Chapter 12: Terancam, Tak Ada yang Bisa Melindunginya
by Yohan Andre
15:25,Jan 24,2024
“Aku yang menyebabkan masalah ini terjadi, jadi biarkan aku mengatasinya sendiri.”
“Kau tak perlu melindungiku! Aku jamin, masalahku ini tak akan merugikan keluarga Lan di Tongcheng.” Balas Evelyn yang tidak setuju dengan perkataan sang ayah.
Yohan meledek dengan geram, “Cih, kau akan mengatasinya sendiri? Bagaimana kau akan mengatasinya?”
“Dewa Perang Xuanwu bukanlah seseorang yang bisa kau lawan. Bagaimana kau bisa menghadapi kemarahannya nanti?”
“Lalu, adik seperguruanmu itu, jika bukan aku yang membunuhnya, apa kau pikir Dewa Perang Xuanwu akan membiarkannya begitu saja?”
Ayahnya terus-menerus membicarakan Dewa Perang Xuanwu, ini membuat Evelyn makin kehilangan kesabarannya, gadis itu lantas menjawab, “Yohan, rupanya kau sangat takut dengan Dewa Perang Xuanwu, ya?”
“Dia itu hanya salah satu dewa perang, dia juga yang bertanggung jawab atas semua urusan yang terjadi di wilayah selatan. Si Raja Zhonghai cuma raja biasa, mana mungkin akan menarik perhatiannya… apalagi aku tak takut dia,okay?”
"Dan juga! Kau tak perlu membicarakan Walter lagi! Mulai hari ini, bukan hanya Dewa Perang Xuanwu, bahkan jika Raja Langit datang untuk menyentuh adik seperguruanku, aku tidak akan diam saja!”
Yohan melanjutkan dengan penuh putus asa, “Baiklah. Sekarang kau sudah dewasa, sayapmu sudah kuat. Aku pun tak sanggup menasehatimu lagi.”
“Potensimu memang patut diakui, bahkan kau tidak takut pada Dewa Perang Xuanwu. Tapi, bagaimana dengan orang itu?”
“Dia akan segera kembali, seperti yang sudah dia katakan sebelumnya, dia akan menikahimu begitu kembali dari ibu kota. Keluarga Lan tidak punya kuasa untuk menolaknya. Jadi, apa yang akan kau lakukan dengan ini?”
Evelyn menunjukkan raut wajah yang kesal berkat ocehan ayahnya yang tak henti-henti, “Kau tak perlu mengkhawatirkannya. Jelas-jelas aku sudah menolaknya dengan tegas saat itu!”
“Jika dia terus mengganggu, abaikan saja!”
Yohan tersenyum getir, “Mudah sekali kau mengatakannya! Kau belum tahu saja dia orang yang seperti apa.”
“Kau bilang sudah menolaknya, tapi apakah itu berguna?”
“Kau tak boleh menganggap enteng hal ini! Meskipun kau tidak peduli risiko yang akan kau hadapi, kau tetap harus memikirkan keluarga kita. Kau itu masih bagian dari keluarga Lan, tentu saja harus mempertimbangkan nasib keluarga juga…”
“Tuut...”
Evelyn tahu bahwa pembicaraan selanjutnya pasti akan menjadi omelan yang sama seperti biasanya. Dia memutuskan untuk langsung menutup teleponnya, lalu keluar dari mobil, kemudian melemparkan ponselnya kepada pelayan.
“Di mana Walter?”
“Dia ada di dalam istana, Nona.”
Evelyn mengangguk, melangkah kembali ke dalam area istana. Ketika dia menemukan Walter, ternyata pemuda itu telah mengitari seluruh area istana untuk mencari petunjuk.
“Walter, kau sedang mencari apa?”
Ekspresi Walter terlihat agak kecewa, “Mencari petunjuk, tapi aku tidak menemukan apa pun.”
Evelyn menghela nafas lega dan tersenyum seraya menjawab, "Kalau tidak ada, ya, sudah. Jika kau masih ingin menyelidikinya, aku tidak akan menghalangimu. Mungkin, aku bisa ikut menyelidikinya denganmu.”
“Terima kasih kakak kesembilan.” Ucap Walter yang tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
Evelyn mengangguk, kemudian mengalihkan topik pembicaraan, “Omong-omong, dari mana kau mendapatkan lonceng tembaga di depan aula?”
“Oh, lonceng itu. Aku dapat saat ke Kuil Huiyin yang ada di gunung Qixia.” Jawab Walter dengan santai.
Evelyn terkejut lalu berkata, “Tak heran jika terlihat agak familiar... Tapi Kuil Huiyin berjarak sekitar seratus mil dari sini, apa kau selalu membawanya saat kemari?”
Pemuda itu lantas mengangguk, seraya mengiyakan. Evelyn tiba-tiba tersenyum, “Dasar konyol, apa kau tidak lelah membawa benda berat itu ke mana-mana? Kalau begitu, nanti aku akan menyuruh orang untuk membawanya kembali…”
“Lalu… ada apa dengan pakaianmu ini? Setelah aku turun dua tahun lalu, apa tidak ada yang menjahitkan baju untukmu lagi?”
“Lihat lubang-lubang ini... dan bekas darah... Cepat lepaskan dan buang pakaian jelek ini!”
Wanita itu berbicara seraya merobek pakaian usang yang dikenakan Walter. Lalu, tangan Evelyn meraba ke bawah hingga menyentuh bagian pinggang pemuda itu, Walter sontak menjauh seolah sedang tersengat listrik, “Kakak kesembilan, jangan seperti itu!”
Melihat ekspresi Walter yang lucu, Evelyn tertawa ringan sambil menyentuh dahi pemuda polos itu dengan ujung jarinya. Lantas dia membalas dengan nada menggoda, “Jangan seperti ini? Memang apa yang kau pikirkan? Kau takut aku akan menggodamu?”
“Apa kau lupa siapa yang mengobati luka kakimu saat berlatih di gunung dulu? Siapa yang merawat lukamu siang malam hingga mengganti perbannya? Kenapa saat itu kau tidak takut aku akan menggodamu?”
“Hanya selang dua tahun, sekarang kau tidak ingin aku mengurusmu lagi?”
Dengan malu-malu Walter menjawab, “Kakak kesembilan, maksudku bukan begitu.”
“Kalau begitu, baiklah.”
Sambil tersenyum Evelyn mendekat, lalu mengangkat ujung pakaian pemuda yang sudah usang dan tak layak pakai. “Kemarilah, biarkan aku melihatmu. Aku ingin tahu kau sudah tumbuh sebesar apa selama dua tahun ini.”
Walter yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan seniornya itu, langsung menghindar seraya berkata, “Kakak kesembilan, aku akan mengganti pakaianku sendiri nanti.”
“Sekarang, sebaiknya kita keluar dari sini.”
Evelyn jadi merasa canggung, lalu tersenyum manja, “Dasar bocah! Selama dua tahun ini tinggimu tidak bertambah, tapi kepribadianmu makin dewasa, ya!”
“Baiklah, kalau begitu aku akan menganggapmu sebagai bocah yang baru turun dari gunung dan belum terbiasa dengan kehidupan di sini. Aku akan membiarkanmu beradaptasi dulu selama dua hari.”
“Jika kau berani melakukan ini lagi, aku tak akan diam saja, loh!”
Setelah mengatakan itu dia berbalik ke arah pelayan di sampingnya, “Carikan penginapan terbaik di Zhonghai, aku ingin menyambut kedatangan adik kesayanganku, agar dia bisa beristirahat dengan nyaman.”
“Baik, Nona.” Pelayan itu menjawabnya dengan sopan, lalu segera pergi untuk mencarikan penginapan terbaik seperti yang diperintahkan tuannya itu.
Sementara itu, berita kematian Raja Zhonghai telah menyebar hingga ke markas besar Jiangnan, menimbulkan kehebohan seisi bangunan tersebut. Namun, kehebohan itu segera mereda, karena setiap orang yang berada di dalam markas tersebut adalah orang pilihan yang kekuatannya tak kalah hebatnya dengan Raja Zhonghai.
“Siapa pelakunya?” Di kursi teratas, seorang pria paruh baya yang mengenakan zirah berwarna perak bertanya seraya mengerutkan keningnya.
“Siap, Kapten. Putri dari keluarga Lan, Evelyn Lan yang melakukannya!” Seorang prajurit yang berada di bawahnya segera menjawab.
“Apa ada yang tahu latar belakangnya?” Lanjut pria paruh baya yang mengenakan zirah berwarna perak tersebut.
Prajurit yang berdiri di kedua sisinya segera menjawab, “Dia adalah putri sulung Yohan Lan, kepala keluarga Lan yang terkenal di Tongcheng. Dia belajar seni bela diri selama beberapa tahun, kemudian tiba-tiba muncul di Zhonghai dua tahun lalu. Dulu Raja Zhonghai pernah menyebutnya dalam sebuah laporan.”
“Di dalam laporannya, ia menyebutkan kalau gadis itu memiliki keterampilan yang hebat, kemampuannya dalam menggunakan panah sungguh luar biasa!”
“Dalam dua tahun terakhir, dia telah banyak mengembangkan perusahaan-perusahaan besar di Zhonghai. Perusahaan Farmasi Zhonghai Lanke, Hotel Shangri Lixie, dan Perumahan Royal Blue Garden, itu semua milik Evelyn Lan!”
Pria paruh baya yang duduk di kursi paling atas itu seketika mengernyitkan dahinya, “Bagaimana bisa seorang wanita muda membangun itu semua hanya dalam dua tahun? Dia bukan dari kelompok seni bela diri, bukan?”
Seorang prajurit dengan alis tebal segera menjawab, “Saya baru saja mengirim seseorang untuk menyelidiki ini dan memastikan bahwa dia bukanlah anggota kelompok seni bela diri.”
“Baguslah!”
Pria dengan zirah perak itu tanpa sadar menghela napas lega, “Asalkan dia bukan anggota kelompok seni bela diri, itu tak masalah. Karena nanti tak ada yang bisa membantunya!”
“Lancang sekali dia sampai membunuh Raja Zhonghai! Dia benar-benar berani hingga memancing kemarahan Dewa Perang Xuanwu!”
Membahas Dewa Perang Xuanwu, semua orang yang ada di sana seketika langsung terdiam memikirkan konsekuensi yang akan terjadi. Tentu saja mereka akan begitu, siapa yang tidak takut pada Dewa Perang Xuanwu. Sosoknya sangat kuat, kekuatan kultivasinya bahkan telah mencapai Tingkat Langit Ekstrim, tingkatan paling sempurna di antara tingkatan kultivasi lainnya. Seorang ahli biasa tidak bisa disandingkan dengannya.
“Boom!”
Tiba-tiba, sebuah mesin bersuara keras melintas di atas markas besar mereka. Sontak semua orang yang berada di sana langsung terkejut mendengarnya. Pria dengan zirah perak tiba-tiba berdiri dan berteriak dengan suara dalam, “Apa yang terjadi? Siapa yang sedang menguji pesawat tempur di markas ini?”
“Lapor, Kapten!” Seorang pria tiba-tiba masuk dengan napas terengah-engah.
“Kapten, barusan sebuah pesawat tempur tiba-tiba merusak bagian luar markas!”
Pria yang dipanggil kapten itu lantas bertanya, “Apa pesawat tempur itu kiriman dari musuh? Apa ada kata sandi verifikasinya?”
“Bukan, ini bukan kiriman dari musuh kita!”
Prajurit yang bertugas mengurus sinyal segera menjawab, “Kata sandi yang diberikan oleh pesawat itu adalah 'Markas Selatan'!”
Markas Selatan?
Bukankah itu tempat tinggal Dewa Perang Xuanwu!
Apa mungkin dia akan kemari?
Para prajurit di sana saling pandang, mereka saling melihat ketakutan yang nampak dalam mata satu sama lain.
“Kau tak perlu melindungiku! Aku jamin, masalahku ini tak akan merugikan keluarga Lan di Tongcheng.” Balas Evelyn yang tidak setuju dengan perkataan sang ayah.
Yohan meledek dengan geram, “Cih, kau akan mengatasinya sendiri? Bagaimana kau akan mengatasinya?”
“Dewa Perang Xuanwu bukanlah seseorang yang bisa kau lawan. Bagaimana kau bisa menghadapi kemarahannya nanti?”
“Lalu, adik seperguruanmu itu, jika bukan aku yang membunuhnya, apa kau pikir Dewa Perang Xuanwu akan membiarkannya begitu saja?”
Ayahnya terus-menerus membicarakan Dewa Perang Xuanwu, ini membuat Evelyn makin kehilangan kesabarannya, gadis itu lantas menjawab, “Yohan, rupanya kau sangat takut dengan Dewa Perang Xuanwu, ya?”
“Dia itu hanya salah satu dewa perang, dia juga yang bertanggung jawab atas semua urusan yang terjadi di wilayah selatan. Si Raja Zhonghai cuma raja biasa, mana mungkin akan menarik perhatiannya… apalagi aku tak takut dia,okay?”
"Dan juga! Kau tak perlu membicarakan Walter lagi! Mulai hari ini, bukan hanya Dewa Perang Xuanwu, bahkan jika Raja Langit datang untuk menyentuh adik seperguruanku, aku tidak akan diam saja!”
Yohan melanjutkan dengan penuh putus asa, “Baiklah. Sekarang kau sudah dewasa, sayapmu sudah kuat. Aku pun tak sanggup menasehatimu lagi.”
“Potensimu memang patut diakui, bahkan kau tidak takut pada Dewa Perang Xuanwu. Tapi, bagaimana dengan orang itu?”
“Dia akan segera kembali, seperti yang sudah dia katakan sebelumnya, dia akan menikahimu begitu kembali dari ibu kota. Keluarga Lan tidak punya kuasa untuk menolaknya. Jadi, apa yang akan kau lakukan dengan ini?”
Evelyn menunjukkan raut wajah yang kesal berkat ocehan ayahnya yang tak henti-henti, “Kau tak perlu mengkhawatirkannya. Jelas-jelas aku sudah menolaknya dengan tegas saat itu!”
“Jika dia terus mengganggu, abaikan saja!”
Yohan tersenyum getir, “Mudah sekali kau mengatakannya! Kau belum tahu saja dia orang yang seperti apa.”
“Kau bilang sudah menolaknya, tapi apakah itu berguna?”
“Kau tak boleh menganggap enteng hal ini! Meskipun kau tidak peduli risiko yang akan kau hadapi, kau tetap harus memikirkan keluarga kita. Kau itu masih bagian dari keluarga Lan, tentu saja harus mempertimbangkan nasib keluarga juga…”
“Tuut...”
Evelyn tahu bahwa pembicaraan selanjutnya pasti akan menjadi omelan yang sama seperti biasanya. Dia memutuskan untuk langsung menutup teleponnya, lalu keluar dari mobil, kemudian melemparkan ponselnya kepada pelayan.
“Di mana Walter?”
“Dia ada di dalam istana, Nona.”
Evelyn mengangguk, melangkah kembali ke dalam area istana. Ketika dia menemukan Walter, ternyata pemuda itu telah mengitari seluruh area istana untuk mencari petunjuk.
“Walter, kau sedang mencari apa?”
Ekspresi Walter terlihat agak kecewa, “Mencari petunjuk, tapi aku tidak menemukan apa pun.”
Evelyn menghela nafas lega dan tersenyum seraya menjawab, "Kalau tidak ada, ya, sudah. Jika kau masih ingin menyelidikinya, aku tidak akan menghalangimu. Mungkin, aku bisa ikut menyelidikinya denganmu.”
“Terima kasih kakak kesembilan.” Ucap Walter yang tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
Evelyn mengangguk, kemudian mengalihkan topik pembicaraan, “Omong-omong, dari mana kau mendapatkan lonceng tembaga di depan aula?”
“Oh, lonceng itu. Aku dapat saat ke Kuil Huiyin yang ada di gunung Qixia.” Jawab Walter dengan santai.
Evelyn terkejut lalu berkata, “Tak heran jika terlihat agak familiar... Tapi Kuil Huiyin berjarak sekitar seratus mil dari sini, apa kau selalu membawanya saat kemari?”
Pemuda itu lantas mengangguk, seraya mengiyakan. Evelyn tiba-tiba tersenyum, “Dasar konyol, apa kau tidak lelah membawa benda berat itu ke mana-mana? Kalau begitu, nanti aku akan menyuruh orang untuk membawanya kembali…”
“Lalu… ada apa dengan pakaianmu ini? Setelah aku turun dua tahun lalu, apa tidak ada yang menjahitkan baju untukmu lagi?”
“Lihat lubang-lubang ini... dan bekas darah... Cepat lepaskan dan buang pakaian jelek ini!”
Wanita itu berbicara seraya merobek pakaian usang yang dikenakan Walter. Lalu, tangan Evelyn meraba ke bawah hingga menyentuh bagian pinggang pemuda itu, Walter sontak menjauh seolah sedang tersengat listrik, “Kakak kesembilan, jangan seperti itu!”
Melihat ekspresi Walter yang lucu, Evelyn tertawa ringan sambil menyentuh dahi pemuda polos itu dengan ujung jarinya. Lantas dia membalas dengan nada menggoda, “Jangan seperti ini? Memang apa yang kau pikirkan? Kau takut aku akan menggodamu?”
“Apa kau lupa siapa yang mengobati luka kakimu saat berlatih di gunung dulu? Siapa yang merawat lukamu siang malam hingga mengganti perbannya? Kenapa saat itu kau tidak takut aku akan menggodamu?”
“Hanya selang dua tahun, sekarang kau tidak ingin aku mengurusmu lagi?”
Dengan malu-malu Walter menjawab, “Kakak kesembilan, maksudku bukan begitu.”
“Kalau begitu, baiklah.”
Sambil tersenyum Evelyn mendekat, lalu mengangkat ujung pakaian pemuda yang sudah usang dan tak layak pakai. “Kemarilah, biarkan aku melihatmu. Aku ingin tahu kau sudah tumbuh sebesar apa selama dua tahun ini.”
Walter yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan seniornya itu, langsung menghindar seraya berkata, “Kakak kesembilan, aku akan mengganti pakaianku sendiri nanti.”
“Sekarang, sebaiknya kita keluar dari sini.”
Evelyn jadi merasa canggung, lalu tersenyum manja, “Dasar bocah! Selama dua tahun ini tinggimu tidak bertambah, tapi kepribadianmu makin dewasa, ya!”
“Baiklah, kalau begitu aku akan menganggapmu sebagai bocah yang baru turun dari gunung dan belum terbiasa dengan kehidupan di sini. Aku akan membiarkanmu beradaptasi dulu selama dua hari.”
“Jika kau berani melakukan ini lagi, aku tak akan diam saja, loh!”
Setelah mengatakan itu dia berbalik ke arah pelayan di sampingnya, “Carikan penginapan terbaik di Zhonghai, aku ingin menyambut kedatangan adik kesayanganku, agar dia bisa beristirahat dengan nyaman.”
“Baik, Nona.” Pelayan itu menjawabnya dengan sopan, lalu segera pergi untuk mencarikan penginapan terbaik seperti yang diperintahkan tuannya itu.
Sementara itu, berita kematian Raja Zhonghai telah menyebar hingga ke markas besar Jiangnan, menimbulkan kehebohan seisi bangunan tersebut. Namun, kehebohan itu segera mereda, karena setiap orang yang berada di dalam markas tersebut adalah orang pilihan yang kekuatannya tak kalah hebatnya dengan Raja Zhonghai.
“Siapa pelakunya?” Di kursi teratas, seorang pria paruh baya yang mengenakan zirah berwarna perak bertanya seraya mengerutkan keningnya.
“Siap, Kapten. Putri dari keluarga Lan, Evelyn Lan yang melakukannya!” Seorang prajurit yang berada di bawahnya segera menjawab.
“Apa ada yang tahu latar belakangnya?” Lanjut pria paruh baya yang mengenakan zirah berwarna perak tersebut.
Prajurit yang berdiri di kedua sisinya segera menjawab, “Dia adalah putri sulung Yohan Lan, kepala keluarga Lan yang terkenal di Tongcheng. Dia belajar seni bela diri selama beberapa tahun, kemudian tiba-tiba muncul di Zhonghai dua tahun lalu. Dulu Raja Zhonghai pernah menyebutnya dalam sebuah laporan.”
“Di dalam laporannya, ia menyebutkan kalau gadis itu memiliki keterampilan yang hebat, kemampuannya dalam menggunakan panah sungguh luar biasa!”
“Dalam dua tahun terakhir, dia telah banyak mengembangkan perusahaan-perusahaan besar di Zhonghai. Perusahaan Farmasi Zhonghai Lanke, Hotel Shangri Lixie, dan Perumahan Royal Blue Garden, itu semua milik Evelyn Lan!”
Pria paruh baya yang duduk di kursi paling atas itu seketika mengernyitkan dahinya, “Bagaimana bisa seorang wanita muda membangun itu semua hanya dalam dua tahun? Dia bukan dari kelompok seni bela diri, bukan?”
Seorang prajurit dengan alis tebal segera menjawab, “Saya baru saja mengirim seseorang untuk menyelidiki ini dan memastikan bahwa dia bukanlah anggota kelompok seni bela diri.”
“Baguslah!”
Pria dengan zirah perak itu tanpa sadar menghela napas lega, “Asalkan dia bukan anggota kelompok seni bela diri, itu tak masalah. Karena nanti tak ada yang bisa membantunya!”
“Lancang sekali dia sampai membunuh Raja Zhonghai! Dia benar-benar berani hingga memancing kemarahan Dewa Perang Xuanwu!”
Membahas Dewa Perang Xuanwu, semua orang yang ada di sana seketika langsung terdiam memikirkan konsekuensi yang akan terjadi. Tentu saja mereka akan begitu, siapa yang tidak takut pada Dewa Perang Xuanwu. Sosoknya sangat kuat, kekuatan kultivasinya bahkan telah mencapai Tingkat Langit Ekstrim, tingkatan paling sempurna di antara tingkatan kultivasi lainnya. Seorang ahli biasa tidak bisa disandingkan dengannya.
“Boom!”
Tiba-tiba, sebuah mesin bersuara keras melintas di atas markas besar mereka. Sontak semua orang yang berada di sana langsung terkejut mendengarnya. Pria dengan zirah perak tiba-tiba berdiri dan berteriak dengan suara dalam, “Apa yang terjadi? Siapa yang sedang menguji pesawat tempur di markas ini?”
“Lapor, Kapten!” Seorang pria tiba-tiba masuk dengan napas terengah-engah.
“Kapten, barusan sebuah pesawat tempur tiba-tiba merusak bagian luar markas!”
Pria yang dipanggil kapten itu lantas bertanya, “Apa pesawat tempur itu kiriman dari musuh? Apa ada kata sandi verifikasinya?”
“Bukan, ini bukan kiriman dari musuh kita!”
Prajurit yang bertugas mengurus sinyal segera menjawab, “Kata sandi yang diberikan oleh pesawat itu adalah 'Markas Selatan'!”
Markas Selatan?
Bukankah itu tempat tinggal Dewa Perang Xuanwu!
Apa mungkin dia akan kemari?
Para prajurit di sana saling pandang, mereka saling melihat ketakutan yang nampak dalam mata satu sama lain.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved