Bab 16 Merindukannya

by Amelia Forsman 15:51,Sep 01,2023
Diego mengernyitkan alisnya dan kekesalan melintas di tatapannya.

Apakah dia salah lihat lagi?

Tidak apa-apa sekali atau dua kali, tetapi selama dua hari berturut-turut dia melihat sosok itu di tempat yang berbeda. Hanya saja ... sosok itu melintas di depan matanya, lalu menghilang.

Diego hanya bisa mendengus dingin dan memalingkan muka.

Dia kaget, makanya memikirkan wanita itu lagi dan lagi!

"Tuan, tamu sudah lama menunggu, kenapa kita tidak masuk?"Ujar David hati-hati melihat tuannya tidak kunjung melangkahkan kaki.

Diego menutup matanya untuk mengatur emosinya, "Ayo."Jawab dia tenang.

Setelah itu, dia melangkahkan kaki panjangnya masuk ke dalam.

David segera mengikutinya.

……

Ketika Amelia dan Hansel tiba di ruangan, staf lembaga penelitian sudah tiba.

Hansel memintanya untuk duduk di kursi utama dan memperkenalkan dirinya kepada kerumunan, "Banyak dari kalian telah bertemu Dokter Amelia siang tadi, tapi sekarang kita perlu memperkenalkannya secara resmi kepada semua orang."

Semua orang melihat ke arah Amelia dan Amelia mengangguk dengan tenang sebagai salam.

"Ini Dokter Amelia, mungkin kalian tidak familiar dengan nama Amelia. Tapi semua pasti familiar dengan namanya di luar negeri—murid favorit Profesor Adrian, Janet."

Semua orang tercengang mendengar nama ini. Butuh beberapa saat bagi mereka sadar dengan kekaguman di mata mereka.

Nama Janet sering didengar oleh orang-orang yang mempelajari obat dan tidak berlebihan mengatakan dia terkenal di luar negeri.

Bagaimanapun, dia memiliki keterampilan medis yang sangat hebat di usia muda. Kabarnya, dia telah mewarisi 80% dari keterampilan Profesor Adrian dan dapat disebut sebagai panutan bagi generasi muda!

Mereka selalu berpikir bahwa Janet seharusnya seorang akademis dengan rambut pendek, berkacamata, wajah serius dan memiliki semangat kepahlawanan.

Tak disangka akan secantik ini!

Setelah itu, seorang penggemar segera berdiri.

"Benarkah kamu Janet? Aku sangat mengagumimu. Aku membaca setiap makalah yang kamu terbitkan di luar negeri. Aku sangat menyukaimu!"

"Ini sebuah kehormatan dapat bekerja dengan Janet!"

"……"

Semua orang memujinya satu demi satu dengan ketulusan tertulis di seluruh wajah mereka.

"Terima kasih atas pujian kalian semua. Aku harap kita bisa memiliki kerjasama yang menyenangkan di masa depan."Ujar Amelia menyeringai sambil memandang mereka satu per satu.

Setelah itu, dia mengangkat gelas.

Semua orang juga ikut mengangkat gelas mereka dan meminumnya dalam satu tegukan.

Amelia sangat ramah dan tidak sombong. Semua staf sangat memujinya.

Makan malam berlangsung menyenangkan.

Banyak orang datang untuk bersulang dan Amelia menerima semuanya. Kemampuan minum Amelia cukup bagus, tetapi karena banyaknya orang yang mengajaknya bersulang tanpa di sadari dia sedikit mabuk.

Melihat makan malam akan berakhir, Amelia menggunakan alasan ini untuk pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Dalam perjalanan keluar dari kamar mandi ke ruangan, ponsel Amelia tiba-tiba bergetar.

Amelia membaca pesan dari kedua putranya di rumah yang menanyakan kapan dia pulang.

Amelia tersenyum hangat membaca pesan itu. Saat hendak membalas pesan mereka. Tiba-tiba, seseorang membentur bahunya dan ponselnya hampir jatuh.

Amelia memegang ponselnya erat-erat, "Maaf ……"Ujar dia segera meminta maaf pada orang itu.

Sebelum selesai meminta maaf, "Apakah kamu tidak punya mata! Sialan, buat kesal saja!"Teriak pria itu marah.

Saat pria itu berbicara, bau alkohol yang kuat menyembur di wajahnya. Amelia mengernyitkan kening dan tanpa sadar menjaga jarak.

Pria mabuk itu terkejut melihat wajah Amelia. Suaranya tiba-tiba terhenti dan bahkan lupa untuk menutup mulutnya. Sepasang matanya terus tertuju pada Amelia.

"Aku minta maaf, apakah kamu baik-baik saja?"

Amelia menjadi waspada melihat pria mabuk itu. Dia kembali meminta maaf untuk mengurangi masalah.

Ketika kata-kata ini diucapkan, pria di depannya tiba-tiba tertawa jahat, "Cantik …… apakah aku baik-baik saja atau tidak. Kamu akan tahu setelah menemaniku minum dua gelas! Bahagiakan aku dan aku tidak akan mempermasalahkan ini!"Ujar dia ngelantur.

Amelia mengernyitkan kening dan tahu bahwa orang di depannya mabuk. Dia ingin mengabaikannya, lalu melewatinya sambil menundukkan kepala.

Begitu berjalan ke sisi pria mabuk itu, suara pria mabuk itu terdengar lagi, "Jangan pergi, gadis cantik! Kakak sangat kaya, selama kamu setuju untuk mengikutiku, kakak akan menjaminmu seumur hidupmu!"Ujar pria itu terkikik cabul dan tatapannya berkeliaran di diri Amelia.

Gadis cantik di depannya memiliki wajah yang halus dan tubuh yang montok. Di bawah pancaran cahaya, kulitnya bahkan lebih putih menyilaukan. Jika disentuh pasti lembut!

Hati pemabuk itu gatal. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah cantik Amelia untuk merasakan sentuhannya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1250