Bab 10 Takut Setengah Mati

by Bombastic 08:01,Jul 24,2023
Setiba di kota kabupaten, sudah hampir jam sembilan pagi.
Setelah mengeluarkan keranjang bambu dan buah persik dari storage ring di tempat yang sepi, dia memikul dua keranjang buah persik menuju pasar.
Pasar sudah mulai beraktivitas beberapa saat yang lalu, Jones Xu mencari lama sambil memikul keranjangnya, namun tidak menemukan tempat yang bagus, jadi hanya bisa menggelar dagangannya di tepi pasar.
Tempat ini nyaris agak jauh dari arus orang di pasar, dia telah berjongkok agak lama, tapi tidak ada yang bertanya.
Hal ini membuatnya agak tertekan, sekarang dia sangat membutuhkan uang dan jualan ini adalah satu-satunya harapan dia.
“Sial!” gerutunya dengan muram. Tadinya dia pikir penjualan hari pertama yang laris manis akan menciptakan reputasi baik sehingga dia dapat menjual buah persiknya dengan cepat. Tapi siapa sangka, tempat yang buruk akan langsung merusak bisnisnya.
“Lihat! Dia di sana!”
“Cepat! Jangan sampai dia pergi!”
Selagi sedang ragu untuk pindah tempat atau tidak, dari kejauhan dia melihat sekelompok orang datang seperti serigala kelaparan setelah melihatnya.
Hatinya agak cemas saat melihat kerumunan ganas tersebut.
Mungkinkah itu komplotan Messi?
Kemarin dia menghajar Messi sampai mulut berbusa, bahkan membawa pergi semua uangnya, boleh jadi sekarang menaruh dendam pada dirinya.
“Sial!” umpatnya.
Sekarang dia hanya punya selembar jimat petir, yang juga entah bisa digunakan atau tidak. Sekalipun bisa digunakan, dia juga kewalahan dengan gerombolan itu.
Lari? Dia tidak mungkin memasukkan semua barang ke storage ring di depan semua orang. Buah persik ini satu-satunya harapan dia untuk mendapatkan uang, kalau dibuang, maka harus menunggu hari berikutnya.
Lari atau tidak? Dia jadi serba salah. Di saat lagi sedang bimbang, orang-orang tersebut telah tiba di hadapannya.
Tamatlah! ratapnya dalam hati.
Tampaknya hari ini dia akan pulang dengan merangkak, batinnya.
Begitu sampai di hadapannya, orang-orang itu segera mengepungnya tanpa ada celah. Dia mengepal erat tangannya, meski akan dihajar, dia juga harus menarik beberapa kambing hitam.
“Kakak! Aku mau satu keranjang ini!”
Saat ini, dia melihat seseorang mengeluarkan setumpuk uang kertas merah dari tas kerja dan langsung dijejalkan ke tangannya.
“Eh?”
Dia bingung, memandang tumpukan uang tebal dan orang itu secara bergantian, “Apa, apa maksudnya ini?” tanyanya dengan bodoh.
“Aduh, Kakak, kami mencarimu dengan susah payah, buah persikmu enak sekali! Aku memberimu uang, tentu saja untuk membeli buah persikmu!” Orang itu merasa lucu melihatnya dan menjelaskan, lalu menjejalkan uang tersebut ke tangan Jones Xu, “Oke, satu keranjang persik ini punyaku! Kalian jangan merebut denganku!”
“Astaga! Jahat sekali kamu!”
“Kak! Ini 1.000 yuan! Cepat ambil!”
“Aku, aku, aku! 500! Aku beli untuk 500 yuan!”
Sebelum Jones Xu sadar kembali, lagi-lagi sekelompok orang datang ke hadapan dia dan berebutan untuk menjejalkan uang padanya.
Dalam waktu beberapa menit, tangan dia sudah penuh dengan uang kertas, dan mereka yang dikira olehnya datang untuk membalas dendam telah beramai-ramai merebut dua keranjang buah persik miliknya.
Segera, dua keranjang buah persik habis tak tersisa, hanya Jones Xu sendiri yang melongo menatap tumpukan tebal uang kertas di tangannya.
Uang ini setidaknya berjumlah 10.000 yuan, sudah melampaui dari hasil yang bisa dijual dua keranjang persik ini.
Jones Xu menggeleng, entah harus ketawa atau menangis, dia sudah cemas sejak tadi dan ternyata mereka datang untuk membeli buah persik dengannya.
“Kalian telah membuatku takut setengah mati.”
“Kakak, sebenarnya kamulah yang membuat kami takut setengah mati! Kami sudah lama mencarimu di pasar, tapi tidak melihatmu. Kami pikir kamu tidak jualan lagi!”
Orang yang mengelilingi Jones Xu adalah pembeli yang pernah membeli buah persiknya kemarin, dan sekarang mengeluh padanya, mengapa pindah tempat jualan.
Dia hanya menggeleng, penjual di sini memang selalu berpindah-pindah tempat, karena tempat paling bagus sudah ditempati orang lebih dulu, jadi apa boleh buat.
“Begini saja, kalian tambahkan Wechatku, nanti biar aku yang mengirim buahnya untuk kalian, bagaimana?”
Entah karena bubuk pembuka spiritual atau yang lain, dia langsung terpikir ide bagus ini.
Sekarang Wechat begitu populer, menggunakan Wechat untuk menjual buah persik, ini pasti lebih praktis daripada harus bangun pagi-pagi setiap hari untuk menggelar dagangan.
“Hei, ini ide bagus!”
“Betul, betul! Dengan begitu, kami juga tidak perlu repot-repot mencari lapak kamu!”
Ide ini segera mendapat persetujuan dari semua orang. Kebanyakan dari mereka diam-diam bolos kerja hanya untuk datang membeli buah persiknya.
Kalau bisa langsung diantar ke tempat tujuan, itu jauh lebih praktis. Jadinya, mereka langsung mengeluarkan ponsel masing-masing dan mulai menambahkan Wechat Jones Xu.
“Oh ya, Kak, apa buah persikmu ini bisa disediakan sekali dalam jumlah banyak? Kami begitu banyak orang, cuma sebanyak itu tidak cukup bagi kami.” keluh seseorang setelah orang-orang hampir selesai menambahkan Wechat.
“Harga mahal berarti langka. Jenis persik ini jarang ditemui, untuk sementara aku juga hanya bisa menyediakan yang ada. Tapi jangan khawatir, aku akan segera menambah pasokan!” Jones Xu menjelaskan.
Buah persik liar yang mengandung tanah surga ini terjual laris manis. Dia telah memutuskan untuk membeli beberapa bibit pohon buah di perusahaan benih buah nanti, untuk menambah persediaan buah lain.
“Perlu tunggu berapa lama?”
“Kakak, begini saja, aku memberimu uang lebih dulu. Kalau buahnya sudah ada, kamu langsung kirim untukku, oke?”
Mereka semua tidak tahu bahwa dengan bantuan tanah surga, buah persik Jones Xu akan tumbuh dengan cepat.
Karena itu, mereka mengira masih akan menunggu lama bagi Jones Xu untuk memiliki persediaan buah yang lebih banyak.
Buah persiknya sangat enak, semakin ke belakang nanti pasti semakin tenar. Sampai saat itu, mungkin tidak akan terbeli meski ada uang.
Daripada seperti itu, lebih baik memberikan uang pada Jones Xu terlebih dahulu agar kebagian buahnya.
Jones Xu tertegun, “Maksud kalian, pesan dulu?” tanya dia.
“Iya! Pesan dulu! Kak, apa pendapatmu dengan ideku?”
“Betul! Pesan dulu! Kakak, aku mau pesan dulu untuk 1.000 yuan!”
Semua orang sepertinya menyetujui ide ini, Jones Xu jadi senang mendengarnya.
Kalau pesan dulu, berarti mereka akan memberikan uang lebih dulu padanya, jika demikian dia bisa segera mengumpulkan 70.000 yuan.
“Eh, apa kalian tidak takut aku akan kabur membawa uang kalian?”
Jones Xu mengerjapkan mata, apakah mereka tidak khawatir dengan hal ini?
Seorang pria berjas mengibaskan tangan, lalu berkata sambil tersenyum, “Kak, jangan bercanda! Buah persikmu begitu laku, menurutku, sehari untung beberapa ribu juga bukan masalah! Apa kamu akan merusak papan namamu hanya karena uang sedikit ini? Kamu tidak sebodoh itu ‘kan?”
“Iya juga.”
Dia tentu mengerti kebenaran ini, hanya saja dia sangat terharu dengan kepercayaan mereka.
Uang mereka ini merupakan bantuan besar baginya.
“Baiklah! Kalau kalian mempercayaiku, aku akan menerima pesanan kalian dulu! Yang pesan hari ini, aku kasih diskon 20%!” katanya sambil tersenyum.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60