Chapter 11: Penaklukan

by Yohan Andre 15:25,Jan 24,2024
“Aku mengorbankan waktuku selama sepuluh tahun, hanya untuk hari ini!” Walter sudah lama tenggelam dalam dendam yang ada di hatinya.
Evelyn yang memahami penderitaan Walter selama ini merasa sangat iba padanya. Berusaha menenangkan, dengan lembut wanita itu berkata, “Walter! Untuk apa kau melakukan inI… memang apa gunanya?”
Dengan tegas, Walter menjawab, “Aku telah memutuskan! Kakak kesembilan, tolong jangan bicara lagi!”
Evelyn menghela napas ringan, wanita itu tahu bahwa apa pun yang dia katakan sekarang tidak bisa membuat Walter berubah pikiran. Jadi dia memutuskan untuk mendekat dan menatap Raja Zhonghai.
“Raja Zhonghai, aku ingin bertanya padamu.”
"Sepuluh tahun lalu, siapa yang memberikan perintah untuk membantai seluruh keluarga Ye?"
Meskipun Raja Zhonghai kesulitan bernapas, ia tak terlihat menunjukkan penyesalan. Pria jahat itu malah melemparkan senyum sinis seolah-olah sedang mengejek kedua orang yang berada di depannya.
"Hahaha... aku tak menyangka kalau kalian berdua ternyata begitu naif!"
"Jadi, kalian ingin tahu siapa dalang di balik pembantaian keluarga Ye? Kalian cari tahu saja sendiri! Hahaha!"
“Sampai aku mati pun, aku tak akan memberitahumu!”
“Kalau begitu, kau mati saja!”
Dengan amarahnya yang makin berkobar, Walter yang hendak menghabisi nyawa Sang Raja sialan itu, tiba-tiba berhenti karena sebuah sinar biru melintas di belakangnya...
“Whuss!”
Sebuah benda berwarna biru melayang menembus dahi Raja Zhonghai. Raja jahat itu pun langsung mati berkat tembakan cahaya biru milik Evelyn. Tindakan Evelyn yang tiba-tiba membuat seisi ruangan tercekat. Raja Zhonghai mati begitu saja di tangan wanita cantik nan anggun ini.
Walter yang berada di depannya langsung berbalik ke arah Evelyn, dengan terkejut pemuda itu berkata, “Ka-kakak kesembilan, apa yang kau…”
Evelyn menatap adiknya itu dengan senyum manis, “Walter, bukankah kau memang ingin dia mati? Sekarang aku telah membantumu."
"Aku yang harusnya membunuh Raja sialan ini, kau tak perlu ikut campur…”
Tiba-tiba Evelyn meninggikan suaranya, “Jika ada yang tidak terima dengan hal ini, kau bisa berhadapan denganku!”
Tak butuh waktu lama, seisi ruangan langsung menjadi kacau. "Astaga, Raja Zhonghai telah mati… raja kita benar-benar sudah mati!"
Semua tamu yang hadir terkejut melihat raja mereka telah mati di tangan Evelyn. Mereka semua langsung panik dan berhamburan keluar dari istana. Seperti kata pepatah ‘Pohon tumbang, monyet melarikan diri’, para pengawal yang ikut panik melemparkan senjata mereka, dan berlarian mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri.
“Ayah!”
Seketika itu juga, seorang pria paruh baya berpakaian rapi bergegas mendekat ke arah Raja Zhonghai yang sudah terkapar tak bernyawa. Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung mengeluarkan sebuah pistol dari pinggangnya, “Bajingan! Kau berani membunuh ayahku, maka aku akan membunuhmu!”
“Matilah kau!!!”
Melihat situasi ini, Walter menghela napas marah, emosinya mulai terpancar keluar. Seketika itu juga, ia langsung melayangkan tinjunya ke arah pria yang memegang pistol tersebut. Belum sempat menarik pelatuk pistol yang ia genggam, pria itu langsung mati tak berdaya akibat pukulan kuat Walter.
“Bunuh mereka!”
Atas perintah Evelyn, para pengawal yang datang bersamanya langsung mengangkat pedang dan membunuh semua keluarga Raja Zhonghai. Raja Zhonghai dan seluruh keluarganya kini hancur seketika. Dalam beberapa menit saja, istana yang sebelumnya ramai menjadi sunyi, udara di sana dipenuhi bau anyir darah yang sangat kuat.
“Kakak kesembilan, kenapa kau melakukan ini?” Walter menatap Evelyn sambil menghela napas putus asa.
Lantas wanita cantik itu tersenyum manis seraya berkata, “Walter, bukankah kau ingin membalaskan dendam keluargamu?”
“Ini caraku membantumu! Kau tak perlu mengotori tanganmu untuk bajingan seperti mereka!”
Dia lebih mengenal Raja Zhonghai daripada Walter. Evelyn tahu betul sebesar apa risikonya jika ia berani membunuh raja itu, tetapi demi melindungi adik seperguruannya, ia bahkan rela menanggung semua dosa besar itu di pundaknya.
Dan sekarang, semua keluarga Raja Zhonghai telah mati, jejak pembantaian keluarga Ye sepuluh tahun silam terputus. Walter pun tak bisa mencari dalang sesungguhnya di balik pembantaian keluarganya dulu. Tapi kini, tak akan ada lagi bahaya yang mengancam nyawanya, dan dia pun bisa hidup dengan tenang.
Walter tersenyum getir melihat jasad Raja Zhonghai dan keluarganya tergeletak di tanah. “Kakak kesembilan, aku mengerti niat baikmu… tapi, kalau begini caranya, aku jadi tidak bisa mencari tahu dalang utama dalam pembantaian keluargaku dulu.”
“Bagus, kan, kalau begitu.”
Evelyn melanjutkan dengan tersenyum, “Walter, berjanjilah padaku… hentikan saja sampai sini dan jangan mencarinya lebih jauh lagi, ya?”
“Tidak!”
Walter mengerutkan kening dan langsung menolak, “Kakak kesembilan, dendam yang dimiliki keluarga Ye adalah dendam abadi. Sebagai satu-satunya anggota keluarga yang selamat, aku harus membalaskan dendam mereka seutuhnya. Jika tidak, untuk apa hanya aku seorang yang dibiarkan hidup?”
“Dari yang sudah aku dengarkan dari ucapan Raja Zhonghai tadi, sepertinya dia juga diperintah oleh seseorang…”
“Jika dia tak mau mengungkapkannya, maka aku akan terus mencarinya sampai kebenaran terungkap!”
Usai mendengar perkataan Walter, Evelyn begitu gelisah hingga menghentakkan kakinya, “Adikku yang baik! Kenapa kau tidak mendengarkan nasihatku?! Dengarkan saja aku, kau tidak perlu menyelidikinya lagi!”
“Nona!”
Saat keduanya sedang berbicara, seorang pelayan dengan wajah penuh penyesalan tiba-tiba mendekat dan membawa ponsel, seraya berbisik, “Ada telepon untukmu!”
Melihat nama penelepon di ponselnya, wajah Evelyn seketika berubah menjadi kesal, lalu berkata pada Walter, “Walter, ada urusan yang harus aku tangani. Tetaplah di sini, aku akan segera kembali!”
Wanita itu berjalan menjauh, Walter yang melihat langkah kakaknya yang terburu-buru, kemudian bertanya, “Kakak kesembilan, ada apa?”
“Tidak apa-apa.”
Evelyn tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, "Aku harus menerima telepon ini, nanti akan aku jelaskan.”
Setelah mengatakan itu, dia bergegas keluar, lalu naik ke dalam mobil sebelum akhirnya mengangkat telepon, “Cepat katakan! Kenapa kau meneleponku?”
"Kau membunuh Raja Zhonghai?” Suara pria di ujung telepon terdengar rendah.
Evelyn mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab dengan dingin, seolah-olah dia telah membuat keputusan besar.
“Iya.”
“Apa kau sudah gila?” Pria di seberang telepon itu menaikkan suara dan berteriak.
“Apa kau sungguh berpikir jika kau berasal dari keluarga Lan, kau bisa bertindak seenaknya?”
“Wah, kau sungguh menakjubkan! Bahkan kau berani membunuh Raja Zhonghai... Apa kau tahu seberapa banyak masalah yang telah kau sebabkan?”
“Semua orang di Provinsi Jiangnan sudah mendengarnya! Sekarang apa yang akan kau lakukan?”
Evelyn sudah tak kaget dengan respon heboh pria itu, ia pun menjawab dengan acuh, “Bukankah dia hanya Raja Zhonghai! Saat dia masih hidup saja aku tidak takut padanya, apalagi sekarang setelah dia mati?”
“Kau! Kau…”
Pria itu jelas sangat kesal dengan jawaban Evelyn. Setelah Evelyn berhenti berbicara, dia mengambil napas dalam sebelum melanjutkan. “Dasar bodoh! Meskipun Raja Zhonghai tak menjadi ancaman bagi keluarga Lan, lalu bagaimana dengan Dewa Perang Xuanwu yang mendukungnya?”
“Dewa Perang Xuanwu itu salah satu dari Empat Dewa Perang yang hebat. Bahkan kalau dibandingkan dengan keluarga Lan, kita tak ada apa-apanya baginya.”
“Sekarang, setelah kau membunuh Raja Zhonghai, dia pasti akan menanyaiku. Bagaimana aku harus menanggapinya nanti, hah?"
“Cih, sekarang aku paham!”
Evelyn menyela dengan dingin, "Kau menelepon bukan karena mengkhawatirkanku, kan? Kau hanya mengkhawatirkan dirimu sendiri, ya, kan?”
Mendengar perkataan Evelyn, pria yang berada di seberang telepon itu lantas tercengang. Sontak ia terdiam sebelum kemudian melanjutkan ucapannya,”Walter... dia adik seperguruanmu, kan?”
"Kau membunuh Raja Zhonghai demi pemuda itu, bukan?”
“Ya.” Evelyn mengaku dengan jujur.
“Baguslah.”
Pria itu kemudian melanjutkan, “Sekarang, keputusan terbaik yang harus aku lakukan adalah dengan mengirim seseorang untuk membunuhnya. Aku jadikan saja dia kambing hitam atas pembunuhan yang sudah kau lakukan. Dengan begitu, tidak ada lagi yang bisa membuktikan kau bersalah. Lalu, Dewa Perang Xuanwu juga…”
“Cukup!”
Sebelum pria itu menyelesaikan ucapannya, Evelyn membentaknya lalu berkata, “Yohan Lan, kalau sampai kau berani menyentuh sehelai rambut milik Walter, mau tak mau, aku tak akan mengakuimu sebagai ayah!”
“Kau!”
Pria itu benar-benar kesal dengan tingkah putrinya yang membuat darahnya sampai mendidih. Kali ini, dia terdiam cukup lama sebelum melanjutkan ucapannya. Kemudian, ia mulai melanjutkan, “Evelyn, aku ini ayahmu, semua yang aku lakukan untukmu…"
“Tutup mulutmu!”
Lagi-lagi Evelyn memotong ucapan ayahnya, “Sejak hari kau membunuh ibu dan adikku, kau bukan lagi ayahku!”
Gadis itu berbicara dengan tegas, tetapi matanya yang memerah menunjukkan emosi yang berbeda.
“Yang terjadi saat itu... memang kesalahanku, tapi kejadian itu murni sebuah kecelakaan!”
Yohan menghela napasnya dengan putus asa, “Selama bertahun-tahun, sebagai perempuan kau sudah mengembara ke seluruh dunia…”
“Kau bilang ingin belajar seni, aku menyetujuinya.”
“Kemudian, kau bilang tak mau kembali ke Tongcheng dan ingin hidup di Zhonghai. Aku pun tak menghentikanmu kala itu.”
"Tapi sekarang, kau membunuh Raja Zhonghai! Lalu, bagaimana aku bisa melindungimu?”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

409