Bab 9 Visi Gunung laut (1)
by Sam Ramsay
09:13,Dec 25,2023
Arjuna melihat ke arah instrukturnya.
“Visi Gunung Laut?”
Snape pun batuk: "Setiap teknik meski sekilas mirip, tapi fokusnya beda.”
“Sebagian orang fokus dengan keberhasilan yang lebih cepat, berhasil menerobos dalam sehari itu mungkin."
"Sebagian lain fokus pada jumlah energi, semakin banyak energi, maka kekuatannya bisa tahan lebih lama."
“Sedang 'Visi Gunung Laut', lebih fokus pada dasar-dasar."
"Seperti gedung tinggi yang dibangun dengan fondasi yang kokoh, saat berlatih teknik ini, kemajuanmu mungkin akan lumayan lambat di awal."
“Tapi keberhasilanmu berasal dari dasar yang kuat, kalau kamu terus berlatih, maka semua akan jadi semakin mudah."
"Uhuk, uhuk, uhuk..."
Snape mendadak batuk tanpa henti.
Dia langsung mengeluarkan obat hirup, menghirupnya, setelah itu mengatakan.
“Lalu, aku akan jelaskan cara biasa berlatih ‘Visi Gunung Laut’, jangan menyela."
"Kalau ada pertanyaan, aku akan memberikan waktu di akhir."
Sebelum Arjuna menjawab, Snape mengambil remot, menekannya, dan layar besar di dinding ruang pelatihan pun menyala.
Gulungan lukisan muncul.
Ini sepertinya adalah versi mural yang dibuat lebih besar.
Di gulungan lukisan itu.
Pegunungan dengan tinggi 10.000 kaki, dengan banyak gelombang.
Lautnya tak berujung, dengan ombak biru sepanjang ribuan mil.
Gunung di depan dan laut di belakang.
Pegunungan dan lautan saling bertolak belakang.
Megah sekali.
Snape mengatakan: "Catat gambar ini, saat berlatih, bayangkan gambaran ini di pikiranmu."
“Tapi di tahap ini, fokusnya pada 'gunung'."
"Fokuskan visi pada puncak-puncak aneh itu, pada bentuk gunung."
“Visi ketenangan pegunungan yang tinggi."
"Begitulah cara memadatkan energi, buat menjadi satu dengan kulit, daging, otot, tulang, dan semua organ dalam tubuhmu."
“Saat kamu berlatih gambaran 'Ribuan Puncak Gunung', berarti sudah mencapai penglihatan yang sempurna."
“Saat itu, bisa jadi terobosan, dan masuk ke tahap 'Visi Laut', itulah Ilmu Mata Batin tingkat menengah."
Lalu, Snape menginstruksikan Arjuna cara mengatur pernapasan selama melakukan visi, bagaimana cara merasakan energi alam, cara mengeluarkannya melalui teknik menarik dan menghembuskan napas, lalu memasukan dalam tubuh.
Pelajaran ini.
Dia terus bicara selama 2 jam.
Selama kelas, Arjuna terus mengingat pelajaran gurunya.
Tanpa menyela.
Bahkan saat ada yang membingungkan, tetap kubur dalam hati.
"Singkatnya, rangkaian latihan "Visi Gunung Laut" ini membuat kamu bisa menyelesaikan latihan tingkat dasar dan menengah."
"Baiklah, itu saja yang mau kukatakan, kalau ada yang mau tanya, tanya saja."
Setelah mengatakannya, Snape kembali batuk.
Arjuna tidak langsung bertanya.
Dia diam-diam berjalan ke sisi ruang pelatihan.
Dia mengambil kursi lipat, membuaknya, dan meletakkannya di sebelah Snape.
Snape melirik ke kursi, Anda juga tidak diterima, Duduk.
Arjuna kemudian bertanya.
“Berapa peringkat dalam Ilmu Mata Batin?”
"Ada berapa level di setiap Peringkat?"
“Apa Ilmu Mata Batin dengan peringkat yang beda perlu latihan yang beda juga?"
Dia langsung bertanya tanpa henti.
Snape tersenyum dan mengatakan: “Menurut yang kami temukan di 'dunia' itu, Ilmu Mata Batin terbagi jadi beberapa bidang seperti membangun elemen, membuka pikiran, dan penggabungan jiwa."
“Tapi kami rasa itu terlalu rumit, jadi diubah menjadi pembagian Peringkat seperti biasa, dasar, menengah dan lanjutan."
“Di tingkat lanjutan ke atas, ada juga Peringkat seperti mistik, super, fly."
"Tapi belum waktunya kamu tahu soal informasi ini, tidak perlu sampai detail sekarang."
"Untuk levelnya, setiap Peringkat dibagi menjadi lima level dan sempurna."
“Tapi meski kamu tidak berlatih sampai mencapai sempurna, kamu masih bisa menerobos, tergantung situasi, bisa jadi lebih fleksibel."
“Untuk Peringkat yang beda, kamu memang perlu berlatih teknik yang beda."
"Tapi, pusat training paling cuma bisa memberikan teknik tingkat lanjutan, dan kamu harus memenuhi syarat-syarat tertentu."
"Untuk yang terakhir, kamu harus lewat jalan lain, kamu harus memasuki 'dunia' itu, cuma itu cara kamu untuk mendapatkannya."
Semua pertanyaan Arjuna dijawab oleh Snape.
Sehabis Arjuna mencatat semuanya, dia menganggukkan kepalanya, lalu mengatakan: "Aku tidak keberatan."
“Baiklah, mulai berlatih.”
Dengan pengawasan Snape, Arjuna menggunakan teknik yang baru saja dia ajarkan.
Mengendalikan pernapasan secara sadar, di saat yang sama, visi gambaran indah pegunungan dan laut dalam pikiran.
Awalnya, dia harus melakukan beberapa hal bersamaan, buakn karena ritme pernapasannya salah, Htapi gambaran di benaknya tidak bisa bertahan.
Snape dengan sabar membantu memperbaikinya.
Perlahan, Arjuna mulai mengerti.
Pernapasannya perlahan berubah, di saat yang sama, udara di sekitarnya terasa menghangat, perlahan menembus tubuhnya, dan mengalir ke seluruh tubuh.
Arjuna mengikuti petunjuk instrukturnya, dia mengarahkan udara itu ke kulitanya.
Membuatnya menembus setiap inci kulit Arjuna.
Saat Arjuna sedang berkonsentrasi pada latihannya, dia tidak sadar, kulitnya agak berkilau, teksturnya terlihat seperti agak kasar.
Entah berapa lama.
Arjuna dengar arahan Snape: "Sudah cukup."
Dengan begitu, selesailah latihan pertama sehabis masuk sekolah.
Dia menyadari seluruh tubuhnya basah kuyup karena keringat, keringatnya bau asam, dan agak amis.
“Visi Gunung Laut?”
Snape pun batuk: "Setiap teknik meski sekilas mirip, tapi fokusnya beda.”
“Sebagian orang fokus dengan keberhasilan yang lebih cepat, berhasil menerobos dalam sehari itu mungkin."
"Sebagian lain fokus pada jumlah energi, semakin banyak energi, maka kekuatannya bisa tahan lebih lama."
“Sedang 'Visi Gunung Laut', lebih fokus pada dasar-dasar."
"Seperti gedung tinggi yang dibangun dengan fondasi yang kokoh, saat berlatih teknik ini, kemajuanmu mungkin akan lumayan lambat di awal."
“Tapi keberhasilanmu berasal dari dasar yang kuat, kalau kamu terus berlatih, maka semua akan jadi semakin mudah."
"Uhuk, uhuk, uhuk..."
Snape mendadak batuk tanpa henti.
Dia langsung mengeluarkan obat hirup, menghirupnya, setelah itu mengatakan.
“Lalu, aku akan jelaskan cara biasa berlatih ‘Visi Gunung Laut’, jangan menyela."
"Kalau ada pertanyaan, aku akan memberikan waktu di akhir."
Sebelum Arjuna menjawab, Snape mengambil remot, menekannya, dan layar besar di dinding ruang pelatihan pun menyala.
Gulungan lukisan muncul.
Ini sepertinya adalah versi mural yang dibuat lebih besar.
Di gulungan lukisan itu.
Pegunungan dengan tinggi 10.000 kaki, dengan banyak gelombang.
Lautnya tak berujung, dengan ombak biru sepanjang ribuan mil.
Gunung di depan dan laut di belakang.
Pegunungan dan lautan saling bertolak belakang.
Megah sekali.
Snape mengatakan: "Catat gambar ini, saat berlatih, bayangkan gambaran ini di pikiranmu."
“Tapi di tahap ini, fokusnya pada 'gunung'."
"Fokuskan visi pada puncak-puncak aneh itu, pada bentuk gunung."
“Visi ketenangan pegunungan yang tinggi."
"Begitulah cara memadatkan energi, buat menjadi satu dengan kulit, daging, otot, tulang, dan semua organ dalam tubuhmu."
“Saat kamu berlatih gambaran 'Ribuan Puncak Gunung', berarti sudah mencapai penglihatan yang sempurna."
“Saat itu, bisa jadi terobosan, dan masuk ke tahap 'Visi Laut', itulah Ilmu Mata Batin tingkat menengah."
Lalu, Snape menginstruksikan Arjuna cara mengatur pernapasan selama melakukan visi, bagaimana cara merasakan energi alam, cara mengeluarkannya melalui teknik menarik dan menghembuskan napas, lalu memasukan dalam tubuh.
Pelajaran ini.
Dia terus bicara selama 2 jam.
Selama kelas, Arjuna terus mengingat pelajaran gurunya.
Tanpa menyela.
Bahkan saat ada yang membingungkan, tetap kubur dalam hati.
"Singkatnya, rangkaian latihan "Visi Gunung Laut" ini membuat kamu bisa menyelesaikan latihan tingkat dasar dan menengah."
"Baiklah, itu saja yang mau kukatakan, kalau ada yang mau tanya, tanya saja."
Setelah mengatakannya, Snape kembali batuk.
Arjuna tidak langsung bertanya.
Dia diam-diam berjalan ke sisi ruang pelatihan.
Dia mengambil kursi lipat, membuaknya, dan meletakkannya di sebelah Snape.
Snape melirik ke kursi, Anda juga tidak diterima, Duduk.
Arjuna kemudian bertanya.
“Berapa peringkat dalam Ilmu Mata Batin?”
"Ada berapa level di setiap Peringkat?"
“Apa Ilmu Mata Batin dengan peringkat yang beda perlu latihan yang beda juga?"
Dia langsung bertanya tanpa henti.
Snape tersenyum dan mengatakan: “Menurut yang kami temukan di 'dunia' itu, Ilmu Mata Batin terbagi jadi beberapa bidang seperti membangun elemen, membuka pikiran, dan penggabungan jiwa."
“Tapi kami rasa itu terlalu rumit, jadi diubah menjadi pembagian Peringkat seperti biasa, dasar, menengah dan lanjutan."
“Di tingkat lanjutan ke atas, ada juga Peringkat seperti mistik, super, fly."
"Tapi belum waktunya kamu tahu soal informasi ini, tidak perlu sampai detail sekarang."
"Untuk levelnya, setiap Peringkat dibagi menjadi lima level dan sempurna."
“Tapi meski kamu tidak berlatih sampai mencapai sempurna, kamu masih bisa menerobos, tergantung situasi, bisa jadi lebih fleksibel."
“Untuk Peringkat yang beda, kamu memang perlu berlatih teknik yang beda."
"Tapi, pusat training paling cuma bisa memberikan teknik tingkat lanjutan, dan kamu harus memenuhi syarat-syarat tertentu."
"Untuk yang terakhir, kamu harus lewat jalan lain, kamu harus memasuki 'dunia' itu, cuma itu cara kamu untuk mendapatkannya."
Semua pertanyaan Arjuna dijawab oleh Snape.
Sehabis Arjuna mencatat semuanya, dia menganggukkan kepalanya, lalu mengatakan: "Aku tidak keberatan."
“Baiklah, mulai berlatih.”
Dengan pengawasan Snape, Arjuna menggunakan teknik yang baru saja dia ajarkan.
Mengendalikan pernapasan secara sadar, di saat yang sama, visi gambaran indah pegunungan dan laut dalam pikiran.
Awalnya, dia harus melakukan beberapa hal bersamaan, buakn karena ritme pernapasannya salah, Htapi gambaran di benaknya tidak bisa bertahan.
Snape dengan sabar membantu memperbaikinya.
Perlahan, Arjuna mulai mengerti.
Pernapasannya perlahan berubah, di saat yang sama, udara di sekitarnya terasa menghangat, perlahan menembus tubuhnya, dan mengalir ke seluruh tubuh.
Arjuna mengikuti petunjuk instrukturnya, dia mengarahkan udara itu ke kulitanya.
Membuatnya menembus setiap inci kulit Arjuna.
Saat Arjuna sedang berkonsentrasi pada latihannya, dia tidak sadar, kulitnya agak berkilau, teksturnya terlihat seperti agak kasar.
Entah berapa lama.
Arjuna dengar arahan Snape: "Sudah cukup."
Dengan begitu, selesailah latihan pertama sehabis masuk sekolah.
Dia menyadari seluruh tubuhnya basah kuyup karena keringat, keringatnya bau asam, dan agak amis.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved