Bab 4: Kemarahan

by Void Dust 13:58,Apr 04,2025
Bajingan? Edwin dipanggil dengan sebutan bajingan?

Sejumlah besar tatapan langsung tertuju pada Evander. Suasana di alun-alun mendadak sunyi senyap dan bahkan seakan bisa mendengar suara jarum yang jatuh.

Tidak ada yang menyangka bahwa di saat seperti ini, Evander justru berani berbicara. Lebih dari itu, dia bahkan berani menyebut kepala keluarga Vale dengan sebutan yang begitu kasar!

"Kamu sendiri yang mencabut Tulang Tempur Naga Air milikku! Lalu, si pelacur Lillian itu juga menghancurkan Lautan Energiku dengan tangannya sendiri! Kamu pikir kamu masih pantas berdiri di sini dan mengeluarkan perintah? Kamu pikir kamu bisa menjatuhkan hukuman padaku?"

"Aku cukup beruntung karena masih bisa hidup sampai sekarang. Tapi, kebencian ini sulit untuk dihapuskan! Selama kamu dan putrimu masih bernapas, aku tidak akan pernah bisa hidup dengan tenang!"

Evander maju ke depan selangkah demi selangkah dengan raut wajah yang muram dan dingin "Hari ini, aku akan bertarung melawan kalian berdua! Hidup atau mati, biarkan takdir yang menentukan!"

Semua orang tampak terkejut. Apa yang sebenarnya terjadi?

Seorang pewaris yang sudah dianggap tidak berguna tiba-tiba menantang kepala keluarga Vale? Tidak hanya itu, bahkan Lillian yang memiliki Tubuh Tempur Naga Air pun juga terlibat?

Para kepala keluarga besar dan juga Julian dari kantor wali kota menatap adegan ini dengan penuh minat. Ekspresi wajah mereka pun tampak sangat santai.

Kata-kata Evander sepertinya menyimpan makna tersembunyi. Namun, benar atau tidaknya bukanlah urusan mereka. Yang jelas, mereka senang melihat keluarga Vale mengalami masalah.

"Omong kosong! Tutup mulutmu!"

Edwin langsung murka, sementara wajah Lillian menjadi suram.

Bagi mereka, Evander hanyalah seorang yang sudah tidak berguna, bahkan tidak pantas untuk diperhatikan. Namun, siapa sangka tiba-tiba dia menunjukkan sikap arogan dan mendominasi seperti ini. Apakah dia sudah gila?

"Ayah, bocah ini berani bicara omong kosong tanpa tahu tempatnya. Biarkan aku menghabisinya sendiri sebagai peringatan bagi yang lain! Sejak kapan seorang budak berani menantang kepala keluarga?" Lillian melangkah ke depan dan tatapannya terkunci pada Evander.

"Lillian, inilah saatnya bagiku untuk membalas dendam!" Tatapan Evander penuh dengan niat membunuh.

"Evander, kembali ke sini!" Seorang wanita yang duduk di kursi roda buru-buru berteriak, tetapi semuanya sudah terlambat! Saat ini, Lillian dan Evander sudah saling menyerang.

Duar!

Tubuh Evander bergetar hebat karena energi spiritual dalam dirinya meledak. Kekuatan dahsyat menghantam lengan kanannya, lalu dengan satu pukulan yang kuat, dia pun langsung menyerang!

Di sisi lain, tubuh Lillian diselimuti oleh cahaya keemasan. Dengan kekuatan dari Tubuh Tempur Naga Air yang meningkatkan kemampuannya, pukulannya pun jadi begitu dahsyat.

Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan. Lillian baru saja mendapatkan Tubuh Tempur Naga Air, tetapi dia telah berhasil menembus batas dan mencapai Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan?

Sayangnya, meski berada di tingkat yang sama, perbedaan kekuatan mereka masih sangat besar.

Saat bentrokan terjadi, Lillian mengerang pelan, sedangkan tubuhnya terpental puluhan langkah ke belakang. Energinya pun bergejolak liar di dalam tubuhnya.

"Apa?"

Ekspresi Lillian berubah drastis.

"Tinju Penghancur Langit!"

Evander mengepalkan jemarinya dan mengeluarkan teriakan lemah. Kemudian, dia segera melayangkan pukulan lain ke arah Lillian.

Meskipun Tinju Penghancur Langit hanyalah teknik bela diri tingkat dasar yang umum dipelajari di Akademi Sunblaze, keunggulannya terletak pada kepraktisannya. Dengan energi spiritual yang cukup, ledakan kekuatannya akan sangat luar biasa.

"Pedang Bangau Dewa!"

Lillian tidak berani bersikap ceroboh. Dia pun segera mencabut pedang dari pinggangnya dan melancarkan teknik pedang yang gesit dan elegan.

Gelombang energi pedang melesat dengan pola yang rumit, lincah dan mengalir dengan bebas. Namun, dengan tambahan kekuatan dari Tubuh Tempur Naga Air, serangan yang biasanya anggun itu kini terasa jauh lebih mendominasi. Kekuatannya pun bahkan meningkat berkali lipat.

Tidak heran banyak orang mendambakan Tubuh Dewa, Tubuh Tempur, atau bahkan Tubuh Kaisar. Setiap jenis bakat tubuh khusus ini memberikan keunggulan unik yang bisa memperkuat kemampuan bertarung serta meningkatkan potensi dan kekuatan secara drastis bagi para kultivator.

Lillian baru saja memasuki Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan, tetapi dengan dukungan fisiknya yang unik, kekuatannya sudah melampaui banyak ahli veteran di level yang sama.

Di tengah kehebohan, gelombang besar energi pedang hancur berkeping-keping.

Saat itu, Evander menerjang ke depan seperti harimau buas yang baru keluar dari sarangnya. Dengan lompatan cepat, dia menghantam dengan tinju yang deras bak badai dan menghancurkan segala yang ada di hadapannya tanpa bisa dihentikan.

Duar! Duar! Duar! Duar! Duar! Duar! Duar! Duar!

Tinjunya beradu dengan pedang, tetapi karena kekuatannya sekeras baja, jadi dia tidak tergoyahkan. Suara benturan logam terus menggema di udara diiringi oleh delapan ledakan beruntun yang mengguncang sekeliling.

"Apa? Dia bisa melepaskan delapan ledakan kekuatan berturut-turut di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan? Anak itu genius!" Beberapa guru dari Akademi Sunblaze saling berpandangan dengan raut wajah penuh keterkejutan.

Teknik Tinju Penghancur Langit memang terlihat sederhana, tetapi mencapai delapan ledakan kekuatan berturut-turut sangatlah sulit. Kebutuhan energi spiritual yang begitu besar membuat banyak kultivator di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan pun kesulitan untuk melakukannya.

Ledakan terakhir bergema di udara, diikuti suara keras dentingan pedang panjang milik Lilian yang terlempar dari genggamannya.

"Mati kamu!"

Evander menerjang ke arah Lillian dengan dorot mata dingin tak berperasaan. Kemudian, tinjunya melesat langsung ke jantung gadis itu.

Ketakutan yang tak terlukiskan merayapi hati Lillian. Saat melihat pukulan itu datang begitu cepat, kepanikannya langsung memuncak. Dia hanya bisa bereaksi dengan naluri dan memutar tubuhnya untuk menghindar.

Sayangnya, gerakannya itu tidak cukup berarti. Dalam jarak sedekat ini, bahkan seorang ahli di Tahap Kekuatan Dewa pun tidak akan mampu menghindari pukulan sekuat itu.

Duar!

Tinju Evander langsung menghantam ke arah Lillian. Meskipun berhasil menghindari serangan itu ke jantungnya, tetapi bahu Lillian hancur. Energi spiritual dalam tubuhnya pun nyaris lenyap seketika. Tubuhnya terpental ke belakang sejauh tiga meter sebelum akhirnya jatuh keras ke tanah. Dia meringkuk kesakitan, sementara darah segar terus mengalir dari luka-lukanya.

"Bajingan!"

Tanpa ragu sedikit pun, Evander langsung menghantamkan tinjunya ke Lautan Energi milik Lillian.

"Kamu menghancurkan Lautan Energi milikku, maka aku akan membalasnya dengan cara yang sama. Rasakan sendiri keputusasaan saat bertahun-tahun kerja kerasmu harus hancur dalam sekejap mata!"

"Lillian! Evander, kamu cari mati!"

Karena dipenuhi kemarahan dan kesedihan, Edwin langsung menerjang tanpa peduli lagi soal harga diri.

Dia tidak tahu bagaimana Evander bisa memulihkan Lautan Energinya yang hancur, bahkan sekarang kekuatannya makin dahsyat. Yang dia tahu, putrinya kini berada sedang berada di ambang kematian.

"Bagus, Edwin! Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" Evander berteriak dengan penuh semangat.

Setelah berlatih Teknik Penjinak Naga Sembilan Dunia, Evander menyadari bahwa meskipun dia juga berada di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan, kepadatan energi spiritual miliknya lebih besar seratus kali lipat dibandingkan dengan orang biasa. Kekuatan ini sangat luar biasa hingga sulit untuk dipercaya.

Tidak ada satu pun kultivator di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan yang bisa menjadi lawannya! Bahkan Lillian yang memiliki Tubuh Tempur pun bukan pengecualian.

Edwin memang seorang ahli di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan, tetapi energi spiritualnya paling banyak hanya belasan kali lipat dibandingkan Tahap Pengumpulan Energi tingkat kedelapan. Kekuatan seperti itu sama sekali bukan ancaman bagi Evander.

Saat keduanya bentrok secara langsung, Edwin langsung merasakan hantaman kekuatan yang sangat dahsyat. Serangannya seperti menghantam batu besar yang tidak tergoyahkan dan benar-benar tidak mampu memberikan dampak sedikit pun pada Evander.

Evander bukan hanya sekadar mengalami peningkatan dalam tingkat kultivasi dan energi spiritual saja. Aura Naga Imperagon di Menara Penjinak Naga Sembilan Dunia yang ada di dalam tubuhnya terus-menerus menyelimuti dan memperkuat tubuh serta jiwanya.

Meskipun tulang naga belum terbentuk dan Tubuh Naga belum muncul, darah dan dagingnya sudah ditempa serta diperkuat oleh aura sang naga. Hal tersebut tentu saja membuatnya menjadi sosok yang kuat dan tangguh. Bahkan seorang ahli di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan seperti Edwin pun akan kesulitan melukainya.

"Bagaimana bisa dia sekuat ini?" ujar Edwin dengan penuh keterkejutan.

Dia sendiri yang mencabut tulang-tulang Evander dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana putrinya menghancurkan Laut Energi milik Evander. Bisa tetap hidup saja seharusnya sudah menjadi keajaiban baginya.

"Tinju Penghancur Langit!"

Evander kembali menyerang menggunakan teknik yang sama seperti sebelumnya. Delapan ledakan dengan kekuatan besar pun kembali meledak dengan dahsyat.

Saat pertarungan berlangsung, energi spiritual Edwin menghantam tubuh Evander dan mencoba menggerogoti daging dan tulangnya serta menghancurkan meridian-meridiannya.

Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan adalah sebuah transformasi besar. Energi spiritualnya meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dan terus-menerus menempa daging, otot, dan tulang, serta menciptakan fondasi yang mengerikan. Setiap gerakan membawa manifestasi kekuatan mutlak dan membuat pemiliknya tampak tidak terkalahkan.

Namun, kali in Edwin sama sekali tidak merasakan keunggulan yang seharusnya dimiliki oleh seorang ahli di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan. Kekuatannya yang menghantam tubuh Evander tidak memberikan efek apa pun!

Daging, otot, dan tulang Evander sangatlah kokoh, sementara energi spiritual dalam tubuhnya begitu melimpah. Kekuatan serangan Edwin yang masuk ke dalam tubuh Evander langsung tersapu oleh energi spiritual Evander sendiri dan membuatnya tidak terpengaruh sedikit pun. Setidaknya, hanya seorang ahli di Tahap Kekuatan Dewa tingkat puncak yang mungkin bisa memberinya luka.

Pukulan demi pukulan melayang dan Evander menyerang dengan gila-gilaan seolah dia tidak akan pernah kehabisan tenaga. Setiap serangannya begitu kuat dan mengalir tanpa henti, sehingga membuatnya makin bersemangat.

Lambat laun, Edwin tak ubahnya seperti batu asahan bagi Evander untuk mengasah teknik Tinju Penghancur Langit miliknya.

Tssh!

Entah sudah berapa banyak pukulan yang dilepaskan, hingga akhirnya Edwin terpental dengan keras. Tubuhnya terhuyung ke belakang dan semburan darah segar keluar dari mulutnya.

"Dasar bajingan! Kamu sudah mencuri Tulang Tempurku, sekarang saatnya kamu membayarnya!"

Evander berteriak dengan penuh amarah, sementara tubuhnya melesat seperti kilat. Dengan amarah yang membara, dia menghantamkan tinjunya ke arah Lautan Energi milik Edwin.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

50