Bab 5 Hantaran dari Istana

by Afifah Maulida 09:55,Sep 07,2023
Aku - Aylin, wanita yang mengandung dan membesarkan Sheina.

"Aylin! Aylin! Keluarlah! Ada utusan dari istana sedang mencarimu!" Teriakan Quibele, tetangga sebelah rumahku itu terdengar bagaikan petir menggelegar pendengaranku. Aku bergegas turun dsri pembaringan, kuatir teriakannya itu akan membangunkan Beyza, gadis mungilku yang memiliki kecantikan setara Sheina.

Mataku nanar menatap lima orang utusan istana yang berdiri di depan rumahku. Apa lagi yang mereka kehendaki dari diriku,setelah gadis cantikku dibawa ke istana dan belum ada kabar hingga saat ini.

Sementara itu Quibele melihatku dengan pandangan cemas. Ah, tidak perlulah kau kuatirkan nasibku, Qui, karena aku sudah terbiasa dengan segala perih dan kerasnya hidup.

"Ada keperluan apa kalian datang lagi kemari? Belum cukupkah kalian rampas anak gadisku? Belum puas? Kami ini hanya rakyat miskin yang selama ini berusaha untuk menelan kepahitan hidup kami tanpa keluh kesah, apalagi sampai menuntut pemerintah." Mungkin kalimat yang kuucapkan terkesan arogan dan kurang ajar, tapi inilah keadaan hatiku yang sesungguhnya. Kesakitan hati seorang ibu yang dipaksa untuk berpisah dengan anak gadisnya.

Salah satu dari kelima utusan istana itu maju menghampiriku hingga hanya berjarak tiga langkah dari tempatku berdiri. Wajahnya terlihat sangar. Matanya tajam menatapku. Alis matanya yang tebal memperkuat kesan sangar yang tersirat dari guratan wajahnya.

"Kami datang kemari hanya untuk menyampaikan pesan dari Putri Sheina. Ini surat darinya untukmu. Dan kami membawa semua hantaran yang disuruhnya untuk dikirim ke sini." Utusan istana berwajah sangar itu mengulurkan sepucuk surat yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop besar berstempel cap kerajaan.

Aku tertegun menerima surat. Kubuka dan kubaca dengan cepat. Ah, gadisku membawa berita suka cita. Senyumku mengembang lebar. Anak gadisku berbahagia hidup dalam istana meskipun dia kehilangan kebebasannya. Dia bilang, itu tak akan menjadi masalah baginya selama dia masih bisa berbicara denganku. Berbicara melalui tulisan. Anak gadisku Sheina berjanji akan selalu berkabar setiap bulannya

"Apa yang dia bilang, Aylin? Bagaimana keadaannya? Mengapa dia harus tinggal dalam istana?" Seperti biasa, Quibele memancing semua informasi dariku. Sifat ingin tahunya terlalu besar, malah tak jarang sampai melanggar batas pribadi seseorang. Namun, kebaikan Quibele pada keluargaku buga teramat besar. Jadi aku bersikap masa bodoh dengan segala keingintahuannya.

"Dia baik-baik saja di sana, Qui." Aku menjawab pertanyaan Quibele seraya melontarkan senyum termanisku. Jawaban singkat saja, tak usah terlalu panjang agar dia tidak terpancing untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya, yang tentu akan sangat merepotkanku.

Quibele mengelus dadanya yang besar membusung. "Syukurlah kalau dia baik-baik saja. Dan seluruh hantaran ini, apakah ini semua upah dia selama bekerja di istana?" tanya Quibele sambil melemparkan pandangan ke banyak barang yang diletakkan para utusan istana itu di ruang tamuku yang kotor. Selama ini aku selalu mengatakan pada para tetangga bahwa Sheina bekerja sebagai tukang masak istana. Kusembunyikan status dia yang sebenarnya sebagai istri selir Raja Altan.

"Tugas kami sudah selesai. Kami permisi pulang, Nyonya. Nyonya ... hhmm ... Nyonya Cantik," ujar salah satu utusan istana yang berwajah sangar itu. "Perkenalkan namaku Eldar, Nyonya Aylin."

Sontak mulutku ternganga mendengar utusan kerajaan yang mengaku bernama Eldar itu memujiku di hadapan Quibele. Bagaimana bisa dia lakukan itu?

Sejurus kemudian kelima utusan istana itu pergi meninggalkan rumah kecilku yang sederhana ini. Diiringi oleh tawa lepas Quibele yang begitu keras.

"Apalagi yang hendak kamu pertimbangkan, Aylin? Besok pasti prajurit Eldar itu akan datang kemari untuk melamarmu. Bersiap-siaplah," goda Quibele sembari memegang-megang tumpukan hantaran dari anak gadisku, Sheina.

Ah, ternyata bukan hanya hantaran berupa barang yang dikirimkan anakku, Sheina, tapi juga sebuah harapan masa depan dia kirimkan untukku.

*****

















Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

55