Chapter 3: Bertanggung Jawab Atas Luka ini
by 福言乱语
13:43,Dec 22,2023
Tidak heran jika dia menjanda. Kehidupannya sangat bebas. Kalau saja kebiasaannya setiap hari seperti ini, sudah pasti tujuannya untuk menggoda banyak pria.
Sembari berpura-pura tidak mengertiya, Brantis Leon menyangga tangan kecil gadis yang terluka itu dan bertanya, “Di mana sakitnya?”
Memang benar dia bodoh, jika dia adalah pria normal, pasti sudah tergoda olehnya.
Di sisi lain, Salya Miao tentu masih merintih kesakitan. Sambil mengeratkan giginya, ia pun berbisik ke telinga Brantis Leon, “Di situ yang sakit.”
“Di bagian mana?”
Brantis Leon masih saja berpura-pura bodoh, sangat ingin melihat saat Salya Miao akan langsung ...
Namun benar saja, hasilnya sangat lucu.
Setelah semua kejadian itu dan juga saat ini masih siang hari, Salya Miao mungkin merasa agak khawatir dan takut bila kejadian ini diketahui orang lain.
Melihat bahwa Brantis Leon tidak melakukan apapun, ia pun pergi dengan kesal.
“Brantis, malam ini pergilah ke rumahku, bantu aku mengganti perban. Kamu harus bertanggung jawab atas luka ini.”
Ah…. memang terasa agak malas mendatangi rumahnya di siang hari. Namun jika mengunjunginya pada malam hari, bisa saja dirinya dipaksa melakukan hal yang tidak benar.
“Oh!”
Melihat Salya Miao pergi, Brantis Leon tentu merasa lega. Ia pun mengambil kelinci dan belut, lalu berlari dengan cepat.
Ketika melewati ladang tanaman obat milik keluarganya, tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang terbatuk-batuk sambil melangkah terburu-buru.
Kalau melihat ladang ini secara keseluruhan, lahan ini tampaknya telah ditanami dengan sangat baik. Pada awal musim semi, bunga berwarna ungu kemerahmudaan pun juga terlihat telah mekar.
Saat angin sepoi-sepoi menyapu, aroma bunga langsung tercium ke dalam hidung.
“Bu, ayo segera pergi.”
Melihat itu, Brantis Leon langsung menaruh kelinci dan belut yang dibawanya. Ia pun buru-buru membantu ibunya, Melinda Guo, berdiri.
Sayangnya, ibunya ini sudah mengidap penyakit asma saat masih muda dulu. Alhasil, serbuk sari yang harum ini pun bisa menghilangkan setengah umurnya.
Serbuk sari, bau yang tidak sedap, udara dingin, dan bahkan olahraga yang sedikit berat pun bisa memperburuk kondisi penderita penyakit asma.
“Brantis, aku baik-baik saja, hanya merasa sedikit tidak enak badan. Aku pasti sudah sehat setelah beristirahat sejenak.”
Melinda Guo pun mengangkat tangan kanannya yang kurus, ia pun mengusap wajah anaknya ini, “Tidak perlu khawatir, lakukan yang kamu mau saja.”
“Bu! Jangan pernah lagi bekerja di ladang. Aku sudah cukup mandiri dan mampu mengerjakan semua pekerjaan ini sekarang. “
Ya, beberapa keriput sudah tampak di wajah ibunya. Rambut wanita ini pun sudah memutih, terayun getir tertiup angin. Melihat keadaan ibunya itu, hidung Brantis Leon langsung terasa masam.
Padahal ibunya ini masih berusia empat puluh tahun, namun malah terlihat berusia enam puluh tahun. Wajahnya tampak tidak segar dan kusam, jelas sekali bahwa wanita ini kekurangan gizi. Pandangannya pun menatap keruh.
Sejak dirinya tidak berdaya seperti itu, semua beban keluarga pun harus dipikul oleh dirinya sendiri. Dengan tubuh sekecil ini, tentu ia tidak akan sanggup menanggungnya.
Bahkan sebelum dirinya tidak seberdaya ini, suaminya pun ditabrak mobil dan terbaring lumpuh di tempat tidur. Pria itu pun tidak bisa merawat diri sendiri, apalagi bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Di sisi lain si adik perempuan, Eva Zi, justru harus terpaksa berhenti sekolah untuk merawat ayahnya. Tidak jarang, ia juga harus juga mengurus kakaknya yang bodoh ini.
“Oh Tuhan, Engkau telah membuka matanya. Oh Tuhan, Engkau telah membuka mata.”
Melinda Guo tampak gemetar penuh kegembiraan. Ia menggenggam erat tangan besar anaknya, air mata mengalir dari matanya, “Apakah semua ini nyata?”
“Bu, kita memang sedang menghadapi sesuatu yang amat berat. Tentu aku tidak akan bercanda. Aku tidak hanya sembuh, namun jauh dalam kesembuhanku ini, aku telah berguru dengan orang-orang hebat dari dunia lain.”
Dengan penuh perhatian, Brantis Leon membantu ibunya duduk di rerumputan dekat kebun ini. Sembari mengaktifkan kemampuan matanya, ia memeriksa kondisi paru-paru ibunya itu. Melalui penglihatannya itu, ia menemukan bahwa salah satu otot di paru-paru itu tampak tegang.
Salah satu tangan Brantis Leon lanjut memegang lengan ibunya, kemudian menggunakan tangan yang lain untuk menekan lehernya. Secara berkala, ia mengalirkan energi kehidupan dan memperbaiki otot tegang di saluran pernapasan tersebut.
Meskipun belum mempelajari isi dari "Kitab Kaisar Manusia" sepenuhnya, namun kedua jiwa yang telah kembali ini telah mempelajari pengobatan tradisional Cina serta beberapa gerakan seni bela diri.
Selain itu, tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu menyembuhkan penyakit asma. Namun bagi Brantis Leon, penyakit ini hanyalah salah satu masalah yang sepele dan mudah untuk menyembuhkannya.
Setelah memperbaiki bagian yang sakit dan membersihkan bagian diafragma yang kaku tadi, aliran darah dan energi kehidupan seolah telah mengalir dengan normal. Hal ini membuat tubuh yang awalnya renta itu telah berubah menjadi lebih segar dan bersemangat.
“Brantis, apakah kamu sudah bisa menggunakan sihir?”
Melinda Guo pun merasa tubuhnya menjadi lebih ringan, kakinya menjadi lebih cepat dan tangannya juga terasa lebih lincah. Ya, ia seolah merasa jauh lebih muda seakan masih menginjak umur tiga puluh tahunan.
Selain itu hal yang lebih menakjubkan lagi adalah tenggorokannya tidak lagi terasa gatal dan pernapasannya menjadi lebih lancar. Apalagi ia belum pernah merasakan kenyamanan dan ketenangan seperti ini sebelumnya.
Bu, berhentilah main-main, ini bukan sihir. Cara ini disebut teknik pengobatan tradisional Tiongkok atau biasa dikenal qigong, seperti yang mereka katakan di TV, terapi qigong.
Brantis Leon pun mulai menjelaskan beberapa penjelasan yang telah diketahuinya. Setelahnya, ia menanggapi dengan santai, “Apakah ibu sudah bisa percaya sekarang? Aku telah kembali sehat. Aku pasti bisa menangani semua yang keluarga kita butuhkan.”
“Ah… Brantis.”
Melinda Guo dengan terharu memeluk putranya dan menangis dalam kegelapan malam ini, “Kami akhirnya berhasil melewati berbagai cobaan berat ini.”
“Bu, aku minta maaf! Aku telah menimbulkan banyak masalah kepadamu dan adikku. Mulai sekarang, aku akan mengurus kalian berdua dengan baik.”
Kemudian Brantis Leon mengambil serta menunjukkan kelinci dan belut yang tadi dibawanya, “Sebagai salah satu langkah peningkatan hidup kita, mari kita menyantap daging kelinci dan belut malam ini.”
“Brantis Leon, kamu sungguh luar biasa hingga dapat menangkap belut sebesar itu. Jika kita menjualnya, biasanya akan mendapatkan setidaknya seratus yuan.”
Melinda Guo lanjut berdiri. Wanita ini sedikit melakukan gerakan gesit dan memang tidak kehabisan nafas lagi. Ia juga melompat beberapa kali dan masih tidak merasa sesak.
Sekarang sudah bisa dipastikan bahwa penyakit yang telah menyiksa dirinya selama empat puluh tahun ini benar-benar sembuh.
“Hah… Ibu, jangan bercanda. Kemampuan pengobatan yang kupelajari dari para ahli pengobatan ini lebih hebat dari Hua Tuo. Penyakit sekecil ini tentu bisa disembuhkan dengan mudah.”
Brantis Leon langsung membawa kelinci dan belut sambil menarik ibunya, “Ayo kita pulang, malam ini kita akan merayakan kesembuhan kita.”
“Baik! Malam ini kita akan merayakan kesembuhan kita dengan makan besar.”
Mendengar itu, Melinda Guo langsung tersenyum cerah dan menghela nafas lega, “Sayang sekali , anak ketigaku ini tidak beruntung,dia masih di sekolah.”
“Ketika dia mendapat hari libur, aku yang akan membawanya pulang lagi.”
Brantis Leon tersenyum lebar, “Jadi, kita bisa makan bersama setiap hari.”
Setelah beberapa saat, Brantis Leon dan ibunya sudah pulang ke rumah.
Saat keduanya telah masuk ke dalam rumah, mereka melihat si adik kecil, Eva Zi, dengan senyum cerah di wajahnya. Sayangnya, gadis kecil ini mengenakan rok pendek berbahan kain bunga yang sudah terlalu sering dicuci hingga warnanya pudar. Tidak hanya itu, hidungnya terasa sedikit perih.
“Kak, kamu akhirnya sudah pulang.”
Eva Zi berteriak dan langsung melompat ke dalam pelukan, seperti burung pipit yang berbicara tanpa henti, “Kelinci ini sangat gemuk, ya…”
Saat semua duduk di ruang tamu, Melinda Guo mulai menceritakan kejadian sebelumnya.
Tidak hanya Eva Zi yang tersenyum cerah dan bahagia, bahkan ayah mereka, Sasranto Leon, juga tertawa dengan riang. Ia bersyukur dalam hati bahwa dewa di langit tidak memejamkan mata kepada mereka.
“Ini hanya hal kecil.”
Brantis Leon dengan lembut membelai rambut indah adik perempuannya yang agak kering itu, “Sekarang aku akan menyembuhkan ayah, paling dua atau tiga kali saja akan bisa berdiri lagi.”
“Kakak, kamu sangat hebat. Para leluhur Keluarga Leon kita pasti bangga di alam sana. Sungguh kemunculan seorang tabib besar.”
Eva Zi tersenyum lebih bahagia dan menarik Brantis Leon masuk ke kamar ayahnya, “Ayah, kakak datang untuk menyembuhkanmu.”
“Bagus! Bagus! Bagus! Anak sulungku memang memiliki bakat terpendam. Aku selalu berharap kamu benar-benar bisa menunjukkan kemampuanmu.”
Sasranto Leon gemetar dengan gembira, memandang anaknya sambil berkata, “Brantis Leon, apakah kemampuan pengobatanmu benar-benar hebat seperti itu?”
“Lebih hebat dari yang kalian bayangkan, pasti akan jauh lebih hebat…”
Di sisi tempat tidur, Brantis Leon duduk sambil memegang bagian nadi ayahnya. Ia pun mulai mengaktifkan kemampuan matanya dan tiba-tiba muncul beberapa huruf kecil di depan matanya.
Huruf-huruf ini sangat kecil, seperti setitik jarum. Namun jika memandangnya dengan pengamatan biasa, seseorang tidak mungkin bisa melihatnya. Brantis Leon hanya bisa melihatnya dengan kemampuan pengamatan ini.
Beberapa tulisan mulai bergerak bersekelebat layaknya memberikan sebuah informasi langsung ke dalam kepalanya. Hal ini membuatnya mengetahui penyebab dan kondisi penyakit yang dialami ayahnya itu. Dari situ, Brantis Leon bisa menentukan pengobatan yang tepat untuk Sasranto Leon.
Ya, tulang belakang pria tua ini sudah mengalami benturan berat, saraf tulang belakang juga terluka, dan menyebabkan kehilangan keseimbangan tubuh bagian atas dengan anggota tubuh lainnya. Hal inilah yang membuatnya tidak mampu berjalan.
“Kak, bagaimana keadaannya?”
Kedua tanga Eva Zi saling menggenggam dengan erat. Ia pun menatap Brantis Leon dengan tatapan yang tidak berkedip. Jujur saja, hatinya merasa sangat gugup hingga hidungnya berkeringat.
“Jika saraf tulang belakang mengalami luka. Setidaknya perlu teknik pijat, refleksiologi dan akupuntur secara berkala.”
Brantis Leon dengan hati-hati membalik tubuh ayahnya, mengaktifkan aliran tenaga dalam dan mulai melakukan pijatan.
Sebetulnya, kedua tangannya telah terlatih melakukan gerakan seni bela diri dan sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi. Dirinya juga telah menguasai teknik pernapasan, tetapi masih cukup sulit untuk mengkombinasikannya.
Saat kedua tangan itu melakukan pijatan tiga kali berturut-turut, tangannya pun mulai terasa kaku karena kelelahan. Tidak sedikit keringat mengalir di sekujur tubuhnya dan membuatnya merasa sangat lelah. Alhasil, ia hanya bisa terduduk di lantai.
“Kak, apakah ada sesuatu yang salah?”
Eva Zi langsung menopang lengan kakaknya itu dan membantunya berdiri dengan susah payah. Ia pun berkata, “Kamu baru saja bangun, santai saja.”
“Aku baik-baik saja, hanya perlu beristirahat sebentar.”
Brantis Leon memejamkan mata sejenak dan menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Seketika rasa pusingnya mulai hilang secara perlahan. Ia pun bertanya, “Yah, bagaimana perasaanmu?”
“Kak, lihatlah! Tangan ayah sudah bisa bergerak.”
Mata Eva Zi langsung berbinar penuh kegembiraan, “Kakak, kamu luar biasa, lebih hebat daripada para ahli di tingkatan provinsi itu.”
“Hanya bisa bergerak, tidak bisa dianggap luar biasa.”
Sasranto Leon tertawa keras, dengan hati-hati ia mengangkat kedua tangannya dan menggerakannya beberapa kali. Ya, kedua tangannya bisa digerakkan dengan lincah.
“Kakak, kamu benar-benar tabib yang luar biasa.”
"Ibu, jangan mengerjakan apapun dulu dan cepat masuk untuk melihatnya. Lihatlah, tangan ayah bisa bergerak lagi," Teriak Luo Ziling ke luar pintu.
“Ada apa?” Balas ibunya.
Melinda Guo yang sebetulnya sedang memotong belut di dapur, langsung menaruh pisaunya dan berlari masuk ke dalam kamar tanpa mencuci tangannya terlebih dulu.
Melihat suaminya mulai bisa menggerakan tubuhnya, ia langsung memeluk Brantis Leon, "Brantis Leon, kemampuanmu dalam bidang kedokteran sangat luar biasa.”
“Ini hanya permulaan,” Jawab Brantis Leon.
"Suatu saat ayah akan bisa berdiri lagi.” Lanjutnya sambil memegang tangan ibunya dan melihat rambut putih yang tertiup angin itu.
“Bu, sudah cukup bicaranya dan segeralah memasak beberapa makanan. Aku sudah lapar. Aku bisa saja menghabiskan tiga mangkuk nasi.”
Jujur saja, Sasranto Leon belum pernah selapar ini sebelumnya. Ia sangat bersemangat karena peristiwa bahagia ini. Nafsu makannya sudah terbuka lebar seperti sebelumnya.
“Bu, langsung saja masak daging kelinci itu, aku akan mengolah daging belut ini.”
Luo Xiaohu stood up, one of his souls had learned cooking, and tonight he could show off his skills.
Brantis Leon langsung berdiri, ia tentu juga memiliki keahlian memasak yang baik. Ya, malam ini dirinya akan memamerkan kemampuannya itu.
Makan malam kali ini sangat berlimpah.
Brantis Leon memasak lobak merah yang dibalut dengan Chilli oil yang pedas. Ada pula telur dadar tomat, potongan belut panggang ala pedesaan, dan sup ikan belut dengan sayur asparagus yang baik untuk kesehatan dan menurunkan gula darah.
Ada juga Melinda Guo yang menghidangkan daging kelinci tumis dengan jahe dan bawang bombay yang pedas. Aroma masakan itu sangat harum dan pedas, menciumnya saja sudah membuat air liur menetes.
“Ayah, lihatlah! Kita bisa mencukupi semua kebutuhan harian kita.”
Brantis Leon membopong ayahnya keluar, "Coba makan masakanku, kalian pasti suka.”
“Salya Miao tidak datang, sisakan sedikit untuknya.”
Melinda Guo memilih beberapa lauk dan meletakkannya di samping, “Brantis Leon, nanti kamu antarkan.”
“Baik!”
Walau sejujurnya Brantis Leon merasa pusing, tetapi ia juga tidak bisa menolak. Ia dengan berani menerima tugas yang menyenangkan ini.
Brantis Leon langsung memilih sepotong daging kelinci besar dan meletakkannya di mangkuk Melinda Guo, “Ibu, potongan ini tidak ada tulang.”
Ya, kemampuan memasak dengan teknik Lingpo sudah mencapai tingkat master.
Meskipun Brantis Leon tidak sepenuhnya menunjukkan kemampuannya, pria ini tidak kalah dengan koki hotel bintang lima.
Bahkan ikan belut dan irisan lobak pun telah habis dimakan oleh keluarga ini, Eva Zi juga tidak segan menjilati piringnya.
“Jika kalian suka, aku akan memasak untuk kalian setiap hari. Aku bisa membuat berbagai jenis masakan.”
Brantis Leon khawatir bila ibunya akan bertanya-tanya lebih lanjut, ia pun mengambil kotak makan dan pergi, “Ibu, aku pergi ke rumah kakak ipar. “
Ketika sampai di rumah Salya Miao, ia mendengar suara napas dari kamar mandi. Brantis Leon diam-diam mendekat.
Mengingat kata-kata yang pernah dikatakan Salya Miao sebelumnya, ia merasa gugup dan membuka pintu kamar mandi tersebut...
Sembari berpura-pura tidak mengertiya, Brantis Leon menyangga tangan kecil gadis yang terluka itu dan bertanya, “Di mana sakitnya?”
Memang benar dia bodoh, jika dia adalah pria normal, pasti sudah tergoda olehnya.
Di sisi lain, Salya Miao tentu masih merintih kesakitan. Sambil mengeratkan giginya, ia pun berbisik ke telinga Brantis Leon, “Di situ yang sakit.”
“Di bagian mana?”
Brantis Leon masih saja berpura-pura bodoh, sangat ingin melihat saat Salya Miao akan langsung ...
Namun benar saja, hasilnya sangat lucu.
Setelah semua kejadian itu dan juga saat ini masih siang hari, Salya Miao mungkin merasa agak khawatir dan takut bila kejadian ini diketahui orang lain.
Melihat bahwa Brantis Leon tidak melakukan apapun, ia pun pergi dengan kesal.
“Brantis, malam ini pergilah ke rumahku, bantu aku mengganti perban. Kamu harus bertanggung jawab atas luka ini.”
Ah…. memang terasa agak malas mendatangi rumahnya di siang hari. Namun jika mengunjunginya pada malam hari, bisa saja dirinya dipaksa melakukan hal yang tidak benar.
“Oh!”
Melihat Salya Miao pergi, Brantis Leon tentu merasa lega. Ia pun mengambil kelinci dan belut, lalu berlari dengan cepat.
Ketika melewati ladang tanaman obat milik keluarganya, tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang terbatuk-batuk sambil melangkah terburu-buru.
Kalau melihat ladang ini secara keseluruhan, lahan ini tampaknya telah ditanami dengan sangat baik. Pada awal musim semi, bunga berwarna ungu kemerahmudaan pun juga terlihat telah mekar.
Saat angin sepoi-sepoi menyapu, aroma bunga langsung tercium ke dalam hidung.
“Bu, ayo segera pergi.”
Melihat itu, Brantis Leon langsung menaruh kelinci dan belut yang dibawanya. Ia pun buru-buru membantu ibunya, Melinda Guo, berdiri.
Sayangnya, ibunya ini sudah mengidap penyakit asma saat masih muda dulu. Alhasil, serbuk sari yang harum ini pun bisa menghilangkan setengah umurnya.
Serbuk sari, bau yang tidak sedap, udara dingin, dan bahkan olahraga yang sedikit berat pun bisa memperburuk kondisi penderita penyakit asma.
“Brantis, aku baik-baik saja, hanya merasa sedikit tidak enak badan. Aku pasti sudah sehat setelah beristirahat sejenak.”
Melinda Guo pun mengangkat tangan kanannya yang kurus, ia pun mengusap wajah anaknya ini, “Tidak perlu khawatir, lakukan yang kamu mau saja.”
“Bu! Jangan pernah lagi bekerja di ladang. Aku sudah cukup mandiri dan mampu mengerjakan semua pekerjaan ini sekarang. “
Ya, beberapa keriput sudah tampak di wajah ibunya. Rambut wanita ini pun sudah memutih, terayun getir tertiup angin. Melihat keadaan ibunya itu, hidung Brantis Leon langsung terasa masam.
Padahal ibunya ini masih berusia empat puluh tahun, namun malah terlihat berusia enam puluh tahun. Wajahnya tampak tidak segar dan kusam, jelas sekali bahwa wanita ini kekurangan gizi. Pandangannya pun menatap keruh.
Sejak dirinya tidak berdaya seperti itu, semua beban keluarga pun harus dipikul oleh dirinya sendiri. Dengan tubuh sekecil ini, tentu ia tidak akan sanggup menanggungnya.
Bahkan sebelum dirinya tidak seberdaya ini, suaminya pun ditabrak mobil dan terbaring lumpuh di tempat tidur. Pria itu pun tidak bisa merawat diri sendiri, apalagi bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Di sisi lain si adik perempuan, Eva Zi, justru harus terpaksa berhenti sekolah untuk merawat ayahnya. Tidak jarang, ia juga harus juga mengurus kakaknya yang bodoh ini.
“Oh Tuhan, Engkau telah membuka matanya. Oh Tuhan, Engkau telah membuka mata.”
Melinda Guo tampak gemetar penuh kegembiraan. Ia menggenggam erat tangan besar anaknya, air mata mengalir dari matanya, “Apakah semua ini nyata?”
“Bu, kita memang sedang menghadapi sesuatu yang amat berat. Tentu aku tidak akan bercanda. Aku tidak hanya sembuh, namun jauh dalam kesembuhanku ini, aku telah berguru dengan orang-orang hebat dari dunia lain.”
Dengan penuh perhatian, Brantis Leon membantu ibunya duduk di rerumputan dekat kebun ini. Sembari mengaktifkan kemampuan matanya, ia memeriksa kondisi paru-paru ibunya itu. Melalui penglihatannya itu, ia menemukan bahwa salah satu otot di paru-paru itu tampak tegang.
Salah satu tangan Brantis Leon lanjut memegang lengan ibunya, kemudian menggunakan tangan yang lain untuk menekan lehernya. Secara berkala, ia mengalirkan energi kehidupan dan memperbaiki otot tegang di saluran pernapasan tersebut.
Meskipun belum mempelajari isi dari "Kitab Kaisar Manusia" sepenuhnya, namun kedua jiwa yang telah kembali ini telah mempelajari pengobatan tradisional Cina serta beberapa gerakan seni bela diri.
Selain itu, tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu menyembuhkan penyakit asma. Namun bagi Brantis Leon, penyakit ini hanyalah salah satu masalah yang sepele dan mudah untuk menyembuhkannya.
Setelah memperbaiki bagian yang sakit dan membersihkan bagian diafragma yang kaku tadi, aliran darah dan energi kehidupan seolah telah mengalir dengan normal. Hal ini membuat tubuh yang awalnya renta itu telah berubah menjadi lebih segar dan bersemangat.
“Brantis, apakah kamu sudah bisa menggunakan sihir?”
Melinda Guo pun merasa tubuhnya menjadi lebih ringan, kakinya menjadi lebih cepat dan tangannya juga terasa lebih lincah. Ya, ia seolah merasa jauh lebih muda seakan masih menginjak umur tiga puluh tahunan.
Selain itu hal yang lebih menakjubkan lagi adalah tenggorokannya tidak lagi terasa gatal dan pernapasannya menjadi lebih lancar. Apalagi ia belum pernah merasakan kenyamanan dan ketenangan seperti ini sebelumnya.
Bu, berhentilah main-main, ini bukan sihir. Cara ini disebut teknik pengobatan tradisional Tiongkok atau biasa dikenal qigong, seperti yang mereka katakan di TV, terapi qigong.
Brantis Leon pun mulai menjelaskan beberapa penjelasan yang telah diketahuinya. Setelahnya, ia menanggapi dengan santai, “Apakah ibu sudah bisa percaya sekarang? Aku telah kembali sehat. Aku pasti bisa menangani semua yang keluarga kita butuhkan.”
“Ah… Brantis.”
Melinda Guo dengan terharu memeluk putranya dan menangis dalam kegelapan malam ini, “Kami akhirnya berhasil melewati berbagai cobaan berat ini.”
“Bu, aku minta maaf! Aku telah menimbulkan banyak masalah kepadamu dan adikku. Mulai sekarang, aku akan mengurus kalian berdua dengan baik.”
Kemudian Brantis Leon mengambil serta menunjukkan kelinci dan belut yang tadi dibawanya, “Sebagai salah satu langkah peningkatan hidup kita, mari kita menyantap daging kelinci dan belut malam ini.”
“Brantis Leon, kamu sungguh luar biasa hingga dapat menangkap belut sebesar itu. Jika kita menjualnya, biasanya akan mendapatkan setidaknya seratus yuan.”
Melinda Guo lanjut berdiri. Wanita ini sedikit melakukan gerakan gesit dan memang tidak kehabisan nafas lagi. Ia juga melompat beberapa kali dan masih tidak merasa sesak.
Sekarang sudah bisa dipastikan bahwa penyakit yang telah menyiksa dirinya selama empat puluh tahun ini benar-benar sembuh.
“Hah… Ibu, jangan bercanda. Kemampuan pengobatan yang kupelajari dari para ahli pengobatan ini lebih hebat dari Hua Tuo. Penyakit sekecil ini tentu bisa disembuhkan dengan mudah.”
Brantis Leon langsung membawa kelinci dan belut sambil menarik ibunya, “Ayo kita pulang, malam ini kita akan merayakan kesembuhan kita.”
“Baik! Malam ini kita akan merayakan kesembuhan kita dengan makan besar.”
Mendengar itu, Melinda Guo langsung tersenyum cerah dan menghela nafas lega, “Sayang sekali , anak ketigaku ini tidak beruntung,dia masih di sekolah.”
“Ketika dia mendapat hari libur, aku yang akan membawanya pulang lagi.”
Brantis Leon tersenyum lebar, “Jadi, kita bisa makan bersama setiap hari.”
Setelah beberapa saat, Brantis Leon dan ibunya sudah pulang ke rumah.
Saat keduanya telah masuk ke dalam rumah, mereka melihat si adik kecil, Eva Zi, dengan senyum cerah di wajahnya. Sayangnya, gadis kecil ini mengenakan rok pendek berbahan kain bunga yang sudah terlalu sering dicuci hingga warnanya pudar. Tidak hanya itu, hidungnya terasa sedikit perih.
“Kak, kamu akhirnya sudah pulang.”
Eva Zi berteriak dan langsung melompat ke dalam pelukan, seperti burung pipit yang berbicara tanpa henti, “Kelinci ini sangat gemuk, ya…”
Saat semua duduk di ruang tamu, Melinda Guo mulai menceritakan kejadian sebelumnya.
Tidak hanya Eva Zi yang tersenyum cerah dan bahagia, bahkan ayah mereka, Sasranto Leon, juga tertawa dengan riang. Ia bersyukur dalam hati bahwa dewa di langit tidak memejamkan mata kepada mereka.
“Ini hanya hal kecil.”
Brantis Leon dengan lembut membelai rambut indah adik perempuannya yang agak kering itu, “Sekarang aku akan menyembuhkan ayah, paling dua atau tiga kali saja akan bisa berdiri lagi.”
“Kakak, kamu sangat hebat. Para leluhur Keluarga Leon kita pasti bangga di alam sana. Sungguh kemunculan seorang tabib besar.”
Eva Zi tersenyum lebih bahagia dan menarik Brantis Leon masuk ke kamar ayahnya, “Ayah, kakak datang untuk menyembuhkanmu.”
“Bagus! Bagus! Bagus! Anak sulungku memang memiliki bakat terpendam. Aku selalu berharap kamu benar-benar bisa menunjukkan kemampuanmu.”
Sasranto Leon gemetar dengan gembira, memandang anaknya sambil berkata, “Brantis Leon, apakah kemampuan pengobatanmu benar-benar hebat seperti itu?”
“Lebih hebat dari yang kalian bayangkan, pasti akan jauh lebih hebat…”
Di sisi tempat tidur, Brantis Leon duduk sambil memegang bagian nadi ayahnya. Ia pun mulai mengaktifkan kemampuan matanya dan tiba-tiba muncul beberapa huruf kecil di depan matanya.
Huruf-huruf ini sangat kecil, seperti setitik jarum. Namun jika memandangnya dengan pengamatan biasa, seseorang tidak mungkin bisa melihatnya. Brantis Leon hanya bisa melihatnya dengan kemampuan pengamatan ini.
Beberapa tulisan mulai bergerak bersekelebat layaknya memberikan sebuah informasi langsung ke dalam kepalanya. Hal ini membuatnya mengetahui penyebab dan kondisi penyakit yang dialami ayahnya itu. Dari situ, Brantis Leon bisa menentukan pengobatan yang tepat untuk Sasranto Leon.
Ya, tulang belakang pria tua ini sudah mengalami benturan berat, saraf tulang belakang juga terluka, dan menyebabkan kehilangan keseimbangan tubuh bagian atas dengan anggota tubuh lainnya. Hal inilah yang membuatnya tidak mampu berjalan.
“Kak, bagaimana keadaannya?”
Kedua tanga Eva Zi saling menggenggam dengan erat. Ia pun menatap Brantis Leon dengan tatapan yang tidak berkedip. Jujur saja, hatinya merasa sangat gugup hingga hidungnya berkeringat.
“Jika saraf tulang belakang mengalami luka. Setidaknya perlu teknik pijat, refleksiologi dan akupuntur secara berkala.”
Brantis Leon dengan hati-hati membalik tubuh ayahnya, mengaktifkan aliran tenaga dalam dan mulai melakukan pijatan.
Sebetulnya, kedua tangannya telah terlatih melakukan gerakan seni bela diri dan sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi. Dirinya juga telah menguasai teknik pernapasan, tetapi masih cukup sulit untuk mengkombinasikannya.
Saat kedua tangan itu melakukan pijatan tiga kali berturut-turut, tangannya pun mulai terasa kaku karena kelelahan. Tidak sedikit keringat mengalir di sekujur tubuhnya dan membuatnya merasa sangat lelah. Alhasil, ia hanya bisa terduduk di lantai.
“Kak, apakah ada sesuatu yang salah?”
Eva Zi langsung menopang lengan kakaknya itu dan membantunya berdiri dengan susah payah. Ia pun berkata, “Kamu baru saja bangun, santai saja.”
“Aku baik-baik saja, hanya perlu beristirahat sebentar.”
Brantis Leon memejamkan mata sejenak dan menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Seketika rasa pusingnya mulai hilang secara perlahan. Ia pun bertanya, “Yah, bagaimana perasaanmu?”
“Kak, lihatlah! Tangan ayah sudah bisa bergerak.”
Mata Eva Zi langsung berbinar penuh kegembiraan, “Kakak, kamu luar biasa, lebih hebat daripada para ahli di tingkatan provinsi itu.”
“Hanya bisa bergerak, tidak bisa dianggap luar biasa.”
Sasranto Leon tertawa keras, dengan hati-hati ia mengangkat kedua tangannya dan menggerakannya beberapa kali. Ya, kedua tangannya bisa digerakkan dengan lincah.
“Kakak, kamu benar-benar tabib yang luar biasa.”
"Ibu, jangan mengerjakan apapun dulu dan cepat masuk untuk melihatnya. Lihatlah, tangan ayah bisa bergerak lagi," Teriak Luo Ziling ke luar pintu.
“Ada apa?” Balas ibunya.
Melinda Guo yang sebetulnya sedang memotong belut di dapur, langsung menaruh pisaunya dan berlari masuk ke dalam kamar tanpa mencuci tangannya terlebih dulu.
Melihat suaminya mulai bisa menggerakan tubuhnya, ia langsung memeluk Brantis Leon, "Brantis Leon, kemampuanmu dalam bidang kedokteran sangat luar biasa.”
“Ini hanya permulaan,” Jawab Brantis Leon.
"Suatu saat ayah akan bisa berdiri lagi.” Lanjutnya sambil memegang tangan ibunya dan melihat rambut putih yang tertiup angin itu.
“Bu, sudah cukup bicaranya dan segeralah memasak beberapa makanan. Aku sudah lapar. Aku bisa saja menghabiskan tiga mangkuk nasi.”
Jujur saja, Sasranto Leon belum pernah selapar ini sebelumnya. Ia sangat bersemangat karena peristiwa bahagia ini. Nafsu makannya sudah terbuka lebar seperti sebelumnya.
“Bu, langsung saja masak daging kelinci itu, aku akan mengolah daging belut ini.”
Luo Xiaohu stood up, one of his souls had learned cooking, and tonight he could show off his skills.
Brantis Leon langsung berdiri, ia tentu juga memiliki keahlian memasak yang baik. Ya, malam ini dirinya akan memamerkan kemampuannya itu.
Makan malam kali ini sangat berlimpah.
Brantis Leon memasak lobak merah yang dibalut dengan Chilli oil yang pedas. Ada pula telur dadar tomat, potongan belut panggang ala pedesaan, dan sup ikan belut dengan sayur asparagus yang baik untuk kesehatan dan menurunkan gula darah.
Ada juga Melinda Guo yang menghidangkan daging kelinci tumis dengan jahe dan bawang bombay yang pedas. Aroma masakan itu sangat harum dan pedas, menciumnya saja sudah membuat air liur menetes.
“Ayah, lihatlah! Kita bisa mencukupi semua kebutuhan harian kita.”
Brantis Leon membopong ayahnya keluar, "Coba makan masakanku, kalian pasti suka.”
“Salya Miao tidak datang, sisakan sedikit untuknya.”
Melinda Guo memilih beberapa lauk dan meletakkannya di samping, “Brantis Leon, nanti kamu antarkan.”
“Baik!”
Walau sejujurnya Brantis Leon merasa pusing, tetapi ia juga tidak bisa menolak. Ia dengan berani menerima tugas yang menyenangkan ini.
Brantis Leon langsung memilih sepotong daging kelinci besar dan meletakkannya di mangkuk Melinda Guo, “Ibu, potongan ini tidak ada tulang.”
Ya, kemampuan memasak dengan teknik Lingpo sudah mencapai tingkat master.
Meskipun Brantis Leon tidak sepenuhnya menunjukkan kemampuannya, pria ini tidak kalah dengan koki hotel bintang lima.
Bahkan ikan belut dan irisan lobak pun telah habis dimakan oleh keluarga ini, Eva Zi juga tidak segan menjilati piringnya.
“Jika kalian suka, aku akan memasak untuk kalian setiap hari. Aku bisa membuat berbagai jenis masakan.”
Brantis Leon khawatir bila ibunya akan bertanya-tanya lebih lanjut, ia pun mengambil kotak makan dan pergi, “Ibu, aku pergi ke rumah kakak ipar. “
Ketika sampai di rumah Salya Miao, ia mendengar suara napas dari kamar mandi. Brantis Leon diam-diam mendekat.
Mengingat kata-kata yang pernah dikatakan Salya Miao sebelumnya, ia merasa gugup dan membuka pintu kamar mandi tersebut...
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved