Bab 10 Mengundang Serigala Masuk Ke Rumah

by Seasalt 12:12,Dec 08,2023
"Aaaa..."

Terdengar teriakan Amelia.

"Boom!"

Terdengar suara benturan yang mengeringan juga terdengar.

Mobil van yang melajut cepat itu menabrak pohon yang cukup besar yang cukup tebal untuk dipeluk oleh orang.

Bagian depan mobil van itu pun langsung hancur.

Orang-orang yang lihat di sekitarnya juga ketakutan.

"Apa menabrak orang?"

Kata seseorang.

"Aku juga ada lihat menabrak orang, seorang pria dan wanita, dimana mereka?"

Orang-orang di samping juga bertanya dengan heran.

Semuanya langsung mundur ketakutan ketika melihat kondisi supir mobil van itu.

Kemudian saat sedang melihatnya, tiba-tiba ada pria yang keluar dari kolong mobil, dan menarik teman wanitanya.

Amelia sangat takut, dan mengira dia sudah mati, karena kecepatan mobil van tadi sangat cepat sampai dia tidak bisa menghindar.

Amelia juga bingung apa yang sebenarnya terjadi saat tabrakan.

“Sial, mantel kesayanganku telah kotor... sebal!"

Dicky Ye memaki.

Amelia sangat ketakutan, tapi Dicky Ye mengabaikannya.

Dicky Ye menghampiri mobil van itu, dan menarik pintu mobil van yang sudah rusak itu dengan tangannya.

"Boom!

Pintu mobil pun ditarik.

Gerakannya yang kejam membuat orang sekitar tercengang.

Dan di detik berikutnya, ada kejadian yang membuat semuanya merasa ngeri, karena Dicky Ye menyeret keluar supir mobil itu.

Amelia pun gemetaran, kesadarannya langsung pulih.

"Aku belum mati, aku belum mati… bagus!"

Dia langsung memerika tubuhnya, dan tidak ada lupa apapun.

Amelia menatap Dicky Ye yang sedang berjongkok di tanah menarik sesuatu, dan mendekatinya karena penasaran.

Ternyata, yang Dicky Ye keluarkan adalah mayat!

"Ueee..."

Amelia Su langsung muntah.

Dicky Ye melihat Amelia Su, tidak peduli dengan reaksi yang berlebihan ini.

"Apa kamu membawa ponsel?"

Tanya Dicky Ye.

Amelia Su menutup mulutnya, tidak berani melihat Dicky Ye, hanya mengangguk saja.

"Lapor polisi!"

Kata Dicky Ye.

"Melapor apa? Melapor orang ini menabrak kita?"

Amelia Su bertanya.

"Boleh saja bilang seperti itu kalau ingin buang waktu di kantor polisi, aku sarankan bilang saja kecelakaan lalu lintas!"

Dicky Ye menjawab.

Amelia Su, dia harus pergi bekerja, mana ada waktu pergi ke kantor polisi?

Amelia Su pun lega setelah menelepon polisi.

"Ayo pergi!"

Amelia Su mendesak.

"Kasih aku lima menit!"

Kata Dicky Ye.

Dia masuk ke dalam mobil van yang rusak itu seperti mencari sesuatu, setelah limat menit kemudian, dia keluar lagi.

"Ayo!"

Kata Dicky Ye.

Mereka berdua langsung pergi.

Setelah masuk ke Grup Tianxia, Amelia ​​​​Amelia Su langsung menghentikan Dicky Ye.

"Kak Ye, apa mobil van itu benar-benar kecelakaan lalu lintas?"

Katanya.

"Bukan!"

Dicky Ye menjawab.

"Lalu apa?"

Muka Amelia Su pucat.

"Bukan bunuh kamu, berarti bunuh aku ... atau bunuh kita berdua!"

Dicky Ye berbicara realita.

Dia juga terkejut, karena setelah dia memeriksa mobil van itu, kemungkinan besar bukan strategi Hansen Qian.

Hansen Qian Zhi sudah mencari seorang pembunuh, tidak perlu ada pendekatan dua arah lagi. Lagipula, tidak banyak di Kota Shanhai yang tahu kekuatan sebenarnya.

Siapa lagi kalau bukan Hansen Qian?

Dicky Ye melihat Amelia Su, orang ini hanya pendatang baru, tidak berguna kalau membunuhnya!

Amelia Su sangat takut untuk berbicara.

Keduanya datang ke departemen bisnis dan duduk di masing-masing meja. Amelia Su masih sedikit bingung, tapi Dicky Ye menatap kantor Stella Xia.

Stella Xia keluar dari kantornya, matanya melihat ke Dicky Ye, tapi langsung pergi lagi.

"Semuanya pergi ke ruang konferensi untuk rapat!"

Kata Stella Xia.

Departemen bisnis dibagi menjadi lima grup, biasanya, setiap kelompok akan bertanggung jawab pada projek yang diberikan.

Di ruang konferensi, Stella Xia melihat orang-orang didepannya.

"Dicky Ye, kamu tidak ada di grup, ngapain disini?"

Stella Xia dengan cemberut bertanya.

"Datang dan duduk-duduk saja, tidak boleh? Aku suka ramai!"

Dicky Ye menjawab dengan sombong.

Karyawan di departemen bisnis menjadi ragu melihat Dicky Ye yang berani seperti itu.

Siapa yang tidak tahu manajer baru ini adalah wanita tertua dari keluarga Xia?

"Duduk saja, jangan bicara sembarangan!"

Stella Xia akhirnya setuju Dicky Ye masuk ke dalam.

Ini membuat semuanya menjadi bingung, tidak tahu karena Stella Xia terlalu ramah, atau pria ini punya latar belakang yang mendalam!

Stella Xia melihat ke grupnya.

"Aku baru saja mengambil alih departemen bisnis, aku juga tidak mau bertele-tele, departemen bisnis ada hubungannya dengan pengembangan Grup Tianxia, mohon paham tentang pentingnya kerjaan kalian!"

"Kelompok kalian bertanggung jawab atas proyek taman ekologi bersama Grup Zhao, kenapa tidak ada perkembangan?"

Dia bertanya.

Pemimpin kelompok departemen bisnis langsung berdiri.

"Supervisor, bukannya kita tidak bekerja, kita benar-benar sudah melewati ambang batas Grup Zhao sebulan akhir ini, tetapi mereka tidak ingin mengontrak dan menolak tanda tangan, kita tidak bisa apa-apa!"

Katanya karyawan itu.

"Kenapa seperti itu? Apa karena surat perjanjian kita tidak baik?"

Stella Xia bertanya.

"Surat kita sudah disetujui. Yang pasti, kita sudah mencapai batas yang bisa kita lakukan!"

"Surat perjanjian, anggaran proyek, penempatan personel, jaminan logistik ... kita sudah mengerjakan yang terbaik, tetapi mereka selalu bilang ingin pelajari lebih lanjut!"

"Bahkan aku datang ke wakil direktur Grup Zhao langsung dan membawa bawa hadiah, tetapi tetap diberikan balasan!"

Pemimpin tim merentangkan tangannya.

Stella Xia melirik ke pemimpin tim.

"Menurumut aku mengadakan rapat untuk mendengarkan ini? Bukankah kegunaanmu mencari cara memenangkan pelanggan besar kita?"

"Ini proyek kerja sama yang melibatkan hampir satu miliar yuan. Kalau gagal, apa kamu bisa bertanggung jawab atas konsekuensinya?"

Dia memaki.

Pemimpin tim tidak berani berbicara lagi. Perkataan Stella Xia benar, dia juga tidak bisa memakan gaji buta.

"Grup Zhao ini adalah milik keluarga kaya Zhao, 'kan?"

Dicky Ye tiba-tiba bertanya.

Karyawan itu mengangguk.

"Kalau begitu sangat mudah. Biarkan supervisornya menjadi gendut yang memikat serigala, pasti bisa menang!"

Kata Dicky Ye sambil tersenyum.

"Dicky Ye, diam!"

Stella Xia memaki.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

400