Bab 5: Teknik Penjinak Naga Sembilan Dunia

by Void Dust 13:58,Apr 04,2025
"Edwin!"

Para tetua keluarga Vale serempak berdiri dan mata mereka dipenuhi keterkejutan saat menyaksikan pemandangan itu.

Saat pertarungan hidup dan mati, tidak ada satu pun orang yang bisa masuk ke medan pertarungan tepat waktu untuk menghentikan serangan Evander.

Yang lebih mengejutkan lagi, siapa yang bisa menyangka bahwa seorang mantan pewaris keluarga Vale yang baru saja dilucuti statusnya mampu bertarung melawan kepala keluarga Vale? Bahkan, Evander bisa melawan Edwin hingga ke titik seperti ini!

Apakah hasil latihan Edwin selama puluhan tahun ini akan berakhir dengan sia-sia?

"Kurang ajar!"

Edwin nyaris meledak karena amarah yang memuncak di dadanya.

Bocah yang dulu dia pandang sebagai orang tidak berguna kini berdiri di atasnya dan menginjak-injak harga dirinya di depan semua orang. Bahkan, dia dan putrinya diperlakukan sebagai sebuah batu loncatan! Semua ini terasa seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan.

Duak!

Sebuah pukulan telak menghantam Lautan Energi Edwin. Kekuatan dahsyat itu menembus tubuhnya dan mengguncang organ dalamnya. Karena tidak mampu menahan serangan itu, Edwin terpental puluhan meter jauhnya sebelum akhirnya jatuh tersungkur di tanah dengan kondisi yang tidak berdaya.

Wajahnya pucat pasi seperti seseorang yang sekarat karena penyakit mematikan.

Darah segar terus mengalir dari sudut bibirnya, sedangkan tubuhnya terus bergetar hebat. Pakaian di tubuh bagian atasnya hancur dan memperlihatkan kulit serta daging yang koyak berlumuran darah. Di luar Lautan Energinya tampak bekas pukulan hitam dengan darah segar yang mengalir tanpa henti.

Beberapa waktu lalu, Edwin masih penuh percaya diri. Namun, kini dia tampak seperti orang tua yang hanya tinggal menunggu ajal menjemput.

"Aku adalah ayah angkatmu!"

Entah apa yang mendorongnya, Edwin tiba-tiba berkata, "Apa kamu benar-benar berani membunuhku?"

"Hahaha, ayah angkat?"

Evander tertawa sinis, lalu melanjutkan, "Aku bertahan hidup dengan susah payah di Tambang Glacian dan berlatih dengan tekad baja hingga akhirnya berhasil mendapatkan Tulang Tempur Naga Air. Aku juga memperoleh tiga Pil Azura yang merupakan pil Tingkat Langit. Aku sendiri enggan menggunakannya, jadi aku memberikan satu untuk Lillian dan menyimpan dua lainnya untukmu dan guruku."

"Tapi, kamu dan putrimu justru berkhianat! Kalian tanpa ragu-ragu menghajarku di tempat, menghancurkan Lautan Energiku, dan mencabut Tulang Tempurku! Lalu, hari ini, di depan semua orang, kalian menjatuhkan hukuman padaku menurunkanku menjadi seorang budak!"

Suara Evander bergema menggetarkan langit dan bumi. "Apa kamu pikir aku akan menerima semua ini begitu saja? Apa kamu pikir aku akan tunduk sepenuhnya? Langit tidak pernah benar-benar menutup jalan bagi seseorang yang mau berusaha! Aku sudah bangkit dari kehancuran dan menembus batas di tengah penderitaan! Rasa sakit saat tulangku dicabut, kebencian saat Lautan Energiku dihancurkan membuatku memutuskan bahwa hubunganku dengan keluarga Vale telah berakhir sepenuhnya!"

"Membunuhmu bukanlah sesuatu yang menyakitkan. Aku akan menghancurkan Lautan Energimu dengan tanganku sendiri dan menjadikanmu orang yang tidak berguna agar kamu bisa merasakan penderitaan tanpa akhir."

Saat Evander mengucapkan kata-kata tersebut, dia sudah muncul di depan Edwin sambil mengangkat tinju kanannya dan kembali mengunci sasaran pada pria paruh baya itu.

"Evander, kalau kamu berani menyentuh ayahku, aku akan bertarung denganmu sampai mati!" Suara Lillian terdengar penuh dengan kesedihan.

Duak!

Tinju Evander menghantam dengan kekuatan yang luar biasa.

Seketika itu juga, seluruh tempat menjadi sunyi, seolah waktu berhenti berjalan.

Semua orang menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Lautan Energi Edwin hancur, energi spiritualnya menghilang, dan kemampuan bela dirinya hancur total.

Seorang kultivator seringkali menghadapi situasi hidup dan mati dan selalu berada di ambang bahaya. Namun, seseorang seperti Edwin yang telah lama menetap di kota Sunblaze dan hidup dengan nyaman, seharusnya bisa menjalani kehidupan dengan tenang. Selama dia tidak sengaja mencari mati di tempat berbahaya seperti Tambang Glacian, mustahil hidupnya akan berakhir dengan begitu tragis.

Namun, hari ini, di depan banyak tokoh penting kota Sunblaze, dia justru dihancurkan oleh anak angkatnya sendiri!

"Dia mendapatkan balasan atas perbuatannya sendiri!"

Akhirnya, Julian angkat bicara dengan nada penuh kepuasan. "Aku sudah lama mendengar bahwa meskipun Evander hanyalah anak angkat, dia sangat setia pada keluarga Vale dan selalu menghormati para tetua. Tidak mungkin dia tiba-tiba berubah menjadi sekejam ini tanpa alasan. Sepertinya desas-desus itu benar. Ayah dan anak perempuan keluarga Vale telah memaksanya ke ujung jurang, hingga akhirnya dia tidak punya pilihan lain selain melawan."

"Betul sekali! Edwin memang sangat bodoh! Evander bisa mengalahkan Lillian yang memiliki Tulang Tempur Naga Air dan bahkan dia bisa bertarung dengan ahli di Tahap Pengumpulan Energi tingkat kesembilan. Anak itu benar-benar seorang genius sejati! Menjadi murid inti Akademi Sunblaze pun bukan masalah baginya. Bagaimana bisa orang seperti dia justru dijadikan target oleh Edwin?" Victor Roswell yang merupakan kepala keluarga Roswell berbicara dengan nada mengejek.

"Benar! Dari keluarga-keluarga besar kita, memang ada banyak murid di Akademi Sunblaze. Tapi, kebanyakan dari mereka hanyalah murid pekerja. Yang berhasil menjadi murid biasa saja bisa dihitung dengan jari, sedangkan murid inti biasanya adalah calon kepala keluarga atau tetua di masa depan. Bisa-bisanya anak genius seperti Evander malah ditekan. Apa keluarga Vale benar-benar berpikir mereka bisa mengabaikan segalanya hanya karena mereka memiliki Lillian?" Benedict Windsor yang merupakan kepala keluarga Windsor pun ikut menyahut setuju.

"Gawat! Evander … telah menghancurkan Mason!"

Pada saat itu, seorang anggota keluarga Vale berlari panik ke alun-alun setelah melihat kondisi Mason yang mengenaskan. Keluarga Vale pun mulai dilanda kekacauan.

Begitu melihat Mason yang hampir tidak bernyawa sedang dibopong oleh beberapa orang, Tetua Agung keluarga Vale yang bernama Gideon Vale langsung bangkit dengan wajah murka. "Evander! Apa yang sebenarnya kamu lakukan?"

Dalam sekejap, para petinggi keluarga Vale yang dipimpin oleh Gideon bergegas menuju alun-alun dan bersiap untuk menangkap Evander.

"Cucu kesayanganmu itu terlalu besar mulut! Jadi, aku hanya memberinya sedikit pelajaran," Evander melirik sekilas ke arah Tetua Agung. Dalam sekejap mata, tubuhnya sudah melesat ke arah Lillian.

Bajingan-bajingan tak berguna! Keluarga Vale tidak akan bisa menekan dirinya, kecuali leluhur yang dikabarkan telah melangkah ke Tahap Kekuatan Dewa itu keluar dari pertapaannya. Evander sangat yakin akan hal itu.

Selanjutnya, dia harus merebut kembali Tulang Tempur Naga Air dan menghancurkan Lillian! Dia ingin membuat perempuan licik itu menerima balasan atas perbuatannya.

"Cukup!"

Tepat saat Evander hendak menyerang, suara dingin seseorang tiba-tiba terdengar.

Dalam sekejap, sosok seorang pria yang sebelumnya selalu berada di sisi Lillian muncul di hadapannya.

Jarak mereka masih belasan meter, tetapi dengan satu ayunan telapak tangan, pria itu mengeluarkan serangan dahsyat yang membentuk bayangan yang langsung mengarah ke Evander.

"Apa?"

Evander terkejut dan merasakan tekanan yang benar-benar menyesakkan.

Sebuah telapak tangan menghantam udara dengan kekuatan dahsyat dan menerjang ke arahnya dalam sekejap mata. Karena tidak ada celah untuk menghindar, satu-satunya pilihan pun hanyalah menghadapinya secara langsung.

"Teknik Penjinak Naga Sembilan Dunia!"

Evander diam-diam merapalkan jurus itu dalam benaknya. Dalam sekejap, energi spiritual mengalir ke seluruh tubuhnya dan melindungi setiap bagian dirinya.

Namun begitu bentrokan terjadi, tubuh Evander langsung terpental. Dia mengerang pelan dan darah segar menyembur dari mulutnya.

"Mengumpulkan energi spiritual, menyempurnakan energi ilahi, lalu menggabungkannya ke dalam teknik bela diri? Energi ilahi ini … adalah kekuatan seorang ahli di Tahap Kekuatan Dewa!" Evander bergumam dan hatinya penuh dengan amarah dan ketidakrelaan.

Dia merasakan organ dalamnya hampir meledak! Kekuatan telapak tangan lawan telah menembus tubuhnya dan merobek meridiannya sedikit demi sedikit. Andai tubuhnya tidak pernah ditempa oleh energi naga hingga menjadi luar biasa tangguh, mungkin saat ini dia sudah menjadi mayat.

Dengan perbedaan kekuatan yang begitu besar, sekuat apa pun energi spiritual yang dimilikinya tetap tidak akan berguna. Bagaimana mungkin seseorang yang masih begitu muda itu sudah ada di Tahap Kekuatan Dewa dan bisa muncul di keluarga Vale?

Di seluruh kota Sunblaze, jumlah ahli di tingkat ini tidak lebih dari sepuluh orang. Sepengetahuan Evander, hanya wali kota Sunblaze yang disebut sebagai kultivator terkuat yang berada di tahap ini.

Dalam sekejap, sosok misterius itu sudah berada di sisi Lillian dan menyelipkan sebuah pil bulat ke dalam mulut gadis itu untuk membantu menstabilkan lukanya. Setelah itu, dia memandang ke Evander dengan tatapan dingin dingin dan kejam. "Siapa kamu? Berani-beraninya kamu menyentuh murid dari Akademi Samsara!"

Akademi Samsara!

Nama tersebut seakan mengguncang jiwa. Bahkan wali kota Sunblaze harus memperlakukan orang ini dengan penuh hormat. Bukan karena kekuatannya, melainkan karena statusnya.

Meskipun Evander adalah murid Akademi Sunblaze dan hari ini telah menunjukkan bakat yang luar biasa, para guru akademi itu justru serempak mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihat apa pun.

Akademi Sunblaze hanyalah salah satu dari ratusan cabang Akademi Samsara. Keberadaannya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Akademi Samsara. Bahkan kepala akademi pun tidak berani berbuat apa-apa terhadap pemuda ini.

Di sisi lain, anggota keluarga Vale berhenti melangkah dan menatap penuh harap ke depan. Tidak ada yang menyangka bahwa pemuda yang selama ini diam dan selalu berada di sisi Lillian itu ternyata begitu kuat dan memiliki latar belakang yang begitu menakutkan.

Jika Evander menyinggung orang seperti ini, berarti sama saja dia sedang mencari mati. Dia mungkin genius di kota kecil seperti kota Sunblaze, tetapi di hadapan murid Akademi Samsara, dia tetaplah seorang anak yang tidak berarti apa-apa.

"Kak Lucas, kumohon bunuh dia!"

Mata Lillian penuh dengan kebencian yang mendalam. Dia menatap Evander dengan penuh dendam saat dia berkata, "Anak haram ini berani mengincar Tulang Tempur yang seharusnya menjadi milikku!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

50