Bab 6 Part 6

by Neng Gemoy 18:53,Oct 28,2024
Kleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeek………… Deg janntung serasa berhenti berdenyut, semua tempat tampak begitu gelap. Kenapa kamar tamu gelap sekali, dimana Ibu sebenarnya. Klik ….Kunyalakan lampu kamar tamu dan tak kutemukan keberadaan Ibu.

Bu…… Ibu…….

Ibu dimana to?teriaku memanggil Ibu

Di kamar tamu depan nak…. terdengar suara Ibu dari dalam kamar tamu depan

Hadeeeeeeeh, kenapa ini telinga tadi aku dengar Ibu teriak seakan-akan dikamar tamu belakang. Hantu? Hiiiiiii…….Mungkin telingaku yang kurang jelas dalam mendengar. Di rumahku ini ada dua kamar tamu, sebenarnya cuma satu kamar tamu dan yang satunya lagi adalah kamarku sampai umur 12 tahun. Baru kemudian aku meminta kepada orang tuaku untuk dibangunkan kamar dilantai yang lebih tinggi. Bekas kamarku pun dijadikan kamar tamu, sehingga terdapat dua kamar tamu, kamar tamu depan dan kamar tamu belakang. Ku melangkah ke sumber suara dimana Ibu berada, ketika sampai didepan kamar tamu.

Go go power rangers <melodi> ….Go go power rangers <melodi> …. Go go power rangers …. the mighty morphin power rangers…..bunyi telepon cerdasku berbunyi, kulihat sebuah nama yang tak asing lagi, Rahman.

Bu bentar gih, mau angkat telepon dulu teriakku, tak ada jawaban dari kamar tamu depan, aku melangkah ke ruang tamu.

Tumben kang, Ada apa kang?

MMC punyamu rusak? Hahahahahahahaha…. tenang aja masih kang file-nya, memangnya tidak di simpan di komputer kang?

Kamu format ulang?lupa kamu pindah ke-D (baca Drive D)

Oke oke kang, besok ya aku mau mengantar Ibu kundangan dulu klek… suara telepon cerdasku pertanda aku menutup telepon. Ada-ada saja kang Rahman, format ulang komputer sampai lupa pindahin semua file-file dari Drive C ke Drive yang lain. Membuat hatiku tertawa terpingkal-pingkal. Dengan masih menahan geli karena ulah kang Rahman yang menangis sambil meneleponku hanya gara-gara file video panas, aku melangkah balik menuju kamar tamu depan. Dan…..

Kamar yang terang tampak beberapa poster Batman, Superman, Robo Cop masih tertempel di dinding kamar ini, kamarku ketika aku masih berusia belia. Susunan kamar masih tampak sama dengan yang dulu, hanya saja kesan anak kecil sudah disulap menjadi kamar untuk orang dewasa. Sinar lampu yang terang berwarna putih membuat seisi kamar ini tampak begitu jelas. Pandanganku yang semula menelusuri kamar ini tertahan, terhenti pada sebuah pemandangan. Kulihat seorang wanita paruh baya nan Ayu, cantik berpakaian kebaya warna putih, ya dia Ibuku. Wanita dengan tinggi tubuhnya kira-kira 155 cm. Aku bisa memperkirakan tinggi tubuh ibuku karena ketika aku berada disamping Ibu, tinggi Ibu hanya sebatas tengah-tengah leherku. Pandanganku semakin berkeliling, balutan jarit warna coklat bermotif batik tulis pada bagian bawahnya sangat serasi dengan kebaya putih yang membungkus tubuh wanita. Riasan yang sederhana, tanpa sanggul hanya rambut yang digelung kebelakang hingga membuat leher jenjang indah itu tak tertutup rambut. Tampak sedikit rambutnya terurai kedepan menutupi sedkit wajah putih cantiknya. Kulitnya yang putih serasi dengan apa yang dipakai oleh wanita yang berada dihadapanku. Payudara? Jujur saja aku belum bisa memastikan berapa ukurannya karena memang aku belum pernah memegang dan menanyakan kepada Ibuku. HEI HEI! kenapa pikiranku menjadi mesum seperti ini, tujuanku masuk ke kamar ini kan untuk membereskan kamar tamu membantu Ibu dan menunggu eksekusi amarah dari Ibu.

Wanita dengan wajah sendu itu kemudian berdiri, secara perlahan layaknya adegan slow motion wanita itu mendekat ke arahku. Dengan senyuman nan elok kepadaku, Ibu semakin dekat. Dengan jarak kurang dari 1000 milimeter, Ibu mengulurkan jari manis tangan kirinya. Tampak cahaya di wajahnya yang berbalutkan sinar kebahagiaan dan kasih sayang. Terpancar cinta seorang wanita kepada laki-laki.

Ibu menunggumu terlalu lama

Sudah membeli cincin yang Ibu inginkan? Suara yang lembuuuuuuuut sekali berbeda sekali dari yang pagi meluncur dari bibir indah bergincu tipis berwarna merah jambu.

Aku masih terdiam, melihatnya membuatku masih tertegun dengan apa yag aku lihat. Kecantikan khas dari daerah tempat tinggalku dengan sedikit tambahan kecantikan perpaduan dari negara lain.

Naaaak…. suara lembut itu kembali mengalir dari bibir merah jambu itu.

Ibu…. Ayu banget (cantik sekali) kataku lirih, hanya dibalas dengan senyuman Ibu kepadaku.

Mana? lanjut Ibuku

Kuambil kotak kaca yang berisikan cincin yang diinginkan Ibuku, sama persis dengan gambar yang diberikan kepadaku. Ketika aku mengeluarkan cincin itu, ibu semakin mendekat dan mengulurkan jari manis tangan kirinya kepadaku. Terasa sedikit aroma wangi parfum yang khas dari bunga melati dengan sedikit wangi dari bunga yang lain, entah bunga apa itu.

Coba nak kau pakaikan cincin itu kejari Ibu nak lembut suara itu kembali mengalir, suara yang seakan-akan telah di bubuhi pelembut pakaian.

Mendengar perintah Ibu aku langsung membuka kotak cincin pesanan Ibu. Kuambil dengan kedua jariku. Dengan sedikit gugup dan sisanya adalah sangat gugup, aku kemudian memakaikannya. Perasaan yang sangat gugup sekali hingga ketika aku memegang tangan itu serasa terpeleset berkali-kali walau pada akhirnya terpasang. Jelas saja, aku tidak pernah melihat Ibu secantik malam ini dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Dan hap, cincin itu terpasang tapi dan dengan amat sangat tiba-tiba kulihat ada air yang keluar dari matanya turun deras seperti terpeleset karena mungkin sangat halusnya pipi Ibu .

Hiks hiks… terima kasih nak ini kado terindah yang pernah Ibu dapatkan sambil memandangku dan memegang pipiku kananku dengan lembut.

Sekarang Ibu menjadi milikmu sekarang…. Ibu akan menjadi wanitamu, dan akan menjadi wanita pertamamu ucap Ibu dengan wajah yang basah karena air matanya

Ibu tahu ini salah, tapi Ibu sudah terlanjur terlalu sayang dengan kamu nak, kamu yang selama ini selalu memberi perhatian lebih kepada Ibu ketika ibu harus sendiri menanggung beban perih di hati Ibu

Ibu telah terjebak, di dalam hal yang tidak seharusnya, tetapi Ibu sudah memutuskan

Kamu selalu berikan apa yang selama ini Ibu idam-idamkan dari seorang laki-laki yang sebelumnya belum pernah Ibu dapatkan dari laki-laki manapun, dan kamu benar-benar memberikan kado yang indah buat Ibu nak

Sekarang …… dan ….selanjutnya Ibu akan selalu bersamamu… asalkan kamu selalu memgang janji kamu untuk selalu menyayangi Ibu…. Ibu milikmu lanjut Ibu dengan air mata yang menetes mengalir di pipinya.

Aku terdiam, aku peluk Ibuku. Kupeluk erat tubuh Ibuku serasa tak ingin melepaskannya.

Bu semalam semestinya Arya tidak melakukannya…. Arya sayang banget sama Ibu ucapku terpotong dengan posisi memeluk Ibuku, melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya dan kepala Ibu bersandar tepat di dadaku.

Semua telah terjadi, dan Ibu telah berbuat kesalahan karena menyayangimu berlebihan, melebihi rasa sayang seorang Ibu kepada anaknya, Ibu mohon sayangi Ibu seperti rasa sayang Ibu kepadamu nak potong Ibuku

Semalam ya karena semalam Ibu yakin kamulah laki-laki yang bisa memberi kebahagiaan keapada Ibu lanjut Ibu

Bu bukankah seharusnya Arya, selalu menyayangi Ibu….

Ibu akan ceritakan semuanya asal kamu mau memperlakukan Ibu selayaknya kekasihmu, kasih sayang terhadap seorang wanita, Jika itu kamu benar-benar sayang Ibu, jika tidak segeralah tinggalkan kamar ini potong Ibuku

Aku jatuh cinta ke Ibuku? ya aku memang mencintainya sebagai seorang Ibu, tapi mendengar pernyataan itu, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari diriku. Aku…. Aku….. ya aku terlalu sayang Ibu.

Bu…. ucapku.

Kuberanikan menggerakan tanganku, ku angkat dagu Ibuku dengan tangan kananku dan kucium lembut, sangat lembut dan Ibu membalasnya dengan ciuman yang lebih lembut layaknya seorang wanita mencium kekasihnya dengan penuh rasa cinta. Ibu memejamkan matanya, tapi aku terus membuka mataku untuk selalu menatapnya. Semakin lama kurasakan semakin tak terkendali ciuman antara kami berdua. Aku sudah tidak peduli dengan pintu kamar tamu yang masih terbuka. Aku terus menciumnya dan menciumnya, menyedotnya begitupula dengan Ibu.

Emmmmmmmmmm………. desahan Ibuku mulai kudengar

Air mata itu kembali megalir deras, sangat deras membuat aku tidak tega untuk melanjutkan hal bodoh ini. Kuhentikan ciumanku, kelepaskan bibirku dari bibir Ibu, kutatap Ibuku yang terpejam matanya. Kemudian Ibu membuka matanya yang tergenang oleh air mata secara perlahan.

Kenapa ibu menangis? tanyaku

Air mata ini adalah cinta Ibu ke Romo kamu yang tak pernah terbalas, biar mengalir keluar semuanya nak, Ibu ingin menyayangi kamu seutuhnya, jangan pedulikan air mata ini, ketika air mata ini berhenti, cinta Ibu ke Romo kamu telah habis, dan akan tergantikan olehmu jelas Ibuku dengan suara yang parau

tapi bu, Romo…. jawabku terputus

Sekarang adalah Aku dan kamu ….Milikilah Ibu, Ibu sangat sayang kamu nak potong Ibuku, Romo? Ada apa dengan romo? Masa bodohlah, sekarang ya sekarang antara Ibu ……… dan…….. Aku, Arya.

Arya juga sayang Ibu jawabku sembari menatuhkan bibirku ke bibir Ibu, aku menciumnya kembali



Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

177