenal menatapnya dengan ekspresi rumit, seolah ada rasa kasihan dan penyesalan di mata mereka.

"Jonah, apa ada sesuatu di akademi? Kenapa semua orang bersikap aneh?" Evander menghentikan seorang murid dan bertanya padanya.

Murid itu melangkah mendekat dengan ragu-ragu, lalu menatap Evander dengan waspada. "Kamu belum tahu? Syarat penerimaan murid di Akademi Samsara tahun ini berubah."

"Kenapa berubah?" tanya Evander dengan penasaran.

"Utusan Akademi Samsara sudah datang kemarin. Mereka mengumumkan persyaratan barunya. Tahun ini, hanya murid-murid yang sudah mencapai Tahap Kekuatan Dewa yang bisa masuk."

"Apa? Kalau begitu, tidak ada seorang pun di akademi kita yang memenuhi syarat?" Raut wajah Evander langsung berubah.

Mengapa bisa kebetulan seperti ini?

Selama puluhan tahun terakhir, bukankah syaratnya hanya kekuatan tertinggi dan usia tidak lebih dari tiga puluh tahun?

Sebelum pergi ke Tambang Glacian, Evander sudah memiliki peluang besar. Kini, setelah kembali dan berhasil menembus batasan kekuatannya, dia makin percaya diri. Namun, sekarang?

"Kamu pergi lihat saja sendiri, aku juga tidak tahu pasti," kata Jonah Roswell dengan tergesa-gesa.

Sebagai murid keluarga Roswell, dulu Jonah sering meremehkan Evander dalam hatinya. Sekarang dia tidak berani menunjukkannya secara terang-terangan, tetapi tetap merasa senang ketika melihat Evander mengalami kesulitan.

Beberapa hari terakhir, kabar tentang kemunculan "kuda hitam" terbesar dalam beberapa dekade mulai beredar di akademi dan orang itu adalah Evander. Setelah mendengar tentang nasib tragis Edwin, para murid senior di dalam akademi pun mulai waspada terhadapnya.

Saat ini, kata-kata Jonah masih terngiang di telinga Evander dan membuat suasana hatinya jadi memburuk. Tanpa ragu-ragu, dia pun langsung melangkah menuju bagian terdalam akademi.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

50