Bab 4 Ujian Masuk
by Sam Ramsay
17:35,Dec 24,2023
Karena kematian Armin, kamp yang sebelumnya sunyi jadi penuh dengan keributan.
Sepanjang waktu.
Arjuna makan dan menonton dalam diam.
Seolah dia merupakan orang luar
Pada akhirnya, hal tersebut dikategorikan sebagai 'kecelakaan'.
Namun Arjuna telah bersiap untuk dicurigai oleh Ramma.
Ketika tidur, Arjuna juga memasang beberapa ‘alarm’ didalam tenda.
Bersiap untuk pergi kapan saja.
Namun.
Semuanya terasa damai.
Satu malam pun berlalu.
Keesokan harinya, konvoi melanjutkan perjalanan.
Hari ini mereka ketemu Kaiju dan gelombang parasit.
Tetapi semuanya berhasil dihalau oleh Kapten Ramma dan pilot lain dalam Jaeger.
Arjuna melihat seluruh pertempuran tersebut.
Jaeger berwarna merah dan biru milik Kapten Ramma dikenal sebagai 'Werkudara', Jaeger yang sangat lincah.
Terkadang dia bergerak dengan kecepatan yang tak terkira.
Arjuna mendengarkan prajurit di sebelahnya berseru jika tersebut merupakan perwujudan dari ‘dewa tersembunyi : Flash’ milik Kapten Ramma.
Apa itu dewa tersembunyi?
Arjuna tak mengerti.
Dia juga tak menanyai.
Jika berhasil memasuki Underground, dia akan tahu segala sesuatu yang perlu diketahui.
Tak perlu terburu - buru.
Pertempuran telah berakhir.
Beberapa personel konvoi memakai baju pelindung, sibuk membedah bangkai binatang buas itu, mengumpulkan darah, mengambil organ tubuh serta mencabuti sisik dan cakar yang tajam.
Kemudian menyimpannya dalam kategori yang terpisah.
Arjuna ingat jika mereka juga membedah bangkai 'Chimera' dan 'Buto' di 'Kota Bunga' kemarin lusa.
Arjuna penasaran apakah pengambilan darah dari organ-organ Kaiju ini untuk penelitian atau untuk tujuan lain.
Beberapa hari selanjutnya.
Konvoi ketemu Kaiju hampir setiap hari.
Hal ini membenarkan apa yang dikatakan para korban yang selamat ketika itu.
Dunia diluar kota sangat sulit untuk ditempati.
Bumi sudah menjadi surganya Kaiju.
Sesudah beberapa hari, Arjuna mengamati sebuah fenomena aneh.
Kaiju yang datang untuk menyerang konvoi, kelihatannya menuju satu truk.
Truk tersebut dipenuh oleh benda misterius yang diambil dari ‘sarang Chimera’ ketika itu.
Mungkinkah ‘Chimera’ yang tak meninggalkan pusat kota sebenarnya terpikat oleh benda misterius itu?
Pemikiran ini dikonfirmasi pada hari ini.
Hari ini, konvoi yang tengah melaju dijalan rusak, mendadak diserang oleh Kaiju.
Seekor burung raksasa bernama 'Griffin' turun dari langit.
Burung ini mempunyai kepala berwarna putih, tiga kaki serta wajah manusia.
Burung ini menyebabkan badai, meniup truk, menyebabkan isi terpal berjatuhan.
Ketika Arjuna melihatnya, rupanya benda tersebut merupakan sepotong kristal hitam pekat yang panjangnya 7 hingga 8 meter, nampak bagaikan bebatuan.
Didalam benda itu, terlihat ada napas yang bergelombang dari waktu ke waktu, benda tersebut menyatu menjadi beberapa wajah binatang yang aneh dan mengerikan.
'Griffin' menggerakkan kedua sayapnya yang besar, ingin memakai tiga cakar merahnya untuk mengambil batu aneh tersebut lalu pergi.
Tetapi dia dihadang oleh 'Werkudara' dan sekelompok pasukan Jaeger hitam lainnya.
Semasa pertempuran berlangsung.
Batu tersebut terperangkap dalam baku tembak lalu hancur.
Arjuna nampak melihat secara jelas.
Saat kristal hitam pekat tersebut pecah, puing-puingnya berserakan ke segala arah, salah satunya, sebuah pelangi putih, melintas diatas kepalanya, membawa sedikit kesucian dan mendarat dipedesaan yang jauh.
Arjuna merasa heran, batu aneh tersebut tampak jahat, bagaimana mungkin ada benda suci seperti itu?
melihat pertempuran masih berlangsung.
Arjuna menggunakan kesempatan ini untuk bergegas menuju tempat jatuhnya pelangi putih, ingin melihat apa yang terjadi.
Saat Arjuna menjauh dari jalan dan masuk ke lingkungan sekitar.
Arjuna melihat sepetak rumput yang tumbuh sangat cepat, bunga - bunga liar bermekaran satu per satu, berlomba-lomba menjadi yang pertama mekar.
Seakan-akan tempat tersebut dipenuhi dengan vitalitas yang tak terbatas..
Adegan 'bunga - bunga yang bermekaran' ini sangat berbanding terbalik dengan rerumputan layu dan kuning disebelahnya.
Mata Arjuna berbinar-binar ketika dia menyentuh rumput yang baru tumbuh dan mencari-cari sesuatu.
Akhirnya Arjuna menemukan sebuah benda berbentuk berlian putih.
Mengambilnya, Arjuna merasa jika benda ini hangat dan lembab seperti kelereng putih, ada sedikit kesejukan.
Dia memainkannya.
Lalu ketika Arjuna ingin menyimpannya agar bisa mempelajarinya dengan cermat.
Mendadak, benda ini mengeluarkan cahaya berkabut dari dalam ke luar.
Selanjutnya sebuah pola yang mirip dengan 'Simbol Taichi' muncul.
Giok putih berbentuk berlian tersebut langsung menjadi ilusi, kehilangan tekstur dan bentuknya.
Yang tersisa cumalah sebuah bola cahaya jernih yang melingkari simbol aneh itu.
Selanjutnya dengan suara 'whoosh', simbol tersebut tercetak diantara kedua alis Arjuna.
Arjuna terkaget sesaat.
Kemudian jantungnya bergegup kencang.
Benda ini terbang keluar dari batu aneh berwarna hitam yang tak diketahui itu.
Lalu terbang kedalam tubuhnya seperti itu, Arjuna tak mengerti apakah tersebut akan membahayakan.
Tetapi beberapa saat kemudian.
Arjuna tidak menemukan sesuatu yang janggal.
Barulah dia merasa sedikit lega.
Pada ketika itu, pertempuran di jalan raya sudah berakhir.
'Griffin' sudah melarikan diri dengan luka-luka ditubuhnya, di lokasi kejadian, Kapten Ramma sedang memandu prajurit untuk mengambil kembali batu yang mengerikan itu, bersama dengan semua puing-puingnya.
Dari mulut seorang prajurit yang lewat didekatnya, Arjuna mendengarkan kata 'batas neraka' yang tampaknya mengarah pada batu tersebut.
Kelihatannya konvoi telah tahu apa itu.
Selain itu, kemungkinan besar mereka sedang menuju ke bagian 'batas neraka' ini.
Arjuna memperhatikan 'Werkudara' berjalan kembali, dia bertanya - tanya apakah harus pergi ke Ramma lalu bertanya mengenai batu giok putih.
Namun cemas setelah menyerap batu giok itu, dia akan dipakai sebagai subjek percobaan di Underground.
Jadi Arjuna mengurungkan niatnya.
Konvoi melanjutkan perjalanan ke Utara.
Seminggu sesudah meninggalkan ‘Kota Bunga’, Konvoi tiba disebuah danau yang besar.
Setelah mereka tiba ditepi danau, danau itu bergemuruh, sebuah terowongan muncul dari danau itu, berbatasan dengan tepi danau.
Arjuna menatapnya dengan kagum.
Siapa yang menyangka jika pintu masuk ke Underground berada ditengah danau?
Konvoi tersebut melaju kedalam terowongan, masuk semakin dalam.
Sekitar 30 menit kemudian, Arjuna menatap keluar jendela, memandang Underground yang luas.
Arjuna melihat kereta api melaju diantara kota dan berhenti disisi gedung - gedung tinggi sebuah ruangan yang nyaris menampung sebuah kota.
Ada sebuah benda seperti pipa besar yang menghubungkan lantai dengan bagian atas ruangan, bahkan mungkin memanjang sampai ketanah, tak tahu apa tujuannya.
Konvoi tersebut menyusuri jalan layang, Arjuna lambat laun bisa melihat secara jelas jika kota ini tak jauh berbeda dengan kota - kota diatas tanah sebelum ‘Tragedi Kaiju’.
Kecuali atap gedung - gedung bertingkat itu, semuanya diatur dengan menara, dijalan, dari waktu ke waktu, 3 hingga 5 tank maupun kendaraan berlapis baja lewat.
"Ini merupakan kota 'Bavaria', salah satu dari 18 kota di Utara, Underground yang baru masih dalam tahap pembangunan, tetapi akibat 'Tragedi Kaiju', masa pembangunannya butuh banyak waktu dibandingkan pembangunan kota sebelumnya."
Ramma mendadak telah berdiri disamping Arjuna entah kapan, memberi perkenalan singkat.
Selanjutnya dia menambahkan, "Kamu beruntung, kebetulan hari iniPusat Training Jaeger merekrut murid baru."
"Aku telah mendaftarkanmu."
"Tetapi, mendaftar diri bukan berarti segera diterima."
“Pusat Training sangatlah ketat dalam merekrut Mahasiswa baru, ada ujian masuk yang disebut sebagai ujian awal."
"Bisa tidaknya kamu lulus dalam ujian masuk bergantung pada kemampuan sendiri."
"Jika kamu tak diterima, maka kamu cuma bisa dipulangkan kembali ke Permukaan."
Arjuna menganggukkan kepalanya.
Ramma menatapnya, lalu membuka mulutnya untuk mengatakan, "Aku akan menyuruh Sandy untuk mengantarmu ke Pusat Training nanti."
"Jika kamu cukup beruntung untuk lulus ujian, aku sarankan tidak menukarkan kreditmu secara segera dengan penawar 'Enzim Cacar'."
"Kamu bisa menukarkan beberapa obat pereda secara teratur, obat itu bisa meringankan kondisi dan memungkinkanmu untuk berpartisipasi dalam berbagai sesi latihan, kondisimu tidak akan memburuk."
"Lalu gunakan kredit yang kamu simpan untuk menukar bahan budidaya dan tingkatkan kekuatanmu secepatnya sebelum kamu bisa mendapatkan lebih banyak izin dan sumber daya.”
Kredit? Bahan budidaya?
Arjuna mendengarkannya dengan bingung, tetapi mengingat ucapan Ramma.
Ramma menatapnya lagi, lalu mengatakan, "Selain itu, Pusat Training, atau Underground, berbeda dengan Permukaan."
“Masih ada ketertiban di sini, jadi kamu harus mengendalikan 'keliaranmu'."
"Singkatnya, di sini, seseorang tidak diizinkan menghabisi sesuka hati seperti di Permukaan."
Arjuna bertanya dengan suara serak, "Bagaimana jika orang lain ingin menghabisiku?"
"Biasanya tidak ada situasi seperti itu."
Lalu Ramma menambahkan dengan tegas, "Tetapi jika tersebut terjadi, kamu bisa menghabisi lebih dulu!"
"Aku akan memberimu perlindungan, tetapi jika kamu memanfaatkan perlindunganku untuk menyebabkan onar, maka orang pertama yang akan kubunuh merupakan kamu."
Sesudah memberi Arjuna tatapan penuh arti, Ramma pergi dengan wajah dingin.
Tidak lama kemudian.
Konvoi tersebut mencapai tanah.
Seorang pengawal di samping Ramma mengantar Arjuna ke Pusat Training.
Dalam seketika, mereka tiba di Pusat Training.
---------
Sepanjang waktu.
Arjuna makan dan menonton dalam diam.
Seolah dia merupakan orang luar
Pada akhirnya, hal tersebut dikategorikan sebagai 'kecelakaan'.
Namun Arjuna telah bersiap untuk dicurigai oleh Ramma.
Ketika tidur, Arjuna juga memasang beberapa ‘alarm’ didalam tenda.
Bersiap untuk pergi kapan saja.
Namun.
Semuanya terasa damai.
Satu malam pun berlalu.
Keesokan harinya, konvoi melanjutkan perjalanan.
Hari ini mereka ketemu Kaiju dan gelombang parasit.
Tetapi semuanya berhasil dihalau oleh Kapten Ramma dan pilot lain dalam Jaeger.
Arjuna melihat seluruh pertempuran tersebut.
Jaeger berwarna merah dan biru milik Kapten Ramma dikenal sebagai 'Werkudara', Jaeger yang sangat lincah.
Terkadang dia bergerak dengan kecepatan yang tak terkira.
Arjuna mendengarkan prajurit di sebelahnya berseru jika tersebut merupakan perwujudan dari ‘dewa tersembunyi : Flash’ milik Kapten Ramma.
Apa itu dewa tersembunyi?
Arjuna tak mengerti.
Dia juga tak menanyai.
Jika berhasil memasuki Underground, dia akan tahu segala sesuatu yang perlu diketahui.
Tak perlu terburu - buru.
Pertempuran telah berakhir.
Beberapa personel konvoi memakai baju pelindung, sibuk membedah bangkai binatang buas itu, mengumpulkan darah, mengambil organ tubuh serta mencabuti sisik dan cakar yang tajam.
Kemudian menyimpannya dalam kategori yang terpisah.
Arjuna ingat jika mereka juga membedah bangkai 'Chimera' dan 'Buto' di 'Kota Bunga' kemarin lusa.
Arjuna penasaran apakah pengambilan darah dari organ-organ Kaiju ini untuk penelitian atau untuk tujuan lain.
Beberapa hari selanjutnya.
Konvoi ketemu Kaiju hampir setiap hari.
Hal ini membenarkan apa yang dikatakan para korban yang selamat ketika itu.
Dunia diluar kota sangat sulit untuk ditempati.
Bumi sudah menjadi surganya Kaiju.
Sesudah beberapa hari, Arjuna mengamati sebuah fenomena aneh.
Kaiju yang datang untuk menyerang konvoi, kelihatannya menuju satu truk.
Truk tersebut dipenuh oleh benda misterius yang diambil dari ‘sarang Chimera’ ketika itu.
Mungkinkah ‘Chimera’ yang tak meninggalkan pusat kota sebenarnya terpikat oleh benda misterius itu?
Pemikiran ini dikonfirmasi pada hari ini.
Hari ini, konvoi yang tengah melaju dijalan rusak, mendadak diserang oleh Kaiju.
Seekor burung raksasa bernama 'Griffin' turun dari langit.
Burung ini mempunyai kepala berwarna putih, tiga kaki serta wajah manusia.
Burung ini menyebabkan badai, meniup truk, menyebabkan isi terpal berjatuhan.
Ketika Arjuna melihatnya, rupanya benda tersebut merupakan sepotong kristal hitam pekat yang panjangnya 7 hingga 8 meter, nampak bagaikan bebatuan.
Didalam benda itu, terlihat ada napas yang bergelombang dari waktu ke waktu, benda tersebut menyatu menjadi beberapa wajah binatang yang aneh dan mengerikan.
'Griffin' menggerakkan kedua sayapnya yang besar, ingin memakai tiga cakar merahnya untuk mengambil batu aneh tersebut lalu pergi.
Tetapi dia dihadang oleh 'Werkudara' dan sekelompok pasukan Jaeger hitam lainnya.
Semasa pertempuran berlangsung.
Batu tersebut terperangkap dalam baku tembak lalu hancur.
Arjuna nampak melihat secara jelas.
Saat kristal hitam pekat tersebut pecah, puing-puingnya berserakan ke segala arah, salah satunya, sebuah pelangi putih, melintas diatas kepalanya, membawa sedikit kesucian dan mendarat dipedesaan yang jauh.
Arjuna merasa heran, batu aneh tersebut tampak jahat, bagaimana mungkin ada benda suci seperti itu?
melihat pertempuran masih berlangsung.
Arjuna menggunakan kesempatan ini untuk bergegas menuju tempat jatuhnya pelangi putih, ingin melihat apa yang terjadi.
Saat Arjuna menjauh dari jalan dan masuk ke lingkungan sekitar.
Arjuna melihat sepetak rumput yang tumbuh sangat cepat, bunga - bunga liar bermekaran satu per satu, berlomba-lomba menjadi yang pertama mekar.
Seakan-akan tempat tersebut dipenuhi dengan vitalitas yang tak terbatas..
Adegan 'bunga - bunga yang bermekaran' ini sangat berbanding terbalik dengan rerumputan layu dan kuning disebelahnya.
Mata Arjuna berbinar-binar ketika dia menyentuh rumput yang baru tumbuh dan mencari-cari sesuatu.
Akhirnya Arjuna menemukan sebuah benda berbentuk berlian putih.
Mengambilnya, Arjuna merasa jika benda ini hangat dan lembab seperti kelereng putih, ada sedikit kesejukan.
Dia memainkannya.
Lalu ketika Arjuna ingin menyimpannya agar bisa mempelajarinya dengan cermat.
Mendadak, benda ini mengeluarkan cahaya berkabut dari dalam ke luar.
Selanjutnya sebuah pola yang mirip dengan 'Simbol Taichi' muncul.
Giok putih berbentuk berlian tersebut langsung menjadi ilusi, kehilangan tekstur dan bentuknya.
Yang tersisa cumalah sebuah bola cahaya jernih yang melingkari simbol aneh itu.
Selanjutnya dengan suara 'whoosh', simbol tersebut tercetak diantara kedua alis Arjuna.
Arjuna terkaget sesaat.
Kemudian jantungnya bergegup kencang.
Benda ini terbang keluar dari batu aneh berwarna hitam yang tak diketahui itu.
Lalu terbang kedalam tubuhnya seperti itu, Arjuna tak mengerti apakah tersebut akan membahayakan.
Tetapi beberapa saat kemudian.
Arjuna tidak menemukan sesuatu yang janggal.
Barulah dia merasa sedikit lega.
Pada ketika itu, pertempuran di jalan raya sudah berakhir.
'Griffin' sudah melarikan diri dengan luka-luka ditubuhnya, di lokasi kejadian, Kapten Ramma sedang memandu prajurit untuk mengambil kembali batu yang mengerikan itu, bersama dengan semua puing-puingnya.
Dari mulut seorang prajurit yang lewat didekatnya, Arjuna mendengarkan kata 'batas neraka' yang tampaknya mengarah pada batu tersebut.
Kelihatannya konvoi telah tahu apa itu.
Selain itu, kemungkinan besar mereka sedang menuju ke bagian 'batas neraka' ini.
Arjuna memperhatikan 'Werkudara' berjalan kembali, dia bertanya - tanya apakah harus pergi ke Ramma lalu bertanya mengenai batu giok putih.
Namun cemas setelah menyerap batu giok itu, dia akan dipakai sebagai subjek percobaan di Underground.
Jadi Arjuna mengurungkan niatnya.
Konvoi melanjutkan perjalanan ke Utara.
Seminggu sesudah meninggalkan ‘Kota Bunga’, Konvoi tiba disebuah danau yang besar.
Setelah mereka tiba ditepi danau, danau itu bergemuruh, sebuah terowongan muncul dari danau itu, berbatasan dengan tepi danau.
Arjuna menatapnya dengan kagum.
Siapa yang menyangka jika pintu masuk ke Underground berada ditengah danau?
Konvoi tersebut melaju kedalam terowongan, masuk semakin dalam.
Sekitar 30 menit kemudian, Arjuna menatap keluar jendela, memandang Underground yang luas.
Arjuna melihat kereta api melaju diantara kota dan berhenti disisi gedung - gedung tinggi sebuah ruangan yang nyaris menampung sebuah kota.
Ada sebuah benda seperti pipa besar yang menghubungkan lantai dengan bagian atas ruangan, bahkan mungkin memanjang sampai ketanah, tak tahu apa tujuannya.
Konvoi tersebut menyusuri jalan layang, Arjuna lambat laun bisa melihat secara jelas jika kota ini tak jauh berbeda dengan kota - kota diatas tanah sebelum ‘Tragedi Kaiju’.
Kecuali atap gedung - gedung bertingkat itu, semuanya diatur dengan menara, dijalan, dari waktu ke waktu, 3 hingga 5 tank maupun kendaraan berlapis baja lewat.
"Ini merupakan kota 'Bavaria', salah satu dari 18 kota di Utara, Underground yang baru masih dalam tahap pembangunan, tetapi akibat 'Tragedi Kaiju', masa pembangunannya butuh banyak waktu dibandingkan pembangunan kota sebelumnya."
Ramma mendadak telah berdiri disamping Arjuna entah kapan, memberi perkenalan singkat.
Selanjutnya dia menambahkan, "Kamu beruntung, kebetulan hari iniPusat Training Jaeger merekrut murid baru."
"Aku telah mendaftarkanmu."
"Tetapi, mendaftar diri bukan berarti segera diterima."
“Pusat Training sangatlah ketat dalam merekrut Mahasiswa baru, ada ujian masuk yang disebut sebagai ujian awal."
"Bisa tidaknya kamu lulus dalam ujian masuk bergantung pada kemampuan sendiri."
"Jika kamu tak diterima, maka kamu cuma bisa dipulangkan kembali ke Permukaan."
Arjuna menganggukkan kepalanya.
Ramma menatapnya, lalu membuka mulutnya untuk mengatakan, "Aku akan menyuruh Sandy untuk mengantarmu ke Pusat Training nanti."
"Jika kamu cukup beruntung untuk lulus ujian, aku sarankan tidak menukarkan kreditmu secara segera dengan penawar 'Enzim Cacar'."
"Kamu bisa menukarkan beberapa obat pereda secara teratur, obat itu bisa meringankan kondisi dan memungkinkanmu untuk berpartisipasi dalam berbagai sesi latihan, kondisimu tidak akan memburuk."
"Lalu gunakan kredit yang kamu simpan untuk menukar bahan budidaya dan tingkatkan kekuatanmu secepatnya sebelum kamu bisa mendapatkan lebih banyak izin dan sumber daya.”
Kredit? Bahan budidaya?
Arjuna mendengarkannya dengan bingung, tetapi mengingat ucapan Ramma.
Ramma menatapnya lagi, lalu mengatakan, "Selain itu, Pusat Training, atau Underground, berbeda dengan Permukaan."
“Masih ada ketertiban di sini, jadi kamu harus mengendalikan 'keliaranmu'."
"Singkatnya, di sini, seseorang tidak diizinkan menghabisi sesuka hati seperti di Permukaan."
Arjuna bertanya dengan suara serak, "Bagaimana jika orang lain ingin menghabisiku?"
"Biasanya tidak ada situasi seperti itu."
Lalu Ramma menambahkan dengan tegas, "Tetapi jika tersebut terjadi, kamu bisa menghabisi lebih dulu!"
"Aku akan memberimu perlindungan, tetapi jika kamu memanfaatkan perlindunganku untuk menyebabkan onar, maka orang pertama yang akan kubunuh merupakan kamu."
Sesudah memberi Arjuna tatapan penuh arti, Ramma pergi dengan wajah dingin.
Tidak lama kemudian.
Konvoi tersebut mencapai tanah.
Seorang pengawal di samping Ramma mengantar Arjuna ke Pusat Training.
Dalam seketika, mereka tiba di Pusat Training.
---------
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved