Bab 6: Penghinaan Hari Ini Akan Dibayar di Masa Depan

by Void Dust 13:58,Apr 04,2025
"Lillian, aku akan menuruti permintaanmu!"

Kak Lucas melangkah mendekati Evander dengan tatapan yang dingin. Aura pemuda itu menebarkan tekanan yang membuat semua orang di sekitar gemetar ketakutan.

"Kalau kamu berani ikut campur dalam dendam antara aku dan keluarga Vale, maka aku tidak akan pernah berdamai denganmu!" Evander menggertakkan giginya dan mengerahkan Teknik Penjinak Naga Sembilan Dunia.

Sayangnya, luka dalam di meridiannya sulit untuk disembuhkan. Mustahil baginya untuk pulih sepenuhnya dalam waktu singkat. Evander merasa sangat tidak berdaya saat menghadapi seorang ahli di Tahap Kekuatan Dewa.

"Tidak akan pernah berdamai?"

Kak Lucas tertawa seolah baru saja mendengar sebuah lelucon. Dengan sikap arogan, dia mendongak dan mencibir, "Seorang anak yang tidak berguna sepertimu yang bisa kubunuh dengan satu jari, berani mengancamku? Dasar tidak tahu diri!"

Dengan satu gerakan jari, sebuah kekuatan dahsyat melesat dan menghantam dada Evander.

Tubuh Evander bergetar hebat saat rasa sakit yang membakar merobek dadanya. Sebuah lubang berdarah terbuka dan dia bisa merasakan serangan itu hampir menembus tubuhnya dan hendak menancapkannya hidup-hidup di tempat ini.

"Aku tidak punya dendam denganmu, tapi kamu berani memperlakukanku seperti ini? Sekalipun harus mati, aku tidak akan pernah memaafkanmu!" Evander berteriak dengan penuh kepedihan dan kebencian yang tidak terbendung.

Diam-diam, dia mengerahkan energi spiritualnya dengan gila-gilaan dan bersiap untuk serangan terakhir. Saat ini, energi spiritual dalam tubuhnya melonjak tanpa batas dan jauh melampaui kekuatan seorang kultivator di puncak Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan. Jika dia bisa melepaskan energinya sekaligus, satu serangan saja sudah cukup untuk membuat Lucas mendapatkan ganjaran atas semua perbuatannya.

Sekalipun harus sama-sama binasa, sekalipun dirinya harus hancur dan tidak punya harapan lagi di masa depan, Evander lebih memilih melawan dengan segenap nyawanya daripada mati sia-sia dan diremehkan oleh pria ini.

Duar! Duar! Duar!

Diam-diam, otot dan tulang dalam tubuh Evander meledak bersamaan dan membuatnya gemetar hebat.

Energi spiritual di dalam tubuhnya mengalir dengan dahsyat, liar dan tak terbendung, seperti seekor singa perkasa yang telah berhibernasi selama ratusan tahun dan kini bangkit untuk menggemparkan dunia.

"Lucu sekali!"

Kak Lucas sudah mengangkat tangan kanannya dan siap untuk menyerang. Siapa juga yang akan peduli dengan ancaman bocah tidak berguna ini?

Satu serangan pun dilancarkan dan mengarah tepat ke kepala Evander. Lucas berniat untuk menghabisinya dengan sekali serangan.

Duar!

Ledakan dahsyat menggema dan dalam sekejap, sebuah sosok terlempar mundur sejauh seratus langkah.

Semua orang di sekitar alun-alun membuka mata lebar-lebar dan menatap pemandangan itu dengan penuh ketidakpercayaan. Sosok yang terpental bukanlah Evander, melainkan Kak Lucas!

"Berani-beraninya seorang murid biasa dari Akademi Samsara menyentuh muridku!" Suara dingin dan menawan terdengar, membuat semua tatapan tertuju pada seorang wanita yang duduk di kursi roda.

Mia Rowan?

Wanita itu adalah seorang guru di Akademi Sunblaze. Dia menderita penyakit kronis sehingga kakinya lumpuh dan membuatnya hanya bisa duduk di kursi roda. Dia bukanlah sosok yang menonjol, tetapi kini dia berani berbicara seperti itu pada seorang genius dari Akademi Samsara?

"Mi … Mia Rowan? Dulu dia ada di Daftar Murid Terkuat!"

"Ternyata selama ini kamu bersembunyi di kota Sunblaze. Apa bocah itu muridmu?" Ekspresi Kak Lucas langsung berubah drastis. Rasa takut dan ketidakpastian pun memenuhi hatinya.

Kursi roda yang menopang Mia segera meluncur perlahan ke arah Evander. Wanita yang duduk di atasnya tetap diam, tetapi sorot matanya yang penuh dengan keangkuhan dan penghinaan bagaikan sebilah pedang ilahi yang tajam dan menusuk langsung ke jantung Kak Lucas.

Namun, tatapan mata Lucas tertuju pada kedua kaki wanita itu, seolah memberinya sedikit keberanian. "Huh! Ternyata kamu memang Mia yang aku kenal. Tapi, waktu telah berubah dan kamu bukan lagi Mia yang dulu. Kalau muridmu berani menyerang seseorang yang sangat aku hargai, maka … "

"Pergi!"

Wanita itu melirik Kak Lucas sekilas.

Hanya dengan satu kata itu saja, suaranya langsung menggema seperti titah langit yang mengguncang jiwa dan membuat ekspresi Kak Lucas berubah drastis.

"Aku akan memberitahu Kak Dominic tentang semua hal yang terjadi hari ini!" ujar Lucas.

Dengan raut wajah yang penuh kerumitan, dia pun langsung menarik Lillian dan pergi tanpa ragu.

"Tunggu!"

Tatapan Evander yang dingin dan tajam mengunci sosok Lucas yang menjauh. "Penghinaan hari ini akan kubalas suatu saat nanti. Aku pasti akan mengalahkanmu! Siapa namamu?"

"Namaku Lucas Rook."

"Nak, kamu bilang kamu ingin membalasku? Mari kita bicarakan hal itu setelah kamu bisa masuk ke Akademi Samsara!" Lucas melirik Evander dengan penuh ejekan saat mendengar ocehannya.

Ketika melihat kedua orang itu pergi, Evander mengepalkan tangannya erat-erat. "Aku akan membalas dendam padamu! Masuk Akademi Samsara? Tunggu dan lihat saja!"

Apa istimewanya murid Akademi Samsara?

Apa mereka begitu tinggi dan tidak tersentuh seperti matahari?

Dulu, Evander hanya bisa menatap mereka dari kejauhandan bahkan tidak berani bermimpi untuk menantang mereka.

Namun, sekarang keyakinan memenuhi dirinya!

Dengan adanya Menara Penjinak Naga Sembilan Dunia di dalam tubuhnya, seseorang seperti Lucas pasti akan hancur dengan satu pukulan dalam waktu dekat.

Evander pun berjuang untuk bangkit, kemudian buru-buru berjalan ke sisi Mia.

Karena Lucas ikut campur, dia gagal membunuh Lillian dan tidak bisa merebut kembali Tulang Tempur miliknya. Jadi, dia pun merasa tidak puas.

Namun, Mia memegang lengan Evander dengan lembut seraya berkata, "Lucas adalah seorang ahli di Tahap Kekuatan Dewa. Saat ini, kamu tentu belum sebanding dengannya, tapi jangan terlalu dipikirkan. Dia sebenarnya tidak terlalu hebat. Begitu kamu masuk ke Akademi Samsara, akan ada banyak kesempatan untuk bertarung dengannya."

"Baik, Guru. Izinkan saya mengantar Anda pulang."

Evander mengangguk, mengabaikan orang-orang di sekitarnya, lalu mendorong kursi roda Mia keluar dari kediaman keluarga Vale.

Anggota keluarga Vale yang melihat kejadian ini merasa sangat marah, tetapi juga merasa sangat khawatir. Orang-orang seperti Tetua Agung pun jadi pusing dan hampir gila dengan kejadian ini.

Evander masih hidup!

Evander menghancurkan Lautan Energi kepala keluarga Vale dengan tangannya sendiri!

Bahkan Lillian yang memiliki Tubuh Tempur Naga Air bukanlah tandingan Evander!

"Hahaha ... Kita juga harus pulang sekarang!"

"Sepertinya kita semua tidak cukup beruntung untuk menikmati jamuan makan keluarga Vale. Tapi, nanti kita masih bisa berinteraksi dengan tenang." Julian tertawa terbahak-bahak sambil berdiri.

Kepala keluarga besar lainnya juga mulai meninggalkan tempat itu. Mereka tidak lagi tampak ragu atau tunduk seperti sebelumnya. Inilah kesempatan yang baik untuk memukul lawan yang terjatuh. Tadi, Edwin sudah bersikap terlalu arogan dan tidak menghiraukan mereka sama sekali. Jadi, kini semua orang menyimpan amarah di hati.

Dengan adanya dukungan dari Lillian, meskipun keluarga Vale tidak akan sepenuhnya hilang dari kota Sunblaze, mereka pasti akan menghadapi banyak rintangan dan jebakan dari belakang.

Kepala keluarga Vale sudah dipermalukan habis-habisan, jadi masa depan keluarga Vale di kota Sunblaze tampaknya akan suram.

Dari tindakan Lucas saja sudah bisa disimpulkan banyak hal. Akademi Samsara jelas tidak akan peduli dengan keluarga kecil seperti keluarga Vale.

Akademi itu memiliki begitu banyak murid. Jika harus turun tangan setiap kali ada masalah di keluarga salah satu murid, masih pantaskah tempat itu disebut sebagai akademi? Lebih baik langsung ganti nama saja jadi Balai Hukuman.

Akademi Sunblaze, di kota Sunblaze.

Lokasi akademi itu berada di tengah kota Sunblaze dan tidak terlalu jauh dari kediaman keluarga Vale. Lima belas menit kemudian, Evander mendorong Mia menuju akademi dan langsung menuju paviliun tempat tinggalnya.

Setibanya di sana, Evander berkata, "Hari ini saya benar-benar berterima kasih pada Anda, Guru. Kalau bukan karena kehadiran Anda, mungkin saya tidak akan bisa lolos begitu saja."

Sebelum bertindak, Evander sudah memikirkan banyak hal. Tadi ada banyak tokoh berpengaruh di kota, termasuk orang-orang dari Akademi Sunblaze. Satu-satunya cara agar dirinya tetap aman adalah dengan mengalahkan Edwin dan putrinya secepat mungkin, sehingga tidak ada yang bisa menyalahkannya.

Evander sangat memahami bagaimana hubungan antar kekuatan-kekuatan besar di kota itu. Di permukaan, mereka tampak harmonis, tetapi kenyataannya masing-masing pihak berharap pihak lain hancur agar bisa berkuasa sendirian. Begitu ada kesempatan, mereka pasti akan ikut campur dalam urusan keluarga Vale. Jika hal itu sampai terjadi, keamanannya akan lebih terjamin.

Namun, dia masih tidak menyangka bahwa orang yang berdiri di samping Lillian adalah Lucas Rook dari Akademi Samsara.

"Tidak apa-apa. Ada hal-hal yang memang harus kamu alami sendiri. Dunia ini luas, dan kota Sunblaze hanyalah tempat kecil yang nyaris tidak berarti. Saat nanti kamu masuk ke Akademi Samsara, kamu harus belajar membaca situasi. Kapan harus menyembunyikan kemampuan dan tidak boleh bertindak gegabah," ujar Mia dengan tenang.

"Saya mengerti, Guru. Tapi, Edwin dan putrinya memang sangat kejam. Sulit bagi saya untuk menekan kebencian ini."

Evander menghela napas dengan pasrah, lalu kembali berkata, "Sayang sekali. Saya berhasil mendapatkan tiga Pil Azura dan menyisakan satu butir untuk menyembuhkan Anda, Guru. Tapi, mereka malah merampas semuanya."

Mia berusaha menenangkannya dan berkata dengan suara lembut, "Pil Azura tidak ada gunanya bagiku. Jika aku ingin memulihkan kedua kakiku, satu-satunya cara adalah dengan merawatnya di Tungku Seribu Takdir. Sayangnya, benda itu adalah pusaka tertinggi dari Sekte Seribu Ilusi yang sudah lenyap sejak ratusan tahun lalu."

"Pasti ada cara lain," ujar Evander langsung menimpali. "Oh iya, Guru, jadi apa dulu Anda adalah murid Akademi Samsara?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

50