Bab 3 Konektor Pikiran Alami (2)

by Sam Ramsay 17:35,Dec 24,2023
Dengan ini saja, Arjuna tak dapat menolak.
Terlebih lagi, dia juga ingin mencari kerabatnya.
Tetapi karena 'Enzim Cacar' dan keterbatasan senjata.
Arjuna terpaksa tinggal di kota ini.
Hanya sedikit gerak saja sulit baginya.
Saat ini, akhirnya Arjuna memiliki kesempatan!
Tetapi sebelum Arjuna sempat menjawab, Ramma menambahkan.
"Tetapi aku harus mengingatkan mu."
“Meski lewat rekomendasiku kamu dapat masuk Underground lalu pergi ke Pusat Training Jaeger untuk pelatihan lebih lanjut."
"Tetapi dengan demikian, kamu dan aku ada di jaluryang sama."
“Suka atau tidak, begitulah orang orang menatapmu."
"Dan untuk beberapa alasan, aku punya beberapa 'musuh' di Underground."
"Jika kamu setuju, di samping mendapat kesempatan, kamu juga akan mendapat beberapa 'musuh'."
Mendengarkan Ramma mengatakan ini, Arjuna tidak lagi ragu.
"Aku setuju."
"Aku ingin hidup."
"Selain itu, aku tak takut punya musuh."
Selama 3 tahun di Permukaan, Arjuna sudah melawan beberapa 'musuh'.
Terlebih.
Tidak ada yang cuma-cuma di dunia ini.
Arjuna sangat memahami prinsip tersebut.
Jika dia menginginkan kesempatan untuk hidup.
Maka tentu aja dia harus membayar harga tertentu!
Kapten Tim Eksplor ini mengatakan sebelumnya, sebaliknya, hal ini malah memberikan perasaan jika dia bisa dipercaya.
Wajah Ramma sedingin es ketika dia mengangguk, “Baiklah, kamu istirahat dulu, kita akan kembali besok."
Sore itu, Jaeger ketiga akhirnya kembali.
Bersama dengan Jaeger itu, ada juga sebuah truk.
Di dalam kargo truk, tidak tau apa yang di angkut dan di tata dengan terpal.
Truk tersebut mirip baru saja ditarik kembali dari Stadium Galaksi, sarang si pelahap.
Hal ini menyebabkan Arjuna yang sedang duduk di atas batu pendek samping mobil menjadi sungguh penasaran.
Malam tiba dengan sangat cepat.
Seorang wanita cantik mengenakan seragam menghampiri Arjuna sembari senyum tipis.
Dia meletakkan beberapa kaleng makanan, lalu mengatakan pada Arjuna.
"Nak, makanlah."
Arjuna menatap wanita tersebut tanpa membuka mulutnya.
Dia sudah belajar satu hal selama akhir tahun ini.
Tidak menerima makanan dari orang asing.
Juga, semakin cantik seorang wanita, semakin berbahaya dia.
melihat Arjuna tak ada gerakan, wanita tersebut mengendus sembari duduk.
Mendekati Arjuna.
Sesaat tersebut juga, sebuah aroma harum segera merasuki hidung Arjuna.
"Kamu takut aku menyakitimu ya?"
“Kalau tahu, aku tak akan kesini sendiri.”
"Ngomong-ngomong, ceritakan padaku bagaimana kamu bisa mengoperasikan 'Hanoman'?"
Arjuna mengangkat kepalanya, memberikan tatapan penuh tanya, "Hanoman?"
“Itu Jaeger yang dikemudikan oleh Pilot Armin.”
"Oh."
Selanjutnya Arjuna kembali terdiam.
Arjuna pun tak mengerti bagaimana dia dapat mengoperasikannya.

Menurutnya, seharusnya berhubungan dengan ‘Konektor Emosi Natural’ yang dikatakan Ramma.
Memandang Arjuna yang terlalu kaku dan tidak bisa didekati, wanita tersebut mendengus dan bangkit untuk pergi.
Sesudah wanita itu pergi, barulah Arjuna membuka kaleng tersebut.
Aroma daging di dalamnya segera menyebabkan Arjuna lapar.
Tetapi Arjuna menahan diri dan dengan santai membuang daging yang ada dalam kaleng tersebut.
Di waktu ini, beberapa anjing liar mengeluarkan lidahnya.
Arjuna sudah tahu.
Anjing-anjing liar itu berlari tanpa ragu dan berlomba-lomba untuk memakan awal daging yang ada di tanah dulu..
Kemudian Arjuna mengambil roti yang di bawa nya dan memakan nya dengan tenang.
Mendadak, beberapa anjing liar di sekelilingnya melolong.
Arjuna melirik sembari menatap anjing anjing itu tak berdaya, mulutnya mengeluarkan busa, tubuhnya berkedut-kedut.
Arjuna kemudian menyipitkan mata nya.
"Dasar jalang, wanita memang berbahaya, dia pantas mati."
"Hahaha, setelah menyelesaikan ini, dengan janji Pilot Armin tentang dasar ilmu mata batin, jika aku bisa dapat 'pencerahan', semoga aku bisa masuk ke Pusat Training Jaeger dan menjadi pilot."
"Tidak butuh menghormati orang lain lagi!"
Wanita yang menggairahkan tersebut berjalan masuk ke dalam tenda, merasa bangga dengan dirinya sendiri.
Akhirnya, dia masuk ke dalam tenda tunggalnya.
Saat tersebut telah larut malam.
Ketika wanita itu tidur dengan keadaan bingung, tenggorokannya mendadak tercekam, seperti dicekik.
Dia langsung membuka matanya, lalu melihat bayangan hitam di sampingnya.
Selanjutnya mendengarkan bayangan hitam tersebut mengatakan, "Jika kamu berani berteriak, aku akan segera membunuhmu."
Selanjutnya ada rasa dingin di wajahnya, diikuti dengan perasaan sakit yang menyengat karena kulit yang terbelah.
Wanita tersebut buru-buru menganggukkan kepalanya dan menutup mulutnya.
Bayangan hitam tersebut mengatakan lagi, "Kenapa kamu memberiku daging kaleng yang beracun?"
Sesaat tersebut juga, wanita itu segera tahu siapa pihak lain.
Arjuna!

Bocah tersebut berani menerobos masuk ke tendanya?
Dia masih hidup?
Dia tidak makan daging kaleng itu?
Bagaimana mungkin!
Bukankah orang-orang yang selamat di Permukaan ini akan memasukkan apa saja ke dalam mulut mereka tanpa banyak berpikir?
Sesudah panik selama beberapa ketika, wanita tersebut memutar matanya.
Tidak berani mengaku jika dia disuruh oleh Armin, jadi wanita tersebut cuma berbisik, "Beracun apa? Apakah kamu salah?"
Arjuna mengambil salah satu kaleng daging, membukanya, lalu memaksa wanita tersebut untuk membuka mulutnya, hendak menuangkan daging kaleng itu ke dalam mulut wanita itu.
Wanita tersebut tidak mengira jika Arjuna akan begitu keji, jadi dia buru-buru mengatakan, "Oke, oke, itu Armin."
"Pilot Armin-lah yang menyuruhku melakukan itu!"
Armin...
Pikiran Arjuna segera melayang pada sosok pilot yang tidak jelasitu.
"Bagus."
Arjuna segera melepaskan genggaman tangan itu.
Wanita itu langsung menghela napas, merasa tenang.
Selanjutnya berbagai cara jahat muncul di benaknya, banyak metode yang dapat dilakukan untuk menganiaya Arjuna sampai tewas.
Tapi sekarang, mendadak, daging oalahan beraroma menarik dimasuk kan ke mulut nya bersama dengan banyak kuah!
Arjuna menuangkan isi kaleng tersebut ke dalam mulut wanita itu, kemudian menekan mulutnya dengan keras.
Wanita tersebut meronta dengan keras, matanya berkaca-kaca.
Tapi dia berakhir dengan mulut yang mengeluarkan busa.
Mati.
Arjuna mengambil sebatang besi tajam, menyayat nadi wanita itu, mengisi kaleng kosong dengan darah wanita itu, Lalupergi dengan santai.
Dia meninggalkan konvoi.
Menuangkan darah wanita tersebut di sepanjang jalan.
Tidak butuh waktu lama.
Beberapa Tungau Srigala datang mengendus-endus.
Bergegas masuk ke dalam konvoi.
Pergi ke tenda wanita itu.
Hal ini menyebabkan para prajurit waspada, Perkelahian singkat pun terjadi.
Tungau Srigala tewas tertembak.

Tetapi wanita tersebut ‘sayangnya’ telah dicabik-cabik oleh Tungau Srigala.
melihat adegan ini, Arjuna menghirup dalam-dalam udara malam yang sejuk, lalu kembali ke tendanya.
Besok harinya, konvoi berangkat.
langsung meninggalkan ‘Kota Bunga’.
Melakukan perjalanan ke Utara.
Di malam hari, konvoi berhenti di bawah jembatan untuk istirahat.
Tiga truk yang membawa Jaeger membuka kargonya, ada tukang servis yang memberikan perawatan harian pada Jaeger.
Setiap pilot mencintai Jaeger-nya seperti harta karun, harus mengawasinya selama perawatan agar merasa nyaman.
Tidak terkecuali Armin.
Karena suasana hatinya sedang buruk, dia tidak bersikap baik pada tukang servis.
"Hati-hati, jika merusaknya, aku tidak akan melepaskan kalian."
"Apakah kamu bodoh? Siapa yang menyuruhmu menggunakan pelumas seperti ini?"
Arjuna duduk di dekatnya, memperhatikan lantai kargo yang naik, menopang tubuh bagian atas Jaeger.
Armin berdiri di bawah Jaeger, sambil menunjuk-nunjuk.
Sesekali melihat ke arah Arjuna dengan mata dingin.
Arjuna mengabaikannya, mejamkan matanya, mencari perasaan kemarin.
Tidak lama kemudian, Arjuna mendengarkan detak jantung yang kuat lagi.
Seolah Jaeger tersebut merupakan makhluk hidup, bukan ciptaan logam.
Arjuna segera terhubung dengan Jaeger, merasakan perasaannya.
Di bawah sudut 'matanya', sosok Armin muncul.
Arjuna buru-buru menggeser tubuhnya.
Di atas truk yang besar, Jaeger 'Hanoman' mendadak miring, menghancurkan beberapa tali pengikatnya dan jatuh ke tanah.
Kebetulan Armin berbalik untuk pergi, tidak melihat kejadian itu.
Tetapi seruan khawatir dari para tukang servis terdengar.
Selanjutnya sebuah bayangan besar menyelimuti dirinya.
Bang!!
Jaeger jatuh ke tanah dengan keras.
Darah mengucur dari balik pakaian zirahnya yang berwarna putih keperakan.
Kamp tersebut awalnya hening.
Lalu teriakan-teriakan tanda bahaya terdengar dari segala penjuru.
Seorang pilot bahkan mengendarai Jaeger hitam untuk membantu.
Tetapi ketika 'Hanoman' diangkat, yang ada di pandangan semua orang adalah Armin yang telah berubah menjadi genangan plasma.
Arjuna mengeluarkan roti terakhir yang dibawanya dari ‘kandang anjing’.
Selanjutnya menggigitnya.
Mmmm, enak sekali!
-------------------

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

34