Bab 7 Part 7

by Neng Gemoy 18:54,Oct 28,2024
Dedek arya mulai bangun, kakak hoaaaaam, kenapa membangunkan aku? mungkin itu yang akan dikatakan dedek arya kepadaku. Ciumanku berbalas ciumannya, Pagutan berbalas pagutan, hisapan berbalas hisapan. Indah rasanya seakan ini adalah mimpi. Tiba-tiba Ibu melepas ciumannya.

Ibu sayang kamu, Arya ucap Ibuku, dan Aku menjawabnya dengan anggukan.

Jadikan Ibu milikmu nak…… buat Ibu milikmu seutuhnya dan bukan untuk Romomu yang kurang ajar itu……….. sentuh ibu naaak mmm…….. paksa Ibuku dengan nada yang mengeras.

Mendengar ucapan ini seakan-akan membuat aku merasa tersakiti oleh Romo. Ya Ibu pasti merasakan sakit karena Romo. Apa yang sebenarnya terjadi antara ibu dan Romo aku tidak pernah tahu. Tetapi dari ucapan Ibu sangat tersirat rasa benci yang terpendam. Hmmmm…… Kembali kucium Ibuku, kuarahkan kedua tanganku ke arah kebayanya, kurobek kebaya. Breeet breeeeet breeeet kurobek hingga terlihat kutang ibuku. Kebaya yang Ibu pakai sekarang hanya menutupi lengannya dan menggantung di tangan kanan dan kirinya. Ciuman antara aku dan Ibuku semakin panas, karena nyawa muda yang menggebu-gebu dan belum pernah merasakan hal ini sebelumnya membuat aku Ibu mendorong hingga rebah di tempat tidur. Posisi pantatnya tepat dipinggir ranjang dengan kaki yang masih terjuntai dilantai. Aku yang berdiri melihat kearah Ibuku, kupandang seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang baru saja aku porak porandakan.

Ayo nak ….. Ibu siap perintah halus ibuku dengan senyumnya seakan-akan memberikan lampu hijau terang benderang agar aku melanjutkan, melanjutkan apa yang harus dilanjutkan.

Aku sedikit merunduk dan menarik ujung jarik Ibu, mengetahui aku akan kesulitan menarik jariknya Ibu mengangkat pinggangnya, dan kutarik jarit itu hingga ke bagian pinggang Ibuku. Tampak pemandangan yangpernah aku lihat dan Aku melihatnya lagi, vagina yang tertutup kain putih berbetuk segitiga. Kutarik lembut, Ibu memudahkannya dengan sedikit mengangkat pinggang dan kakinya yang jenjang sehingga terlepas sudah celana dalamnya dan terlihatlah apa yang semalam aku masuki. Kusentuh-sentuh dengan jariku, sekejap itu aku mendengar ibu merintih merasakan nikmat. Dengan cepat aku melepas celanaku beserta celana dalamku sambil tanganku kiriku masih mengelus-elus vagina Ibuku. Toeeeeng eeeeeng eeeeng…. Bebas bebas…. sangkar mana sangkar mana diiiiimanaaaaaaaa mungkin itu yang akan diteriakan oleh dedek Arya, dan akan aku jawab ada didepan, sebentar ya

Bu….. tanyaku sambil kuelus-elus vagina Ibuku, Aku memang belum berpengalaman, semalam kejadian itu aku kesulitan memasukinya. Sekarang aku harus mencobanya seperti adegan film yang pernah aku tonton sebelumnya. Aku pastikan jalan masuknya dengan jempol dan jari telunjuk tangan kiriku untuk membukanya seperti adega-adegan dalam video. Mungkin pada kejadian awal aku tidak menceritakan secara detail apa yang aku tonton. Maklumlah semalam adalah kejadian yang tergesa-gesa dan pertama kali. Kali ini aku bisa sedikit tenang jadi aku bisa mengingat apa yang aku tonton secara detail.

aaaaahhhhhhh….. nak….. lenguh Ibuku ketika dua jariku mencoba membuka pintu vaginanya.

Setelah aku melihatnya, ku arahkan dedek arya dan kumasukan secara perlahan. Kini posisi kaki Ibu terangkat dan merenggang terbuka. Dan kedua tanganku memegang pinggang Ibuku.

Aduh bu, sakit, sempit sekali…. kenapa tidak bis……sa mass…….suk…… ucapku, terus aku tancapkan dan kudorong dengan menahan rasa sakit. Kudorong dengan paksa tampak vagina ibuku sangan sempit dan keset. Kenapa di film bisa masuk dengan enaknya, kenapa ini malah seret sekali. Dengan usaha maksimal, Optimalku akhirnya dedek Arya hanya masuk setengahnya saja.

Uftttttttttttt…..ahhhhhhhh…… besaaaaaaaaaaaaaar sekaaaaaaalllli……

Sakiiiiit nak pelaaaaaaan…. punyamu keb…..bes….sar….ran ….hufffffttt….. aaaahhh rintih kesakitan ibuku dengan kedua tangannya menahan tubuhku.

Cobalah masukan setengah keluarkan, masukan lagi dan keluarkan nak, terus seperti itu, kalau hingga nyaman, setelah itu dorong sekuat tenaga kamu nak aaaaaisssshh perintah Ibuku dengan nada cepat dan dahi mengrenyit menahan sakit.

Kupegang kedua pinggul Ibu, kulakukan apa yang dikatakan Ibuku, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, setengah masuk, keluar, setengah masuk keluar, dan semakin lama aku melakukannya semakin licin, walau sedikit. Mula kurasakan kehangatan liang vagina Ibuku hangat sehangat sayangnya kepadaku. Tak pernah aku berpikir akan terjadi tapi ini pengalaman pertamaku. Bagai terkena Tsunami, dedek arya tenggelam di dalamnya.

ufffftttt…..besar seka……li ….. naaaaak ……penuuuuuuuuh rintih kesakitan Ibuku disertai kedua kakinya yang mengapit pinggangku, dan rintihan itu membuat aku menghentikan gaya dorong.

maaf bu, aku baru kedua kalinya, dan semalam adalah yang pertama, haruskah aku hentikan ucapku sedikit menggoda.

tidak nak, tidak ibu suka, ibu suka cepat nak cepat ….ahhhhhhhhhhhhh….terasa penuh naaak lanjut Ibuku

Air matanya semakin deras, semakin basah kedua pipi Ibuku. aku tidak mempedulikannya, aku harus menempatkan cintaku, biar air mata itu semakin keluar banyak, biar semakin Ibu mencintaiku. Ku lanjutkan gaya dorong tubuhku semakin cepat semakin cepat.

Enak sekali nak, Ibu suuuuuuka, punyaaaaamu menyentuh rahim Ibuuuuuuu, setubuhi Ibu nak, setubuhi ibu setubuhi Ibu, jadikan Ibu milikmuuuuuaaaaaaashhhh racaunyaIbuku

Ini untukmu Ibu, punyamu bu ucapku sambil aku menggoyang pinggangku.

ya punya Ibu, Ibu punyamu, milikmu nak….terus nak, terus…. buat Ibu semakin cinta kamu ucap Ibuku

Ya bu pasti, ah ah ah ah ah ah bu aku tresno sliramu bu (aku cinta kamu bu) ucapku sambil kupercepat gaya dorongku.

Ibu juga nak,terus…. Terus nak, enak uftttt….. ah terus……. racau Ibuku.

Teraasa vagina Ibu yang sempit menjadi semakin berlendir. Semakin memudahkan aku untuk memasukan dan mengeluarkan dedek arya. Kulihat wajah Ibu nan ayu dengan kebaya yang porak poranda akibat aku sobek. Payudara ibu masih terbungkus kutangnya, tapi aku bisa melihat susu Ibu seakan-akan hampir muntah kemungkinan karena ukuran kutang yang terlalu sesak. Pastinya payudara Ibu sangat besar dan menggairahkan. Tapi entah kenapa konsentrasiku saat ini hanya menggoyang dan terus menggoyangnya tanpa mempedulikan bagian tubuh Ibu yang lain. Selang beberapa menit aku menggoyang, tampak Ibuku gerakan Ibu semakin menggila. Semakin lama semakin tubuh Ibu mulai bergoyang semakin tak karuan. Kedua tangannya tampak menggenggam erat kain sprei. Bermenit-menit aku menggoyang hingga akhirnya …..

Ibu mau keluar nak, Ibu meh methu(mau keluar)….. racaunya yang membuat aku heran, kenapa coba lagi asyik-asyiknya malah mau keluar?

Keluar kemana bu? tanyaku keheranan yang membuat pikiranku beralih sehingga gesekan yang terjadi malah tidak membuatku merasakan rangsangan. Jujur aku tidak mengerti maksud Ibuku.

Wis pokoke di goyang terus wae (dah, pokoknya di goyang terus saja) racau Ibuku merasakan sesuatu yang tidak aku rasakan karena mungkin aku tidak berkonsentrasi pada kegiatanku.

Kukembalikan konsentrasi pada peningkatan gaya dorongku, kupercepat goyanganku. Kupindahkan kedua tangaku masing-masing disamping tubuh Ibuku. Kini kedua tanganku menopang tubuhku. Membuat Ibu semakin menggila karenanya, kuarahkan pandanganku ke Ibu kulihat wajahnya yang cantik tampak sedikit awut-awutan. Menggeleng kekanan dan kekiri, tubuhnya bergetar seakan-akan terkena gempa 10 skala ritcher dan tiba-tiba tubuh ibu melengking…

Ibu keluar….. aaaaaaaaaaaaahhhhhh……… eeeeeeeeehmmmmmmmmmmmmm ibu merasakan seuatu yang membuatnya melemah, tapi aku tidak tahu apa itu karena tidak ada komando dari Ibu aku terus melakukan goyangan terus dan terus. Ibu yang terlihat ingin istirahat Ibu terkejut karena aku masih terus menggoyangnya. Terasa ada cairan yang membasahi dedek Arya tapi aku tidak peduli aku terus mempercepat goyanganku.

aduh nak is….ti……ra…..hat du……lu aaaahhhh….. ah ah eeeeeeeeeh racau Ibu, tapi tak jelas kudengar karena suaranya terlalu lirih, aku tetap menggoyang. Melihat paras ayunya membuatku semakin menggebu-gebu. Paras ayu nan pasrah membuat aku mendidih jika diteruskan mungkin aku akan menguap. Goyangan demi goyangan, hentakan demi hentakan aku lancarkan kedalam vagina Ibuku. Hingga aku merasakan sesuatu ingin keluar dari dedek arya, sama seperti yang aku rasakan saat mimpi basah. Kelihatanya aku merasakan apa yang dirasakan laki-laki dalam film itu. Sperma? Ya ini pasti sperma yang akan keluar, seperti kata guru biologiku waktu SMA.

Ibu aku pengen pipis …. aduh ….. akkhhhh…. pipisku hampir keluar bu….. Ibu…. cintaku …… sayangku …..kekasihku….. ooooooohhhhhh racauku dengan suara yang keras

Ke….luar…..kan sa…..ja nak, di… da….lam….. racau Ibu

Semakin cepat aku menggoyang dan….

Aku pipis buuuuu……. Ibuku cintaku….. AKu cinta Ibu kuhjamkan sangat dalam hingga mentok di dalam vagina Ibuku.

Tak trimo tresnomu le (ku terima cintamu le) aaaaaaaaaaaaaah racau Ibuku

Crot….crot…. Crot….crot…. Crot….crot…. Crot….crot…. Crot….

Sepuluh kali aku merasakan sperma itu keluar hingga aku tak kuat menahan beban tubuhku sendiri. Aku Ambruk dan langsung kerabahkan tubuhku di atas tubuh Ibuku yang berbalut kutang. Kupeluk Ibuku dan kuciumi leher Ibuku. Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah Ibu yang kemudian memeluk erat tubuhku. Terasa terbang ke awan-awan putih nan indah. Oooooohh……..

Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

177