Bab 2 Interdimensional (1)

by Sam Ramsay 17:35,Dec 24,2023
Jaeger?
Mereka buat Jaeger?
Saat mendengarkan pengumuman dari radio itu, Arjuna pikir terlinga salah
Bagaimanapun, hal semacam ini cuma pernah Arjuna lihat di film sebelumnya.
Sekarang, bagian atas kargo truk yang ditumpangi Arjuna berdengung, panel atas benar-benar terbelah dari sisi ke sisi!
Dari kargo yang terbuka, Arjuna menatap langit sesaat.
Di langit, pada ketinggian yang tak terbatas, sebuah garis hitam muncul.
Berbentuk seperti cabang pohon.
Garis itu bergetar hebat, merobek ‘celah’.
Memandang ke dalam melalui ‘celah’, ada dunia abstrak yang tidak bisa digambarkan di dalamnya.
Dalam dimensi di atas realitas, bayangan hitam yang tak terhitung jumlahnya berkeliaran, detik selanjutnya, bayangan hitam datar yang terus berubah muncul di dekat 'celah'.
Seolah ditarik oleh suatu kekuatan tak kasat mata, perlahan merembes keluar dari celah seperti 'cabang'.
Arjuna tidak asing dengan fenomena ini.
Pada hari ketika 'Tragedi Kaiju' muncul, ada lebih banyak retakan di langit yang menyerupai 'cabang' di langit.
Mereka menyelimuti langit.
Menjalin sebuah, 'bayangan' yang sangat besar dan menyedihkan.
Setiap Kaiju muncul dari 'bayangan', jatuh dari ruang tak dikenal itu.
Karena bentuk portal aneh itu seperti pohon raksasa yang menyelimuti langit.
Itu sebabnya portal ini secara resmi disebut 'Portal Interdimensional'.
Ada rumor menyebut kita tidak sendirian di alam semesta ini.
Ini memang benar.
Pada waktu ini, kargo yang ditumpangi Arjuna telah terbuka sepenuhnya.
Arjuna buru-buru masuk ke dalam terpal.
Selanjutnya Arjuna mendengarkan radio di dalam kargo terus berkumandang.
"Dinding pembatas luar angkasa sudah diserang."
"Kaiju akan langsung muncul dalam 3 dimensi!"
"Spektrum energi biru terdeteksi, pencocokan arsip dimulai sekarang."
".......Pencocokan usai, Kaiju yang hendak dijatuhkan sudah dikonfirmasi merupakan 'Buto'."
"Peringkat: Level 2 Bawah."
"Kategori: Ulat cacing."
"Karakter: Power besar, hebat dalam benturan!"
........
Saat pengumunan tersebut masih berlanjut, tali yang mengikat terpal di dalam kargo putus 1 per 1.
Ketika lantai depan kargo terangkat, terpal raksasa yang layaknya tirai tersebut pun terbuka.
Arjuna bergegas merangkak keluar, jika tidak, dia bisa tertindih dan tercekik.
Ketika Arjuna keluar dari terpal, mendadak dia menyadari ada bayangan besar yang menutupinya.
Arjuna bergegas pergi.
Lantai kargo yang meninggi saat ini fungsinya untuk penyangga tetap.
Lantai tersebut menopang 'Humanoid Raksasa'!
Lapisan putih keperakan penuh goresan, mesin mulai hidup dengan suara dengung di dada dan memunculkan sinar biru samar...
Bahu yang lebar dan lengan yang tebal, semua dibuat dari suatu paduan yang tak dimengerti oleh Arjuna.
Jaeger!
Sungguh ada Jaeger!
Di titik ini, Arjuna langsung mendongak.
Langit berputar-putar.
Saat Arjuna jatuh lagi ke lantai kargo, Arjuna baru sadar kalau dia barusan terlempar.
Arjuna menatap beberapa bangunan di kejauhan yang mengguncang langit dan memenuhi langit dengan debu, pelan tapi pasti miring dan runtuh!
Radio di dalam kargo masih mengeluarkan suara, "Kaiju sudah mendarat, ulangi lagi, Kaiju sudah mendarat."
"'Buto' mulai bergerak."
“Berdasar lintasan pergerakannya, diperkirakan jika dalam 2 menit, dia akan masuk ke 'Stadium Galaksi'!"
Terdengar kericuhan di luar mobil.
Arjuna tahu jika dia tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi.
Jadi dia beranjak pergi.
Mendadak, seseorang berseru, "Warga sipil! Ada warga sipil di kargo Pengangkut No. 3!"
Arjuna bergegas keluar dari kargo.
"Berhenti!"
"Jangan bergerak!"
"Atau kami akan menembak!"
Suara-suara tersebut datang dari belakang.
Arjuna tidak punya pilihan selain berhenti.
Orang-orang ini tidak sembarangan.
Mereka adalah prajurit yang dilatih dengan profesional.
Arjuna yakin mereka serius dalam tembakannya.
Langsung tembak bagian kepala.
Jadi Arjuna buru-buru angkat tangan.
"Tiarap, taruh tanganmu di punggung."
Arjuna melakukan apa yang dia perintahkan.
langsung, kedua lengannya diborgol di belakang punggung, lalu Arjuna dibawa pergi.
Baru setelah ini Arjuna memandang jika ada 2 pria bersenjata lagi di sisinya, menggunakan pakaian besi dan seragam hitam.
"Apa-apaan ini?"
Mendadak, suara dingin muncul.
“Beraninya membiarkan warga sipil berlari ke dalam mobil pengiriman.”
"langsung singkirkan orang itu, aku akan mengaktifkan Jaeger."
Arjuna melirik, seorang pria yang memakai sesuatu seperti baju selam, namun dengan banyak sensor bulat di permukaannya, sedang melihat ke atas dengan ekspresi suram.
Mata coklatnya menatap tajam ke arah Arjuna, terlihat meremehkan, bahkan membawa rasa jijik.
"Ya, Pilot Armin, kami akan langsung membawa orang tersebut pergi." Seorang prajurit menjawab dan mendorong Arjuna keluar dari kendaraan dengan kasar.
Arjuna terjatuh dari kendaraan setinggi dua meter.
Ini adalah kejatuhan yang menyakitkan.
Di waktu ini, deru mesin yang sedang bekerja bergema di dalam kargo.
Lalu ada kegelapan di atas kepalanya.
Sebuah 'kaki' besar muncul di atas kepala Arjuna.
Arjuna bisa melihat jika di bawah ‘kaki’ tersebut, terdapat struktur presisi, serta mesin yang rumit.
Arjuna buru-buru berguling ke samping.
Tetapi kaki ini bergerak sedikit ke samping, kemudian menghantam tanah dengan keras, menyebabkan truk besar tersebut sedikit berguncang.
Selanjutnya, 'Humanoid Raksasa' di dalam kargo tersebut berdiri.
Karena silau cahaya, Arjuna tak memungkinkan melihat gambaran seluruh Jaeger ini.
Tetapi deru mesin dan beratnya logam, menyebabkan Arjuna merasakan kekuatan yang luar biasa.
Radio masih mengeluarkan suara.
“Kapten Ramma dan Pilot Freya telah berangkat ke arah stadion.”
“Pilot Armin, harap tinggal di tempat."
Pada titik ini, Arjuna dijemput oleh 2 orang prajurit.
Lalu dibawa ke kendaraan off-road.
Prajurit tak menyulitkannya, atau lebih tepatnya, konvoi tersebut tak berminat dengan warga sipil seperti Arjuna.
Arjuna tak punya keberanian untuk kabur karena beberapa senjata ditodongkan padanya.
Mendadak.
Jauh dari kota.
Muncul suara siulan pelan dari arah stadion.
Arjuna melirik.
'Stadium Galaksi' tampak layaknya sebuah bangunan yang sudah didorong.
Hancur berantakan!
Bumi bergoyang luar biasa.
Terdengar auman samar binatang buas.
Selanjutnya radio konvoi mengeluarkan suara.
"Perhatian!"
"Kaiju 'Buto' mendekati konvoi!"
Mendengarkan pengumuman ini, Jaeger putih keperakan yang dikemudikan oleh Pilot Armin maju beberapa langkah ke depan, menarik senapan berat berteknologi tinggi dari punggungnya, yang juga berwarna putih keperakan.
Arjuna mendengarkan seorang prajurit di sebelahnya berbisik, "Itu cuma Level 2 Bawah Kaiju, Pilot Armin mampu menjatuhkannya sendirian."
Pada ketika yang sama.
Arjuna melihat asap dan debu mengepul.
Dalam asap tebal, sebuah Kaiju yang berbentuk seperti babi hutan, bermata satu, dengan kulit yang tebal berlari kencang.
Mendadak.
Mata Arjuna terbakar.
Di bidang penglihatannya.
Kecuali kelompok cahaya abu-abu yang melambangkan 'Buto'.
Di belakang Kaiju itu.
Ada cahaya abu-abu lainnya!
Arjuna segera mengerti jika Buto tidak bergerak mendekat konvoi.
Lebih tepatnya.
Ada sesuatu yang mengejar!
"Ada 1 lagi!"
Arjuna berteriak, "Ada Kaiju lain!"
Tetapi tidak ada yang memperhatikan Arjuna.
Atau lebih tepatnya, perhatian orang-orang tertuju pada Kaiju yang disebut 'Buto'.
Mengabaikan Arjuna sepenuhnya.
Di waktu ini.
Melalui asap yang tidak tipis di belakang Buto, sebuah bayangan yang tidak beda besarnya, tetapi panjang dan tipis menukik keluar.
Dengan kepala yang mirip Banteng, kedua tanduk hitam melengkung tersebut tertutup dengan pola misterius.
Dengan tubuh mirip manusia, kulit berwarna hijau, tebal dan berkerut.
Dia merentangkan tangan, sepasang telapak tangan yang mirip orang tersebut punya cakar yang bercahaya di bawah cahaya matahari.
Segera memeluk Buto.
Setelah Kaiju berlari beberapa menit bersama monster dengan wajah Banteng itu, dia tampaknya kehabisan tenaga.
Kakinya jadi lemas dan berguling jatuh..
Monster di atasnya dengan lincah berguling berulang kali dan mendarat di tanah, langsung berbalik dan menerkam.
Mendadak membuka mulutnya, menunjukkan mulut berdarahnya yang penuh dengan gigi taring.
Langsung menggigit leher Buto.
Mengunyah sertamencabik-cabik begitu ganas.
Buto dilahap dan dihisap habis, sungguh adegan yang tragis.
Otak Arjuna jadi kosong.
Hingga saat radio mendadak berbunyi lagi, Arjuna kembali sadar.
"Gelombang oranye! Itu gelombang oranye!"
"Segera cocokkan kondisinya dengan arsip!"
"....Pencocokan selesai!"
"Perhatian, Ini merupakan 'Chimera!"
"Peringkat: Level 3 Tengah."
"Kategori: ulat cacing."
"Karakter: Penghisap, Rakus, Lincah, Bersembunyi!"
“Titik lemah ada di antara kedua kaki!”
Dia kelihatannya tertarik dengan suara radio.
Tidak jauh dari situ, Kaiju yang dikenal sebagai 'Chimera' berhenti, berbalik dan melihat ke arah konvoi.
Keempat mata kecil di kedua sisi kepala Banteng tersebut menyipit.
Selanjutnya dia berlari kencang.
Sangat cepat!
Jaeger putih keperakan, satu-satunya yang ada dalam konvoi, melangkah maju, senapan berteknologi tinggi di tangannya mengarah ke Kaiju.
Tembak!
Dor dor dor dor dor!
Suara tembakan yang keras seperti guntur.
Peluru-peluru berwarna kekuningan dengan pola khusus yang terukir di permukaan kain terus menerus berjatuhan ke tanah.
Semua peluru itu ukurannya sangat besar!
Meskipun berongga, peluru-peluru tersebut tetap mencengangkan ketika menghantam tanah.
Bahkan salah 1 peluru menggelinding di sisi mobil off-road Arjuna.
Mengiringi keluarnya peluru dari senapan keperakan itu, garis api warna jingga, 'jejak' yang ditinggalkan oleh peluru yang bergesek dengan udara.
Bergegas ke arah Kaiju.
Chimera mendadak tidak bergerak.
Membuka mulutnya yang besar.
Mengisap sangat kuat!
Garis api yang melaju padanya mendadak memutar, melesat menuju mulut Kaiju.
Dalam sekejap, magasin senapan telah kosong.
Senapan tersebut berhenti menembak.
Chimera menutup mulutnya dan 'menyunggingkan senyum' menerima semua peluru.
Ini seperti ‘rakus’!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

34