Bab 1 Bumi Tandus (2)
by Sam Ramsay
17:35,Dec 24,2023
Di bawah penutup lubang drainase, mata Arjuna terlihat tenang.
Seolah tidak mendengarkan ucapan pria kekar itu, masih memegang erat tali penutup.
Dia berguling dan berdiri terbalik, dengan kedua kakinya di kedua sisi penutup lubang drainase.
Menggunakan seluruh kekuatannya untuk menarik tutup lubang drainase tersebut dengan kuat, tidak membiarkannya terbuka.
Tidak lama kemudian.
Terdengar jeritan dan kutukan menyedihkan dari atas, diikuti dengan suara tembakan.
Tetapi suara-suara ini menghilang dengan cepat.
Yang tersisa cuma suara gemericik air.
Arjuna tahu, Tungau Srigala tersebut sedang menghisap darah kedua orang itu.
Tidak masalah jika tembakan tadi tidak membunuh si muka babi.
Arjuna melepaskan tembakan tersebut sebenarnya untuk menarik Tungau Srigala.
Jika ada pergerakan di lingkungan sekitar, tidak akan pernah bisa disembunyikan dari makhluk-makhluk itu.
Dan ketika mencium bau darah, mereka akan menggila, kehilangan akal sehat, secara naluriah menyerang mangsanya.
Selama Tungau Srigala tertarik pada mereka, kedua pria tersebut tidak akan selamat!
Selang berapa menit berikutnya, air hujan yang mengalir dari tutup lubang drainase perlahan tercampur dengan bekas darah.
Sesudah tak ada lagi suara yang terdengar dari atas, baru ketika itulah Arjuna melepaskan tali dan naik tangga ke atas.
Lalu mengambil senter dari kantongnya, menyalakan, melangkah maju.
Sesudah berjalan beberapa menit, dia muncul ke permukaan melalui pintu keluar lainnya.
Arjuna harus bergegas ke apotek.
Untuk mencari obat penghilang rasa sakit, kalau tidak, 'Enzim Cacar' pasti menyerangnya, ini merepotkannya.
Saat sedang dalam perjalanan ke apotek, mendadak bumi bergoyang.
Kelihatannya Kaiju sedang berkeliaran!
Arjuna buru-buru sembunyi di toko sepatu.
Selang berapa menit berikutnya, yang dia lihat bukan Kaiju.
Melainkan sebuah iring-iringan mobil!
Dalam Konvoi itu, ada 3 truk besar yang disebut ‘Monster Suci’, dengan kargo yang hampir sebesar gunung, tidak ada yang tahu apa yang ada di dalamnya.
Tiap roda hampir setinggi Arjuna, untuk masuk ke dalam kargo tersebut, sampai harus naiki tangga dengan tinggi 2 meter.
Getaran di tanah rupanya disebabkan karena mereka.
Selain 3 truk besar yang disebut 'Monster Suci' ini, ada juga beberapa kendaraan lapis baja dengan antena dan radar di seluruh atapnya.
Tetapi lebih banyak kendaraan off-road yang dilengkapi dengan senapan mesin anti-pesawat.
Ini adalah sebuah pasukan!
Arjuna tidak bisa menahan kegembiraannya.
Jika ada pasukan, berarti ada organisasi.
Jika ada organisasi, mungkin ada penawar untuk 'Enzim Cacar!
Arjuna tidak ingin mati!
Dan dia tahu jika waktunya tidak banyak.
Mungkin cuma tersisa 6 bulan.
Atau bahkan di bawahnya!
Iring-iringan mobil bergemuruh melintas.
Sebuah kendaraan lapis baja dengan klakson logam besar membuka jalan.
Mobil tersebut membawa kendaraan-kendaraan di belakangnya masuk ke dalam kota.
Arjuna bergegas mengikuti.
Untung, kota metropolitan yang dulunya dijuluki ‘Kota Bunga’ ini sekarang penuh dengan hambatan yang mengakibatkan konvoi berjalan dengan cukup pelan.
Kalau tidak, Arjuna pasti tidak mampu mengikuti.
Menilai dari arah perjalanan konvoi.
Arjuna memberanikan diri berspekulasi kalau tujuan Mereka adalah ke pusat kota, kawasan ‘Stadium Galaksi’!
Tetapi ada Kaiju yang sedang tidur di sana.
Apa yang ingin orang-orang ini lakukan di sana?
Mungkinkah ingin memusnahkan Kaiju?
Arjuna sendiri tidak bisa mempercayainya.
Sesudah 'Tragedi Kaiju', orang-orang yang selamat dari Kota Bunga bersembunyi di bawah tanah.
Kaiju berwajah Banteng tersebut membangun sarang mereka di 'Stadium Galaksi', selama tak mendekati area itu, maka bukan masalah.
Tentunya.
Bukan cuma Kaiju yang jadi ancaman bagi kota..
Ada juga beberapa parasit yang disebarkan Kaiju di kota.
Walau demikian, semua orang yang selamat masih tak ingin pergi dari kota.
Sebab di luar kota lebih buruk lagi.
Tanpa adanya transportasi jarak jauh, jika bertemu dengan parasit Kaiju di luar kota, atau bertemu Kaiju saja.
Kemungkinan untuk mempertahankan hidup hampir tidak ada.
Arjuna menggelengkan kepalanya untuk menjadikan dirinya lebih berkonsentrasi.
Lalu menggunakan ‘Penglihatan Magis’ untuk menangkap kumpulan cahaya abu-abu yang mewakili kehidupan dan mengikuti konvoi dari kejauhan.
Di waktu ini, Arjuna melihat kumpulan cahaya abu-abu muncul di pertigaan kiri jalan di depan.
Sekelompok parasit Kaiju!
Sesaat tersebut juga, sebuah pertanyaan muncul di benak Arjuna: mengikuti atau tidak?
Mengikutinya mungkin saja mati, tetapi juga ada peluang untuk mendapatkan obat penawar.
Jika tidak mengikutinya, dia cuma bisa hidup untuk sementara waktu.
Sesaat tersebut juga.
Arjuna telah punya jawabannya.
“Tak ada kata menyerah!”
Tatapannya tegas, bukannya berhenti, Sebaliknya, Arjuna malah mempercepat langkahnya ke depan.
Saat Arjuna sudah mengurangi setengah jarak dari konvoi, suara tembakan mendadak muncul!
Dor dor dor dor dor.
Dampak penuh dari tembakan itu buat mata Arjuna tersentak dan segera tersungkur ke tanah.
Kemudian Arjuna melihat.
Parasit yang tak terhitung jumlahnya keluar dari jalanan, dari celah-celah, pintu-pintu dan jendela-jendela bangunan, serta bawah mobil.
Menyatu menjadi gelombang hitam, bergegas menuju konvoi.
Senapan mesin anti-pesawat pada kendaraan off-road konvoi tersebut terus menembak.
Bau mesiu segera penuhi langit.
Gelombang hitam terhalang, ada serangga yang terus-menerus didorong ke udara oleh peluru, meledakkannya jadi beberapa bagian.
Sekarang, beberapa parasit yang berbentuk seperti tungau, namun wajah manusia di tubuhnya, memantul dengan gila-gilaan ke truk 'Monster Suci' itu.
Semuanya merupakan 'Kutu Muka', sejenis parasit Kaiju.
Makhluk ini begitu mengerikan.
Begitu melilit mangsa, mereka 'menetap', menancapkan diri mereka ke tubuh target dengan personel tubuh yang tajam dan berduri.
Selanjutnya melepaskan bio-asam yang sangat kuat, bisa lelehkan orang yang masih hidup cuma dalam sesaat.
Saat ini, sejumlah besar 'Kutu Muka' melekat pada truk-truk besar.
Parasit ini sebesar wastafel, melepaskan bio-asam dengan cepat, melelehkan kargo.
Tetapi.
Konvoi tersebut jelas memiliki metode untuk menargetkan mereka.
Di sekeliling kargo truk-truk besar itu, kepulan asap mendadak keluar.
Sesudah asap menguap, parasit-parasit yang menempel di kargo membeku dan berjatuhan.
Arjuna terkejut melihat adegan ini.
Bersyukur karena tak buru-buru ambil tindakan, jika tidak, dia yang akan membeku jadi es saat ini.
Mendadak.
Arjuna memandang badan truk besar di bagian belakang konvoi sudah meleleh hingga menimbulkan celah yang tak beraturan!
Kawanan parasit di sekelilingnya hampir musnah!
Ini merupakan peluang baginya.
Dengan sabar, Arjuna terus menekan hingga 2 mobil off-road di sekitar truk tersebut berhasil membasmi parasit yang tersisa.
Ketika bergegas ke depan konvoi untuk mendukung, Arjuna baru saja bergegas keluar!
Dia melewati mayat parasit yang berserakan di tanah,,endekati truk yang berjalan lambat.
Dengan sebuah lompatan yang dahsyat.
Arjuna meraih pembatas tabrakan, yang berjarak sekitar 2 meter dari tanah.
Memanjat ke atas.
Tepat ketika Arjuna hendak memanjat ke celah.
Mendadak.
Sebuah bayangan hitam melompat dari tanah.
Itu merupakan Kutu Muka!
Arjuna bisa melihat perut makhluk tersebut yang lembut seperti spons.
Saat melihat 7 atau 8 personel tubuhnya menari dengan liar.
Bola mata Arjuna yang berwarna merah berkilat dingin.
Dia berjuang untuk melemparkan belati.
Belati berubah menjadi garis hitam, menusuk perut Kutu Muka dengan lembut, membuatnya mencicit dan jatuh ke tanah.
Arjuna tidak berani bersantai, dia buru-buru memanjat, masuk ke mobil melalui celah kargo.
Saat Arjuna memasuki kargo, mendadak ada kilatan cahaya kabur di depan matanya.
Jantungnya berdeguo kencang.
Beberapa sensasi aneh muncul.
Hal ini menyebabkan Arjuna jatuh.
Untung tak ada seorang pun di dalam kargo.
Jika ada, gerakan Arjuna saja sangat cukup tuk menarik perhatian.
Selanjutnya Arjuna langsung mendongak dan mengamati kargo.
kargo tersebut sangat luas.
Ada sebuah benda yang besar di hadapannya, ditutup dengan terpal dan diikat dengan tali agar tak terbang.
Arjuna buru-buru bersembunyi.
Dia sangat gembira karena berjalan dengan mulus, namun sekarang, alarm yang memekakkan telinga berbunyi di dalam kargo.
Arjuna mengira dia ketahuan.
Tetapi berikutnya.
Radio di dalam kargo berbunyi sekarang, "Perhatian! Perhatian! Ruang interdimensi bergetar dan meluapkan energi sudah terdeteksi mencapai titik kritis!"
"Portal Interdimensional' akan terbuka dalam 3 detik."
"3 2 1..."
"Portal Interdimensional terbuka!"
"Kaiju akan langsung dijatuhkan!"
"Memasuki keadaan siap tempur level 1!"
"Semua pesawat pengirim Jaeger diluncurkan."
"Jaeger bersiap diluncurkan!".
Seolah tidak mendengarkan ucapan pria kekar itu, masih memegang erat tali penutup.
Dia berguling dan berdiri terbalik, dengan kedua kakinya di kedua sisi penutup lubang drainase.
Menggunakan seluruh kekuatannya untuk menarik tutup lubang drainase tersebut dengan kuat, tidak membiarkannya terbuka.
Tidak lama kemudian.
Terdengar jeritan dan kutukan menyedihkan dari atas, diikuti dengan suara tembakan.
Tetapi suara-suara ini menghilang dengan cepat.
Yang tersisa cuma suara gemericik air.
Arjuna tahu, Tungau Srigala tersebut sedang menghisap darah kedua orang itu.
Tidak masalah jika tembakan tadi tidak membunuh si muka babi.
Arjuna melepaskan tembakan tersebut sebenarnya untuk menarik Tungau Srigala.
Jika ada pergerakan di lingkungan sekitar, tidak akan pernah bisa disembunyikan dari makhluk-makhluk itu.
Dan ketika mencium bau darah, mereka akan menggila, kehilangan akal sehat, secara naluriah menyerang mangsanya.
Selama Tungau Srigala tertarik pada mereka, kedua pria tersebut tidak akan selamat!
Selang berapa menit berikutnya, air hujan yang mengalir dari tutup lubang drainase perlahan tercampur dengan bekas darah.
Sesudah tak ada lagi suara yang terdengar dari atas, baru ketika itulah Arjuna melepaskan tali dan naik tangga ke atas.
Lalu mengambil senter dari kantongnya, menyalakan, melangkah maju.
Sesudah berjalan beberapa menit, dia muncul ke permukaan melalui pintu keluar lainnya.
Arjuna harus bergegas ke apotek.
Untuk mencari obat penghilang rasa sakit, kalau tidak, 'Enzim Cacar' pasti menyerangnya, ini merepotkannya.
Saat sedang dalam perjalanan ke apotek, mendadak bumi bergoyang.
Kelihatannya Kaiju sedang berkeliaran!
Arjuna buru-buru sembunyi di toko sepatu.
Selang berapa menit berikutnya, yang dia lihat bukan Kaiju.
Melainkan sebuah iring-iringan mobil!
Dalam Konvoi itu, ada 3 truk besar yang disebut ‘Monster Suci’, dengan kargo yang hampir sebesar gunung, tidak ada yang tahu apa yang ada di dalamnya.
Tiap roda hampir setinggi Arjuna, untuk masuk ke dalam kargo tersebut, sampai harus naiki tangga dengan tinggi 2 meter.
Getaran di tanah rupanya disebabkan karena mereka.
Selain 3 truk besar yang disebut 'Monster Suci' ini, ada juga beberapa kendaraan lapis baja dengan antena dan radar di seluruh atapnya.
Tetapi lebih banyak kendaraan off-road yang dilengkapi dengan senapan mesin anti-pesawat.
Ini adalah sebuah pasukan!
Arjuna tidak bisa menahan kegembiraannya.
Jika ada pasukan, berarti ada organisasi.
Jika ada organisasi, mungkin ada penawar untuk 'Enzim Cacar!
Arjuna tidak ingin mati!
Dan dia tahu jika waktunya tidak banyak.
Mungkin cuma tersisa 6 bulan.
Atau bahkan di bawahnya!
Iring-iringan mobil bergemuruh melintas.
Sebuah kendaraan lapis baja dengan klakson logam besar membuka jalan.
Mobil tersebut membawa kendaraan-kendaraan di belakangnya masuk ke dalam kota.
Arjuna bergegas mengikuti.
Untung, kota metropolitan yang dulunya dijuluki ‘Kota Bunga’ ini sekarang penuh dengan hambatan yang mengakibatkan konvoi berjalan dengan cukup pelan.
Kalau tidak, Arjuna pasti tidak mampu mengikuti.
Menilai dari arah perjalanan konvoi.
Arjuna memberanikan diri berspekulasi kalau tujuan Mereka adalah ke pusat kota, kawasan ‘Stadium Galaksi’!
Tetapi ada Kaiju yang sedang tidur di sana.
Apa yang ingin orang-orang ini lakukan di sana?
Mungkinkah ingin memusnahkan Kaiju?
Arjuna sendiri tidak bisa mempercayainya.
Sesudah 'Tragedi Kaiju', orang-orang yang selamat dari Kota Bunga bersembunyi di bawah tanah.
Kaiju berwajah Banteng tersebut membangun sarang mereka di 'Stadium Galaksi', selama tak mendekati area itu, maka bukan masalah.
Tentunya.
Bukan cuma Kaiju yang jadi ancaman bagi kota..
Ada juga beberapa parasit yang disebarkan Kaiju di kota.
Walau demikian, semua orang yang selamat masih tak ingin pergi dari kota.
Sebab di luar kota lebih buruk lagi.
Tanpa adanya transportasi jarak jauh, jika bertemu dengan parasit Kaiju di luar kota, atau bertemu Kaiju saja.
Kemungkinan untuk mempertahankan hidup hampir tidak ada.
Arjuna menggelengkan kepalanya untuk menjadikan dirinya lebih berkonsentrasi.
Lalu menggunakan ‘Penglihatan Magis’ untuk menangkap kumpulan cahaya abu-abu yang mewakili kehidupan dan mengikuti konvoi dari kejauhan.
Di waktu ini, Arjuna melihat kumpulan cahaya abu-abu muncul di pertigaan kiri jalan di depan.
Sekelompok parasit Kaiju!
Sesaat tersebut juga, sebuah pertanyaan muncul di benak Arjuna: mengikuti atau tidak?
Mengikutinya mungkin saja mati, tetapi juga ada peluang untuk mendapatkan obat penawar.
Jika tidak mengikutinya, dia cuma bisa hidup untuk sementara waktu.
Sesaat tersebut juga.
Arjuna telah punya jawabannya.
“Tak ada kata menyerah!”
Tatapannya tegas, bukannya berhenti, Sebaliknya, Arjuna malah mempercepat langkahnya ke depan.
Saat Arjuna sudah mengurangi setengah jarak dari konvoi, suara tembakan mendadak muncul!
Dor dor dor dor dor.
Dampak penuh dari tembakan itu buat mata Arjuna tersentak dan segera tersungkur ke tanah.
Kemudian Arjuna melihat.
Parasit yang tak terhitung jumlahnya keluar dari jalanan, dari celah-celah, pintu-pintu dan jendela-jendela bangunan, serta bawah mobil.
Menyatu menjadi gelombang hitam, bergegas menuju konvoi.
Senapan mesin anti-pesawat pada kendaraan off-road konvoi tersebut terus menembak.
Bau mesiu segera penuhi langit.
Gelombang hitam terhalang, ada serangga yang terus-menerus didorong ke udara oleh peluru, meledakkannya jadi beberapa bagian.
Sekarang, beberapa parasit yang berbentuk seperti tungau, namun wajah manusia di tubuhnya, memantul dengan gila-gilaan ke truk 'Monster Suci' itu.
Semuanya merupakan 'Kutu Muka', sejenis parasit Kaiju.
Makhluk ini begitu mengerikan.
Begitu melilit mangsa, mereka 'menetap', menancapkan diri mereka ke tubuh target dengan personel tubuh yang tajam dan berduri.
Selanjutnya melepaskan bio-asam yang sangat kuat, bisa lelehkan orang yang masih hidup cuma dalam sesaat.
Saat ini, sejumlah besar 'Kutu Muka' melekat pada truk-truk besar.
Parasit ini sebesar wastafel, melepaskan bio-asam dengan cepat, melelehkan kargo.
Tetapi.
Konvoi tersebut jelas memiliki metode untuk menargetkan mereka.
Di sekeliling kargo truk-truk besar itu, kepulan asap mendadak keluar.
Sesudah asap menguap, parasit-parasit yang menempel di kargo membeku dan berjatuhan.
Arjuna terkejut melihat adegan ini.
Bersyukur karena tak buru-buru ambil tindakan, jika tidak, dia yang akan membeku jadi es saat ini.
Mendadak.
Arjuna memandang badan truk besar di bagian belakang konvoi sudah meleleh hingga menimbulkan celah yang tak beraturan!
Kawanan parasit di sekelilingnya hampir musnah!
Ini merupakan peluang baginya.
Dengan sabar, Arjuna terus menekan hingga 2 mobil off-road di sekitar truk tersebut berhasil membasmi parasit yang tersisa.
Ketika bergegas ke depan konvoi untuk mendukung, Arjuna baru saja bergegas keluar!
Dia melewati mayat parasit yang berserakan di tanah,,endekati truk yang berjalan lambat.
Dengan sebuah lompatan yang dahsyat.
Arjuna meraih pembatas tabrakan, yang berjarak sekitar 2 meter dari tanah.
Memanjat ke atas.
Tepat ketika Arjuna hendak memanjat ke celah.
Mendadak.
Sebuah bayangan hitam melompat dari tanah.
Itu merupakan Kutu Muka!
Arjuna bisa melihat perut makhluk tersebut yang lembut seperti spons.
Saat melihat 7 atau 8 personel tubuhnya menari dengan liar.
Bola mata Arjuna yang berwarna merah berkilat dingin.
Dia berjuang untuk melemparkan belati.
Belati berubah menjadi garis hitam, menusuk perut Kutu Muka dengan lembut, membuatnya mencicit dan jatuh ke tanah.
Arjuna tidak berani bersantai, dia buru-buru memanjat, masuk ke mobil melalui celah kargo.
Saat Arjuna memasuki kargo, mendadak ada kilatan cahaya kabur di depan matanya.
Jantungnya berdeguo kencang.
Beberapa sensasi aneh muncul.
Hal ini menyebabkan Arjuna jatuh.
Untung tak ada seorang pun di dalam kargo.
Jika ada, gerakan Arjuna saja sangat cukup tuk menarik perhatian.
Selanjutnya Arjuna langsung mendongak dan mengamati kargo.
kargo tersebut sangat luas.
Ada sebuah benda yang besar di hadapannya, ditutup dengan terpal dan diikat dengan tali agar tak terbang.
Arjuna buru-buru bersembunyi.
Dia sangat gembira karena berjalan dengan mulus, namun sekarang, alarm yang memekakkan telinga berbunyi di dalam kargo.
Arjuna mengira dia ketahuan.
Tetapi berikutnya.
Radio di dalam kargo berbunyi sekarang, "Perhatian! Perhatian! Ruang interdimensi bergetar dan meluapkan energi sudah terdeteksi mencapai titik kritis!"
"Portal Interdimensional' akan terbuka dalam 3 detik."
"3 2 1..."
"Portal Interdimensional terbuka!"
"Kaiju akan langsung dijatuhkan!"
"Memasuki keadaan siap tempur level 1!"
"Semua pesawat pengirim Jaeger diluncurkan."
"Jaeger bersiap diluncurkan!".
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved