Bab 8 Sistem Tubuh Dewa Tersembunyi (1)
by Sam Ramsay
17:36,Dec 24,2023
Dalam kelas.
Para siswa duduk lagi.
Dari obrolanDarren dan Arjuna.
Orang-orang bisa sedikit menebak.
Urusan Triman, bisa jadi tidak ada hubungannya dengan Darren.
Darren juga memakai kejadian ini untuk menghasut, serta memanfaatkan mereka.
Orang-orang jadi melihat ke arahDarren dengan tatapan penuh kemarahan.
Darren mengacuhkan mereka.
Dia lebih fokus memikirkan cara menghabisi Arjuna.
Dari atas panggung, Snape menatap Arjuna dengan seksama.
Dia batuk dua kali, lalu berkata pada Musica : "Guru Musica, waktu kuberikan kepadamu."
Musica terlihat biasa saja, tapi auranya seperti orang yang terpelajar.
Mendengarnya, dia tersenyum dan mengangguk.
Sehabis Snape kelaur dari kelas, guru muda itu mulai terus batuk.
Dia tersenyum.
"Hai semua, aku Musica ."
“Aku akan jadi pengajar untuk pelajaran pengetahuan umum kalian.”
"Tujuan utama kelas ini adalah supaya semua orang tahu lebih mengenai 'Tragedi Kaiju', 'Portal Interdimensional', 'Ilmu Mata Batin' dan lainnya."
Sesudah mengatakannya, dia memakai komputer di pannggung.
Tirai turun ke papan tulis, dan jendela juga tertutup.
Setelah keadaan kelas jadi gelap, gambar muncul di layar proyeksi.
Ada beberapa foto.
Di foto itu ada mayat Kaiju yang membeku.
“Di foto ini adalah sisa-sisa Kaiju pertama dari 50 tahun yang lalu, kami menyebutnya nomor '0'."
"Nomor 0 ditemukan di daerah kutub, penemuannya menghebohkan para arkeologis."
“Dengan peralatan modern, kami sudah bisa mengukur usianya, sampai akhirnya kami setuju di satu jawaban."
“Nomor 0 sudah ada sebelum dinosaurus.”
"Tapi kalau itu saja, itu cuma ‘pesta’ untuk perkumpulan arkeologi."
Musica menunjukkan beberapa foto lagi.
Salah satunya, ada foto lubang yang sangat besar.
"Di tempat Nomor 0 ditemukan, ketika itu, sekelompok tim arkeologi nasional terus melakukan penggalian."
"Mau terus mencari sisa-sisa Kaiju."
"Tapi tak disangka, pintu menuju 'dunia' lain terbuka."
"Di 'dunia' itu pun, ditemukan berbagai hal, seperti Ilmu Mata Batin."
“Karena efek waktu.”
"Di 'dunia' itu,ada juga ilmu tentang ‘Tragedi Kaiju’, ‘Portal Interdimensional’ dan lain sebagainya."
“Aku akan memberitahu kalian mengenai hal itu di kelas selanjutnya.”
"Setelah ini, aku lebih fokus membahas mengenai 'Ilmu Mata Batin'."
Musica menekan keyboardnya, dan foto lain terlihat di layar itu.
Hal-hal seperti papan, loh batu, dan buku tua berwarna abu-abu yang sederhana.
“Inilah benda yang didapat dari ‘dunia’ itu, prototipe 'Ilmu Mata Batin' yang sudah atau akan kalian pelajari selanjutnya."
“Ilmu Mata Batin bisa mendorong potensi manusia, mengubah badan, dan mendapat energi yang disebut 'energi'."
“Kita memakai ‘kalore’ untuk satuan mengukur kekuatannya."
"Tidak cuma itu, kami juga bisa memakai energi ini untuk untuk melepaskan beberapa ‘kekuatan’ khusus."
"Kita akan membahasnya nanti."
Musica mematikan proyektor, lalu membuka jendela.
Dia melihat semua siswa sambil memasang senyum di wajahnya.
"Ayo kita kembali ke ‘Ilmu Mata Batin’."
“Kebanyakan dari siswa pasti tahu, mempelajari 'Ilmu Mata Batin' harus dilakukan selangkah demi selangkah."
"Orang-orang yang melakukan kontak dengan 'Ilmu Mata Batin' pertama kalinya, perlu melatih keterampilan dasar, itu adalah 'Titik Roh'."
“Itu bisa mendorong potensi tubuh manusia dan membangkitkan potensi ‘energi’ dalam tubuh kita."
“Menggerakkan tangan, kaki serta seluruh tulang, setelah pelatihan selesai, energi akan mendorong 'Titik Roh'."
"Sejak saat itu, komunikasi dengan langit memungkinkan kita merasa keberadaan energi alam."
"Lalu bergerak ke tahap berikutnya, pelatihan pada tahap ‘pencerahan’."
Musica bicara, lalu dia melihat Arjuna dengan seksama.
"Ketika pembentukan energi sempurna dan titik penting seperti 'Titik Roh' terbuka, 'dewa tersembunyi' bisa bangkit."
“Bukan hanya kesadaran, juga jiwa."
“Terpendam seperti harta harun.”
"Dewa tersembunyi, harta karun dalam jiwa."
"Bisa dibilang seperti 'bakat alami'."
“Semua orang punya 'bakat alami' sejak lahir, tapi tidak ditemukan atau dikembangkan."
"Tapi mungkin tidak akan bangkit bahkan sampai mati."
“Dan dengan terbukanya 'Titik Roh', di saat yang sama, ‘dewa tersembunyi’ yang tersembunyi jauh di dalam jiwa juga terbuka."
Setelah beberapa saat, Musica berbalik.
Dia menulis beberapa kata di papan tulis.
Para siswa duduk lagi.
Dari obrolanDarren dan Arjuna.
Orang-orang bisa sedikit menebak.
Urusan Triman, bisa jadi tidak ada hubungannya dengan Darren.
Darren juga memakai kejadian ini untuk menghasut, serta memanfaatkan mereka.
Orang-orang jadi melihat ke arahDarren dengan tatapan penuh kemarahan.
Darren mengacuhkan mereka.
Dia lebih fokus memikirkan cara menghabisi Arjuna.
Dari atas panggung, Snape menatap Arjuna dengan seksama.
Dia batuk dua kali, lalu berkata pada Musica : "Guru Musica, waktu kuberikan kepadamu."
Musica terlihat biasa saja, tapi auranya seperti orang yang terpelajar.
Mendengarnya, dia tersenyum dan mengangguk.
Sehabis Snape kelaur dari kelas, guru muda itu mulai terus batuk.
Dia tersenyum.
"Hai semua, aku Musica ."
“Aku akan jadi pengajar untuk pelajaran pengetahuan umum kalian.”
"Tujuan utama kelas ini adalah supaya semua orang tahu lebih mengenai 'Tragedi Kaiju', 'Portal Interdimensional', 'Ilmu Mata Batin' dan lainnya."
Sesudah mengatakannya, dia memakai komputer di pannggung.
Tirai turun ke papan tulis, dan jendela juga tertutup.
Setelah keadaan kelas jadi gelap, gambar muncul di layar proyeksi.
Ada beberapa foto.
Di foto itu ada mayat Kaiju yang membeku.
“Di foto ini adalah sisa-sisa Kaiju pertama dari 50 tahun yang lalu, kami menyebutnya nomor '0'."
"Nomor 0 ditemukan di daerah kutub, penemuannya menghebohkan para arkeologis."
“Dengan peralatan modern, kami sudah bisa mengukur usianya, sampai akhirnya kami setuju di satu jawaban."
“Nomor 0 sudah ada sebelum dinosaurus.”
"Tapi kalau itu saja, itu cuma ‘pesta’ untuk perkumpulan arkeologi."
Musica menunjukkan beberapa foto lagi.
Salah satunya, ada foto lubang yang sangat besar.
"Di tempat Nomor 0 ditemukan, ketika itu, sekelompok tim arkeologi nasional terus melakukan penggalian."
"Mau terus mencari sisa-sisa Kaiju."
"Tapi tak disangka, pintu menuju 'dunia' lain terbuka."
"Di 'dunia' itu pun, ditemukan berbagai hal, seperti Ilmu Mata Batin."
“Karena efek waktu.”
"Di 'dunia' itu,ada juga ilmu tentang ‘Tragedi Kaiju’, ‘Portal Interdimensional’ dan lain sebagainya."
“Aku akan memberitahu kalian mengenai hal itu di kelas selanjutnya.”
"Setelah ini, aku lebih fokus membahas mengenai 'Ilmu Mata Batin'."
Musica menekan keyboardnya, dan foto lain terlihat di layar itu.
Hal-hal seperti papan, loh batu, dan buku tua berwarna abu-abu yang sederhana.
“Inilah benda yang didapat dari ‘dunia’ itu, prototipe 'Ilmu Mata Batin' yang sudah atau akan kalian pelajari selanjutnya."
“Ilmu Mata Batin bisa mendorong potensi manusia, mengubah badan, dan mendapat energi yang disebut 'energi'."
“Kita memakai ‘kalore’ untuk satuan mengukur kekuatannya."
"Tidak cuma itu, kami juga bisa memakai energi ini untuk untuk melepaskan beberapa ‘kekuatan’ khusus."
"Kita akan membahasnya nanti."
Musica mematikan proyektor, lalu membuka jendela.
Dia melihat semua siswa sambil memasang senyum di wajahnya.
"Ayo kita kembali ke ‘Ilmu Mata Batin’."
“Kebanyakan dari siswa pasti tahu, mempelajari 'Ilmu Mata Batin' harus dilakukan selangkah demi selangkah."
"Orang-orang yang melakukan kontak dengan 'Ilmu Mata Batin' pertama kalinya, perlu melatih keterampilan dasar, itu adalah 'Titik Roh'."
“Itu bisa mendorong potensi tubuh manusia dan membangkitkan potensi ‘energi’ dalam tubuh kita."
“Menggerakkan tangan, kaki serta seluruh tulang, setelah pelatihan selesai, energi akan mendorong 'Titik Roh'."
"Sejak saat itu, komunikasi dengan langit memungkinkan kita merasa keberadaan energi alam."
"Lalu bergerak ke tahap berikutnya, pelatihan pada tahap ‘pencerahan’."
Musica bicara, lalu dia melihat Arjuna dengan seksama.
"Ketika pembentukan energi sempurna dan titik penting seperti 'Titik Roh' terbuka, 'dewa tersembunyi' bisa bangkit."
“Bukan hanya kesadaran, juga jiwa."
“Terpendam seperti harta harun.”
"Dewa tersembunyi, harta karun dalam jiwa."
"Bisa dibilang seperti 'bakat alami'."
“Semua orang punya 'bakat alami' sejak lahir, tapi tidak ditemukan atau dikembangkan."
"Tapi mungkin tidak akan bangkit bahkan sampai mati."
“Dan dengan terbukanya 'Titik Roh', di saat yang sama, ‘dewa tersembunyi’ yang tersembunyi jauh di dalam jiwa juga terbuka."
Setelah beberapa saat, Musica berbalik.
Dia menulis beberapa kata di papan tulis.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved