Bab 12 Pertemuan Keempat Kali
by Cherry
10:01,Aug 31,2022
“Apa aku salah bicara? Bagaimanapun sudah punya anak, dia juga harus mencari sandaran bukan?” Ucapan Belle Tang memiliki maksud lain, setiap kalimatnya sedang sengaja menusuknya.
Menurutnya, karena hati pria ini tidak ada padanya, maka dia juga tidak akan membiarkan hatinya ada pada wanita lain, terutama Beth Tang.
Wajah Ryan Ye sudah dari tadi tidak ada lagi rasa lembut seperti sebelumnya, digantikan oleh raut wajah yang muram, di tatapannya yang dalam penuh dengan rasa marah, dia melihat sebentar Belle Tang, tanpa bicara berbalik pergi, lalu menutup pintu dengan suara keras.
Jam delapan lebih, langit sudah gelap, terkadang angin dingin berhembus, dua bayangan sedang gemetar.
Di dalam rumah susun yang sederhana, Beth Tang memegang erat tangan kecil Eden, tangannya sedikit dingin.
Ditambah flunya masih belum membaik, juga berada di tempat yang dingin, dia batuk beberapa kali, mempengaruhi hati Beth Tang.
Untungnya di bawah pimpinan pemilik rumah, mereka dengan cepat masuk ke dalam rumah.
Rumah sedikit tua, tidak terlalu luas, namun kebetulan bisa menampung mereka ibu dan anak, perlengkapan sederhana seharusnya tidak masalah dalam menghadapi kehidupan.
Yang terpenting adalah murah.
Bisa menemukan tempat tinggal seperti ini, dia sudah sangat puas.
“Nona Tang, kalian tinggal di sini dulu saja, tunggu besok kami datang tanda tangan kontrak.” Pemilik rumah adalah seorang wanita paruh baya, melihat mereka berdua juga sedikit kasihan, jadi mempermudah mereka.
Seperti ini mereka tinggal di dalam rumah susun sederhana ini, bisa dibilang sudah menetap.
Cuaca sedikit demi sedikit menjadi dingin, di dalam rumah tidak ada peralatan menghangatkan badan, mereka berdua juga hanya bisa menahannya.
Malam hari, Beth Tang memeluk Eden di dalam pelukan, dengan pelan menepuk pundaknya, “Tempat ibu bekerja adalah sebuah rumah sakit besar, tunggu gaji pertama sudah diberikan, kita makan yang lezat bagaimana?”
“Baik.” Eden sudah hampir tertidur, setelah mendengar ucapannya, dia menjawab dengan linglung, “Bailk.”
.........
Pagi hari Beth Tang sudah bangun dari pagi, setelah mengantarkan Eden ke taman kanak-kanak, dia bergegas pergi ke rumah sakit.
Dia megenakan jas dokter, mengikuti di belakang Dokter Kepala, mencaritahu keadaan pasien di kamar rawat, Beth Tang tiba-tiba memiliki perasaan produktif.
Selama ini dia merasa dokter adalah profesi yang paling membanggakan.
Keluar dari kamar rawat, Beth Tang melihat seorang pria tinggi besar berjalan menghampiri, mengenakan jas hitam tanpa kerutan sedikit pun, di belakangnya mengikuti beberapa asisten, sekujur tubuhnya menunjukkan aura dingin dan seperti bangsawan.
Hanya satu kali lihat, dia mengenali pria ini adalah pria yang menyumbangkan darahnya untuk Eden di rumah sakti di hari itu, Myles Qin.
Tatapannya terlalu langsung, pria itu juga memalingkan tatapan, tatapan mereka bertemu, Myles Qin tetap tanpa ekspresi, dalam tatapannya tidak banyak emosi.
“Tuan Qin.” Beth Tang yang menyapa duluan, sedikit terkejut.
Myles Qin dengan sopan mengangguk, menurunkan tatapan menatap tanda pengenal di dadanya, “Nona Tang.”
Setelah berhenti sejenak, dia berbalik pergi.
Asistennya mengikuti di belakang, setelah berjalan jauh bertanya pelan : “CEO Qin tidak kenal dengannya, kenapa mengaturnya bekerja di rumah sakit?”
Selesai bicara, tatapan Myles Qin menatap acuh, dia segera menundukkan kepala, perlahan berkata : “Aku percaya ilmu medisnya.”
Dokter kepala menatap ke arah Beth Tang dengan sedikit bingung, “Kamu kenal dengan CEO Qin?”
“Tidak, hanya bertemu beberapa kali.” Di wajah Beth Tang juga muncul ekspresi tidak mengerti, “Dia siapa?”
“CEO Qin adalah bos rumah sakit ini, hari ini datang inspeksi.” Dokter Kepala juga bicara singkat sebentar, lalu buru-buru membawanya pergi ke kamar rawat lain.
Saat sibuk sampai sore hari, Beth Tang baru kembali ke kantor, dia menuangkan segelas air, setelah minum seteguk, dia buru-buru membuka ponsel, sebuah pesan terlihat olehnya.
“Anak kelas tiga, matematika, setiap malam jam tujuh, satu jam 50 RMB.”
Beth Tang tidak ragu sedikitpun, dengan cepat mengetik kata “Baik” di bilah edit.
Terdengar suara “Ding dong”, dengan cepat ada alamat yang dikirim.
Setelah meletakkan ponsel, dia menghela napas panjang.
Sekarang dia sangat memerlukan uang, sewa kamar, mengantarkan Eden ke taman kanak-kanak, makan, pakaian, tempat tinggal, semuanya memerlukan uang, dia juga hanya bisa mencari pekerjaan kedua untuk mempertahankan semuanya.
Waktu sehari sehari berlalu, Beth Tang setiap hari melewati hidup pergi pagi pulang malam.
Masuk cuaca dingin, muncul luka di sepasang tangannya yang indah, walaupun begitu, dia tidak lengah sedikit pun pada Eden, mengerahkan usaha terkerasnya agar anaknya bisa makan dan berpakaian dengan baik, saat di sekolah, selalu akan menemaninya membuat mainan bersama.
Yang bisa diberikan pada anak, Beth Tang akan mengerahkan seluruh tenaga.
......
Dua pekerjaan bagaimanapun membuat Beth Tang sedikit kewalahan, setelah sekali lagi kembali dari selesai memberi les paruh waktu, dia terkena flu.
Badannya terasa tidak enak, bahkan saat bekerja di hari kedua terlihat lemas.
“Beth, kamu pergi amati pasien di ruang rawat nomor 302.” Dokter Kepala juga menyadari ada yang tidak beres padanya, beberapa kali membujuknya untuk istirahat baik-baik, memberinya pekerjaan yang mudah.
Beth Tang berterima kasih, mengambil buku catatan berjalan keluar dari kantor.
Menunduk berjalan cepat sdampai di belokan, dia seketika menabrak seseorang.
“Maaf.” Dia mengangkat kepala dengan meminta maaf, namun saat tatapannya terjatuh pada sepasang mata yang dalam, dia tertegun, “Tuan Qin.”
Bibir tipis Myles Qing mengatup, ekspresinya tidak segalak sebelumnya, kelihatannya lebih lembut, dia sedikit mengangguk, “Tidak disangka sungguh berjodoh dengan Nona Tang.”
Bila dihitung ini seharusnya pertemuan mereka yang keempat kali.
“Bagaimana dengan anakmu?” Dia bertanya datar.
Beth Tang menundukkan mata, “Keadaan anak sudah stabil, omong-omong aku belum berterima kasih padamu, tunggu ada waktu, aku ingin mentraktir Tuan Qin makan.”
Bicara sampai terakhir, suaranya sedikit pelan.
Sebelumnya Beth Tang merasakan pria ini bukan orang biasa, selanjutnya baru tahu ternyata bos rumah sakit, seorang CEO bagaimana mungkin menyukai makananya, saat mengucapkan ucapan ini, dia merasa sedikit mencari malu sendiri.
Ekspresinya sedikit canggung, dengan erat memeluk dokumen di dalam dekapannya, menjelaskan berkata : “Hanya ingin menyatakan rasa terima kasih saja.”
Mata Myles Qin yang hitam menatap lekat dirinya, ini kedua kalinya dia berkata akan mentraktirnya makan menunjukkan rasa terima kasih, ekspresinya begitu sungguh-sungguh, bahkan terlihat sedikit menggemaskan, membuat orang tidak dapat menebak dia sebenarnya orang seperti apa.
Namun dengan cepat tatapannya terjatuh pada tangannya yang memegang dokumen.
Luka kulit yang merah-merah menutupi seluruh tangannya, kelihatannya sangat mengerikan, juga membuat orang merasa kasihan.
“Beberapa waktu ini bagaimana kabarmu?” Tiba-tiba, ucapan ini keluar dari mulutnya, bahkan Myles Qin sendiri merasa terkejut.
Sejak kapan dia begitu perhatian pada seorang wanita?
Menurutnya, karena hati pria ini tidak ada padanya, maka dia juga tidak akan membiarkan hatinya ada pada wanita lain, terutama Beth Tang.
Wajah Ryan Ye sudah dari tadi tidak ada lagi rasa lembut seperti sebelumnya, digantikan oleh raut wajah yang muram, di tatapannya yang dalam penuh dengan rasa marah, dia melihat sebentar Belle Tang, tanpa bicara berbalik pergi, lalu menutup pintu dengan suara keras.
Jam delapan lebih, langit sudah gelap, terkadang angin dingin berhembus, dua bayangan sedang gemetar.
Di dalam rumah susun yang sederhana, Beth Tang memegang erat tangan kecil Eden, tangannya sedikit dingin.
Ditambah flunya masih belum membaik, juga berada di tempat yang dingin, dia batuk beberapa kali, mempengaruhi hati Beth Tang.
Untungnya di bawah pimpinan pemilik rumah, mereka dengan cepat masuk ke dalam rumah.
Rumah sedikit tua, tidak terlalu luas, namun kebetulan bisa menampung mereka ibu dan anak, perlengkapan sederhana seharusnya tidak masalah dalam menghadapi kehidupan.
Yang terpenting adalah murah.
Bisa menemukan tempat tinggal seperti ini, dia sudah sangat puas.
“Nona Tang, kalian tinggal di sini dulu saja, tunggu besok kami datang tanda tangan kontrak.” Pemilik rumah adalah seorang wanita paruh baya, melihat mereka berdua juga sedikit kasihan, jadi mempermudah mereka.
Seperti ini mereka tinggal di dalam rumah susun sederhana ini, bisa dibilang sudah menetap.
Cuaca sedikit demi sedikit menjadi dingin, di dalam rumah tidak ada peralatan menghangatkan badan, mereka berdua juga hanya bisa menahannya.
Malam hari, Beth Tang memeluk Eden di dalam pelukan, dengan pelan menepuk pundaknya, “Tempat ibu bekerja adalah sebuah rumah sakit besar, tunggu gaji pertama sudah diberikan, kita makan yang lezat bagaimana?”
“Baik.” Eden sudah hampir tertidur, setelah mendengar ucapannya, dia menjawab dengan linglung, “Bailk.”
.........
Pagi hari Beth Tang sudah bangun dari pagi, setelah mengantarkan Eden ke taman kanak-kanak, dia bergegas pergi ke rumah sakit.
Dia megenakan jas dokter, mengikuti di belakang Dokter Kepala, mencaritahu keadaan pasien di kamar rawat, Beth Tang tiba-tiba memiliki perasaan produktif.
Selama ini dia merasa dokter adalah profesi yang paling membanggakan.
Keluar dari kamar rawat, Beth Tang melihat seorang pria tinggi besar berjalan menghampiri, mengenakan jas hitam tanpa kerutan sedikit pun, di belakangnya mengikuti beberapa asisten, sekujur tubuhnya menunjukkan aura dingin dan seperti bangsawan.
Hanya satu kali lihat, dia mengenali pria ini adalah pria yang menyumbangkan darahnya untuk Eden di rumah sakti di hari itu, Myles Qin.
Tatapannya terlalu langsung, pria itu juga memalingkan tatapan, tatapan mereka bertemu, Myles Qin tetap tanpa ekspresi, dalam tatapannya tidak banyak emosi.
“Tuan Qin.” Beth Tang yang menyapa duluan, sedikit terkejut.
Myles Qin dengan sopan mengangguk, menurunkan tatapan menatap tanda pengenal di dadanya, “Nona Tang.”
Setelah berhenti sejenak, dia berbalik pergi.
Asistennya mengikuti di belakang, setelah berjalan jauh bertanya pelan : “CEO Qin tidak kenal dengannya, kenapa mengaturnya bekerja di rumah sakit?”
Selesai bicara, tatapan Myles Qin menatap acuh, dia segera menundukkan kepala, perlahan berkata : “Aku percaya ilmu medisnya.”
Dokter kepala menatap ke arah Beth Tang dengan sedikit bingung, “Kamu kenal dengan CEO Qin?”
“Tidak, hanya bertemu beberapa kali.” Di wajah Beth Tang juga muncul ekspresi tidak mengerti, “Dia siapa?”
“CEO Qin adalah bos rumah sakit ini, hari ini datang inspeksi.” Dokter Kepala juga bicara singkat sebentar, lalu buru-buru membawanya pergi ke kamar rawat lain.
Saat sibuk sampai sore hari, Beth Tang baru kembali ke kantor, dia menuangkan segelas air, setelah minum seteguk, dia buru-buru membuka ponsel, sebuah pesan terlihat olehnya.
“Anak kelas tiga, matematika, setiap malam jam tujuh, satu jam 50 RMB.”
Beth Tang tidak ragu sedikitpun, dengan cepat mengetik kata “Baik” di bilah edit.
Terdengar suara “Ding dong”, dengan cepat ada alamat yang dikirim.
Setelah meletakkan ponsel, dia menghela napas panjang.
Sekarang dia sangat memerlukan uang, sewa kamar, mengantarkan Eden ke taman kanak-kanak, makan, pakaian, tempat tinggal, semuanya memerlukan uang, dia juga hanya bisa mencari pekerjaan kedua untuk mempertahankan semuanya.
Waktu sehari sehari berlalu, Beth Tang setiap hari melewati hidup pergi pagi pulang malam.
Masuk cuaca dingin, muncul luka di sepasang tangannya yang indah, walaupun begitu, dia tidak lengah sedikit pun pada Eden, mengerahkan usaha terkerasnya agar anaknya bisa makan dan berpakaian dengan baik, saat di sekolah, selalu akan menemaninya membuat mainan bersama.
Yang bisa diberikan pada anak, Beth Tang akan mengerahkan seluruh tenaga.
......
Dua pekerjaan bagaimanapun membuat Beth Tang sedikit kewalahan, setelah sekali lagi kembali dari selesai memberi les paruh waktu, dia terkena flu.
Badannya terasa tidak enak, bahkan saat bekerja di hari kedua terlihat lemas.
“Beth, kamu pergi amati pasien di ruang rawat nomor 302.” Dokter Kepala juga menyadari ada yang tidak beres padanya, beberapa kali membujuknya untuk istirahat baik-baik, memberinya pekerjaan yang mudah.
Beth Tang berterima kasih, mengambil buku catatan berjalan keluar dari kantor.
Menunduk berjalan cepat sdampai di belokan, dia seketika menabrak seseorang.
“Maaf.” Dia mengangkat kepala dengan meminta maaf, namun saat tatapannya terjatuh pada sepasang mata yang dalam, dia tertegun, “Tuan Qin.”
Bibir tipis Myles Qing mengatup, ekspresinya tidak segalak sebelumnya, kelihatannya lebih lembut, dia sedikit mengangguk, “Tidak disangka sungguh berjodoh dengan Nona Tang.”
Bila dihitung ini seharusnya pertemuan mereka yang keempat kali.
“Bagaimana dengan anakmu?” Dia bertanya datar.
Beth Tang menundukkan mata, “Keadaan anak sudah stabil, omong-omong aku belum berterima kasih padamu, tunggu ada waktu, aku ingin mentraktir Tuan Qin makan.”
Bicara sampai terakhir, suaranya sedikit pelan.
Sebelumnya Beth Tang merasakan pria ini bukan orang biasa, selanjutnya baru tahu ternyata bos rumah sakit, seorang CEO bagaimana mungkin menyukai makananya, saat mengucapkan ucapan ini, dia merasa sedikit mencari malu sendiri.
Ekspresinya sedikit canggung, dengan erat memeluk dokumen di dalam dekapannya, menjelaskan berkata : “Hanya ingin menyatakan rasa terima kasih saja.”
Mata Myles Qin yang hitam menatap lekat dirinya, ini kedua kalinya dia berkata akan mentraktirnya makan menunjukkan rasa terima kasih, ekspresinya begitu sungguh-sungguh, bahkan terlihat sedikit menggemaskan, membuat orang tidak dapat menebak dia sebenarnya orang seperti apa.
Namun dengan cepat tatapannya terjatuh pada tangannya yang memegang dokumen.
Luka kulit yang merah-merah menutupi seluruh tangannya, kelihatannya sangat mengerikan, juga membuat orang merasa kasihan.
“Beberapa waktu ini bagaimana kabarmu?” Tiba-tiba, ucapan ini keluar dari mulutnya, bahkan Myles Qin sendiri merasa terkejut.
Sejak kapan dia begitu perhatian pada seorang wanita?
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved